T A N G G U N G JA W A B B E L A JA R A N A K K E L A S IV PA D A S D N E G E R I W O N O Y O SO P R IN G A P U S S E M A R A N G
TAHUN 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh GelarSarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SUWARNI
NIM: 11408052JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
K EM ENTERIAN AG A M A
SE K O LA H TING G I A G A M A ISLAM N EG ER I SALA TIG A
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (02981323706. Fax. (0208) 323433 li-inail: administras'(gjslainsalatiga.ac.id. Home page: hltpVvvww.slainsalatiga.ac.jd
PER SETU JU A N PEM BIM BING
Lamp : 1 (satu) naskah
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Saiatigaj/^Agustus 2010
Kepada,
Ylh Ketua STAIN Salatiga di Tempat
Assalam u 'alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:
Nama SUWARNI
NIM 114 OH 052
Program Studi Tarbiyah Pendidikan Agama Islam
Jidul PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG
TUA TERHADAP TANGGUNG JAWAB
BELAJAR ANAK KELAS IV PADA SD NEGERI WONOYOSO-PRINGAPUS-SEM ARANG TAHUN 2010.
Untuk diujikan dalam Sidang Munaqasvah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa.
W assalamu aiaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
SEK O LA H T IN G G I A G A M A ISLAM N EG ER I SA LA TIG A
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, Fax. (0298) 323433 E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id, Home page: http//www.stainsalatiga.ac.id
P E N G E S A H A N K E L U L U S A N
Skripsi saudara : SU W A R N I dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 08 052 yang berjudul “PEN G A R UH BIM BING AN BELA JAR O R A NG TUA TERH A DA P TA N G G UN G JA W A B BELA JAR A N A K KELAS IV PADA SD NEG ERI W O N O Y O S O - PRING APUS - SEM A R A N G TAH UN 2010”. Telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 25 September 2010 M dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam.
Salatiga, 30 September 2010 PanitiaUjian
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Suwami
NIM 114 08 052
Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiatan dan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi im dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 19 Agustus 2010 Yang menyatakan
MOTTO
I
j
j
J
\ \y>*-ZJu,Jj lij
OiAJI 1^.1^
iae
jiJT 1i^ f
# $
ST ^
Ijjiiti Ijjiif
» t , »«1* t „
-j y ? -j - 0jL *j u L*j 4 U IJ C - i > - J - 5
Artinya:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu" Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi Umu
pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
PERSEM BAHAN
Untuk Suamiku tercinta,
Anak-anakku tersayang, dan
KATA PENGANTAR
Assalamu ’alaikum Wr. Wb
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada hamba-hambanya Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia menuju jalan kebenaran dan keilmuan.
Alhamdulillah, dengan rasa syukur penulis skripsi dengan judul “Pengaruh Bimbingan Belajar Orang tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV Pada SD Negeri Wcnoyoso-Pringapus-Semarang Tahun 2010” ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu guna memperoleh gelar saijana pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Kami haturkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya skripsi ini.
Adapun pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini adalah:
1. Yth. Ketua STAIN Salatiga, Dr. Imam Sutomo, M. Ag. 2. Yth. Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd. 3. Yth. Ketua Program Studi PAI STAIN Salatiga, Dra Siti Asdiqoh, M.Si.
4. Yth. Pembimbing Skripsi, Dr. H. Sa’adi, M.Ag. yang telah berkenan memberikan waktunya untuk membimbing dalam penyusunan Skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasannya
5. Segenap Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan motivasi. 6. Yth. Bp. Kusmanto, S.Pd.,M.Pd, selaku kepala SD Negeri Wonoyoso yang telah
laporan penelitian ini.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya
9. Teman-teman senasib seperjuangan yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb
S al ati g a 19 Agustus 2010 Peneliti
ABSTRAK
Suwami. 2010. Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV SD Wonoyoso Tahun 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pembimbing : Dr. H. Sa’adi, M.Ag.
Kata unci: Bimbingan belajar dari orang tua, tanggung jawab belajar anak. Penelitian ini merupakan pengaruh bimbingan orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak kelas VI SD wonoyoso tahun 2010. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah intensitas bimbingan belajar orang tua siswa kelas IV SD Negeri Wonoyoso, Pringapus, kab. Semarang Tahun 2010? (2) Bagaimanakah tanggung jawab belajar siswa kelas IV SD Negeri Wonoyoso, Pringapus, kab. Semarang Tahun 2010? (3) Adakah pengaruh bimbingan belajar dari orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas IV SD Negeri Wonoyoso, Pringapus, kab. Semarang Tahun 2010?
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang mendukung keberhasilan dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan informasi yang cocok menggunakan angket dan skala psikologi Untuk mengumpulkan data bimbingan belajar orang tua digunakan angket. Untuk mengumpulkan data tanggung jawab belajar digunakan skala psikologi.
Bahwa pengaruh bimbingan orang tua yang tergolong dalam kategori tinggi terbukti dari 16 responden dapat di kelompokkan sebagai berikut : (1) Tergolong dengan menggunakan korelasi product moment di peroleh nilai sebesar 0,102 jika di konsultasikan dengan nilai r product moment batas penolakan dengan harga N = 16, pada taraf signifikan 5 % = 0,497 ternyata r product moment empiris berada di bawah r tabel product moment. Dengan demikian untuk hipotesis yang berbunyi, pelaksanaan bimbingan orang tua berpengaruh terhadap tanggung jawab belajar anak terbukti ada, namun dengan tingkat koofisien korelasi positif yang rendah.
