• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. PEMBIN4AN ORANG TUA 1. Pengertian Pembinaan

1. Sifat-Sifat Anak

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia melewati

beberapa fase. Fase atau masa tersebut adalah:

a. Masa Vitat

Masa vital adalah masa dimana anak berusia kira-kira 0

sampai 2 tahun. Ini adalah masa awal kehidupan yang menjadi dasar

penting (vital) bagi kelanjutan hidup jasmani dan rohani anak, bagi

orang tua sebaiknya senantiasa memperhatikan kebutuhan jasmani

Ibid., him. 14-15.

yang memadai; seperti air susu, makanan tambahan yang bergizi dan lingkungan kebendaan yang cukup. Demikian pul kasih sayang dari kedua orang tua tidak boleh c upakan. Sedang pendidikan yang sudah bisa diberikan antara lain aculah “latihan hidup secara teratur”, b. Masa Estetis

Secara harfiah estetis memiliki arti indah, namun jelas pada masa ini anak mengalami perkembangan panca indera (peka), munculnya gejala kenakalan yang sering disebut Kemratu-rat (Jawa).

Anak memasuki masa ini ketika berumur 2 sampai 7 tahun.

Hal im timbul karena perkembangan bahasa mereka mengalami kemajuan yang pesat, maka sampailah pada taraf pengenalan dirinya sendiri sebagai subjek, ia sadar bahwa ia juga seperti orang iain (dewasa) maka ia boleh melakukan sesuatu, dan memang dorongan ingin tahu dan ingin merasakan untuk memperoieh pengalaman sudah cukup kuat. Saat-saat seperti ini, bagiaman dan apa yang harus kita perbuat?

Hasil Pen\elidikan Lew i r., \lueler dan Watson mengatakan bahwa "anak yang dididik dengan cara otoriter oleh orang tuanya akan mempunyai sikap mengur.ggu (passivitet) mudah putus asa, kurang inisatif, takut-takutan". Tapi kenyataan sehari-hari juga menunjukkan bahwa anak yang dibebaskan berakhir dengan tidak mampu mengenal nilai-nilai, maka yang bijaksana adalah perlakuan sedang, tidak ekstrim memanjakan dan juga tidak ekstrim menekan.

40

Dalam hal ini, bimbingan dan pembinaan dari orang tua harus dilakukan dengan hati-hati,

c. Masa Intelektual

Ketika anak berumur 7 sampai 13 tahun, mereka memasuki masa intelektual. Pada masa ini anak telah matang untuk masuk Sekolah Dasar, dengan ciri umum mereka lebih mudah dididik daripada masa sebelumnya. Secara garis besarnya bisa dibagi menjadi 2 tahap yaitu masa awal Sekolah Dasar, yaitu ketika berumur 6 sampai 9 tahun, kemudian masa akhir Sekolah Dasar, yaitu berumur 9 sampai 13 tahun.

Sifat-sifat anak pada masa awal antara lain adalah sebagai berikut:

1) adanya korelasi tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah

2) sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan >ang tradisional

3) suka membandingkan dirinya dengan orang lain 4) anak menghendaki nilai-nilai (angka)

sedangkan sifat-sifat yang dimiliki anak pada masa akhir

Sekolah Dasar adalah:

1) mempunyai perhatian terhadap kehidupan praktis sehari-hari 2) amat realistis, ingin tahu, ingin belajar

3) telah mempunyai minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus

4) membutuhkan bantuan guru dan orang tua 5) senang membentuk kelompok sebaya

bagi orang dewasa (orang tua) yang mengerti dan memahami sifat-sifat anak seperti di atas maka sebaiknya berusaha menyediakan kebutuhan tisik yang memadai karena akan sangat membantu terhadap prestasi mereka. Prestasi anak akan meningkat apabila anak diberi makanan yang bernilai gizi tinggi. Diberikan pakaian yang bagus dan juga mainan-mainan yang mendidik kecerdasan. Guru harus memberikan motivasi yang kuat, memberi nilai, dan penghargaan yang bersifat mendidik pula.

Selain itu orang tua juga harus memberikan lingkungan yang realistis dan segar serta mulai menanamkan norma-norma, nilai-nilai dan sikap yang berhubungan dengan sosial etika dan religius. Masa intelektual ini diakhiri dengan masa yang disebut masa pueral

dengan dua sifat yang menonojol yaitu ingin berkuasa dan ekstrovet. Sifat ini menjelma menjadi aneka ragam aktivitas antara lain:

1) Mempunyai cita-cita menjadi orang besar, orang kuat

2) Mereka lebih mementingkan hal-hal yang berhubungan dengan kelompok sebaya

3) Menuntut perbuatan adil dari guru terutama masalah nilai atauhadiah dan hukuman

42

4) Senang ke tempat-tempat yang belum dikenal, serta senang membaca buku avontur (cerita pengalaman hebat)

Dalam hal ini, orang tua dan guru harus menyalurkan mereka misalnya study tour, berkemah, sosiodrama, kerja sosial,

d. Masa Remaja

Masa remaja adalah masa sulit, masa fakim, masa goncang dan masih banyak lagi nama yang diberikan oleh para ahli. Masa ini kira-kira ketika anak berusia 13 atau 14 samapi 20 atau 21 tahun Secara umum remaja mula-mula tidak mau memakai pedoman hidup dan sikap atau pedoman hidup yang baru, hal inilah yang menyebabkan kegoncangan. Kadang-kadang juga karena pedoman yang sudah dimiliki berbda dengan yang baru ia temui. Hasil penelitian Dr. Zakiah menunjukkan bahwa kebimbangan remaja tentang nilai-nilai timbul ketika mereka bandingkan dengan yang mereka pelajari di sekolah. Karena mereka bimbang kadang-kadang lalu yang lama ditinggalkan dan yang baru sedang dipertimbangkan.

