• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E M B IN A A N 0 R 4 N G T U A P E N G A R U H N Y A TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA K A L IY O S O K E L U R A H A N K U T O W i N A N G U N K E C A M A T A N T I N G K I R K O T A S A L A T IG A T A H U N 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "P E M B IN A A N 0 R 4 N G T U A P E N G A R U H N Y A TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA K A L IY O S O K E L U R A H A N K U T O W i N A N G U N K E C A M A T A N T I N G K I R K O T A S A L A T IG A T A H U N 2008"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

P E M B IN A A N 0 R 4 N G T U A P E N G A R U H N Y A

T E R H A D A P A K H L A K R E M A J A D I D E S A

K A L IY O S O K E L U R A H A N K U T O W i N A N G U N

K E C A M A T A N T I N G K I R K O T A S A L A T IG A

T A H U N 2008

Diajukan Guna Memenuhi l ugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh:

M i . ' S T I K O W A T !

M M . I 1406016

J U K I S A N T A R B I Y A H

P R O G R A M S T U D I P U N D I D I K A N A G A M A I S L A M S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N KG U RI ( S T A I N )

(2)

N O T A PE M B IM B IN G

Salatiga, 04 Agustus 2008

Lamp : 3 ( Tiga ) naskah

Hal : Pengajuan naskah skripsi

Yth. Kcliia STAIN Salaliga

Di Salatiga

Assalamu'alaikum WR. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :

Nama : Mustikowati

NIM : 11406016

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Judul : P E M B IN A A N O R A N G TU A PEN G A R U H N Y A

T E R H A D A P A K H LA K R E M A JA D I D ESA K A L IY O SO

K E L U R A H A N K U TO W IN A N G U N K ECA M A TA N

T IN G K IR KOTA SALATIGA TA H U N 2008 Untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi

Demikian harap menjadi periksa.

Wassalamu'alaikum WR. Wb.

Pembimbing

Drs. M asykurm inan

ii

(3)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No.2 Telepon (0298)323706,323433, Faks. 3234333 Kode Pos 50721

Website: www.stainsalatiga.ac.id Email: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul

: PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA

TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO

KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN

TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008

Nama : Mustikowati

NIM : 11406016

Program Study Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga, 23 Agustus 2008

Dewan Penguji,

(4)

Nama : Mustikowati

NIM : 11406016

Judul Skripsi : PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP

AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN

KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA

SALATIGA TAHUN 2008

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya serahkan ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-

ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan,

maka gelar dan ijazah yang diberikan oleh SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

NEGERI (STAIN) Salatiga batal saya terima.

Salatiga, 08 Agustus 2008

(5)

MOTTO

“TIADA HARI BERLALU TANPA BERTAMBAHNYA

(6)

1. Ayah dan Ibuku tercinta utas segala kasih sayang dan bimbingan serta doa

mereka.

2. Suamiku tercinta, Saryo Utomo yang tanpa henti memberikan dukungan

dan kasih sayang

3. Putra-putriku, buah hati tercinta yang menjadi semangatku

4. Rekan-rekan guru di MTs Al-Manar Bener Tengaran, Semarang

(7)

A B STR A K

PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008

M UStlK O W A TI: NIM. 11406016, Program Studi SI PAI STAIN Salatiga

Agama adalah hak asasi manusia yang paling asasi sekaligus juga merupakan kebutuhan ruhaniyah pokok setiap manusia. Di setiap peradaban manusia yang terbentuk, sejarah mencatat, bahwa selalu ada praktek keberagamaan yahg menyertai setiap perkembangan kebudayaan menjadi peradaban, peranan orang tua sangatlah penting dalam membentuk pondasi yang kuat terhadap terbentuknya pribadi anak hingga menginjak masa remaja. Pendidikan agama merupakan uhsur terpenting dalam pembentukan mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan secara intensif di rumah tangga. Biasanya orang tua yartg mempunyai tingkat keagamaan yang tinggi, akan lebih memperhdtlkan kebutuhan pendidikan anaknya dan akhirnya akan membimbing anak-anaknya, pembinaan orang tua adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif oleh ayah dan ibu kandung, orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli dan orang yang disegani di kampung, untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Akhlak remaja adalah budi pekerti dan perilaku remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun tahun 2008. Selain itu juga untuk mengetahui pembinaan orang tua dan akhlak siswa di desa tersebut serta mencari cara bagaimana mendidik remaja agar berakhlak yang benar. Hipotesis yang penulis ajukan adalah ada hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun 2008. Populasi penelitian adalah 4.053 jiwa dan jumlah KK 450 jiwa. Sampel yang diambil 10% yaitu sebanyak 50 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling. Hasil analisis data kusioner menunjukkan bahwa tingkat pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso adalah baik. Pengolahan data dari pembinaan orang tua dan akhlak remaja menghasilkan nilai rxy = 0,849. Sedangkan nilai r, untuk taraf signifikansi 5% dan 1% berturut-turut adalah 0,279 dan 0,361. Karena rxy > r, maka terbukti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara pembinaan orang tua terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso tahun 2008. Berarti hipotesis penulis diterima.

Kata kunci: pembinaan, keteladanan, orang tua, akhlak, remaja

(8)

Puji syukur, alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.

Hanya karena kemurahan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa penulis persembahkan kepada junjungan kita,

nabi agung Muhammad SAW, nabi dengan akhlak terbaik yang dapat mensyafaati

umatnya di yaumul kiyamah. Semoga kita tergolong umat beliau yang mendapat

syafaat. Amiin.

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademik guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Salatiga, maka penulis mengajukan skripsi yang beijudul

"PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK

REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN

KECAMATAN T1NGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008”.

Selesainya penyusunan skripsi ini merupakan buah dari bantuan berbagai

pihak. Penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari

pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Pada kesempatanini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, Tuhan sekalian alam

2. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi

Agama i slam Negeri Salatiga, beserta jajaran staf.

3. Bapak Drs. H. Sa'adi, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah

Tinggi Agama Isiam Negeri Salatiga, beserta Jajaran dan Staf tingkat

Jurusan.

4. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku ketua Progdi Ekstensi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Saiatiga beserta staf.

5. Drs. Masykurminan, selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan

membimbing penulis selama studi.

(9)

6. Dosen-dosen Jurusan Tarbiyah yang telah memberikan penulis ilmu

dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Seluruh insan

pendidikan Islattl di tanah air. Amiih.

Wassalamu’alailcum Wr. IVb

Salatiga, 08 Agustus 2008

Penulis

(10)

N O tA PEMBIMBING... ii

PEN GESA ltA N ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN S K k lR si... iv

M d + f O ... V i*£ftsiEMBAHAN... vi

a Rs t iLu c ... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR IS I... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAM BAR... xiv

DAFTAR LA M PIR A N ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 5

C. Pokok M asalah... 8

D. Tujuan Penelitian... 9

E. H ipotesis... 9

F. Metode Penelitian... 10

G. Teknik Pengumpulan D ata... 11

H. Analisis Data... 12

(11)

I. Sistematika Skripsi... 14

BABU LANDASAN TEORI A. Pembinaan Orang Tua... 16

1. Pengertian Pembinaan... 16

2. Pengertian Orang Tua... 19

3. Pentingnya Pembinaan yang flaik... 20

B. Akhlak... 26

1. Pengertian Akhlak... 26

2. Tujuan Akhlak... 26

3. Urgensi Akhlak... 27

4. Pembagian Akhlak... 31

5. Indikator Akhlak Remaja... 36

C. A nak... 37

1. Sifat Anak... 38

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan... 44

BAB m LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Kaliyoso... 46

1. Sejarah Singkat Desa Kaliyoso... 46

2. Letak Geografis Desa Kaliyoso... 46

3. Data Keadaan Penduduk Desa Kaliyoso... 47

4. Struktur Organsiasi... 48

5. Kegiatan-Kegiatan... 49

(12)