JUDUL i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
PENGESAHAN KELULUSAN iii
PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL *ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Hipotesis Penelitian 5
E. Manfaat Penelitian 6
F. Definisi Operasional 6
G. Metode Penelitian 11
H. Sistematika Penulisan 14
BAB II KAJIAN TEORI
1. Pengertian Bimbingan 16
2. Pengertian Belajar 17
3. Bimbingan Belajar dari Orang tua 19
B. Tanggung jawab Belajar
1. Pengertian Tanggung jawab Belajar 23
2. Tanggung jawab Belajar Siswa 24
3. Kerangka Berfikir 27
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A Gambaran Umum SD Negeri Wonovoso
1. Sejarah SD Wonoyoso 29
2. Kepemimpinan SD Negeri Wonoyoso 30
3. Struktur Organisasi 30
4. Keadaan Personil Guru SD Wonoyoso 32
5. Keadaan Siswa 34
6. Sarana dan Fasilitas Pendidikan 34
7. Keadaan dan Pekerjaan Wali Murid 35
B. Data Umum Responden 36
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan 40
A. Kesimpulan
B Saran
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar Riwayat Hidup
57
DAFTAR TABEL
1. Tabel I Struktur Organisasi SD Negeri Wonoyoso 31
2. Tabel II Struktur Pengurus SD Wonoyos 32
3. Tabel III Daftar guru dan penjaga SD Negeri Wonoyoso 33
4. Tabel IV Keadaan Siswa SD Negeri Wonoyoso 34
5. Tabel V Sarana dan Prasarana Gedung SD Negeri Wonoyoso 35 6. Tabel VI Data tentang Pekeijaan Orang tua Siswa SD Negeri
Wonoyoso 35
7. Tabel VII Data Siswa Kelas IV SD Negeri Wonoyoso 36 8. Tabel VIII Hasil Angket Pengaruh Bimbingan Belajar Orang tua 37 9. Tabel IX Hasil Angket Tanggung Jawab Belajar Anak 38 10. Tabel X Nilai Angket Tentang klasifikasi Bimbingan dan Tanggung
Jawab Siswa Kelas IV SD Negeri Wonoyoso Tahun 2010 40 11. Tabel XI Klasifikasi Nilai Tingkat Bimbingan Belajar Orang Tua 42 12. Tabel XII Frekunsi Nominan Nilai Intensitas Bimbingan Belajar 43 13. Tabel XIII Analisa Per Item Dengan Prosentase Tentang Bimbigan Orang
tua 44
14. Tabel XIV Nilai Angket Tentang Tanggung Jawab Belajar Anak 47 15. Tabel XV Nominasi Nilai Tanggung Jawab Belajar Anak 49 16. Tabel XVI Frekunsi Nominan Nilai Tanggung Jawab Belajar Siswa 50 17. Tabel XVIIAnalisa Per Item Dengan Prosentase Tentang Tanggung Jawab
Belajar Anak 51
PEN D AH ULUA N
A. Latar Belakang Masalah
Anak dalam memulai kehidupan dibekali dengan sedikit sumber daya untuk menjaga diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk
keselamatan atau kebahagiaan dirinya dan orang lain. Anak dapat hidup dan berkembang dengan bantuan dari orang tuanya, karena anak
merupakan harapan orang tua yang akan melanjutkan cita-citanya, maka orang tua dituntut memiliki kemampuan dalam merawat, menjaga keamanan, memelihara, membimbing, mendidik dan memberikan
pertolongan.
Allah telah berfirman:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat- amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui (QS:
2
Dari ayat di atas dapat dimaksudkan bahwa kemampuan orang tua
bagi anak secara berangsur-angsur dididik dan diarahkan, agar tumbuh rasa tanggung jawab. Untuk menumbuhkannya dimulai dari pemberian berbagai tugas kecil dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah tangga, misalnya: membersihkan meja, merapikan tempat tidur dan lain-
lain.
Anak-anak perlu mengembangkan perasaan mandiri yang sehat dan keterlibatan yang terlalu mendalam dan orang tua bisa mengganggu (Laurence Steinberg, 2005 : 133). Untuk mengubah sikap anak secara jitu,
orang tualah yang pertama-tama harus mengubah tanggapannya Teriakan anak, malasnya merapikan tempat tidur, dan lain-lain tidak perlu ditanggapi, dengan mengubah reaksi, seluruh pola akan berubah termasuk si anak. Anak akan beleyar dari tanggapan yang baru dari orang tuanya. Dengan demikian akan memungkinkan pembimbingan anak untuk
bertindak secara tepat dan bertanggung jawab.
Begitu anak mulai menghabiskan waktu jauh dari rumah, sangat penting bagi orang tua untuk mengawasi perilaku anak. Cara terbaik agar
orang tua mengetahui kegiatan, teman, keberadaan anak (Laurence Steinberg, 2005 : 133).
karier. Bimbingan belajar sebaiknya diberikan orang sejak dini. Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar (golden age). Oleh karena itu hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses belajar anak. Namun demikian satu hal perlu mendapatkan perhatian, bahwa orientasi belajar anak yang sesungguhnya adalah mengembangkan rasa tanggung jawab belajar.
Tugas dan pekerjaan membersihkan rumah merupakan ramuan dasar untuk membantu anak belajar bertanggung jawab. Pekeijaan dan tugas adalah hal yang konkret, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa pekeijaan harus dilakukan bisa ditentukan. Dengan demikian anak dapat mengembangkan model mental dan meningkatkan ketrampilan untuk melakukan pekeijaan atau tugas. Orang tua perlu bersikap bijaksana, mencari jalan untuk menyediakan waktu khusus dan dilengkapi dengan perhatian yang penuh terhadap anak-anak (Azalea E. Tani dan Terry Th. Ponomban, 2006: 25).
