P E M B IN A A N 0 R 4 N G T U A P E N G A R U H N Y A
T E R H A D A P A K H L A K R E M A J A D I D E S A
K A L IY O S O K E L U R A H A N K U T O W i N A N G U N
K E C A M A T A N T I N G K I R K O T A S A L A T IG A
T A H U N 2008
Diajukan Guna Memenuhi l ugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh:
M i . ' S T I K O W A T !
M M . I 1406016
J U K I S A N T A R B I Y A H
P R O G R A M S T U D I P U N D I D I K A N A G A M A I S L A M S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N KG U RI ( S T A I N )
N O T A PE M B IM B IN G
Salatiga, 04 Agustus 2008
Lamp : 3 ( Tiga ) naskah
Hal : Pengajuan naskah skripsi
Yth. Kcliia STAIN Salaliga
Di Salatiga
Assalamu'alaikum WR. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :
Nama : Mustikowati
NIM : 11406016
Program Studi: Pendidikan Agama Islam
Judul : P E M B IN A A N O R A N G TU A PEN G A R U H N Y A
T E R H A D A P A K H LA K R E M A JA D I D ESA K A L IY O SO
K E L U R A H A N K U TO W IN A N G U N K ECA M A TA N
T IN G K IR KOTA SALATIGA TA H U N 2008 Untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi
Demikian harap menjadi periksa.
Wassalamu'alaikum WR. Wb.
Pembimbing
Drs. M asykurm inan
ii
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No.2 Telepon (0298)323706,323433, Faks. 3234333 Kode Pos 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
: PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA
TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO
KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN
TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008
Nama : Mustikowati
NIM : 11406016
Program Study Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 23 Agustus 2008
Dewan Penguji,
Nama : Mustikowati
NIM : 11406016
Judul Skripsi : PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP
AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN
KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA
SALATIGA TAHUN 2008
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya serahkan ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-
ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan,
maka gelar dan ijazah yang diberikan oleh SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI (STAIN) Salatiga batal saya terima.
Salatiga, 08 Agustus 2008
MOTTO
“TIADA HARI BERLALU TANPA BERTAMBAHNYA
1. Ayah dan Ibuku tercinta utas segala kasih sayang dan bimbingan serta doa
mereka.
2. Suamiku tercinta, Saryo Utomo yang tanpa henti memberikan dukungan
dan kasih sayang
3. Putra-putriku, buah hati tercinta yang menjadi semangatku
4. Rekan-rekan guru di MTs Al-Manar Bener Tengaran, Semarang
A B STR A K
PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008
M UStlK O W A TI: NIM. 11406016, Program Studi SI PAI STAIN Salatiga
Agama adalah hak asasi manusia yang paling asasi sekaligus juga merupakan kebutuhan ruhaniyah pokok setiap manusia. Di setiap peradaban manusia yang terbentuk, sejarah mencatat, bahwa selalu ada praktek keberagamaan yahg menyertai setiap perkembangan kebudayaan menjadi peradaban, peranan orang tua sangatlah penting dalam membentuk pondasi yang kuat terhadap terbentuknya pribadi anak hingga menginjak masa remaja. Pendidikan agama merupakan uhsur terpenting dalam pembentukan mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan secara intensif di rumah tangga. Biasanya orang tua yartg mempunyai tingkat keagamaan yang tinggi, akan lebih memperhdtlkan kebutuhan pendidikan anaknya dan akhirnya akan membimbing anak-anaknya, pembinaan orang tua adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif oleh ayah dan ibu kandung, orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli dan orang yang disegani di kampung, untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Akhlak remaja adalah budi pekerti dan perilaku remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun tahun 2008. Selain itu juga untuk mengetahui pembinaan orang tua dan akhlak siswa di desa tersebut serta mencari cara bagaimana mendidik remaja agar berakhlak yang benar. Hipotesis yang penulis ajukan adalah ada hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun 2008. Populasi penelitian adalah 4.053 jiwa dan jumlah KK 450 jiwa. Sampel yang diambil 10% yaitu sebanyak 50 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling. Hasil analisis data kusioner menunjukkan bahwa tingkat pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso adalah baik. Pengolahan data dari pembinaan orang tua dan akhlak remaja menghasilkan nilai rxy = 0,849. Sedangkan nilai r, untuk taraf signifikansi 5% dan 1% berturut-turut adalah 0,279 dan 0,361. Karena rxy > r, maka terbukti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara pembinaan orang tua terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso tahun 2008. Berarti hipotesis penulis diterima.
Kata kunci: pembinaan, keteladanan, orang tua, akhlak, remaja
Puji syukur, alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Hanya karena kemurahan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa penulis persembahkan kepada junjungan kita,
nabi agung Muhammad SAW, nabi dengan akhlak terbaik yang dapat mensyafaati
umatnya di yaumul kiyamah. Semoga kita tergolong umat beliau yang mendapat
syafaat. Amiin.
Dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademik guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga, maka penulis mengajukan skripsi yang beijudul
"PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK
REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN
KECAMATAN T1NGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008”.
Selesainya penyusunan skripsi ini merupakan buah dari bantuan berbagai
pihak. Penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari
pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Pada kesempatanini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan sekalian alam
2. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi
Agama i slam Negeri Salatiga, beserta jajaran staf.
3. Bapak Drs. H. Sa'adi, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Isiam Negeri Salatiga, beserta Jajaran dan Staf tingkat
Jurusan.
4. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku ketua Progdi Ekstensi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Saiatiga beserta staf.
5. Drs. Masykurminan, selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis selama studi.
6. Dosen-dosen Jurusan Tarbiyah yang telah memberikan penulis ilmu
dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Seluruh insan
pendidikan Islattl di tanah air. Amiih.
Wassalamu’alailcum Wr. IVb
Salatiga, 08 Agustus 2008
Penulis
N O tA PEMBIMBING... ii
PEN GESA ltA N ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN S K k lR si... iv
M d + f O ... V i*£ftsiEMBAHAN... vi
a Rs t iLu c ... vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR IS I... x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAM BAR... xiv
DAFTAR LA M PIR A N ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Penegasan Istilah... 5
C. Pokok M asalah... 8
D. Tujuan Penelitian... 9
E. H ipotesis... 9
F. Metode Penelitian... 10
G. Teknik Pengumpulan D ata... 11
H. Analisis Data... 12
I. Sistematika Skripsi... 14
BABU LANDASAN TEORI A. Pembinaan Orang Tua... 16
1. Pengertian Pembinaan... 16
2. Pengertian Orang Tua... 19
3. Pentingnya Pembinaan yang flaik... 20
B. Akhlak... 26
1. Pengertian Akhlak... 26
2. Tujuan Akhlak... 26
3. Urgensi Akhlak... 27
4. Pembagian Akhlak... 31
5. Indikator Akhlak Remaja... 36
C. A nak... 37
1. Sifat Anak... 38
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan... 44
BAB m LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Kaliyoso... 46
1. Sejarah Singkat Desa Kaliyoso... 46
2. Letak Geografis Desa Kaliyoso... 46
3. Data Keadaan Penduduk Desa Kaliyoso... 47
4. Struktur Organsiasi... 48
5. Kegiatan-Kegiatan... 49
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan... 55
B. Analisis Uji Hipotesis... 58
C. Analisis Lanjut... 61
1. Pembinaan Orang Tua di Desa Kaliyoso Kelurahan
Kutowinangun Kecamatan Tingkir... 61
2. Akhlak Remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun
Kecamatan Tingkir... 63
3. Pembinaan Orang Tua terhadap Akhlak Remaja di Desa
Kaliyoso Kecamatan Tingkir... 64
feABV PENUTUP
A. Kesimpulan... 66
B. Saran-Saran... 67
C. Penutup... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DA FT A R T A B E L
Tabel 1. Tabel Keagamaan Pendudu!: Desa Kaliyoso Tahun 2008
Tabel 2 Data Pembinaan Orang Tua di Desa Kaliyoso
Tabel 3 Data Akhlak Remaja di Desa Kaliyoso
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pembinaan Orartg Tua
Tabel 5 DlstribUsi Frekuensi Akhlak Rehiaja
Tabel 6 Tabel Reija Koefisien korelasi Antara Variabel X dan Y
Tabel 7 Tihgkat Penibinaan btang ttia
Tabel 8 Tingkat Akhlak Rettiaja dl Bbsa Kaliyoso
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ! Angket Untuk Orang Tua
Lampiran 2 Angket Untuk Remaja
Lampiran 3 Tabulasi Data Kuesioner Untuk Variabel X
Lampiran 4 Tabulasi Data Kuesioner Untuk Variabel Y
Lampiran 5 Koding Data Kuesioner Variabel X
Lampiran 6 Koding Data Kuesioner Variabel Y
Lampiran 7 Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y
Lampiran 8 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X
Lampiran 9 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y
Lampiran 10 Statistik Deskriptif Variabel X dan Y
Lampiran 11 Perhitungan Korelasi antara Variabel X dan Y
Lampiran 12 Uji Hipotesis
Lampiran 13 Perhitungan Tinggi Rendah Pembinaan Orang Tua
Lampiran 14 Perhitungan Tinggi Rendah Akhlak Remaja
Lampiran 15 Tabel Value o f r Product Moment
Lampiran 16 Tabel Nilai t
A. L atar Belakang Masalah
Agama adalah hak asasi manusia yang paling asasi sekaligus juga
merupakan kebutuhan ruhaniyah pokok setiap manusia. Di setiap peradaban
manusia yang terbentuk, sejarah mencatat, bahwa selalu ada praktek
keberagamaan yang menyertai setiap perkembangan kebudayaan menjadi
peradaban. Jika makan adalah kebutuhan pokok bagi fisik manusia, maka
agama adalah kebutuhan pokok bagi jiwa manusia.