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Pendahuluan... 55

B. Analisis Uji Hipotesis... 58

C. Analisis Lanjut... 61

1. Pembinaan Orang Tua di Desa Kaliyoso Kelurahan

Kutowinangun Kecamatan Tingkir... 61

2. Akhlak Remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun

Kecamatan Tingkir... 63

3. Pembinaan Orang Tua terhadap Akhlak Remaja di Desa

Kaliyoso Kecamatan Tingkir... 64

feABV PENUTUP

A. Kesimpulan... 66

B. Saran-Saran... 67

C. Penutup... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DA FT A R T A B E L

Tabel 1. Tabel Keagamaan Pendudu!: Desa Kaliyoso Tahun 2008

Tabel 2 Data Pembinaan Orang Tua di Desa Kaliyoso

Tabel 3 Data Akhlak Remaja di Desa Kaliyoso

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pembinaan Orartg Tua

Tabel 5 DlstribUsi Frekuensi Akhlak Rehiaja

Tabel 6 Tabel Reija Koefisien korelasi Antara Variabel X dan Y

Tabel 7 Tihgkat Penibinaan btang ttia

Tabel 8 Tingkat Akhlak Rettiaja dl Bbsa Kaliyoso

(14)

Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ! Angket Untuk Orang Tua

Lampiran 2 Angket Untuk Remaja

Lampiran 3 Tabulasi Data Kuesioner Untuk Variabel X

Lampiran 4 Tabulasi Data Kuesioner Untuk Variabel Y

Lampiran 5 Koding Data Kuesioner Variabel X

Lampiran 6 Koding Data Kuesioner Variabel Y

Lampiran 7 Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y

Lampiran 8 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X

Lampiran 9 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y

Lampiran 10 Statistik Deskriptif Variabel X dan Y

Lampiran 11 Perhitungan Korelasi antara Variabel X dan Y

Lampiran 12 Uji Hipotesis

Lampiran 13 Perhitungan Tinggi Rendah Pembinaan Orang Tua

Lampiran 14 Perhitungan Tinggi Rendah Akhlak Remaja

Lampiran 15 Tabel Value o f r Product Moment

Lampiran 16 Tabel Nilai t

(16)

A. L atar Belakang Masalah

Agama adalah hak asasi manusia yang paling asasi sekaligus juga

merupakan kebutuhan ruhaniyah pokok setiap manusia. Di setiap peradaban

manusia yang terbentuk, sejarah mencatat, bahwa selalu ada praktek

keberagamaan yang menyertai setiap perkembangan kebudayaan menjadi

peradaban. Jika makan adalah kebutuhan pokok bagi fisik manusia, maka

agama adalah kebutuhan pokok bagi jiwa manusia.

Seperti yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW,

( - l a - J e l j j ^ C H ») Laj]

Artinya: Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti) (H.R. Ahmad).1

Maka jelas bahwa kerosulan beliau bertujuan untuk menyempurnakan

akhlak manusia maka Islam adalah agama yang sangat menekankan

pentingnya pendidikan akhlak. Kebutuhan terhadap pendidikan tersebut bukan

sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi,

melainkan juga mengerahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut

kepada pola hidup yang dihajatkan manusia dalam bidang duniawiyah dan

keharmonisan. Oleh karena itu dalam apa yang disebut “keharusan 1

(17)

2

pendidikan” itu sebenarnya mengandung aspek paedagogis, psikologis, sosiologis dan kultural dan aspek fisiologis.2

Disinilah peran lembaga pendidikan sangatlah penting. Karena manusia selalu belajar sejak lahir hingga mati, sadar ataupun secara tidak

sadar. Masa remaja adalah masa sulit, masa fakim, masa goncang dan masih

banyak lagi nama yang diberikan oieh para ahli.3 Masa ini memerlukan

perhatian yang lebih agar generasi muda dapat menjadi tumpuan bangsa di

masa mendatang.

Remaja yang mengalami kegoncangan akan menghasilkan generasi

muda yang lemah. Secara umum, remaja mula-mula tidak mau memakai

pedoman hidup dan sikap atau pedoman hidup yang baru, hal inilah yang

menyebabkan kegoncangan. Kadang-kadang juga karena pedoman yang

sudah dimiliki berbeda dengan yang baru ia temui. Hasil penelitian Dr. Zakiah

menunjukkan bahwa kelambangan remaja tentang nilai-nilai timbul ketika

mereka bandingkan dengan yang mereka pelajari di sekolah. Karena mereka

bimbang kadang-kadang lalu yang lama ditinggalkan dan yang baru sedang

dipertimbangkan.4

Pada masa ini remaja perlu dibimbing oleh orang tua. Bimbingan

orang tua dapat berupa nasihat, teladan dan teguran sewaktu remaja

melakukan kesalahan. Nasihat dengan kata-kata harus diberikan dengan

lembut dan tidak menggurui, disinilah orang tua juga harus berperan sebagai

2 M. Arifin. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam. Bulan Bintang, Jakarta. 1977, him. 21-23.

3Mustaaim. Psikologi Pendidikan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, him.20.

(18)

sahabat. Sedangkan teladan sangat perlu diberikan karena remaja senang mencontoh perilaku. Bimbingan berupa teguran berlaku sebagai alat kontrol,

seperti hukuman bagi orang yang salah, sehingga mereka tahu bahwa mereka

salah dan harus berani menanggung konsekwensinya. Bimbingan tersebut

harus dilakukan oleh orang tua kandung maupun guru.

Faktor keteladanan orang tua tidak dapat dikesampingkan. Hal ini

karena keteladanan merupakan masalah utama karena manusia belajar dengan

meneladani. Disamping hal itu, proses pembelajaran sesungguhnya berawal

dari keluarga. Orang tua adalah teladan pertama dan paling utama bagi anak

dalam hidupnya. Orang tua adalah peletak dasar-dasar kepribadian seorang

anak. Apabila bimbingan dan keteladanan yang dilakukan orang tua tidak

sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu juga akan ditiru oleh anak. Dalam hal

ini, Dr. Zakiyah Daradjat mengatakan, “Orang tua adalah pembina dalam

kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka

merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sedikitnya

masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.5

Pada bagian ini, peranan orang tua sangatlah penting dalam

membentuk pondasi yang kuat terhadap terbentuknya pribadi anak hingga

menginjak masa remaja. Diperlukan keteladanan yang hati-hati dari orang tua,

karena apabila salah, maka tidak hanya kepribadian anak akan menjadi salah

bentuk, namun kepribadian masa remajanya juga akan menjadi lebih salah

lagi. Pada bagian ini pulalah, pendidikan Agama mengambil peranan yang

(19)

4

amat mendasar. Yaitu menunjukkan, membimbing dan mengevaluasi keteladanan yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Mula-mula setelah meninggalkan pedoman hidup ma^a kanak-kanaknya mereka

mengalami masa fakim, lalu mereka mulia merindukan dan mencari nilai-nilai

meskipun seringkah remaja tidak tahu tentang nilai apa yang sedang mereka

cari.6 Sering pada tahap ini mereka mengambil resiko dengan mencoba hal-hal

atau nilai yang belum mereka ketahui. Sehingga tak jarang banyak remaja

yang teijerumus pada hal-hal atau nilai-nilai yang salah, kenakalan remaja,

narkoba, dan pergaulan bebas yang menjerumus ke seks bebas.

Pendidikan agama merupakan unsur terpenting dalam pembentukan

mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan

secara intensif di rumah tangga.7 Keluarga diharapkan mampu memberikan

bekal pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai agama, moral dan kesusilaan.

Karena selain implikasi normatifnya jelas bahwa seks bebas adalah

pelanggaran, secara kesusilaan, juga termasuk perbuatan asusila secara

sosiologis juga akan menimbulkan persoalan-persolan yang sangat

merugikan.8

Kesimpulan sementara yang dapat diambil adalah bahwa orang tua

sangat menentukan perkembangan jiwa anaknya pada masa remaja, karena

dari orang tua mereka dapat mengetahui sesuatu itu baik atau buruk. Biasanya

orang tua yang mempunyai tingkat keagamaan yang tinggi, akan lebih

6 Mustaqim. Op.Cit .h\m.22

1 Zakiyah Daradjat, Peranan Aeama dalam Kesehatan Mental. Toko Gunung Agung, Jakarta. 1995, him.72.

(20)

memperhatikan kebutuhan pendidikan anaknya dan akhirnya akan membimbing anak-anaknya. Sebagai contoh, orang yang mempunyai tingkat keagamaan di atas rata-rata akan mempunyai pola pikir yang lebih maju

terhadap pembinaan belajar anaknya, sekolah, teman bermain dan kelompok

yang sesuai agar anak mendapatkan pendidikan keimanan, moral, fisik,

spiritual dan pendidikan mental. Dan apabila pembinaan pendidikan anak

berhasil dengan baik, maka si anak akan memasuki masa remaja dengan

normal dan pembinaan pribadi anak nanti di masa remaja tidak akan

mengalami kesukaran.9

Latar belakang permasalahan di atas mendorong penulis untuk

mengadakan penelitian tentang “PEMBINAAN ORANG TUA

PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO

KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA

SALATIGA TAHUN 2008.”