4
guru di sekolah akan memberikan dukungan positif dalam mengembangkan pengetahuan dan berbagai macam kegiatan belajar baik kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Perjalanan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan diperlukan belajar. Agar lebih
efektif dalam belajar, setiap anak harus memiliki rasa tanggung jawab. Memiliki rasa tanggung jawab erat kaitannya dengan prestasi di sekolah. Tanggung jawab anak yang telah ditanamkan dan diterimanya
sejak dini oleh orang tua akan membantu kegiatan belajar anak di sekolah lebih bermakna yakni memperoleh hasil belajar yang memuaskan semua
pihak.
Hasil pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru kelas IV SD Negeri Wonoyoso, Pringapus, kab. Semarang Tahun 2010, menunjukkan 7 siswa dari 45 siswa hasil belajar dan tanggung jawab dalam belajar masih kurang memuaskan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan tanggung jawab dalam beiajar dan prestasi belajar siswa antara lain: pemberian tugas, belajar kelompok dan PR, tetapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
B. Rumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan rumusan masalah yang nantinya
akan mengarah pada proses penelitian serta sebagai acuan sistematika
pembahasan.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka
masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah intensitas bimbingan belajar orang tua siswa kelas IV SD
Negeri Wonoyoso, Pringapus, kab. Semarang Tahun 2010?
2. Bagaimanakah tanggung jawab belajar siswa kelas IV SD Negeri
Wonoyoso, Pringapus, kab. Semarang Tahun 2010?
3. Adakah pengaruh bimbingan belajar dari orang tua terhadap tanggung
jawab belajar siswa kelas IV SD Negeri Wonoyoso, Pringapus, kab.
Semarang Tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui intensitas bimbingan belajar orang tua siswa kelas IV
SD Negeri Wonoyoso, Pringapus, kab. Semarang Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui tanggung jawab belajar siswa kelas IV SD Negeri
Wonoyoso, Pringapus, kab. Semarang Tahun 2010.
3. Untuk mengetahui adanya pengaruh bimbingan belajar dari orang tua
terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas IV SD Negeri Wonoyoso,
6
D. Hipotesis Penelitian
Istilah hipotesis berasal dari kata “Hypo" yang artinya di bawah dan “Thesa” yang artinya kebenaran, jadi hipotesa artinya di bawah kebenaran atau kebenarannya masih perlu di uji lagi, maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2006 : 71).
Dengan demikian, hipotesis adalah merupakan kesimpulan dari awal sehingga untuk dapat terwujudnya kesimpulan akhir masih perlu adanya pengujian lewat hasil penelitian.
Kaitannya dengan judul penelitian ini, maka penulis memaparkan rumusan hipotesis sebagai berikut: ”ada pengaruh yang segnifikan antara bimbingan be'ryar dari orang tua dengan tanggung jawab belajar siswa”.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, memberikan masukkan guru dan guru pembimbing bahwa bimbingan belajar dari orang tua ternyata berpengaruh terhadap tanggung jawab belajar siswa
2. Bagi orang tua, sebagai masukan bagi orang tua bahwa tanggung jawab belajar dapat memperlancar proses kegiatan belajar mengajar. 3. Bagi siswa, penelitian ini dapat membuat siswa mencapai prestasi
F. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman pembahasan skripsi yang berjudul
“Pengaruh bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar
anak kelas IV pada SD Negeri Wonoyoso - Pringapus - Semarang Tahun
2010”, maka penulis akan menguraikan kata demi kata dari judul di atas,
yaitu:
1. Pengaruh
Pegaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda dan
sebagainya yang berkuasa (A. A Wasqito, 2006 : 408). Maksud pengaruh
dalam skripsi ini adalah daya yang ada atau kekuatan yang ada dalam
bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak.
2. Bimbingan belajar orang tua
a. Bimbingan belajar
Bimbel adalah kegiatan yang diadakan di luar lembaga resmi
pemerintah, tetapi merupakan lembaga pendidikan yang
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan untuk menambah
pengetahuan dan melengkapi pengetahuan yang kita dapat di
sekolah. Dengan mengikuti bimbingan belajar dapat meningkatkan
prestasi belajar di sekolah (Setiyanto, 2003 : 153-154).
Dari penegasan istilah tersebut diatas, penulis mengartikan
orang lain dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun diluar sekolah,
sehingga peserta bimbing mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal. Pembimbing diluar sekolah yang paling
pertama dan utama adalah dilaksanakan oleh orang tua
b. Orang tua
Yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang memiliki anak. Inilah peran orang tua, kita mencintai anak-anak, kita menghabiskan waktu bercengkrama bersama mereka (Nora Ephroa 2007 : 95). Berkenaan dengan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh bimbingan belajar dari orang tua adalah daya yang dimiliki orang tua untuk mempengaruhi anaknya agar dapat menyesuaikan diri dalam situasi belajarnya, dan membentuk kebiasaan belajarnya dengan sistematik dan konsisten dan dapat mencapai prestasi semaksimal mungkin sesuai potensi dan
kemampuan yang dimiliki.
Adapun indikator bimbingan belajar dari orang tua adalah sebagai
berikut:
1. Mengecek buku tugas setiap hari.
2. Memberikan bimbingan dalam semua kegiatan.
4. Memberi terguran yang baik saat anak terlambat pulang. 5. Membantu anak dalam menyelesaikan tugas rumah dari guru. 6. Memberikan solusi jika anak mengalami kesulitan belajar.
7. Menciptakan suasana yang tenang disaat jam belajar.
8. Menyediakan waktu untuk menyegarkan pikiran saat
menghadapi kejenuhan belajar anak.