Seperti yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW,
( - l a - J e l j j ^ C H ») Laj]
Artinya: Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti) (H.R. Ahmad).1
Maka jelas bahwa kerosulan beliau bertujuan untuk menyempurnakan
akhlak manusia maka Islam adalah agama yang sangat menekankan
pentingnya pendidikan akhlak. Kebutuhan terhadap pendidikan tersebut bukan
sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi,
melainkan juga mengerahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut
kepada pola hidup yang dihajatkan manusia dalam bidang duniawiyah dan
keharmonisan. Oleh karena itu dalam apa yang disebut “keharusan 1
2
pendidikan” itu sebenarnya mengandung aspek paedagogis, psikologis, sosiologis dan kultural dan aspek fisiologis.2
Disinilah peran lembaga pendidikan sangatlah penting. Karena manusia selalu belajar sejak lahir hingga mati, sadar ataupun secara tidak
sadar. Masa remaja adalah masa sulit, masa fakim, masa goncang dan masih
banyak lagi nama yang diberikan oieh para ahli.3 Masa ini memerlukan
perhatian yang lebih agar generasi muda dapat menjadi tumpuan bangsa di
masa mendatang.
Remaja yang mengalami kegoncangan akan menghasilkan generasi
muda yang lemah. Secara umum, remaja mula-mula tidak mau memakai
pedoman hidup dan sikap atau pedoman hidup yang baru, hal inilah yang
menyebabkan kegoncangan. Kadang-kadang juga karena pedoman yang
sudah dimiliki berbeda dengan yang baru ia temui. Hasil penelitian Dr. Zakiah
menunjukkan bahwa kelambangan remaja tentang nilai-nilai timbul ketika
mereka bandingkan dengan yang mereka pelajari di sekolah. Karena mereka
bimbang kadang-kadang lalu yang lama ditinggalkan dan yang baru sedang
dipertimbangkan.4
Pada masa ini remaja perlu dibimbing oleh orang tua. Bimbingan
orang tua dapat berupa nasihat, teladan dan teguran sewaktu remaja
melakukan kesalahan. Nasihat dengan kata-kata harus diberikan dengan
lembut dan tidak menggurui, disinilah orang tua juga harus berperan sebagai
2 M. Arifin. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam. Bulan Bintang, Jakarta. 1977, him. 21-23.
3Mustaaim. Psikologi Pendidikan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, him.20.
sahabat. Sedangkan teladan sangat perlu diberikan karena remaja senang mencontoh perilaku. Bimbingan berupa teguran berlaku sebagai alat kontrol,
seperti hukuman bagi orang yang salah, sehingga mereka tahu bahwa mereka
salah dan harus berani menanggung konsekwensinya. Bimbingan tersebut
harus dilakukan oleh orang tua kandung maupun guru.
Faktor keteladanan orang tua tidak dapat dikesampingkan. Hal ini
karena keteladanan merupakan masalah utama karena manusia belajar dengan
meneladani. Disamping hal itu, proses pembelajaran sesungguhnya berawal
dari keluarga. Orang tua adalah teladan pertama dan paling utama bagi anak
dalam hidupnya. Orang tua adalah peletak dasar-dasar kepribadian seorang
anak. Apabila bimbingan dan keteladanan yang dilakukan orang tua tidak
sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu juga akan ditiru oleh anak. Dalam hal
ini, Dr. Zakiyah Daradjat mengatakan, “Orang tua adalah pembina dalam
kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka
merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sedikitnya
masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.5
Pada bagian ini, peranan orang tua sangatlah penting dalam
membentuk pondasi yang kuat terhadap terbentuknya pribadi anak hingga
menginjak masa remaja. Diperlukan keteladanan yang hati-hati dari orang tua,
karena apabila salah, maka tidak hanya kepribadian anak akan menjadi salah
bentuk, namun kepribadian masa remajanya juga akan menjadi lebih salah
lagi. Pada bagian ini pulalah, pendidikan Agama mengambil peranan yang
4
amat mendasar. Yaitu menunjukkan, membimbing dan mengevaluasi keteladanan yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Mula-mula setelah meninggalkan pedoman hidup ma^a kanak-kanaknya mereka
mengalami masa fakim, lalu mereka mulia merindukan dan mencari nilai-nilai
meskipun seringkah remaja tidak tahu tentang nilai apa yang sedang mereka
cari.6 Sering pada tahap ini mereka mengambil resiko dengan mencoba hal-hal
atau nilai yang belum mereka ketahui. Sehingga tak jarang banyak remaja
yang teijerumus pada hal-hal atau nilai-nilai yang salah, kenakalan remaja,
narkoba, dan pergaulan bebas yang menjerumus ke seks bebas.
Pendidikan agama merupakan unsur terpenting dalam pembentukan
mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan
secara intensif di rumah tangga.7 Keluarga diharapkan mampu memberikan
bekal pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai agama, moral dan kesusilaan.
Karena selain implikasi normatifnya jelas bahwa seks bebas adalah
pelanggaran, secara kesusilaan, juga termasuk perbuatan asusila secara
sosiologis juga akan menimbulkan persoalan-persolan yang sangat
merugikan.8
Kesimpulan sementara yang dapat diambil adalah bahwa orang tua
sangat menentukan perkembangan jiwa anaknya pada masa remaja, karena
dari orang tua mereka dapat mengetahui sesuatu itu baik atau buruk. Biasanya
orang tua yang mempunyai tingkat keagamaan yang tinggi, akan lebih
6 Mustaqim. Op.Cit .h\m.22
1 Zakiyah Daradjat, Peranan Aeama dalam Kesehatan Mental. Toko Gunung Agung, Jakarta. 1995, him.72.
memperhatikan kebutuhan pendidikan anaknya dan akhirnya akan membimbing anak-anaknya. Sebagai contoh, orang yang mempunyai tingkat keagamaan di atas rata-rata akan mempunyai pola pikir yang lebih maju
terhadap pembinaan belajar anaknya, sekolah, teman bermain dan kelompok
yang sesuai agar anak mendapatkan pendidikan keimanan, moral, fisik,
spiritual dan pendidikan mental. Dan apabila pembinaan pendidikan anak
berhasil dengan baik, maka si anak akan memasuki masa remaja dengan
normal dan pembinaan pribadi anak nanti di masa remaja tidak akan
mengalami kesukaran.9
Latar belakang permasalahan di atas mendorong penulis untuk
mengadakan penelitian tentang “PEMBINAAN ORANG TUA
PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO
KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA
SALATIGA TAHUN 2008.”