B. Penegasan Istilah

Agar terhindar dari salah tafsir, maka penulis akan memberikan

penjelasan dan pembahasan dari judul di atas sebagai berikut:

1. Pembinaan orang tua

Pembinaan adalah “proses, cara, perbuatan membina (negara dsb); 2

pembaharuan; penyempurnaan; 3 usaha, tindakan, dan kegiatan yang

(21)

6

dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik*’.10

Menurut definisi kata yarg diambil dari kamus di atas, maka penulis

mengartikan pembinaan sebagai usaha, tindakan, dan kegiatan yang

dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih

baik.

ahli, dan orang yang disegani di kampung.

Jadi pembinaan orang tua adalah segala usaha, tindakan, dan

kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif oleh ayah dan ibu

kandung, orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli dan orang yang

disegani di kampung, untuk memperoleh hasil yang lebih baik

Adapun indikator pembinaan orang tua adalah:

a. Orang tua memperingatkan jika remaja melakukan salah

b. Orang tua. cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung

melakukan pertemuan untuk membahas masalah remaja

c. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung

melakukan kegiatan untuk membimbing remaja

10 Pusat Bahasa, ”Kamus Besar Bahasa Indoensia”, Diknas: KBBI Daring, 2008, dikunjugni: 5 Mei 2008 <hup: pusatbahasa.diknas.go.id kbbi index.php.>

(22)

d. Orang tua memberi teladan akhlak yang baik bagi remaja 2. Pengaruhnya terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso

a. Pengaruhnya berarti: daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang

berkuasa atau berkekuatan.12 13

b. Akhlak berarti: sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang

tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.1J

c. Akhlak juga berarti: kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap

jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan terhadap manusia.14

d. Remaja adalah: mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin.15

e. Desa adalah: kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga

yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri; kelompok ruah di luar

kota yang merupakan kesatuan16

f. Akhlak adalah: budi pekerti, kelakuan.17

Akhlak remaja yang dimaksud di sini adalah perilaku remaja

selama di masyarakat. Untuk memudahkan dalam variabel akhlak remaja

di masyarakat maka diajukan indikator-indikator sebagai berikut:

a Akhlak pergaulan remaja dengan orang tua

1) Sopan santun dalam bicara

2) Mengucapkan salam terlebih dahulu ketika masuk rumah

12 WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1978, hlm.731.

13 Asmarama A. S. M. A, Pengantar Studi A khlak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1994, him. 1.

14 Tim Penyusun Kamus, O p. ciL, him. 12. 15 Ibid..hlm.831

16 Ibid., hlm226-227

(23)

8

3) Minta ijin jika akan meninggalkan rumah 4) Berani mengakui kesalahan dan minta maaf

b Akhlak pergaulan remaja dengan masyarakat sekitar

1) Berbicara dengan sopan

?.) Bersabar dalam menghadapi masalah

3) Tidak suka memandang rendah

c Akhlak pergaulan remaja dengan sesama teman

1) Mengucapkan salam bila bertemu

2) Menunjukkan rasa senang bila bertemu

3) Mau memaafkan kesalahan teman

4) Sopan santun dalam bicara

5) Mau memberi pertolongan pada yang membutuhkan

6) Tidak suka menganggap rendah terhadap sesama teman

7) Mau menasehati terhadap sesama teman

C. Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang dan penjelasan sebagaimana tersebut di

atas, penulis dalam penelitian ini mengambil pokok-pokok permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pembinaan orang tua kepada remaja di Desa Kaliyoso

Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?

2. Bagaimana akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun

(24)

3. Adakah hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga?

|1. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pembinaan orang tua terhadap remaja di Desa Kaliyoso

Kelurahan Kutowinangun Kecatnatan Tingkir Kota Salatiga?

2. Untuk mengetahui akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan

Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?

3. Untuk mengetahui hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak

remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir

Kota Salatiga?

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu teori sementara yang kebenarannya masih diuji

(di bawah kebenaran). Dari judul di atas penulis mengajukan hipotesis sebagai

berikut: “Ada pengaruh antara pembinaan orang tua terhadap akhlak remaja di

Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga/'

Hal ini berani bahwa semakin tinggi pembinaan orang tua, maka semakin

tinggi pula akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinganun

(25)

10

F. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.18 Populasi pada

penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat di Desa Kaliyoso Kelurahan

Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Jumlah populasi di Desa

Kaliyoso adalah sebanyak 5.043 jiwa dengan 450 KK.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang

diteliti y* n g dianggap mewakili terhadap populasi yang diambil.19 20 dalam

penelitian ini, berdasarkan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto,

“Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subyeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah seubyeknya besar dapat diambil antara

10-15% atau 20-25% atau lebih.’'"0 Di dalam penelitian ini, penulis

mengambil sampel sebanyak 10%, yaitu 50 orang.

3. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Proportional

Random Sampling, yang maksudnya dalam pengambilan sampel itu

berdasarkan kondisi masyarakat dan memberikan kesempatan untuk

menjadi sampel.

18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. 1992, hlm.l 15.

|g Ibid , him. 104.

(26)

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari icsponden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui.'1

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang

pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan

Kutowinganun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Angket disebarkan

kepada 50 orang tua untuk memperoleh data pembinaan orang tua dan 50

remaja untuk memperoleh data akhlak remaja.

2. Metode Interview

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak

yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian.22

Metode ini digunakan sebagai alat bantu dalam memperoleh data

tentang pembinaan orang iua pengaruhnya terhadap akhlak remaja di Desa

Kaliyoso Kelurahan Kutowinganun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip. buku, notulen, raport, leber,

agenda, majalah dan sebagainya.

21 l_bid.. him.20.

(27)

12

Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang

keadaan Desa, jumlah orang tua, remaja, sarana dan prasarana.

H. Analisis Data

1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan adalah analisis data deskriptif. Penulis

melakukan koding atas angket yang penulis sebarkan kepada kuesioner,

jawaban-jawaban angket tersebut penulis catat dan penulis ubah menjadi

data-data angkat serta penulis hitung nilainya.

Data yang ada dikelompokkan. Pengelompokan data tersebut

dilakukan dengan menyusun tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap

variabel yang terdapat dalam penelitian. Untuk merubah data yang

bersifat kualitatif menjadi kuantitatif penulis menggunakan kriteria

tertentu. Dalam hal ini penulis menggunakan standar skor sebagai

berikut:

1) Jawaban responden a diberi skor 5

2) Jawaban responden b diberi skor 4

3) Jawaban responden c diberi skor 3

4) Jawaban responden d diberi skor 2

5) Jawaban responden e diberi skor 1

b. Analisis Uji Hipotesis

Dalam analisis ini penulis mengadakan perhitungan lebih lanjut

(28)

Dalam analisis ini penulis menggunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:

Keterangan:

f"xy : korelasi antara xy

xy : product dari x dan y

N : jumlah subyek yang diteliti

X : variabel pembinaan orang tua

Y : variabel akhlak remaja23

Untuk menghitung signifikansi hasil pengujian, penulis

melakukan uji signifikansi satu arah (one tail test) dengan

menggunakan rumus t

r . J n - 2

Keterangan:

t : signifikansi koefisien korelasi

r : nilai korelasi antar variabel x dan y

n : jumlah sampel

Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan t tabel untuk

mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak. Signifikan

tidaknya korelasi antar variabel ditentukan melalui nilai t, jika t hitung

(29)

14

lebih besar dari t tabel maka korelasi tersebut signifikan dan jika kurang dari t tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan,

c. Analisis Lanjut

Yaitu pengolahan lebih lanjut dari uji hipotesis. Dalam hal ini

penulis menginterpretasikan hasil analisis uji hipotesis, jika rxy > rt

berarti ada pengaruh yang positif antara pembinaan orang tua dengan

akhlak remaja, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan

diterima. Tetapi bila rxy < r, berarti tidak ada hubungan atau pengaruh

yang positif antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja, dengan

demikian hipotesis yang penulis ajukan ditolak atau tidak diterima.