3. Tanggung jawab belajar siswa a. Tanggung jawab belajar
Tanggung jawab adalah anggapan bahwa seseorang mempunyai kemampuan untuk menanggung, saat demi saat siswa telah memilih
apakah mereka mau mempelajari terhadap sesuatu yang diajarkan (Bobby Deporter, dkk. 2007 : 147).
b. Belajar
Belajar adalah serangkaian proses yang mendatangkan banyak kegembiraan dan menjadikan belajar sebagai kebutuhan yang sayang untuk dilewatkan. Belajar adalah tugas utama manusia tanpa mengenal usia, ruang, dan waktu sebgai konsekuensi dari fitrah Khalifah di dunia yang melekat pada diri manusia (Ari Ambarwati,
10
Berkenaan dengan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa
tanggung jawab belajar adalah perilaku dalam mengambil
keputusan yang patut dan efektif terhadap perubahan diri seseorang
yang mana perubahan itu berupa pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai-nilai sikap.
c. SD Negeri Wonoyoso
SD Negeri Wonoyoso didirikan di atas tanah yang luasnya 1.500 m2
lingkungan sekitarnya adalah perkampungan dan tidak jauh dari
lingkungan masyarakat. Kebanyakan siswanya berasal dari daerah
sekitar desa.
Adapun indikator tanggung jawab belajar anak adalah sebagai berikut:
1. Mengikuti pelajaran di dalam kelas dengan sungguh-sungguh.
2. Setiap ada kesulitan belajar di dalam kelas, saya bertanya kepada
guru atau teman.
3. Menghormati kebijakan guru dalam menentukan tugas belajar.
4. Belajar sesuai dengan jam belajar.
5. Menolak ajakan teman saat jam pelajaran sekolah.
6. Tanpa uang saku tetap berangkat sekolah.
7. Belajar di rumah tanpa menunggu perintah orang tua.
8. Selalu konsultasi dengan orang tua bila ada kesulitan.
9. Menciptakan suasana yang tenang disaat jam belajar.
10. Menyediakan waktu untuk menyegarkan pikiran saat menghadapi
G. Metode Penelitian
1. Populasi dan sampel
a “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2006 : 130). Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV pada SD Negeri Wonoyoso-Pringapus- Semarang Tahun 2010.
b. Sampel
Sampel adalah pengambilan dari sebagian populasi dalam suatu penetian, sebab terlalu besar dan banyaknya obyek, waktu, tenaga dan sebagainya Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah jumlah dari keseluhan siswa kelas IV pada SD Negeri Wonoyoso-
Pringapus-Semarang Tahun 2010,
2. Metode Pengumpulan Data
Adapun beberapa metode yang digunakan dalam memperoleh dan mengumpulkan data yaitu:
a. Metode angket (Questioner)
12
b. Metode interview
Menurut Chaplin, interview (wawancara) adalah suatu percakapan
tatap muka dengan tujuan memperoleh informasi faktual, menaksir
atau menilai kepribadian seseorang, atau digunakan untuk maksud
tertentu (Dian, 2008 : 2). Metode ini penulis gunakan untuk
memperoleh informasi secara langsung, akurat dan aktual.
c. Observasi adalah suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan
sesuatu dengan menggunakan mata (Suharsimi Arikunto, 2006 :
157). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung
jawab belajar anak.
a Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu alat untuk menyalurkan dan
mengkomunikasikan informasi (Vincent Gaspersz, 2001 : 58).
Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang
keadaan desa, jumlah orang tua, anak serta sarana dan prasarana.
3. Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah analisis kuantitatif, yakni analisis data yang bersifat statistik.
Maka untuk menganalisis data adalah menggunakan rumus sebagai
P = — x 100%
N
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi
N = Jumlah total sampel
Adapun proses analisis data tersebut adalah : a. Analisis Pendahuluan
Yaitu penyusunan tabel distribusi frekuensi sederhana tiap variabel dan indikator yang terdapat dalam penelitian.
b. Analisis Uji Hipotesis
Yaitu tahapan pembuktian kebenaran hipotesis yang penulis ajukan yakni “Adanya Pengaruh Bimbingan belajar orang tua terhadap
tanggung jawab belajar anak kelas IV pada SD Negeri Wonoyoso - Pringapus - Semarang tahun 2010 ’.
Adapun tahap pembuktian kebenaran hipotesis tersebut
menggunakan Tehnik Analisis Product Moment, yaitu :
u r - H m
N
Keterangan:
N : Jumlah sampel yang diteliti Sigma (Jumlah dari variabel)
14
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mendapatkan gambaran tentang pembahasan skripsi ini maka sistematika penulisannya disusun sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang memuat gambaran skripsi secara garis besar terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Kajian Teori, yaitu pijakan berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan bimbingan belajar dari orang tua yang terdiri dari (a) Bimbingan belajar dari orang tua yang terdiri dari: pengertian bimbingan, pengertian belajar, pengertian orang tua, pengertian bimbingan belajar dari orang tua (b). Tanggung jawab belajar siswa terdiri dari pengertian anggung jawab, pengertian siswa, pengertian tanggung jawab belajar siswa (c). Kerangka berfikir (d). Hipotersis.