B. Penegasan Istilah
Agar terhindar dari salah tafsir, maka penulis akan memberikan
penjelasan dan pembahasan dari judul di atas sebagai berikut:
1. Pembinaan orang tua
Pembinaan adalah “proses, cara, perbuatan membina (negara dsb); 2
pembaharuan; penyempurnaan; 3 usaha, tindakan, dan kegiatan yang
6
dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik*’.10
Menurut definisi kata yarg diambil dari kamus di atas, maka penulis
mengartikan pembinaan sebagai usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih
baik.
ahli, dan orang yang disegani di kampung.
Jadi pembinaan orang tua adalah segala usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif oleh ayah dan ibu
kandung, orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli dan orang yang
disegani di kampung, untuk memperoleh hasil yang lebih baik
Adapun indikator pembinaan orang tua adalah:
a. Orang tua memperingatkan jika remaja melakukan salah
b. Orang tua. cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung
melakukan pertemuan untuk membahas masalah remaja
c. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung
melakukan kegiatan untuk membimbing remaja
10 Pusat Bahasa, ”Kamus Besar Bahasa Indoensia”, Diknas: KBBI Daring, 2008, dikunjugni: 5 Mei 2008 <hup: pusatbahasa.diknas.go.id kbbi index.php.>
d. Orang tua memberi teladan akhlak yang baik bagi remaja 2. Pengaruhnya terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso
a. Pengaruhnya berarti: daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang
berkuasa atau berkekuatan.12 13
b. Akhlak berarti: sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang
tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.1J
c. Akhlak juga berarti: kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap
jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan terhadap manusia.14
d. Remaja adalah: mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin.15
e. Desa adalah: kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga
yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri; kelompok ruah di luar
kota yang merupakan kesatuan16
f. Akhlak adalah: budi pekerti, kelakuan.17
Akhlak remaja yang dimaksud di sini adalah perilaku remaja
selama di masyarakat. Untuk memudahkan dalam variabel akhlak remaja
di masyarakat maka diajukan indikator-indikator sebagai berikut:
a Akhlak pergaulan remaja dengan orang tua
1) Sopan santun dalam bicara
2) Mengucapkan salam terlebih dahulu ketika masuk rumah
12 WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1978, hlm.731.
13 Asmarama A. S. M. A, Pengantar Studi A khlak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1994, him. 1.
14 Tim Penyusun Kamus, O p. ciL, him. 12. 15 Ibid..hlm.831
16 Ibid., hlm226-227
8
3) Minta ijin jika akan meninggalkan rumah 4) Berani mengakui kesalahan dan minta maaf
b Akhlak pergaulan remaja dengan masyarakat sekitar
1) Berbicara dengan sopan
?.) Bersabar dalam menghadapi masalah
3) Tidak suka memandang rendah
c Akhlak pergaulan remaja dengan sesama teman
1) Mengucapkan salam bila bertemu
2) Menunjukkan rasa senang bila bertemu
3) Mau memaafkan kesalahan teman
4) Sopan santun dalam bicara
5) Mau memberi pertolongan pada yang membutuhkan
6) Tidak suka menganggap rendah terhadap sesama teman
7) Mau menasehati terhadap sesama teman
C. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang dan penjelasan sebagaimana tersebut di
atas, penulis dalam penelitian ini mengambil pokok-pokok permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pembinaan orang tua kepada remaja di Desa Kaliyoso
Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?
2. Bagaimana akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun
3. Adakah hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga?
|1. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pembinaan orang tua terhadap remaja di Desa Kaliyoso
Kelurahan Kutowinangun Kecatnatan Tingkir Kota Salatiga?
2. Untuk mengetahui akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan
Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?
3. Untuk mengetahui hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak
remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir
Kota Salatiga?
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu teori sementara yang kebenarannya masih diuji
(di bawah kebenaran). Dari judul di atas penulis mengajukan hipotesis sebagai
berikut: “Ada pengaruh antara pembinaan orang tua terhadap akhlak remaja di
Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga/'
Hal ini berani bahwa semakin tinggi pembinaan orang tua, maka semakin
tinggi pula akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinganun
10
F. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.18 Populasi pada
penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat di Desa Kaliyoso Kelurahan
Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Jumlah populasi di Desa
Kaliyoso adalah sebanyak 5.043 jiwa dengan 450 KK.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang
diteliti y* n g dianggap mewakili terhadap populasi yang diambil.19 20 dalam
penelitian ini, berdasarkan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto,
“Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subyeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah seubyeknya besar dapat diambil antara
10-15% atau 20-25% atau lebih.’'"0 Di dalam penelitian ini, penulis
mengambil sampel sebanyak 10%, yaitu 50 orang.
3. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Proportional
Random Sampling, yang maksudnya dalam pengambilan sampel itu
berdasarkan kondisi masyarakat dan memberikan kesempatan untuk
menjadi sampel.
18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. 1992, hlm.l 15.
|g Ibid , him. 104.
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari icsponden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui.'1
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang
pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan
Kutowinganun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Angket disebarkan
kepada 50 orang tua untuk memperoleh data pembinaan orang tua dan 50
remaja untuk memperoleh data akhlak remaja.
2. Metode Interview
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak
yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian.22
Metode ini digunakan sebagai alat bantu dalam memperoleh data
tentang pembinaan orang iua pengaruhnya terhadap akhlak remaja di Desa
Kaliyoso Kelurahan Kutowinganun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip. buku, notulen, raport, leber,
agenda, majalah dan sebagainya.
21 l_bid.. him.20.
12
Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang
keadaan Desa, jumlah orang tua, remaja, sarana dan prasarana.
H. Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan adalah analisis data deskriptif. Penulis
melakukan koding atas angket yang penulis sebarkan kepada kuesioner,
jawaban-jawaban angket tersebut penulis catat dan penulis ubah menjadi
data-data angkat serta penulis hitung nilainya.
Data yang ada dikelompokkan. Pengelompokan data tersebut
dilakukan dengan menyusun tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap
variabel yang terdapat dalam penelitian. Untuk merubah data yang
bersifat kualitatif menjadi kuantitatif penulis menggunakan kriteria
tertentu. Dalam hal ini penulis menggunakan standar skor sebagai
berikut:
1) Jawaban responden a diberi skor 5
2) Jawaban responden b diberi skor 4
3) Jawaban responden c diberi skor 3
4) Jawaban responden d diberi skor 2
5) Jawaban responden e diberi skor 1
b. Analisis Uji Hipotesis
Dalam analisis ini penulis mengadakan perhitungan lebih lanjut
Dalam analisis ini penulis menggunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:
Keterangan:
f"xy : korelasi antara xy
xy : product dari x dan y
N : jumlah subyek yang diteliti
X : variabel pembinaan orang tua
Y : variabel akhlak remaja23
Untuk menghitung signifikansi hasil pengujian, penulis
melakukan uji signifikansi satu arah (one tail test) dengan
menggunakan rumus t
r . J n - 2
Keterangan:
t : signifikansi koefisien korelasi
r : nilai korelasi antar variabel x dan y
n : jumlah sampel
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan t tabel untuk
mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak. Signifikan
tidaknya korelasi antar variabel ditentukan melalui nilai t, jika t hitung
14
lebih besar dari t tabel maka korelasi tersebut signifikan dan jika kurang dari t tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan,
c. Analisis Lanjut
Yaitu pengolahan lebih lanjut dari uji hipotesis. Dalam hal ini
penulis menginterpretasikan hasil analisis uji hipotesis, jika rxy > rt
berarti ada pengaruh yang positif antara pembinaan orang tua dengan
akhlak remaja, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan
diterima. Tetapi bila rxy < r, berarti tidak ada hubungan atau pengaruh
yang positif antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja, dengan
demikian hipotesis yang penulis ajukan ditolak atau tidak diterima.