I. Sistematikan Skripsi

Sistematika yang penulis ketengahkan di sini terdiri dari 5 (lima) bab,

dan masing-masing bab terdiri dari sub atau bagian.

Adapun sebelum bab pertama terdapat halaman yang bersifat formal

yang berhubungan dengan skripsi ini yaitu: halaman nota pembimbing,

halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.

Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan

Berisi antara lain: alasan pemilihan judul, penegasan istilah,

permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian dan

sistematika skripsi.

BAB II Landasan Teori

(30)

1. Yang berhubungan dengan pembinaan orang tua meliputi: pengertian pembinaan, pengertian orang tua, pentingnya pembinaan dan pembinaan yang baik kepada remaja

2. Yang berhubungan dengan akhlak _ meliputi: pengertian akhlak, tujuan akhlak, urgensi akhlak serta macam dan pembagian akhlak 3. Yang berhubungan dengan Anak meliputi bagaimana sifat-sifat

anak pada masa-masa tertentu dalam perkembangannya, faktor-

faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan anak?

BAB III Laporan Hasil Penelitian

Yang meliputi dua bagian yaitu:

1. Keadaan Umum Desa Kaliyoso yang meliputi: sejarah Desa

Kaliyoso, letak geografis, data keadaan penduduk, struktur

organisasi dan kegiatan yang ada.

2. Data khusus yang meliputi: data pembinaan orang tua dan data

akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun

Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

BAB IV Analisis Data

Pada bab ini berisi tentang penyajian data dan pengolahannya. Analisis

data berupa analisis pendahulu m, analisis uji hipotesis, dan analisis

lanjut.

BAB V Penutup

Pada bab ini terdiri dari kesimpulan, saran-saran, kata penutup, dan

(31)

BAB II LAND AS AN TEORI

A. PEMBIN4AN ORANG TUA

1. Pengertian Pembinaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, Pembinaan adalah

“proses, cara, perbuatan membina (negara dsb); 2 pembaharuan;

penyempurnaan: 3 usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara

efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik".1 Pembinaan

adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan

efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Dalain hal ini usaha yang

dilakukan tersebut harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang ingin

dicapai tersebut harus dirumuskan dengan jelas sehingga dalam prosesnya

tidak berbelok ke arah yang tidak semestinya.

Tanpa adanya pembinaan, maka hasil yang dicapai tidak akan

maksimal. Sebuah lembaga pendidikan, apabila tidak melakukan

pembinaan pada anak-anak didiknya yang “nakal” akan menghasilkan

keluaran yang berkualitas pas-pasan atau bahkan jelek. Pembinaan dalam

arti pembaharuan berani memperbaharui nilai-nilai yang dianggap telah

tidak sesuai. Jika pembaharuan tidak dilakukan dikhawatirkan sang

pemilik nilai tersebut akan ketinggalan jaman dan tidak dapat lagi eksis

karena tidak mampu beradaptasi.

1 Pusat Bahasa, "Kamus Besar Bahasa Indoensia", Diknas: KBBI Daring. 2008. dikunjugni: 5 Mei 2008 <http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php.>

(32)

Demikian pula dalam pendidikan. Pembinaan perlu sekali dilakukan.

Hal ini disebabkan karena pendidikan bertujuan membentuk insan yang

kompeten dan memiliki keterampilan serta emosi yang baik. Sehingga

akhirnya insan tersebut dapat menggunakan segala yang dia miliki sebagai

bekal menghadapi kehidupan.

Menurut Islam, perlakuan terhadap anak didik besar sekali

pengaruhnya terhadap mereka, sehingga nabi Muhammad saw berkata:

O

Artinya: Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan atas fitrah Islam, kemudian orang tuanyalah vang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR Muslim).2

Dalam hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan

dalam pendidikan sangat penting perannya. Kenyataan bahwa semua anak

dilahirkan dalam keadaan fitrah Islam, namun atas bimbingan orang

tuanyalah kemudian mereka menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi, bahkan

mungkin tidak mempercayai adanya Tuhan. Bimbingan yang benar akan

semakin mempertebal fitrah anak, sedangkan bimbingan yang salah akan

menjauhkan anak dari fitrahnya, dan pada akhirnya ia akan menjadi remaja

yang sama sekali tidak mengenal Tuhan.

Pembinaan yang dilakukan dalam pendidikan harus kontinu. Tidak

boleh dilakukan sepotong-sepotong. Telah banyak realitas yang

menunjukkan bahwa pembinaan yang dilakukan secara tidak utuh akan

(33)

18

menghasilkan generasi yang tidak utuh pula, serba gamang dan tidak mantap menghadapi tantang dunia. Banyak sekali anak-anak yang belajar r.gaji di surau sampai ^erusia 17 tahun. Namun setelah ia berusia 17 tahun, ia mulai meninggalkan kebiasaannya tersebut. Ketika ia memasuki jenjang

pendidikan Sekolah Menengah Atas, ketika ia menjadi remaja, pembinaan

dari orang tua mengendur atau bahkan hilang sama sekali. Padahal pada

masa ini ia menjadi sangat rentan terhadap perubahan, la memasuki masa

kebimbangan, masa mencari jati diri, masa pergolakan.

Masa remaja adalah masa suiit, masa fakim, masa concang dan

masih banyak lagi nama yang diberikan oleh para ahli. Secara umum

remaja mula-mula tidak mau memakai pedoman hidup dan sikap atau

pedoman hidup yang baru, hai inilah yang menyebabkan kegoncangan/

Pada masa inilah pembinaan dari orang tua sangat diperlukan, bukan justru

ditinggalkan.

Telah banyak lembaga pendidikan anak yang baik menghasilkan

anak-anak cerdas yang berakhlak baik. Namun hasil ini tidak diteruskan

dengan pembimbingan di tingkat pendidikan dan umur selanjutnya.

Banyak ditemui anak yang sebelum masuk Sekolah Menengah Atas adalah

anak yang penurut dan sopan serta taat beragama, namun setelah

memasuki jenjang pendidikan SMA ia berubah total. Sikapnya menjadi

penentang, tidak memiliki akhlak baik dan mulai malas menjalankan

perilaku beragama. Apabila tidak dicermati dan ditanggulangi, maka bisa 3

(34)

jadi mereka menjadi orang dewasa yang tidak bertanggung jawab dan tidak beraklak.

2. Pengertian orang tua

Mengambil definisi dalam kamus, maka orang tua adalah 441 ayah ibu

kandung; 2 (orang tua) orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb);

orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua;".4 Orang tua

memiliki arti yang luas, orang tua dapat berani ayah ibu kandung. Yaitu

orang yang menjadi lantaran kita lahir di dunia. Orang tua juga dapat

berarti orang yang dianggap tua, orang yang telah hidup lebih lama, juga

orang yang dihormati dan disegani di daerah kita menetap.

Pengertian orang tua di sini tidak terbatas pada ayah dan ibu

kandung, namun juga termasuk orang yang dianggap tua, cerdik pandai,

ahli, dan orang yang disegani di kampung. Penulis ingin mengetahui

adakah pembinaan yang dilakukan oleh orang tua di Desa Kaliyoso

kemudian mencari hubungan antara pembinaan yang dilakukan, jika ada.

dengan akhlak para remaja.

Sebagai orang tua, baik yang menduduki posisi sebagai ayah dan ibu

ataupun guru serta sebagai orang yang dihormati, harus memiliki persepsi

yang baik tentang mendidik remaja. Pentingn>a persepsi ini ditunjukkan

secara jelas oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rosenthal dan

Jacobson pada tahun 1968. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Cara berpikir dan cara pandang seseorang akan menentukan sikap individu tersebut terhadap lingkungannya. Selanjutnya.

(35)

20

lingkungannya pun akan memberikan respons atau reaksi sesuai dengan harapan individu yang mempersepsikan.'