Bab IV Analisis Hasil Penelitian, yang meliputi: analisis pendahuluan dan analisis lanjut (terhadap sekolah), yang terdiri dari Langkah-langkah Penelitian, Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas, Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bimbingan Belajar Orang Tua
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah proses menolong orang lain membuat pemilihan penting yang memberikan kesan kepada gaya hidupnya. Bimbingan adalah proses membantu individu memahami diri dan dunia sekelilingnya supaya ia mampu menggunakan kepunyaan dan bakat yang ada dengan sepenuhnya. Secara umumnya, bimbingan ialah proses membantu individu memahami diri dan dunia sekelilingnya supaya ia mampu menggunakan keupayaan dan bakat yang ada dengan sepenuhnya (Mohammad Aziz Shah Mohamed Arip, 2009 : 10-12).
Demikian pula pengertian yang lainnya menyatakan bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interprestasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik (Abu Bakar M. Luddin, 2010 : 14).
Dengan demikian bimbingan itu merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menolong setiap anak dalam membuat pilihan dan menentukan sikap yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan
kesempatan yang ada yang sejalan dengan nilai-nilai sosialnya. Bimbingan
itu sendiri berfungsi untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya, dan membantu anak berlatih menyelesaikan tugas-tugas atau
pekerjaan. Untuk itu dibutuhkan pembimbing yang menyadari keberadaan
diri termasuk nilai-nilai yang diyakini, mampu menganalisis perasaan-
perasaannya sendiri, mampu menjadi teladan dan mampu mempengaruhi,
mengutamakan orang lain, memiliki kepekaan etika yang tinggi, dan
memiliki rasa tanggung jawab yang besar.
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan pribadi yang terus-menerus. Belajar
merupakan proses bersiklus dan kumulatif dalam mewujudkan
pengetahuan (menambah informasi baru kepada khazanah pengetahuan)
untuk mengubah perilaku sehingga dapat berfungsi secara efektif. Belajar
menciptakan perubahan permanen pada pengetahuan dan perilaku karena
pengalaman yang berulang (Hubert K. Rampersad, 2005 : 23).
Dalam hal ini, C.A. van Peursen menegaskan bahwa belajar
merupakan suatu proses yang lebih bersifat kulturil dari pada alamiah (Edi
Nasution, 2007 : 88). Edward Tolman mengemukakan bahwa belajar
merupakan pengorganisasian perbuatan (kelakuan) untuk meraih maksud.
Maksud itu menjadi keperluan utama yang terendap pada nurani kejiwaan
18
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan
lain-lain kemampuan. Definisi ini sangat perlu digarisbawahi, bahwa
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperhatikan
dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan orang itu
dalam berbagai bidang. Jika di dalam suatu proses belajar seseorang tidak
mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat
dikatakan orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau
dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar (Thursan
Hakim, 2008 : 1).
Dari berbagai pendapat sebagaimana tersebut di atas, penulis
menyimpulkan bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan
perilaku yang merupakan perilaku yang relative menetap, sebagai hasil
pengalaman-pengalaman atau praktek perubahan itu menuju kearah
kemajuan atau kearah perbaikan menuju proses kegiatan belajar. Untuk
pencapaian tersebut perlu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar.
Menurut Woofolk, bahwa faktor yang mempengaruhi belajar
adalah motivasi intrinsik daripada oleh hal lainnya. Motivasi intrinsik
mempengaruhi siswa untuk menguasai keterampilannya (task Orientation)
sasaran perilakunya dengan kata lain, motivasi intrinsik inilah yang memberi pengaruh terbesar pada siswa (Shinta Susanty, 2007 : 56).
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar bagi peserta didik, dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
a. Faktor Internal, Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis (faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu) dan faktor psikologis (keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar). Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat. b. Faktor-faktor Eksogen/Eksiemal, selain karakteristik siswa atau faktor-
faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa Dalam hal ini, Syahrudin menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial (www.scribd.com/).
3. Bimbingan Belajar dari Orang Tua
20
walaupun kadang-kadang orang tua dikecewakan perbuatan anaknya di masa lalu. Hal ini dilakukan oleh orang tua dengan ikhlas, karena anak
merupakan penerus cita-cita dan eksistensi orang tua dimasa yang akan
datang. Sehingga kasih sayang yang penuh akan diberikan kepada anak itu
hanya dari orang tua. (Thomas Gordon, 1983 : 18).
Pendidikan dan bimbingan orang tua itu diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari berupa : (1). Kasih sayang. (2). Perhatian. (3).
Kesadaran. (4). Penerimaan. (5). Pengertian. (6). Tanggung jawab. (7).
Perlindungan, dan (8). Pemberian tugas. Anak-anak sebelum dapat
bertanggung jawab sendiri masih sangat menggantungkan diri , masih meminta isi, bekal, cara bertindak, berfikir terhadup sesuatu dari orang tua
Dari pendapat yang lain juga dikemukakan: faktor utama yang
mempengaruhi kemajuan anak adalah tingkat perhatian orang tua
(Chairinniza Graha, 2007 : 16).
Apa yang dilakukan orang tua demi anaknya itu sampai minta
tolong kepada yang lain, jika orang tua tidak mampu melaksanakan tanggung jawabnya. Dalam hal ini orang tua tanpa direncanakan dan
disadari telah melakukan bimbingan alih tangan kasus yakni minta tolong
ke dokter jika anaknya sakit, ke sekolah formal dalam hal belajar dan
seterusnya. Asah alih tanpa dilakukan ajika konselor / pembimbing sudah
menerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun
diharapkan, m aka dapat dialihkan kepada petugas atau badan yang lebih
ahli (Al-Insan, 2006 : 76).