Secara bagan proses penemuan nilai-nilai hidup para remaja adalah sebagai berikut:

1) Masa fakim pedoman, lalu mencari 2) Masa identifikasi nilai

3) Masa pemilihan nilai dan pengujian

Mula-mula setelah menanggalkan pedoman hidup masa kanak-kanaknya mereka mengalami masa fakim, lalu mereka mulai

merindukan dan mencari nilai-nilai meskipun seringkali si remaja tidak tahu tentang nilai apa yang sedang mereka cari.

Selanjutnya obyek yang didari sudah mulai jelas yaitu pribadi-pribadi pendukung nilai, mereka mengagumi dan aktif meniru. Fase berikutnya si remaja sudah dapat menghargai nilai-nilai itu sendiri sebagai sesuatu yang abstrak lepas dari pribadi pendukungnya. Saat ini pula si remaja mulai memilih nilai-nilai dan mengujinya dalam kehidupan nyata.

Dalam hal ini, orang tua, guru dan orang-orang yang dihormati harus mengambil sikap sebagai berikut:

1) Orang dewasa (orang tua, tokoh masyarakat, dan guru) sebagai pendukung nilai sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan penentuan nilai-nilai harus bertingkah laku sesuai dengan norma- norma yang baik.

2) Pendidik sebaiknya lebih bersifat membimbing, mencairkan alternatif dan tidak otoriter

3) Jalinan antara orang tua dengan pendidik formal di sekolah harus ditingkatkan hingga memungkinkan mengambil langkah yang serasi dan saling menukar informasi.

4) Penanaman norma-norma harus logis disertai contoh-contoh nyata, dalam hal ini Dr. Zakivah Dardjat menyatakan “kepada remaja kita harus menunjukkan sikap mengerti dan memahami

44

kegoncangan dan perkembangan yang sedang mereka lalui, disertai pula dengan arti dan manfaat agama itu bagi mereka.30

1. foiktor-Faktof yang Metnpengaruhi Pertumbuhan dan

Perkembangan

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Kedua faktor tersebut adalah heredit dan lingkungan. Hasil penelitian dari H. Thomar pada tahun 1957 dan HH. Goddard pada tahun 1914 menunjukkan bahwa “ ...faktor Hereditet dan Lingkungan memang sama pentingnya”31, warisan faktor hereditas (genentis) dari orang dewasa bisa berkembang maksimal apabila ada lingkungan yang mendukung.

Hereditas adalah faktor pembawaan yang dibawa sejak lahir yang berupa kecenderungan seseorang untuk tumbuh dan berkembang mengikuti pola-pola tertentu. Hereditas terdapat pada sel-sel benih, sehingga genes sebagai pembawa sifat hereditas. Kecenderungan ini dapat berupa fisik seperti berbadan gemuk, tinggi, berambut lurus dan sebagainya. Dapat pula berupa kecenderungan psikis seperti pendiam, lincah, pandai dan sebaginya.

Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi individu dalam hidupnya. Lingkungan dapat berupa lingkungan fisik berupa kondisi rumah, gizi, kesehatan lingkungan, kebersihan, atau

30 Mustaqim, Op.Cit., him. 16-22. 31 Ibid., him. 29.

lingkungan psikis berupa faktor kebudayaan, sikap, keyakinan, dan nilai- nilai yang dianut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa -faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas perkembangan anak ditentukan oleh faktor intern yaitu yang berasal dari individu itu sendiri dan faktor ekstern yaitu lingkungan.

B A B m

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Keadaan Umum Desa Kaliyoso 1. Sejarah Singkat Desa Kaliyoso

Asal mula Desa Kaliyoso titiak dapat diketahui secara pasti. Tidak terdapat bukti-bukti berupa dokumen yang dapat penulis peroleh. Dari hasil wawancara antara penulis dengan salah satu tokoh desa setempat, penulis memperoleh sedikit informasi mengenai asal mula nama Kaliyoso.

Kaliyoso berasal dari bahasa Jawa yaitu kali (sungai) dan yoso

(buatan). Sehingga secara harfiah, kaliyoso berarti sungai (jawa: kali) yang dibuat di sekitar desa tersebut. Menurut keterangan dari sumber tersebut, pada jaman dahulu, sungai di desa ini yang terletak di kaliyoso kidul yang menjadi inti sejarah kaliyoso ini. Sungai tersebut bernama kali bodri. Dari sungai itu dibuat pengairan ke kota-kota. Pengairan itu melewati desa-desa di sekitar kali bodri. Air tersebut kemudian mengalir pada suatu perkampungan yang lalu diberi nama kaliyoso.1

2. Letak Geografis Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kota

Salatiga

Desa Kaliyoso adalah sebuah Desa di Kelurahan Kutowinangun Kota Salatiga. Jarak dari Kecamatan adalah kurang lebih 5 km. sedangkan dari

1 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Kutowinangun dan sesepuh Desa Kaliyoso pada tanggal 20 Juni 2008

Kotamadya kurang lebih 3 km. Batas-batas wilayah Desa Kaliyoso adalah sebagai berikut:

a) Batas sebelah barat adalah Kelurahan Ka'icacing b) Batas sebelah timur adalah Desa Nangguiun

c) Batas sebelah utara adalah Desa Pancuran dan Desa Ngentak

d) Batas sebelah selatan adalah Kelurahan Gendongan.2 9

3. Data Keadaan Penduduk Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun

Dokumen terkait