Jadi, jika orang tua menganggap anaknya nakal, apalag' memberikan label nakal pada anaknya, besar kemungkinan anaknya akan menjadi benar-benar nakal. Hasil penelitian mereka disebut dengan istilah dampak Pyangnialion.

Hasil penelitian kedua ilmuwan tersebut berhasil menunjukkan bahwa

harapan guru atau pendidik, sebagai orang tua pula, berfungsi sebagai

pengerak serangkaian perilaku yang diarahkan untuk memenuhi harapan diri

mereka sendiri. Karenanya pyangmalion juga dikenal dengan istilah falsafah

pemenuhan diri (.self-fulfilling prophecies). Sedangkan di dalam keluarga,

persepsi orang tua ternyata mempengaruhi sikapnya kepada anak-anak

mereka. Adanya label dan atribut tertentu yang disandang oleh anak juga

merangsang orang-orang di sekelilingnya untuk memanggil mereka sesuai

dengan label dan atribut yang mereka sandang. Hal inilah yang perlu

diwaspadai oleh orang tua dalam mendidik dan menumbuhkembangkan anak.

Orang tua tidak boleh memberikan label negatif seperti: pemalas, bodoh, nakal

dan label-label negatif lainnya.

3. Pentingnya Pembinaan Yang Baik

Arti pentingnya pembinaan terlihat dalam Hadits Nabi yang

diriwayatkan oleh Muslim, bahwa “tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali

telah membawa fithrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah). Maka

kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, 5

(36)

Nasrani, ataupun Majusi." Jika anak mendapatkan pendidikan dan bimbingan

agama yang baik, mereka akan menjadi orang yang taat beragama pula. Tetapi

b i lama benih agama yang telah dibawa itu tidak iipupuk dan dibina dengan

baik, maka anak akan menjadi orang yang tidak beragam ataupun jauh dari

agama.

Pembinaan penting artinya, karena tanpa pembinaan, benih-benih

agama yang ada dalam diri anak akan pupus ketika ia menjadi remaja dan

dewasa kelak. Apabila benih-benih agama telah pupus, sudah hampir bisa

dipastikan bahwa ia akan menjadi remaja yang mungkin cerdas tetapi tidak

berakhlak.

Sigmund Freud berpendapat bahwa:

Anak-anak semenjak kecilnya telah ada perasaan dan percaya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Bahkan pada tahun-tahun pertama dalam hidupnya, anak mempunyai anggapan, bahwa orang tuanya itu sebagai Tuhannya. Karena menurut pandangan mereka orang tua itu sebagai sumber keadilan, sumber kasih sayang dan merupakan sumber kekuasaan, tempat mereka bergantung dan tempat mereka meminta segala keinginannya.6

Dalam perkembangan selanjutnya orang tua harus membimbing anak

untuk mengetahui hal yang sebenarnya mengenai kehidupan. Jangan sampai

orang tua membiarkan anak berkembang dengan sendirinya karena sangat

berbahaya. Pembinaan dari orang tua bersifat mengarahkan agar

perkembangan berpikir anak mengarah pada yang benar, sehingga saat remaja

menjadi generasi yang tangguh sesuai potensi yang dimiliki dan ketika dewasa

menjadi orang dewasa yang memiliki kecerdasaran dan akhlak yang baik.

(37)

22

Oleh sebab itu. orang tua harus memberikan bimbingan yang baik

kepada anak ketika berkembang menjadi remaja. Remaja adalah masa kritis

seseorang, jad: harus diperhatikan secarn serius agar tidak terjad''

perkembangan yang salah. Pembinaan yang baik secara islami adalah

pembinaan yang menekankan unsur-unsur tertentu dalam Islam. Unsur-unsur

tersebut adalah: kasih sayang, lemah lembut, memberikan kemerdekaan,

memberikan penghargaan, sesuai dengan perkembangannya, mengarahkan ke

masa depan, berbicara kepada mereka dengan benar, baik lembah lembut dan

mudah dimengerti, dan disiplin.7

a) Kasih Sayang

Orang tua harus selalu menanamkan pemahaman bahwa “barang siapa

yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi. Untuk itu, jika ingin dikasihi, dia

harus mengasihi orang dan makhluk hidup lain. Orang tua juga harus

menunjukkan sikap kasih sayangnya kepada anaknya. Ini akan membentuknya

menjadi remaja yang penuh kasih sayang.

b) Lemah Lembut

Pembinaan orang tua selanjutnya adalah dengan bersikap lembah

lembut kepada anak. Orang tua harus mendidik dan membimbing anak dengan

lemah lembut. Jika orang tua mendidik dan membina anak dengan kasar, maka

anak akan pergi dari didikan dan pembinaan orang tua. Sering sekali

ditemukan kasus anak kabur dari rumah karena tidak tahan dengan orang

(38)

tuanya yang kasar. Oleh karena itu, tutur kata orang tua pun harus lemah lembut, tidap boleh kasar kepada anak.

c) Memberikan kemerdekaan

Manusia tidak boleh dipaksa. Allah sendiri berfirman dalam surat Al

Ghasiyah : 22 bahwa

✓ /

( U

* "

g Artinya: “Bukanlah engkau seorang yang berhak memaksa mereka”.

Karena itulah, orang tua dalam melakukan pembinaan kepada remaja

tidak boleh melakukan pemaksaan karena dalam agama pun tidak ada

paksaan. Remaja harus diberikan kebebasan memilih dengan didampingi dan

diarahkan oleh orang tua.

d) Memberikan Penghargaan

Unsur penghargaan harus ditonjolkan daiam membina remaja. Dalam

sebuah haditsnya nabi Muhammad berkata:

(jL JI

, \j j ) . f i \

lyLJ-lj

\ y f \

Artinya: hargailah anak-anakmu dan baguskanlah budi pekerti rnereka (HR Nasafi)9

Allah melarang umatnya menghina dan merendahkan seseorang.

Orang tua harus dapat menghargai pribadi anak, karya anak pendapat anak dan

keyakinan anak. * *

(39)

24

e) Sesuai dengan Perkembangannya

Orang tua tidak boleh tergesa-gesa dalam membina remaja. .Anak

berkembang sesuai tahapan tertentu. Orang tua harus -am pu mengetahui

seorang anak sampai tahap apa. Saat anak mencapai usia remaja, orang rua

harus menerapkan cara-cara yang sesuai untuk membina seorang remaja,

caranya tentu berbeda dengan caranya mendidik saai ia masih balita.

0 Mengarahkan ke masa depan

Anak diciptakan untuk menghadapi jaman yang berbeda dengan jaman

yang dihadapi oleh orang tua. Oleh karena itu, pendidikan dan pembinaan

yang diterima oleh remaja haruslah sesuai dengan kondisi jamannya berada

sekarang tidak selalu berpegang dan berdasarkan pada ajaran jaman orang tua

dulu. Harus pula ditekankan mengenai kampung akhirat karena itulah masa

depan yang harus dihadapi oleh remaja.

g) Berbicara kepada mereka dengan benar, baik, lembah lembut dan mudah

dimengerti

Perkataan yang benar membina remaja untuk berkaia jujur, selain itu

memang hal itu diperintahkan oleh Allah dalam QS. An Nisa: 9,

*•

(1>

_2 . i

\ly

*

Artinvardan hedaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar (S. An ' Nisa: 9)”.'"

(40)

Bahasa yang mudah dimaksudkan adalah bahasa yang diketahui oleh remaja. Dengan bahasa yang mudah dimengerti mereka akan semakin mudah menyerap pembinaan yang dilakukan oleh orang tua.

h) Disiplin

Pembinaan mengenai disiplin erat kaitannya dengan pelaksanaan shalat lima waktu. Dengan menyuruh anak melakukan shalat lima waktu ketika waktunya tiba dengan segera akan mendidik anak untuk berlaku disiplin. Hal ini akan berakar di kehidupannya kelak dan akan membimbingnya melakukan

segala sesuatu dengan disiplin.