Dalam m emperhatikan perkembangan anak, orang tua
m emasukkan pendidikan formal yang sebelumnya telah dididik dan
dibimbing sejak kecil. Dari cara mengungkapkan bahasa, berhitung,
maupun membaca, dan menulis. Bercerita kepada anak memainkan peran
penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca,
tetapi ju g a dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak (Santoso
Nugroho, 2009 : 2). Pada masa sekolah ini, orang tua sudah tidak mampu
memberikan pelayanan terhadap fungsi-fungsi perkembangan anak secara
menyeluruh, terutam a fungsi pengembangan intelektualnya Oleh karena
itu anak m embutuhkan suatu lingkungan sosial baru yang lebih luas
berupa sekolahan, untuk mengembangkan sem ua potensinya
Di lingkungan sekolah, anak mulai belajar hidup di bawah
peraturan-peraturan sekolah, disiplin belajar, disiplin keija, dan
bermacam-macam tuntutan lain yang ketat dan edukatip. Untuk
mendapatkan prestasi yang maksimal, peran dan sikap orang tua dalam
mendampingi di saat anak belajar sangat dibutuhkan, terutama dalam hal
tanggung belajar. Peran orang tua dalam pembentukan konsep diri anak
sangat besar. Apa yang dikatakan atau ditunjukkan orang tua pada anak
memberikan informasi pada anak tentang siapa dirinya. Bagaimana orang
tua memperlakukan anak akan adopsi anak menjadi bagaimana
22
sebagai anak pintar, maka anak akan menilai dirinya demikian, pengaruh
orang tua ini akan terus terbawa sampai anak beranjak dewasa (Kanisius,
2006: 27).
Sikap orang tua yang menunjang ini, misalnya : (1). Membolehkan
anak mengambil keputusan sendiri, (2). Menghargai pendapat anak dan
mendorong untuk mengungkapkannya, (3). Menunjang dan mendorong
kegiatan anak, (4). Menikmati kebersamaan dengan anak, (5). Menghargai
apa yang dilakukan dan dihasilkannya, (6). Memberikan pujian, (7).
Menjalin kerjasama, (8). Memberi waktu kepada anak untuk berpikir,
merenung, dan berkhayal (George Prasetya Tembong, 2006 : 179).
Bimbingan belajar adalah kegiatan yang diadakan di luar lembaga
resmi pemerintah, tetapi merupakan lembaga pendidikan yang
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan untuk menambah
pengetahuan dan melengkapi pengetahuan yang kita dapat di sekolah.
Dengan mengikuti bimbingan belajar dapat meningkatkan prestasi belajar
di sekolah (Setiyanto, 2003 : 153-154).
Berdasarkan kajian teori sebagaimana tersebut di atas, maka dapat
penulis simpulkan bahwa bimbingan belajar dari orang tua itu diberikan
sehari-hari melekat dengan kebersamaan kehidupannya berupa aspek : (1).
Kasih sayang, (2). Perhatian, (3). Kesadaran, (4). Penerimaan, (5).
Pengertian, (6). Tanggung jawab, (7). Perlindungan, (8). Pemberian tugas,
(9). Pertolongan. Untuk memecahkan kesulitan atau hambatan belajar
m engem bangkan ketram pilan belajarnya dan m em bentuk kebiasaan
belajar yang ajeg dan dapat m encapai prestasi sem aksim al m ungkin sesuai
potensi yang di milikinya.
B. Tanggung Jawab Belajar Siswa
1. Pengertian T anggung jaw ab belajar Siswa
Tanggung jaw ab ialah anggapan bahw a seseorang m em punyai
kem am puan untuk menanggung, saat demi saat sisw a telah mem ilih
apakah m ereka mau mempelajari terhadap sesuatu yang diajarkan (Bobby
Deporter, dkk. 2007 : 147).
Tanggung jaw ab adalah kewajiban m enanggung segala sesuatu.
Orang yang bertanggung jaw ab akan melakukan kewajibannya. W ajib
memberi jaw aban dan m enanggung segala akibat atas tindakannya itu. Jika
lalai dalam tanggung jaw ab, ada resiko yang harus ditanggungnya (Lydia
H arlina Martono. Satya Joewana, 2004 : 12).
T anggung jaw ab ju g a dapat diartikan kesadaran m anusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja m aupun yang tidak di
sengaja Tangung jaw ab ju g a berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya (www.saied-belajam geblog.blogspot.com /
2010/04/m anusia- dan-tanggung-jawab.html).
Seorang anak perlu mengembangkan rasa m am pu untuk bisa
memiliki harga diri yang kuat. Memiliki rasa m am pu berarti memiliki
24
hidupnya sendiri. Dengan sumber daya yang dimiliki, anak-anak akan mengambil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan yang di pandang
ada manfaatnya Pengambilan keputusan merupakan sikap bertanggung jawab yang perlu dikembangkan secara terus menerus dari sejak anak
sampai dewasa.
Anak belajar akan meningkatkan rasa mampunya Anak akan lebih percaya diri, tahu bagaimana membawa diri, serta mengerti bagaimana
anak dapat memperoleh pujian dan imbalan. Untuk mengembangkan rasa kemampuan pribadinya, anak memerlukan tiga faktor yaitu sumber daya, kesempatan, dan kemampuan (Anita Lie, 2008 : 351). Dari ketiga faktor
tersebut anak dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam melakukan kegiatan.
Bertolak dari kajian teori sebagaimana tersebut di atas dapat penulis simpulkan tanggung jawab adalah kesediaan wajib menanggung segala sesuatunya atas perilaku atau perbuatan. Dan resiko yang dihadapi akan semakin kecil jika dalam pengambilan keputusan untuk melakukan kegiatan, anak telah mempunyai tiga faktor persyaratan yaitu : sumber daya, kesempatan, dan kemampuan.