I. Sistematikan Skripsi
Sistematika yang penulis ketengahkan di sini terdiri dari 5 (lima) bab,
dan masing-masing bab terdiri dari sub atau bagian.
Adapun sebelum bab pertama terdapat halaman yang bersifat formal
yang berhubungan dengan skripsi ini yaitu: halaman nota pembimbing,
halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.
Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan
Berisi antara lain: alasan pemilihan judul, penegasan istilah,
permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian dan
sistematika skripsi.
BAB II Landasan Teori
1. Yang berhubungan dengan pembinaan orang tua meliputi: pengertian pembinaan, pengertian orang tua, pentingnya pembinaan dan pembinaan yang baik kepada remaja
2. Yang berhubungan dengan akhlak _ meliputi: pengertian akhlak, tujuan akhlak, urgensi akhlak serta macam dan pembagian akhlak 3. Yang berhubungan dengan Anak meliputi bagaimana sifat-sifat
anak pada masa-masa tertentu dalam perkembangannya, faktor-
faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan anak?
BAB III Laporan Hasil Penelitian
Yang meliputi dua bagian yaitu:
1. Keadaan Umum Desa Kaliyoso yang meliputi: sejarah Desa
Kaliyoso, letak geografis, data keadaan penduduk, struktur
organisasi dan kegiatan yang ada.
2. Data khusus yang meliputi: data pembinaan orang tua dan data
akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
BAB IV Analisis Data
Pada bab ini berisi tentang penyajian data dan pengolahannya. Analisis
data berupa analisis pendahulu m, analisis uji hipotesis, dan analisis
lanjut.
BAB V Penutup
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan, saran-saran, kata penutup, dan
BAB II LAND AS AN TEORI
A. PEMBIN4AN ORANG TUA
1. Pengertian Pembinaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, Pembinaan adalah
“proses, cara, perbuatan membina (negara dsb); 2 pembaharuan;
penyempurnaan: 3 usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara
efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik".1 Pembinaan
adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Dalain hal ini usaha yang
dilakukan tersebut harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang ingin
dicapai tersebut harus dirumuskan dengan jelas sehingga dalam prosesnya
tidak berbelok ke arah yang tidak semestinya.
Tanpa adanya pembinaan, maka hasil yang dicapai tidak akan
maksimal. Sebuah lembaga pendidikan, apabila tidak melakukan
pembinaan pada anak-anak didiknya yang “nakal” akan menghasilkan
keluaran yang berkualitas pas-pasan atau bahkan jelek. Pembinaan dalam
arti pembaharuan berani memperbaharui nilai-nilai yang dianggap telah
tidak sesuai. Jika pembaharuan tidak dilakukan dikhawatirkan sang
pemilik nilai tersebut akan ketinggalan jaman dan tidak dapat lagi eksis
karena tidak mampu beradaptasi.
1 Pusat Bahasa, "Kamus Besar Bahasa Indoensia", Diknas: KBBI Daring. 2008. dikunjugni: 5 Mei 2008 <http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php.>
Demikian pula dalam pendidikan. Pembinaan perlu sekali dilakukan.
Hal ini disebabkan karena pendidikan bertujuan membentuk insan yang
kompeten dan memiliki keterampilan serta emosi yang baik. Sehingga
akhirnya insan tersebut dapat menggunakan segala yang dia miliki sebagai
bekal menghadapi kehidupan.
Menurut Islam, perlakuan terhadap anak didik besar sekali
pengaruhnya terhadap mereka, sehingga nabi Muhammad saw berkata:
O
Artinya: Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan atas fitrah Islam, kemudian orang tuanyalah vang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR Muslim).2
Dalam hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan
dalam pendidikan sangat penting perannya. Kenyataan bahwa semua anak
dilahirkan dalam keadaan fitrah Islam, namun atas bimbingan orang
tuanyalah kemudian mereka menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi, bahkan
mungkin tidak mempercayai adanya Tuhan. Bimbingan yang benar akan
semakin mempertebal fitrah anak, sedangkan bimbingan yang salah akan
menjauhkan anak dari fitrahnya, dan pada akhirnya ia akan menjadi remaja
yang sama sekali tidak mengenal Tuhan.
Pembinaan yang dilakukan dalam pendidikan harus kontinu. Tidak
boleh dilakukan sepotong-sepotong. Telah banyak realitas yang
menunjukkan bahwa pembinaan yang dilakukan secara tidak utuh akan
18
menghasilkan generasi yang tidak utuh pula, serba gamang dan tidak mantap menghadapi tantang dunia. Banyak sekali anak-anak yang belajar r.gaji di surau sampai ^erusia 17 tahun. Namun setelah ia berusia 17 tahun, ia mulai meninggalkan kebiasaannya tersebut. Ketika ia memasuki jenjang
pendidikan Sekolah Menengah Atas, ketika ia menjadi remaja, pembinaan
dari orang tua mengendur atau bahkan hilang sama sekali. Padahal pada
masa ini ia menjadi sangat rentan terhadap perubahan, la memasuki masa
kebimbangan, masa mencari jati diri, masa pergolakan.
Masa remaja adalah masa suiit, masa fakim, masa concang dan
masih banyak lagi nama yang diberikan oleh para ahli. Secara umum
remaja mula-mula tidak mau memakai pedoman hidup dan sikap atau
pedoman hidup yang baru, hai inilah yang menyebabkan kegoncangan/
Pada masa inilah pembinaan dari orang tua sangat diperlukan, bukan justru
ditinggalkan.
Telah banyak lembaga pendidikan anak yang baik menghasilkan
anak-anak cerdas yang berakhlak baik. Namun hasil ini tidak diteruskan
dengan pembimbingan di tingkat pendidikan dan umur selanjutnya.
Banyak ditemui anak yang sebelum masuk Sekolah Menengah Atas adalah
anak yang penurut dan sopan serta taat beragama, namun setelah
memasuki jenjang pendidikan SMA ia berubah total. Sikapnya menjadi
penentang, tidak memiliki akhlak baik dan mulai malas menjalankan
perilaku beragama. Apabila tidak dicermati dan ditanggulangi, maka bisa 3
jadi mereka menjadi orang dewasa yang tidak bertanggung jawab dan tidak beraklak.
2. Pengertian orang tua
Mengambil definisi dalam kamus, maka orang tua adalah 441 ayah ibu
kandung; 2 (orang tua) orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb);
orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua;".4 Orang tua
memiliki arti yang luas, orang tua dapat berani ayah ibu kandung. Yaitu
orang yang menjadi lantaran kita lahir di dunia. Orang tua juga dapat
berarti orang yang dianggap tua, orang yang telah hidup lebih lama, juga
orang yang dihormati dan disegani di daerah kita menetap.
Pengertian orang tua di sini tidak terbatas pada ayah dan ibu
kandung, namun juga termasuk orang yang dianggap tua, cerdik pandai,
ahli, dan orang yang disegani di kampung. Penulis ingin mengetahui
adakah pembinaan yang dilakukan oleh orang tua di Desa Kaliyoso
kemudian mencari hubungan antara pembinaan yang dilakukan, jika ada.
dengan akhlak para remaja.
Sebagai orang tua, baik yang menduduki posisi sebagai ayah dan ibu
ataupun guru serta sebagai orang yang dihormati, harus memiliki persepsi
yang baik tentang mendidik remaja. Pentingn>a persepsi ini ditunjukkan
secara jelas oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rosenthal dan
Jacobson pada tahun 1968. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Cara berpikir dan cara pandang seseorang akan menentukan sikap individu tersebut terhadap lingkungannya. Selanjutnya.