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa indikator untuk

mengukur pembinaan yang dilakukan oleh orang tua. Adapun indikator

pembinaan orang tua adalah:

a. Orang tua memperingatkan jika remaja melakukan salah

b. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung

melakukan pertemuan untuk membahas masalah remaja

c. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung

melakukan kegiatan untuk membimbing remaja

(41)

B. AKHLAK

1. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah “bud< pekerti; kelakuan”11, sedangkan menurut

Mohammad Damami Zein, muatan istilah “akhlak” pada hakikatnya di

selingkar pandangan, sifat, sikap dan tingkah laku yang seharusnya

disadari dan dihayati dalam kehidupan nyaUt sehari-hari Dalam

konteks ini, istilah akhlak yang dipakai mengandung pengertian budi

pekerti.

2. Tujuan Akhlak

Akhlak pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lain,

terutama hewan. Manusia adalah sebaik-baiknya makhluk. Namun posisi

tinggi manusia itu dapat langsung turun menjadi serendah-rendahnya lebih

rendah dari hewan jika manusia tidak memegang sifat-sifat kemanusiaan.

Salah satu sifat kemanusiaan adalah akhlak.

Kejatuhan manusia ke derajat yang lebih rendah dapat dihindari

jika ia beriman, beramal sholeh, dan berakhlak. Manusia yang paling

tinggi derajatnaya di sisi Allah adalah manusia yang beriman, beramal

sholeh dan berakhlak mulia. Sebagaimana dicontohkan oleh tujuan

diutusnya Nabi Muhammad saw bahwa beliau diutus ke dunia untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia.

Segala tindakan manusia dilakukan untuk mencapai maksud-

maksud dan tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk mencapai 11 12

11 Pusat Bahasa. Qp..Cit.

12 Mohammad Damami Zein, “Akhlak”, MTDK PP M uhammadiyah, 2007, dikunjungi 25 Mei 2008. <http://www.muhammadiyah-tabligh.or.id/cetak.php?id=60>

(42)

kepuasan, kesenangan maupun kebahagiaan, karena secara kodrati setiap manusia ingin mendapatkan kebahagiaan. Karena ingin mencapai kebahagiaan, manusia rela melakukan apa s«ja yang menurutnya mampu

menyebabkan ia memperoleh kebahagiaan tersebut.

Aliran hedonisme misalnya, mendasarkan segala perbuatan

manusia dianggap baik jika menhasilkan hedone (kelezatan atau

kesenangan). Kelezatan ini menurut mereka merupakan ketenteraman jiwa

yang berarti memperoleh keseimbangan badan.

Aliran vatalisme berpendapat bahwa yang baik adalah orang yang

kuat yang dapat memaksakan dan menekan kehendaknya agar berlaku dan

ditaati oleh orang-orang yang ada di bawahnya.

Sedangkan dalam Islam sendiri pencapaian kebahagiaan tersebut

berarti kebahagiaan hidup dan hidup setelah mati (dunia-akhirat).

Kebahagiaan menurut islam adalah kebahagiaan yang dapat melindungi

perseorangan dan melindungi umat Kebahagiaan sejati bukan

kebahagiaan yang bersifat khayalan dan angan belaka. Sedangkan kunci

untuk mencapai kebahagiaan sejati menurut Islam adalah “ridho ilahi”,

sebab tanpa adanya ridho Allah kebahagiaan sejati tidak mungkin diraih.

Oleh karea itu, dalam islam segala perilaku umat Islam diarahkan agar

mengarah pada ridho Allah.

3. Urgensi Akhlak

Urgensi akhlak bagi kaum muslim diketahui dari tujuan nabi

(43)

28

hanya untuk membenahi akhlak yang mulia”1 J. Melalui hadits tersebut, nabi hendak menekankan bahwa sejak awal, islam telah menyeru pada

budi pekerti yang baik. Dengan demikian, omng yang berbudi pekerti

buruk adalah orang yang durhaka kepada Allah.

Diantara budi pekerti yang baik tersebut adalah; rasa malu,

berbakti kepada kedua orang tua, kelembutan, kasih sayang, belas kasih,

jujur, menyampaikan amanah, tawadlu, etika kepada Al-Qur’anul karim,

memberikan hak muslim atas muslim yang lain, menghormati tetangga

dan tamu, berkata-kata baik, memuliakan tetangga, memuliakan tamu dan

beretika ketika makan, minum d?n tidur.

Apabila sifat-sifat tersebut telah dimiliki oleh seorang anak, maka

sudah dapat dipastikan ia akan menjadi anak berakhlak mulia. Padahal

sebaik-baiknya muslim adalah muslim yang berakhlak mulia, dan “tidak

ada pemberian dari orang tua kepada anak yang lebih afdhal (utama)

daripada pendidikan yang baik, sebagaimana yang terkandung dalam

hadits nabi:

Artinya: Tidak ada pemberian dari orang tua kepada anak yang lebih afdhal (utama) daripada pendidikan yang baik. ( HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufiad)”‘4 13 *

13 Hamid Ahmad Ath-Thahir, Nasehat Rasulullah Untuk Anak Berakhlaa Mulia, terj: Ahmad Khotib, Irsyad Baitus Salam, Bandung, 2006, him. 19.

(44)

Penyakit masyarakat yang harus diwaspadai adalah kerusakan akhlak. Hal ini sejalan dengan pendapat Syekh Musthof Al Ghalayaini dalam kitabnya '**Idhotu An-Nasyi’in”;

Sesuatu umat itu apabila sedang dihanggapi oleh penyakit masyarakat, maka umat itu benar-benar memerlukan akan adanya perbaikan atau penyembuhan dari penyakitnya itu. Penyakit yang sedang menghinggapi masyarakat itu tiada lain adalah penyakit kerusakan akhlak, dekadensi moral, kebejatan budi pekerti serta kemerosotan moral.15

Demikianlah bahwa kemerosotan akhlak adalah penyakit masyarakat,

untuk menggulanginya diperlukan usaha keras.

Akhlak merupakan cermin dari keadaan jiwa dan sekaligus

gerak-gerik, perilaku atau tindakan manusia, karena tidak seorangpun yang

terlepas dari akhlak. Sehingga manusia akan dinilai berakhlak mulia jika

jiwa, dan tindakanya menunjukkan hal-hal yang baik dan dipandang mulia.

Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling mulia karena

dikaruniai akal pikiran. Karena karunia itulah, manusia berbeda dengan

makhluk yang lain. Manusia memiliki dua jalur hubungan, hubungan

kepada Allah dan hubungan kepada sesama makhluk.

Hubungan manusia kepada Allah adalah hubungan secara vertikal.

Hal ini telah diatur dalam firman-Nya, “dan tidaklah aku menciptakan jin

dan manusia, kecuali agar menyembah kepadaku” (Soenaryo dkk,

1995:862). Manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah, oleh

karena itu. manusia secara kodrati sejak lahir memiliki naluri beragama

(45)

30

dan dalam perkembangannya akan selalu mencari esensi Tuhan. Itu pula lah salah satu hal yang menyebabkan banyak terbentuk agama-agama di

dunia.

Jalur kedua adalah jalur hubungan manusia dengan sesama

makhluk, jalur horizontal. Hal ini juga merupakan kodrat manusia yang

merupakan makhluk sosial. Disamping merupakan kodratnya, juga karena

manusia diperintahkan oleh Tuhan untuk saling kenal-mengenal, saling

menyayangi dan saling tolong menolong. Allah berfirman dalam Surat

Al-Baqoroh : 213, “manusia adalah umat yang satu”.

Kedua jalur tersebut harus dipelihara sebaik-baiknya agar manusia

mendapat ridho dari Allah. Sehingga segala tindakan dan gerak-geriknya

mengarah pada tercapainya kebahagiaan menurut Islam. Kebahagiaan

adalah tujuan hidup manusia. Kedua jalur tersebut diatur dalam apa yang

disebut dengan amal sholeh atau sebutan yang lain adalah akhlak.

Akhlak juga merupakan pembeda manusia uari makhluk-makhluk

yang lain. Tanpa akhlak derajat manusia akan turun ke derajad rendah

binatang, bahkan lebih hina, lebih jahat, lebih rakus dan lebih buas.