2. Tanggung jawab Belajar Siswa
Siswa yang tercatat akan terkena aturan sekolah tersebut. Dan aturan itu harus diikuti serta dilaksanakan oleh semua personel yang ada. Meliputi siswa, guru, dan tenaga administrasi sekolah, masing-masing
Jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan formal, non
formal, dan informal. Yang dapat saling melengkapi dan memperkaya
(http://www.jakartateachers.com/821.html). Untuk siswa memiliki tugas
belajar yang harus dilaksanakan. Siswa harus mengambil keputusan
dengan benar agar pelaksanaan tugas belajar mengajar dapat
dipertanggung jawabkan.
Seseorang dikatakan beranggung jawab jika mau menanggung
akibat atas perbuatannya, ia tidak akan mempersalahkan orang lain atau
keadaan, jika lalai atau berbuat kesalahan. Lebih baik ia menyadari
kelemahan atau kekurangannya dan berusaha memperbaiki diri (Lydia
Harlina Martono. Satya Joewana, 2004 : 12).
Kembali kepembahasan belajar, tentang pengertian belajar dapat
juga disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses terus-menerus untuk
merangkul perubahan. (Jeremy Gutsche, 2009 : 35). Ini berarti tanggung
jawab belajar adalah tanggung jawab siswa Tanggung jawab menganggap
bahwa sseorang mempunyai kemampuan untuk menanggung (Bobbi
deporter, mark Reardon & Sarah Singer Nourie, 2000 : 147). Tanggung
jawab pribadi siswa yang besar itu ditunjukkan untuk memperoleh hasil
belajar, dengan memperoleh perubahan sebagaimana ciri-ciri belajar
tersebut.
Seorang anak bertanggung jawab jika ia : (1). Melakukan tugas
rutin tanpa harus diberi tahu, (2). Dapat menjelaskan apa yang
26
Mampu menentukan pilihan dari beberapa alternatif, (5). Bisa bermain atau bekerja sendiri dengan senang hati, (6). Bisa membuat keputusan
yang berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya, (7). Punya beberapa saran atau minat yang ia tekuni, (8). Menghormati dan menghargai aturan, (9). Dapat berkonsentrasi pasa tugas-tugas yang rumit, (10). Mengerjakan apa yang dikatakannya akan dilakukan, (11). Mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-buat (Ivonna Indah.
Musinami, 2003 : 119).
Berdasarkan kajian teori sebagaimana tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar siswa adalah : anak berusaha mengembangkan diri melalui pendidikan di sekolah untuk mencapai perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai yang
bersifat menetap dan kesediaanya menanggung segala sesuatu yang diakibatkan dari kegiatan belajar dan memperhatikan tanggung jawab belajar sebagai berikut : (1). Melakukan tugas belajar rutin tanpa diberi tahu, (2). Dapat menjelaskan alas an atas belajar yang dilakukannya, (3). Mampu menentukan pilihan dari kegiatan belajar, (4). Menghormati dan menghargai aturan di sekolah, (5). Mengerjakan tugas dari guru di sekolah maupun di rumah, (6). Mengakui kesalahan dalam belajar tanpa alas an
3. Kerangka Berfikir
Anak yang diberi tugas tertentu akan berkembang rasa tanggung jawabnya. Oleh karena itu perhatian orang tua selalu memberikan tugas kepada anaknya, setelah tugas yang lalu selesai dengan baik akan semakin
mendewasakan anak itu untuk lebih bertanggung jawab. Tugas yang diberikan itu dengan sendirinya sudah disesuaikan dengan perkembangan anaknya, semakin anak itu tumbuh berkembang, tugas yang diberikan semakin komplek. Dari kebiasaan tanggung jawab menyelesaikan tugas yang diberikan oleh orang tua, akan diteruskan perhatiannya pada dunia belajar anak itu sendiri.
Peranan orang tua sangat menentukan dalam pendidikan anak, terutama pada tingkat pra sekolah dan SD. Khususnya dalam membaca
dan perkembangan bahasa. Melalui percakapan orang dewasa atau orang tua sehari-hari, anak-anak dengan potensi kebahasaan memperoleh kaidah- kaidah bahasa yang bersangkutan. Dengan kaidah-kaidah itu, anak kemudian memahami bahasa di lingkungannya. Kemudian potensi itu berkembang secara beijenjang menjadi kemampuan bicara dan berbahasa yang lancar (Singgih D. Gunarsa, 2008 : 61).
Di lingkungan orang tua sering membacakan buku-buku atau surat kabar maupun majalah. Akan ditiru oleh anak-anaknya yakni dengan cara melihat, memegang maupun yang lain. Dari keterikatan itu dikembangkan
28
formal dengan bantuan guru, anak tersebut dengan mudh dapat membaca dan menulis.
Setiap kali menerima pekerjaan dari guru, anak selalu menyampaikan kepada orang tua atau sebaliknya orang tua yang
menanyakan kegiatan anak yang dilakukan ketika di sekolah. Sehingga ada hubungan yang erat ekali antara anak dengan orang tua dalam perkembangan belajar anaknya. Hubungan ini dapat dirasakan ketika anak
menyampaikan kesulitan belajarnya kepada orang tuanya, sehingga orang tua dengan sabar dan ikhlas turut memecahkannya. Jika mampu, ditanganinya sendiri namun jika tidak permasalahan anaknya dapat
teratasi. Jalan keiuar yang orang tua tempu itu bermacam cara Diantaranya : melengkapi kebutuhan sarana pra sarana belajar. Dari apa yang diusahakan orang tua itu, agar dapat ditiru oleh anaknya dan memiliki tanggung jawab dalam belajarnya
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Negeri Wonoyoso
1. Sejarah SD Wonoyoso
Sekolah Dasar Negeri Wonoyoso didirikan pada tahun 1980, dengan tiga ruang kelas dan satu ruang kantor. Tiga tahun berikutnya, yaitu tahun 1983 dibangun lagi 3 ruang kelas. Dengan demikian jumlah ruang kelas sudah lengkap, dari kelas I sampai dengan kelas VI
Untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa pemerintah telah membangun rumah dinas untuk penjaga, guru maupun kepala sekolah. Dalam rangka menngkatkan profesional guru tahun 1999, pemerintah telah membangun gedung pertemuan PKG. dalam perkembangannya untuk memenuhi dan memfasilitasi guru, kepala sekolah, di dalam kegiatannya membutuhkan sarana pendukung yang lain. Melihat kondisi ini pada tahun 2001, ruang PKG dibagi menjadi beberaa ruang yaitu ruang perpus dan ruang audio visual.