20
lingkungannya pun akan memberikan respons atau reaksi sesuai dengan harapan individu yang mempersepsikan.'
Jadi, jika orang tua menganggap anaknya nakal, apalag' memberikan label nakal pada anaknya, besar kemungkinan anaknya akan menjadi benar-benar nakal. Hasil penelitian mereka disebut dengan istilah dampak Pyangnialion.
Hasil penelitian kedua ilmuwan tersebut berhasil menunjukkan bahwa
harapan guru atau pendidik, sebagai orang tua pula, berfungsi sebagai
pengerak serangkaian perilaku yang diarahkan untuk memenuhi harapan diri
mereka sendiri. Karenanya pyangmalion juga dikenal dengan istilah falsafah
pemenuhan diri (.self-fulfilling prophecies). Sedangkan di dalam keluarga,
persepsi orang tua ternyata mempengaruhi sikapnya kepada anak-anak
mereka. Adanya label dan atribut tertentu yang disandang oleh anak juga
merangsang orang-orang di sekelilingnya untuk memanggil mereka sesuai
dengan label dan atribut yang mereka sandang. Hal inilah yang perlu
diwaspadai oleh orang tua dalam mendidik dan menumbuhkembangkan anak.
Orang tua tidak boleh memberikan label negatif seperti: pemalas, bodoh, nakal
dan label-label negatif lainnya.
3. Pentingnya Pembinaan Yang Baik
Arti pentingnya pembinaan terlihat dalam Hadits Nabi yang
diriwayatkan oleh Muslim, bahwa “tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali
telah membawa fithrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah). Maka
kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, 5
Nasrani, ataupun Majusi." Jika anak mendapatkan pendidikan dan bimbingan
agama yang baik, mereka akan menjadi orang yang taat beragama pula. Tetapi
b i lama benih agama yang telah dibawa itu tidak iipupuk dan dibina dengan
baik, maka anak akan menjadi orang yang tidak beragam ataupun jauh dari
agama.
Pembinaan penting artinya, karena tanpa pembinaan, benih-benih
agama yang ada dalam diri anak akan pupus ketika ia menjadi remaja dan
dewasa kelak. Apabila benih-benih agama telah pupus, sudah hampir bisa
dipastikan bahwa ia akan menjadi remaja yang mungkin cerdas tetapi tidak
berakhlak.
Sigmund Freud berpendapat bahwa:
Anak-anak semenjak kecilnya telah ada perasaan dan percaya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Bahkan pada tahun-tahun pertama dalam hidupnya, anak mempunyai anggapan, bahwa orang tuanya itu sebagai Tuhannya. Karena menurut pandangan mereka orang tua itu sebagai sumber keadilan, sumber kasih sayang dan merupakan sumber kekuasaan, tempat mereka bergantung dan tempat mereka meminta segala keinginannya.6
Dalam perkembangan selanjutnya orang tua harus membimbing anak
untuk mengetahui hal yang sebenarnya mengenai kehidupan. Jangan sampai
orang tua membiarkan anak berkembang dengan sendirinya karena sangat
berbahaya. Pembinaan dari orang tua bersifat mengarahkan agar
perkembangan berpikir anak mengarah pada yang benar, sehingga saat remaja
menjadi generasi yang tangguh sesuai potensi yang dimiliki dan ketika dewasa
menjadi orang dewasa yang memiliki kecerdasaran dan akhlak yang baik.
22
Oleh sebab itu. orang tua harus memberikan bimbingan yang baik
kepada anak ketika berkembang menjadi remaja. Remaja adalah masa kritis
seseorang, jad: harus diperhatikan secarn serius agar tidak terjad''
perkembangan yang salah. Pembinaan yang baik secara islami adalah
pembinaan yang menekankan unsur-unsur tertentu dalam Islam. Unsur-unsur
tersebut adalah: kasih sayang, lemah lembut, memberikan kemerdekaan,
memberikan penghargaan, sesuai dengan perkembangannya, mengarahkan ke
masa depan, berbicara kepada mereka dengan benar, baik lembah lembut dan
mudah dimengerti, dan disiplin.7
a) Kasih Sayang
Orang tua harus selalu menanamkan pemahaman bahwa “barang siapa
yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi. Untuk itu, jika ingin dikasihi, dia
harus mengasihi orang dan makhluk hidup lain. Orang tua juga harus
menunjukkan sikap kasih sayangnya kepada anaknya. Ini akan membentuknya
menjadi remaja yang penuh kasih sayang.
b) Lemah Lembut
Pembinaan orang tua selanjutnya adalah dengan bersikap lembah
lembut kepada anak. Orang tua harus mendidik dan membimbing anak dengan
lemah lembut. Jika orang tua mendidik dan membina anak dengan kasar, maka
anak akan pergi dari didikan dan pembinaan orang tua. Sering sekali
ditemukan kasus anak kabur dari rumah karena tidak tahan dengan orang
tuanya yang kasar. Oleh karena itu, tutur kata orang tua pun harus lemah lembut, tidap boleh kasar kepada anak.
c) Memberikan kemerdekaan
Manusia tidak boleh dipaksa. Allah sendiri berfirman dalam surat Al
Ghasiyah : 22 bahwa
✓ /
( U
* "
g Artinya: “Bukanlah engkau seorang yang berhak memaksa mereka”.
Karena itulah, orang tua dalam melakukan pembinaan kepada remaja
tidak boleh melakukan pemaksaan karena dalam agama pun tidak ada
paksaan. Remaja harus diberikan kebebasan memilih dengan didampingi dan
diarahkan oleh orang tua.
d) Memberikan Penghargaan
Unsur penghargaan harus ditonjolkan daiam membina remaja. Dalam
sebuah haditsnya nabi Muhammad berkata:
(jL JI
, \j j ) . f i \lyLJ-lj
\ y f \Artinya: hargailah anak-anakmu dan baguskanlah budi pekerti rnereka (HR Nasafi)9
Allah melarang umatnya menghina dan merendahkan seseorang.
Orang tua harus dapat menghargai pribadi anak, karya anak pendapat anak dan
keyakinan anak. * *
24
e) Sesuai dengan Perkembangannya
Orang tua tidak boleh tergesa-gesa dalam membina remaja. .Anak
berkembang sesuai tahapan tertentu. Orang tua harus -am pu mengetahui
seorang anak sampai tahap apa. Saat anak mencapai usia remaja, orang rua
harus menerapkan cara-cara yang sesuai untuk membina seorang remaja,
caranya tentu berbeda dengan caranya mendidik saai ia masih balita.
0 Mengarahkan ke masa depan
Anak diciptakan untuk menghadapi jaman yang berbeda dengan jaman
yang dihadapi oleh orang tua. Oleh karena itu, pendidikan dan pembinaan
yang diterima oleh remaja haruslah sesuai dengan kondisi jamannya berada
sekarang tidak selalu berpegang dan berdasarkan pada ajaran jaman orang tua
dulu. Harus pula ditekankan mengenai kampung akhirat karena itulah masa
depan yang harus dihadapi oleh remaja.
g) Berbicara kepada mereka dengan benar, baik, lembah lembut dan mudah
dimengerti
Perkataan yang benar membina remaja untuk berkaia jujur, selain itu
memang hal itu diperintahkan oleh Allah dalam QS. An Nisa: 9,
*•
(1>
_2 . i
\ly
*Artinvardan hedaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar (S. An ' Nisa: 9)”.'"
Bahasa yang mudah dimaksudkan adalah bahasa yang diketahui oleh remaja. Dengan bahasa yang mudah dimengerti mereka akan semakin mudah menyerap pembinaan yang dilakukan oleh orang tua.
h) Disiplin
Pembinaan mengenai disiplin erat kaitannya dengan pelaksanaan shalat lima waktu. Dengan menyuruh anak melakukan shalat lima waktu ketika waktunya tiba dengan segera akan mendidik anak untuk berlaku disiplin. Hal ini akan berakar di kehidupannya kelak dan akan membimbingnya melakukan
segala sesuatu dengan disiplin.
Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa indikator untuk
mengukur pembinaan yang dilakukan oleh orang tua. Adapun indikator
pembinaan orang tua adalah:
a. Orang tua memperingatkan jika remaja melakukan salah
b. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung
melakukan pertemuan untuk membahas masalah remaja
c. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung
melakukan kegiatan untuk membimbing remaja
B. AKHLAK
1. Pengertian Akhlak
Akhlak adalah “bud< pekerti; kelakuan”11, sedangkan menurut
Mohammad Damami Zein, muatan istilah “akhlak” pada hakikatnya di
selingkar pandangan, sifat, sikap dan tingkah laku yang seharusnya
disadari dan dihayati dalam kehidupan nyaUt sehari-hari Dalam
konteks ini, istilah akhlak yang dipakai mengandung pengertian budi
pekerti.
2. Tujuan Akhlak
Akhlak pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lain,
terutama hewan. Manusia adalah sebaik-baiknya makhluk. Namun posisi
tinggi manusia itu dapat langsung turun menjadi serendah-rendahnya lebih
rendah dari hewan jika manusia tidak memegang sifat-sifat kemanusiaan.
Salah satu sifat kemanusiaan adalah akhlak.
Kejatuhan manusia ke derajat yang lebih rendah dapat dihindari
jika ia beriman, beramal sholeh, dan berakhlak. Manusia yang paling
tinggi derajatnaya di sisi Allah adalah manusia yang beriman, beramal
sholeh dan berakhlak mulia. Sebagaimana dicontohkan oleh tujuan
diutusnya Nabi Muhammad saw bahwa beliau diutus ke dunia untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.
Segala tindakan manusia dilakukan untuk mencapai maksud-
maksud dan tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk mencapai 11 12
11 Pusat Bahasa. Qp..Cit.
12 Mohammad Damami Zein, “Akhlak”, MTDK PP M uhammadiyah, 2007, dikunjungi 25 Mei 2008. <http://www.muhammadiyah-tabligh.or.id/cetak.php?id=60>
kepuasan, kesenangan maupun kebahagiaan, karena secara kodrati setiap manusia ingin mendapatkan kebahagiaan. Karena ingin mencapai kebahagiaan, manusia rela melakukan apa s«ja yang menurutnya mampu
menyebabkan ia memperoleh kebahagiaan tersebut.
Aliran hedonisme misalnya, mendasarkan segala perbuatan
manusia dianggap baik jika menhasilkan hedone (kelezatan atau
kesenangan). Kelezatan ini menurut mereka merupakan ketenteraman jiwa
yang berarti memperoleh keseimbangan badan.
Aliran vatalisme berpendapat bahwa yang baik adalah orang yang
kuat yang dapat memaksakan dan menekan kehendaknya agar berlaku dan
ditaati oleh orang-orang yang ada di bawahnya.
Sedangkan dalam Islam sendiri pencapaian kebahagiaan tersebut
berarti kebahagiaan hidup dan hidup setelah mati (dunia-akhirat).
Kebahagiaan menurut islam adalah kebahagiaan yang dapat melindungi
perseorangan dan melindungi umat Kebahagiaan sejati bukan
kebahagiaan yang bersifat khayalan dan angan belaka. Sedangkan kunci
untuk mencapai kebahagiaan sejati menurut Islam adalah “ridho ilahi”,
sebab tanpa adanya ridho Allah kebahagiaan sejati tidak mungkin diraih.
Oleh karea itu, dalam islam segala perilaku umat Islam diarahkan agar
mengarah pada ridho Allah.
3. Urgensi Akhlak
Urgensi akhlak bagi kaum muslim diketahui dari tujuan nabi
28
hanya untuk membenahi akhlak yang mulia”1 J. Melalui hadits tersebut, nabi hendak menekankan bahwa sejak awal, islam telah menyeru pada
budi pekerti yang baik. Dengan demikian, omng yang berbudi pekerti
buruk adalah orang yang durhaka kepada Allah.
Diantara budi pekerti yang baik tersebut adalah; rasa malu,
berbakti kepada kedua orang tua, kelembutan, kasih sayang, belas kasih,
jujur, menyampaikan amanah, tawadlu, etika kepada Al-Qur’anul karim,
memberikan hak muslim atas muslim yang lain, menghormati tetangga
dan tamu, berkata-kata baik, memuliakan tetangga, memuliakan tamu dan
beretika ketika makan, minum d?n tidur.
Apabila sifat-sifat tersebut telah dimiliki oleh seorang anak, maka
sudah dapat dipastikan ia akan menjadi anak berakhlak mulia. Padahal
sebaik-baiknya muslim adalah muslim yang berakhlak mulia, dan “tidak
ada pemberian dari orang tua kepada anak yang lebih afdhal (utama)
daripada pendidikan yang baik, sebagaimana yang terkandung dalam
hadits nabi:
Artinya: Tidak ada pemberian dari orang tua kepada anak yang lebih afdhal (utama) daripada pendidikan yang baik. ( HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufiad)”‘4 13 *
13 Hamid Ahmad Ath-Thahir, Nasehat Rasulullah Untuk Anak Berakhlaa Mulia, terj: Ahmad Khotib, Irsyad Baitus Salam, Bandung, 2006, him. 19.
Penyakit masyarakat yang harus diwaspadai adalah kerusakan akhlak. Hal ini sejalan dengan pendapat Syekh Musthof Al Ghalayaini dalam kitabnya '**Idhotu An-Nasyi’in”;
Sesuatu umat itu apabila sedang dihanggapi oleh penyakit masyarakat, maka umat itu benar-benar memerlukan akan adanya perbaikan atau penyembuhan dari penyakitnya itu. Penyakit yang sedang menghinggapi masyarakat itu tiada lain adalah penyakit kerusakan akhlak, dekadensi moral, kebejatan budi pekerti serta kemerosotan moral.15
Demikianlah bahwa kemerosotan akhlak adalah penyakit masyarakat,
untuk menggulanginya diperlukan usaha keras.
Akhlak merupakan cermin dari keadaan jiwa dan sekaligus
gerak-gerik, perilaku atau tindakan manusia, karena tidak seorangpun yang
terlepas dari akhlak. Sehingga manusia akan dinilai berakhlak mulia jika
jiwa, dan tindakanya menunjukkan hal-hal yang baik dan dipandang mulia.
Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling mulia karena
dikaruniai akal pikiran. Karena karunia itulah, manusia berbeda dengan
makhluk yang lain. Manusia memiliki dua jalur hubungan, hubungan
kepada Allah dan hubungan kepada sesama makhluk.
Hubungan manusia kepada Allah adalah hubungan secara vertikal.
Hal ini telah diatur dalam firman-Nya, “dan tidaklah aku menciptakan jin
dan manusia, kecuali agar menyembah kepadaku” (Soenaryo dkk,
1995:862). Manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah, oleh
karena itu. manusia secara kodrati sejak lahir memiliki naluri beragama
30
dan dalam perkembangannya akan selalu mencari esensi Tuhan. Itu pula lah salah satu hal yang menyebabkan banyak terbentuk agama-agama di
dunia.
Jalur kedua adalah jalur hubungan manusia dengan sesama
makhluk, jalur horizontal. Hal ini juga merupakan kodrat manusia yang
merupakan makhluk sosial. Disamping merupakan kodratnya, juga karena
manusia diperintahkan oleh Tuhan untuk saling kenal-mengenal, saling
menyayangi dan saling tolong menolong. Allah berfirman dalam Surat
Al-Baqoroh : 213, “manusia adalah umat yang satu”.