Pembangunan suatu bangsa untuk dapat tegak berdiri, sejahtera

lahir dan batin tidak ditentukan semata-mata oleh kepemilikian materi,

kestabilan ekonomi dan politik ataupun banyaknya devisa. Pembangunan

suatu bangsa seperti itu hanya akan mendatangkan bahaya di masa

mendatang bila tidak diimbangi dengan akhlak yang mulia dari setiap

(46)

kesewenang-wenangan dan penindasan. Bila hal ini teijadi tentu saja konsep kebahagiaan tidak akan pernah tercapai dalam negara tersebut.

Peranan akhlak melebihi kajian ilmu akhlak itu sendiri. Bila dengan ilmu akhlak seseorang dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, namun jika tidak melaksanakanannya maka akhlaknya tidak akan menjadi baik dengan serta merta. Oleh karena itu, peranan ilmu akhlak adalah sebagai pendorong terciptanya akhlak yang baik bagi orang

yang memahami ilmu tersebut sehingga memiliki nilai hidup yang luhur.

4. Pembagian Akhlak

Ada beberapa etika (adab) dan akhlak islami yang harus

diperhatikan oleh setiap muslim dan harus diterapkan dalam kehidupan

sehari-harinya. Etika-etika ini akan memberikan buah (hasil) yang baik

bila ditanam dalam diri seseorang sejak dini, maksudnya sejak dia masih

kecil. Nabi Muhammad selalu mengajarkan etika dan akhlaq islami kepada

anak-anak. Diantara etika dan akhlaq yang dimaksud adalah:

a) Adab Mengucap Salam

Salam adalah penghormatan islami. Anak pasti akan bertemu

dengan orang-orang yang tentunya berbeda-beda tingkatan mereka.

Karena itu, anak perlu mengenal kunci pembicaraan dengan mereka,

yaitu salam.16

16 Hasan bin Ahmad Hasan I lamman, Perilaku Nabi Terhadap Anak-Anak (penuh kasih

sayang, sarat teladan, dan bersifat mendidik), terj: Faturrahman Abdul Hamid. Irsyad Baitus

(47)

32

b) Adab Meminta Ijin

Seorang pelayan harus minta ijin bila hendak masuk kamar

majikan pada ketiga waktu (sebelum sembahyang subuh, ketika

menanggalkan pakaian di tengah hari dan sesudah sembahyang isya’),

begitu juga dengan anak-anak yang sudah berakal namun belum

baligh. Tujuan meminta ijin ini adalah agar mereka tidak melihat aurat

anggota keluarga yang lain.

Para psikolog sekarang, setelah kemajuan teknologi demikian

pesat, menegaskan bahwa pandangan yang terlihat oleh mata seorang

anak sewaktu kecil dapat berpengaruh terhadap kehidupannya.

Terkadang anak akan mengalami beberapa penyakit jiwa dan

gangguan emosi yang sulit disembuhkan.17

c) Adab Menahan Pandangan

Seorang anak kecil terkadang bersikap ceroboh, terkadang

suka lupa diri, dan pada saat-saat tertentu terkadang dirinya

dikalahkan oleh hawa nafsunya, sehingga dia pun akan melayangkan

pandangannya ke arah sejumlah perempuan.

Seorang anak harus dibiasakan untuk menahan pandangannya

dari melihat aurat-aurat (lawan jenis) di setiap tempat agar tabiat

seksualnya tidak tumbuh terlalu cepat dan tidak normal, karena dapat

(48)

menimbulkan sejumlah kemudharatan dan bahaya, baik yang berkaitan dengan kepribadian, fisik, sosial, maupun moral.18

d) Memisahkan tempat tidur

Ini adalah hal yang sangat penting untuk pendidikan seks anak.

Ajaran ini tidak pernah diajarkan oleh syari’at mana pun, selain Islam.

Pemisahan tempat tidur dimulai pada usia sepuluh tahun, saat

hasrat seksual mulai berkembang. Caranya adalah tidak menyuruh

anak tidur dalam satu selimut, atau dengan cara menyuruh mereka

tidur di atas satu ranjang atau satu kasur namun dengan dua selimut

berbeda. Idealnya, mereka memiliki kamar sendiri-sendiri.19

e) Kejujuran

Jujur adalah dasar akhlaq Islam yang paling penting dan

membutuhkan usaha keras agar seorang terbiasa dengannya.

Rasulullah senantiasa berusaha membiasakan akhlaq ini pada diri anak

dengan memerintahkan orang tua agar tidak berbohong terhadap anak.

Hal itu dimaksudkan agar anak tidak meniru dan menganggap

berbohong adalah hal yang biasa.20 21

f) Menjaga Rahasia

.r

Anak yang terbiasa menjaga rahasia akan tumbuh sebagai

seorang yang memiliki disiplin lidah. Selanjutnya, akan terbina

kepercayaan diantara sesama dengan saling menjaga rahasia.'1

(49)

34

g) Budi Pekerti Malu

Malu adalah pekerti baik yang terkadung dalam diri seseorang.

Rasa malu akan mencegahnya dari perbuatan dosa atau bersikap

sewenang-wenang terhadap hak orang lain dan akan mencegahnya

untuk kembali melakukan kemaksiatan.22

h) Berbakti kepada kedua orang tua

Allah memberitahukan bahwa orang tua telah banyak

mengalami kesusahan dalam kehidupan mereka demi anak-anaknya,

dan mereka pun banyak menanggung kesengsaraan dan keletihan.

Para ibulah sosok yang harus menanggung rasa sakit saat hamil,

melahirkan, dan menyusui. Selanjutnya giliran sang ayah yang

berusaha, bekerja dan bersusah payah untuk memberikan kehidupan

yang layak bagi anak-anaknya yang masih kecil. Kita tidak akan dapat

membalas kebaikan orang tua walaupun hanya sebagian dari rasa sakit

ibu ketika mengejan saat melahirkan. Oleh karena itu, berbakti kepada

kedua orang tua wajib hukumnya.23

i) Kelembutan, kasih sayang dan belas kasih

Kelembutan dan kasih sayang adalah dua sifat mulia yang

diserukan oleh Islam dan Rasulullah. Manusia yang penyayang adalah

manusia yang berhati lembut dan selalu mengerjakan kebaikan.24

:: Hamid Ahmad At-Thohir., Op.Cit. him. 25-26

(50)

j) Menyampaikan Amanah dan tidak Menipu

Menipu adalah sifat orang-orang munafiq dan bukan sifat

orang muslim, sebab menipu itu sama halnya dengan berdusta,

sementara seorang muslim yang benar tidak akan pernah melakukan

dusta. Adapun keuntungan sifat kejujuran dan amah, “...kejujuran dan

amanah adalah perbuatan yang baik dan kebaikan dapat menyebabkan

pelakunya masuk surga”.23

k) Tawadlu’ dan tidak sombong

Sikap sombong adalah bila seseorang meyakini bahwa dirinya

lebih baik, lebih tinggi, dan lebih utama daripada mereka, dan

meyakini bahwa pekerjaannya lebih baik daripada pekerjaan mereka.

Adapun sikap tawadlu’ adalah bila seseorang menganggap dirinya

sederhana dan tidak lebih tinggi daripada orang lain karena ilmu,

harta, atau pekerjaannya."

l) Hak Seorang Muslim Atas Muslim Lain

1) Memberi salam dengan mengatakan “As-salaamu ‘alaikum wa

rohmatullooh wa barokaatuh" dan menjawab salam bila diberi

salam dengan mengatakan : “wassalamu ’alaikum warahmatulloohi

wabarokaaluh

2) Mengucapkan “Yarhamukumullooh" kepada orang yang bersin

3) Menjenguk orang sakit

4) Mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri 25 26

(51)

36

5) Tidak mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari 6) Tidak menyakiti saudaranya sesama muslim

7) Bersikap tavadlu terhadap musMm yang lain

8) Tidak menggunjing saudaranya semuslim

9) Memanggil dengan nama yang paling disukai

10) Tidak boleh mengolok-olok muslim lain

11) Tidak memaki atau mencela saudaranya

12) Tidak boleh mendengki saudara semuslim

13) Tidak boleh memata-matai muslim lain

14) Tidak boleh menipu muslim lain

15) Membantu saudara yang teraniaya

16) Membantu saudaranya dengan harta atau urusan-urusannya

17) Memaafkan muslim lain jika terjadi perselisihan

18) Yang kecil menaruh hormat pada yang tua, dan yang tua merasa

sayang kepada yang kecil.