Kedua jalur tersebut harus dipelihara sebaik-baiknya agar manusia
mendapat ridho dari Allah. Sehingga segala tindakan dan gerak-geriknya
mengarah pada tercapainya kebahagiaan menurut Islam. Kebahagiaan
adalah tujuan hidup manusia. Kedua jalur tersebut diatur dalam apa yang
disebut dengan amal sholeh atau sebutan yang lain adalah akhlak.
Akhlak juga merupakan pembeda manusia uari makhluk-makhluk
yang lain. Tanpa akhlak derajat manusia akan turun ke derajad rendah
binatang, bahkan lebih hina, lebih jahat, lebih rakus dan lebih buas.
Pembangunan suatu bangsa untuk dapat tegak berdiri, sejahtera
lahir dan batin tidak ditentukan semata-mata oleh kepemilikian materi,
kestabilan ekonomi dan politik ataupun banyaknya devisa. Pembangunan
suatu bangsa seperti itu hanya akan mendatangkan bahaya di masa
mendatang bila tidak diimbangi dengan akhlak yang mulia dari setiap
kesewenang-wenangan dan penindasan. Bila hal ini teijadi tentu saja konsep kebahagiaan tidak akan pernah tercapai dalam negara tersebut.
Peranan akhlak melebihi kajian ilmu akhlak itu sendiri. Bila dengan ilmu akhlak seseorang dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, namun jika tidak melaksanakanannya maka akhlaknya tidak akan menjadi baik dengan serta merta. Oleh karena itu, peranan ilmu akhlak adalah sebagai pendorong terciptanya akhlak yang baik bagi orang
yang memahami ilmu tersebut sehingga memiliki nilai hidup yang luhur.
4. Pembagian Akhlak
Ada beberapa etika (adab) dan akhlak islami yang harus
diperhatikan oleh setiap muslim dan harus diterapkan dalam kehidupan
sehari-harinya. Etika-etika ini akan memberikan buah (hasil) yang baik
bila ditanam dalam diri seseorang sejak dini, maksudnya sejak dia masih
kecil. Nabi Muhammad selalu mengajarkan etika dan akhlaq islami kepada
anak-anak. Diantara etika dan akhlaq yang dimaksud adalah:
a) Adab Mengucap Salam
Salam adalah penghormatan islami. Anak pasti akan bertemu
dengan orang-orang yang tentunya berbeda-beda tingkatan mereka.
Karena itu, anak perlu mengenal kunci pembicaraan dengan mereka,
yaitu salam.16
16 Hasan bin Ahmad Hasan I lamman, Perilaku Nabi Terhadap Anak-Anak (penuh kasih
sayang, sarat teladan, dan bersifat mendidik), terj: Faturrahman Abdul Hamid. Irsyad Baitus
32
b) Adab Meminta Ijin
Seorang pelayan harus minta ijin bila hendak masuk kamar
majikan pada ketiga waktu (sebelum sembahyang subuh, ketika
menanggalkan pakaian di tengah hari dan sesudah sembahyang isya’),
begitu juga dengan anak-anak yang sudah berakal namun belum
baligh. Tujuan meminta ijin ini adalah agar mereka tidak melihat aurat
anggota keluarga yang lain.
Para psikolog sekarang, setelah kemajuan teknologi demikian
pesat, menegaskan bahwa pandangan yang terlihat oleh mata seorang
anak sewaktu kecil dapat berpengaruh terhadap kehidupannya.
Terkadang anak akan mengalami beberapa penyakit jiwa dan
gangguan emosi yang sulit disembuhkan.17
c) Adab Menahan Pandangan
Seorang anak kecil terkadang bersikap ceroboh, terkadang
suka lupa diri, dan pada saat-saat tertentu terkadang dirinya
dikalahkan oleh hawa nafsunya, sehingga dia pun akan melayangkan
pandangannya ke arah sejumlah perempuan.
Seorang anak harus dibiasakan untuk menahan pandangannya
dari melihat aurat-aurat (lawan jenis) di setiap tempat agar tabiat
seksualnya tidak tumbuh terlalu cepat dan tidak normal, karena dapat
menimbulkan sejumlah kemudharatan dan bahaya, baik yang berkaitan dengan kepribadian, fisik, sosial, maupun moral.18
d) Memisahkan tempat tidur
Ini adalah hal yang sangat penting untuk pendidikan seks anak.
Ajaran ini tidak pernah diajarkan oleh syari’at mana pun, selain Islam.
Pemisahan tempat tidur dimulai pada usia sepuluh tahun, saat
hasrat seksual mulai berkembang. Caranya adalah tidak menyuruh
anak tidur dalam satu selimut, atau dengan cara menyuruh mereka
tidur di atas satu ranjang atau satu kasur namun dengan dua selimut
berbeda. Idealnya, mereka memiliki kamar sendiri-sendiri.19
e) Kejujuran
Jujur adalah dasar akhlaq Islam yang paling penting dan
membutuhkan usaha keras agar seorang terbiasa dengannya.
Rasulullah senantiasa berusaha membiasakan akhlaq ini pada diri anak
dengan memerintahkan orang tua agar tidak berbohong terhadap anak.
Hal itu dimaksudkan agar anak tidak meniru dan menganggap
berbohong adalah hal yang biasa.20 21
f) Menjaga Rahasia
.r
Anak yang terbiasa menjaga rahasia akan tumbuh sebagai
seorang yang memiliki disiplin lidah. Selanjutnya, akan terbina
kepercayaan diantara sesama dengan saling menjaga rahasia.'1
34
g) Budi Pekerti Malu
Malu adalah pekerti baik yang terkadung dalam diri seseorang.
Rasa malu akan mencegahnya dari perbuatan dosa atau bersikap
sewenang-wenang terhadap hak orang lain dan akan mencegahnya
untuk kembali melakukan kemaksiatan.22
h) Berbakti kepada kedua orang tua
Allah memberitahukan bahwa orang tua telah banyak
mengalami kesusahan dalam kehidupan mereka demi anak-anaknya,
dan mereka pun banyak menanggung kesengsaraan dan keletihan.
Para ibulah sosok yang harus menanggung rasa sakit saat hamil,
melahirkan, dan menyusui. Selanjutnya giliran sang ayah yang
berusaha, bekerja dan bersusah payah untuk memberikan kehidupan
yang layak bagi anak-anaknya yang masih kecil. Kita tidak akan dapat
membalas kebaikan orang tua walaupun hanya sebagian dari rasa sakit
ibu ketika mengejan saat melahirkan. Oleh karena itu, berbakti kepada
kedua orang tua wajib hukumnya.23
i) Kelembutan, kasih sayang dan belas kasih
Kelembutan dan kasih sayang adalah dua sifat mulia yang
diserukan oleh Islam dan Rasulullah. Manusia yang penyayang adalah
manusia yang berhati lembut dan selalu mengerjakan kebaikan.24
:: Hamid Ahmad At-Thohir., Op.Cit. him. 25-26
j) Menyampaikan Amanah dan tidak Menipu
Menipu adalah sifat orang-orang munafiq dan bukan sifat
orang muslim, sebab menipu itu sama halnya dengan berdusta,
sementara seorang muslim yang benar tidak akan pernah melakukan
dusta. Adapun keuntungan sifat kejujuran dan amah, “...kejujuran dan
amanah adalah perbuatan yang baik dan kebaikan dapat menyebabkan
pelakunya masuk surga”.23
k) Tawadlu’ dan tidak sombong
Sikap sombong adalah bila seseorang meyakini bahwa dirinya
lebih baik, lebih tinggi, dan lebih utama daripada mereka, dan
meyakini bahwa pekerjaannya lebih baik daripada pekerjaan mereka.
Adapun sikap tawadlu’ adalah bila seseorang menganggap dirinya
sederhana dan tidak lebih tinggi daripada orang lain karena ilmu,
harta, atau pekerjaannya."
l) Hak Seorang Muslim Atas Muslim Lain
1) Memberi salam dengan mengatakan “As-salaamu ‘alaikum wa
rohmatullooh wa barokaatuh" dan menjawab salam bila diberi
salam dengan mengatakan : “wassalamu ’alaikum warahmatulloohi
wabarokaaluh
2) Mengucapkan “Yarhamukumullooh" kepada orang yang bersin
3) Menjenguk orang sakit
4) Mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri 25 26
36
5) Tidak mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari 6) Tidak menyakiti saudaranya sesama muslim
7) Bersikap tavadlu terhadap musMm yang lain
8) Tidak menggunjing saudaranya semuslim
9) Memanggil dengan nama yang paling disukai
10) Tidak boleh mengolok-olok muslim lain
11) Tidak memaki atau mencela saudaranya
12) Tidak boleh mendengki saudara semuslim
13) Tidak boleh memata-matai muslim lain
14) Tidak boleh menipu muslim lain
15) Membantu saudara yang teraniaya
16) Membantu saudaranya dengan harta atau urusan-urusannya
17) Memaafkan muslim lain jika terjadi perselisihan
18) Yang kecil menaruh hormat pada yang tua, dan yang tua merasa
sayang kepada yang kecil.
19) T urut berbagi rasa
20) Memberikan nasihat kepada orang yang membutuhkannya
21) Memberikan hadiah kepada seorang muslim.''
5. Indikator Akhlak Remaja
Penulis menggunakan indikator akhlak Remaja sebagai berikut:
a). Akhlak pergaulan remaja dengan orang tua
1) Sopan santun dalam bicara
2) Mengucapkan salam terlebih dahulu ketika masuk rumah 3) Minta ijin jika akan meninggalkan rumah
4) Berani mengakui kesalahan dan minta maaf
b) . Akhlak pergaulan remaja dengan masyarakat sekitar
1) Berbicara dengan sopan
2) Bersabar dalam menghadapi masalah
3) Tidak suka memandang rendah
c) . Akhlak pergaulan remaja dengan sesama teman
1) Mengucapkan salam bila bertemu
2) Menunjukkan rasa senang bila bertemu
3) Mau memaafkan kesalahan teman
4) Sopan santun dalam bicara
5) Mau memberi pertolongan pada yang membutuhkan
6) Tidak suka menganggap rendah terhadap sesama teman
7) Mau menasehati terhadap sesama teman
C. Anak
Setiap makhluk hidup memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
makhluk tidak hidup Ciri itu adalah tumbuh dan berkembang. Manusia juga
demikian, ia memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. Proses
pertumbuhan dan perkembangan memiliki perbedaan yang sebenarnya sangat
38
Pengertian pertumbuhan dan perkembangan menurut Drs. H. Mustaqim "...tidak bisa dipisahkan secara tajam, namun bila ingin dibedakan
maka pertumbuhan lebih menunjuk kepada perubahan fisik sedang perkembangan lebih menunjuk kepada perubahan psikis,..."-8. Perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan hanya terletak pada dua hal tersebut di atas. Perubahan fisik secara jelas dapat diamati dari tahun ke tahun mulai dari
manusia dilahirkan, menjadi anak-anak, kemudian remaja, menjadi tua dan
akhirnya meninggal dunia. Demikian juga perubahan secara psikis juga dapat
diamati seperti pada perubahan fisik. Dalam pertumbuhan dan perkembangan
“ ...terjadi proses perubahan, perubahan tersebut terjadi akibat dari kekuatan-
kekuatan intern secara otomatis, dan kekuatan-kekuatan dari luar.”29 Jadi baik
pertumbuhan maupun perkembangan sama-sama merupakan sebuah proses
perubahan. Sedangkan proses perubahan dalam diri manusia tidak sama antara
satu dengan vans lain.
1. Sifat-Sifat Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia melewati
beberapa fase. Fase atau masa tersebut adalah:
a. Masa Vitat
Masa vital adalah masa dimana anak berusia kira-kira 0
sampai 2 tahun. Ini adalah masa awal kehidupan yang menjadi dasar
penting (vital) bagi kelanjutan hidup jasmani dan rohani anak, bagi
orang tua sebaiknya senantiasa memperhatikan kebutuhan jasmani
Ibid., him. 14-15.
yang memadai; seperti air susu, makanan tambahan yang bergizi dan
lingkungan kebendaan yang cukup. Demikian pul kasih sayang dari
kedua orang tua tidak boleh c upakan. Sedang pendidikan yang
sudah bisa diberikan antara lain aculah “latihan hidup secara teratur”,
b. Masa Estetis
Secara harfiah estetis memiliki arti indah, namun jelas pada
masa ini anak mengalami perkembangan panca indera (peka), munculnya gejala kenakalan yang sering disebut Kemratu-rat (Jawa).
Anak memasuki masa ini ketika berumur 2 sampai 7 tahun.
Hal im timbul karena perkembangan bahasa mereka
mengalami kemajuan yang pesat, maka sampailah pada taraf
pengenalan dirinya sendiri sebagai subjek, ia sadar bahwa ia juga
seperti orang iain (dewasa) maka ia boleh melakukan sesuatu, dan memang dorongan ingin tahu dan ingin merasakan untuk memperoieh pengalaman sudah cukup kuat. Saat-saat seperti ini, bagiaman dan apa yang harus kita perbuat?
Hasil Pen\elidikan Lew i r., \lueler dan Watson mengatakan
bahwa "anak yang dididik dengan cara otoriter oleh orang tuanya
akan mempunyai sikap mengur.ggu (passivitet) mudah putus asa,
kurang inisatif, takut-takutan". Tapi kenyataan sehari-hari juga
menunjukkan bahwa anak yang dibebaskan berakhir dengan tidak
mampu mengenal nilai-nilai, maka yang bijaksana adalah perlakuan
40
Dalam hal ini, bimbingan dan pembinaan dari orang tua harus
dilakukan dengan hati-hati,
c. Masa Intelektual
Ketika anak berumur 7 sampai 13 tahun, mereka memasuki
masa intelektual. Pada masa ini anak telah matang untuk masuk
Sekolah Dasar, dengan ciri umum mereka lebih mudah dididik
daripada masa sebelumnya. Secara garis besarnya bisa dibagi
menjadi 2 tahap yaitu masa awal Sekolah Dasar, yaitu ketika
berumur 6 sampai 9 tahun, kemudian masa akhir Sekolah Dasar,
yaitu berumur 9 sampai 13 tahun.
Sifat-sifat anak pada masa awal antara lain adalah sebagai
berikut:
1) adanya korelasi tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
2) sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan >ang tradisional
3) suka membandingkan dirinya dengan orang lain 4) anak menghendaki nilai-nilai (angka)
sedangkan sifat-sifat yang dimiliki anak pada masa akhir
Sekolah Dasar adalah:
3) telah mempunyai minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus
4) membutuhkan bantuan guru dan orang tua 5) senang membentuk kelompok sebaya
bagi orang dewasa (orang tua) yang mengerti dan memahami sifat-sifat anak seperti di atas maka sebaiknya berusaha menyediakan kebutuhan tisik yang memadai karena akan sangat membantu terhadap prestasi mereka. Prestasi anak akan meningkat apabila anak diberi makanan yang bernilai gizi tinggi. Diberikan pakaian yang bagus dan juga mainan-mainan yang mendidik kecerdasan. Guru harus memberikan motivasi yang kuat, memberi nilai, dan
penghargaan yang bersifat mendidik pula.
Selain itu orang tua juga harus memberikan lingkungan yang
realistis dan segar serta mulai menanamkan norma-norma, nilai-nilai
dan sikap yang berhubungan dengan sosial etika dan religius. Masa
intelektual ini diakhiri dengan masa yang disebut masa pueral
dengan dua sifat yang menonojol yaitu ingin berkuasa dan ekstrovet.
Sifat ini menjelma menjadi aneka ragam aktivitas antara lain:
1) Mempunyai cita-cita menjadi orang besar, orang kuat
2) Mereka lebih mementingkan hal-hal yang berhubungan dengan kelompok sebaya