19) T urut berbagi rasa

20) Memberikan nasihat kepada orang yang membutuhkannya

21) Memberikan hadiah kepada seorang muslim.''

5. Indikator Akhlak Remaja

Penulis menggunakan indikator akhlak Remaja sebagai berikut:

a). Akhlak pergaulan remaja dengan orang tua

1) Sopan santun dalam bicara

(52)

2) Mengucapkan salam terlebih dahulu ketika masuk rumah 3) Minta ijin jika akan meninggalkan rumah

4) Berani mengakui kesalahan dan minta maaf

b) . Akhlak pergaulan remaja dengan masyarakat sekitar

1) Berbicara dengan sopan

2) Bersabar dalam menghadapi masalah

3) Tidak suka memandang rendah

c) . Akhlak pergaulan remaja dengan sesama teman

1) Mengucapkan salam bila bertemu

2) Menunjukkan rasa senang bila bertemu

3) Mau memaafkan kesalahan teman

4) Sopan santun dalam bicara

5) Mau memberi pertolongan pada yang membutuhkan

6) Tidak suka menganggap rendah terhadap sesama teman

7) Mau menasehati terhadap sesama teman

C. Anak

Setiap makhluk hidup memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh

makhluk tidak hidup Ciri itu adalah tumbuh dan berkembang. Manusia juga

demikian, ia memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. Proses

pertumbuhan dan perkembangan memiliki perbedaan yang sebenarnya sangat

(53)

38

Pengertian pertumbuhan dan perkembangan menurut Drs. H. Mustaqim "...tidak bisa dipisahkan secara tajam, namun bila ingin dibedakan

maka pertumbuhan lebih menunjuk kepada perubahan fisik sedang perkembangan lebih menunjuk kepada perubahan psikis,..."-8. Perbedaan

pertumbuhan dan perkembangan hanya terletak pada dua hal tersebut di atas. Perubahan fisik secara jelas dapat diamati dari tahun ke tahun mulai dari

manusia dilahirkan, menjadi anak-anak, kemudian remaja, menjadi tua dan

akhirnya meninggal dunia. Demikian juga perubahan secara psikis juga dapat

diamati seperti pada perubahan fisik. Dalam pertumbuhan dan perkembangan

“ ...terjadi proses perubahan, perubahan tersebut terjadi akibat dari kekuatan-

kekuatan intern secara otomatis, dan kekuatan-kekuatan dari luar.”29 Jadi baik

pertumbuhan maupun perkembangan sama-sama merupakan sebuah proses

perubahan. Sedangkan proses perubahan dalam diri manusia tidak sama antara

satu dengan vans lain.

1. Sifat-Sifat Anak

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia melewati

beberapa fase. Fase atau masa tersebut adalah:

a. Masa Vitat

Masa vital adalah masa dimana anak berusia kira-kira 0

sampai 2 tahun. Ini adalah masa awal kehidupan yang menjadi dasar

penting (vital) bagi kelanjutan hidup jasmani dan rohani anak, bagi

orang tua sebaiknya senantiasa memperhatikan kebutuhan jasmani

Ibid., him. 14-15.

(54)

yang memadai; seperti air susu, makanan tambahan yang bergizi dan

lingkungan kebendaan yang cukup. Demikian pul kasih sayang dari

kedua orang tua tidak boleh c upakan. Sedang pendidikan yang

sudah bisa diberikan antara lain aculah “latihan hidup secara teratur”,

b. Masa Estetis

Secara harfiah estetis memiliki arti indah, namun jelas pada

masa ini anak mengalami perkembangan panca indera (peka), munculnya gejala kenakalan yang sering disebut Kemratu-rat (Jawa).

Anak memasuki masa ini ketika berumur 2 sampai 7 tahun.

Hal im timbul karena perkembangan bahasa mereka

mengalami kemajuan yang pesat, maka sampailah pada taraf

pengenalan dirinya sendiri sebagai subjek, ia sadar bahwa ia juga

seperti orang iain (dewasa) maka ia boleh melakukan sesuatu, dan memang dorongan ingin tahu dan ingin merasakan untuk memperoieh pengalaman sudah cukup kuat. Saat-saat seperti ini, bagiaman dan apa yang harus kita perbuat?

Hasil Pen\elidikan Lew i r., \lueler dan Watson mengatakan

bahwa "anak yang dididik dengan cara otoriter oleh orang tuanya

akan mempunyai sikap mengur.ggu (passivitet) mudah putus asa,

kurang inisatif, takut-takutan". Tapi kenyataan sehari-hari juga

menunjukkan bahwa anak yang dibebaskan berakhir dengan tidak

mampu mengenal nilai-nilai, maka yang bijaksana adalah perlakuan

(55)

40

Dalam hal ini, bimbingan dan pembinaan dari orang tua harus

dilakukan dengan hati-hati,

c. Masa Intelektual

Ketika anak berumur 7 sampai 13 tahun, mereka memasuki

masa intelektual. Pada masa ini anak telah matang untuk masuk

Sekolah Dasar, dengan ciri umum mereka lebih mudah dididik

daripada masa sebelumnya. Secara garis besarnya bisa dibagi

menjadi 2 tahap yaitu masa awal Sekolah Dasar, yaitu ketika

berumur 6 sampai 9 tahun, kemudian masa akhir Sekolah Dasar,

yaitu berumur 9 sampai 13 tahun.

Sifat-sifat anak pada masa awal antara lain adalah sebagai

berikut:

1) adanya korelasi tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah

2) sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan >ang tradisional

3) suka membandingkan dirinya dengan orang lain 4) anak menghendaki nilai-nilai (angka)

sedangkan sifat-sifat yang dimiliki anak pada masa akhir

Sekolah Dasar adalah:

(56)

3) telah mempunyai minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus

4) membutuhkan bantuan guru dan orang tua 5) senang membentuk kelompok sebaya

bagi orang dewasa (orang tua) yang mengerti dan memahami sifat-sifat anak seperti di atas maka sebaiknya berusaha menyediakan kebutuhan tisik yang memadai karena akan sangat membantu terhadap prestasi mereka. Prestasi anak akan meningkat apabila anak diberi makanan yang bernilai gizi tinggi. Diberikan pakaian yang bagus dan juga mainan-mainan yang mendidik kecerdasan. Guru harus memberikan motivasi yang kuat, memberi nilai, dan

penghargaan yang bersifat mendidik pula.

Selain itu orang tua juga harus memberikan lingkungan yang

realistis dan segar serta mulai menanamkan norma-norma, nilai-nilai

dan sikap yang berhubungan dengan sosial etika dan religius. Masa

intelektual ini diakhiri dengan masa yang disebut masa pueral

dengan dua sifat yang menonojol yaitu ingin berkuasa dan ekstrovet.

Sifat ini menjelma menjadi aneka ragam aktivitas antara lain:

1) Mempunyai cita-cita menjadi orang besar, orang kuat

2) Mereka lebih mementingkan hal-hal yang berhubungan dengan kelompok sebaya

Gambar

Gambar !Struktur Organisasi Desa K?.!iyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y
Tabel 1TABEL KEAGAMAAN PENDUDUK DESA KALIYOSO TAHUN 2008
Gambar 1: Struktur Organisasi Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kota
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci cara analisis korelasi bangunan ukur debit ambang lebar dengan menggunakan polinomial kuadrat terkecil yang sesuai dengan hukum fisika

Hiragana biasanya digunakan untuk menuliskan kosakata asli jepang yang tidak ada kanjinya, partikel, akhiran dari kata benda, kata sifat dan kata kerja.. Berikut

Proses pembuatan cetakan pasir meliputi, Pengayakan pasir yang akan digunakan, pemasangan pola pada rangka cetakan, pem- berian bedak pada pola, pembuatan rangka

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan interaksi perlakuan faktor pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap parameter tingkat kematangan (skala

kuat dibanding kristal tunggal, karena kendala geometris dan kebutuhan tekanan yield yang lebih

1.2.2 Selain proses kerja di dalam prosedur ISO di Bahagian / Unit masing-masing, staf juga perlu mematuhi lain-lain garis panduan yang telah disediakan sebagai rujukan

Penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu perhatian utama pembangunan di