Pelayanan perpustakaan dari tahun ke tahun selalu ditingkatkan yaitu dengan adanya pengangkatan petugas perpustakaan, pengadaan buku secara terprogram dan secara otomatis. Semua itu dilakukan sesuai dengan visi dan misi SD Negeri Wonoyoso yaitu beriman, terdidik, dan berbudaya.
30
Perkembangan selanjutnya, SD Negeri Wonoyoso dipecaya oleh
dinas pendidikan kabupaten Semarang sebagai SD Rintisan
Pengembangan MBS dengan tiga pilar, yakni melaksanakan pola
pembelajaran dengan pendekatan PAKEM, pengelola dengan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dan peran serta masyarakat (PSM). Oleh karena
itu kepercayaan ini merupakan amanat yang harus dijunjng tinggi,
dikembangkan dan dipertahankan.
2. Kepemimpinan SD Negeri Wonoyoso
1 Hadi Asmono tahun 1980 - 1983
2. Drs. Susishadi tahun 1983 - 1990
3. Edi Winarso tahun 1990 - 1993
4. Y. Suprapto tahun 1993 - 1997
5. Titik Sugiarti tahun 1997 - 1999
6. Drs. Sutijo tahun 1999
7. Kasno Budiyanto, S.Pd tahun 1999
8. Muryadi tahun 1999 - 2001
9. Kusmanto, S.Pd.,M.Pd tahun 2001 sampai sekarang
Sumber: Buku Pengelolaan Sekolah
3. Struktur Organisasi
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan
dan pengajaran, maka setiap lembaga pendidikan formal memiliki struktur
Tabel I
Struktur Organisasi SD Negeri Wonoyoso
32
Tabel II
S tru k tu r Pengurus SD W onoyoso
Sum ber: P apan D ata
4. K eadaan P ersonil G u ru SD N eg en W onoyoso
1. K epala Sekolah 1 orang
2. G uru Kelas 6 orang
4. Petugas TU 1 orang
5. Penjaga 1 orang
6. Petugas Perpus 2 orang
Sumber: Buku Pengelolaan Sekolah
Tabel III Daftar guru dan penjaga
SD Negeri Wonoyoso
NO NAMA GURU/PENJAGA IJAZAH JABATAN NGAJAR
1. Sukatno DII GK III
2. Suwami DII PAI I-VI
3. Kusmanto, S.Pd. M.Pd. SII KS
-4. Subroto DII GK V
5. Samsuddin, S.Pd. SI GK IV
6. Muntolip, S.Pd SI GK V
7. Mc. Trihandayani DII GK VI
8. Dahroji DII GK I
9. Eli Faizi Atun SMK Gk II
10. Dyah Yustamaningsih SI Bhs. Inggris I-VI
11. Ana Yunita SMA Perpusakaan
-12. Ahmad As’ari SMA TU
34
5. Keadaan Siswa
Sedangkan keadaan siswa SD Negeri Wonoyoso dari tahun ke
tahun semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel II
sebagai berikut:
Tabel IV
Keadaan Siswa SD Negeri Wonoyoso
No. Kelas L P Jumlah
1. I 17 16 33
2. II 12 8 20
3. III 13 8 21
4. IV 10 6 16
5. V 10 14 20
6. VI 13 6 19
Sumber: Data Dinding
6. Sarana dan Fasilitas Pendidikan
Sarana dan Prasarana Gedung SD Negeri Wonoyoso
No. Nama Unit / Set
1. Ruang Teori 6
2. Ruang Kantor 1
3. WC Guru dan Siswa 3
4. Lapangan Volly 1
5. Peralatan Olah Raga 1 set
6. Tape Recorder 1 buah
7. Peta Indonesia Dunia 1 set
8. Alat Peraga Matematika 1 set
9. Alat Peraga IPA 1 set
10. Komputer 1
Sumber : Buku Pengelolaan Sekolah
7. Data orang tua
Tabel VI Data Orang tua Siswa SD Negeri Wonoyoso
NO NAMA ORANG TUA SISWA
1. Juremi Bariyah
2. Ngatman Karomah
3. Rohmad Tri Kumiati
4. Ngatiyono Yunanti
5. Bambang Sri Wahyuni
36
12. Gunuh Wibawa Amik nur khalifah
13. Sumono Sri sunanyam
14. Muzamil Ropi’ah
15. Supratman Muntalimah
16. Sudarto Ambar
Sum ber: Papan Data Desa
Dilihat dari table di atas di sini di tunjukkan bahwa rata-rata pekeijaan orang tua adalah sebagai petani, karena dilihat dan beratnya
yang rata-rata masyarakat pedesaan.
B. DATA UMUM RESPONDEN
Berikut ini disajikan data yang berhubungan responden yang dapat
digunakan untuk memberikan gambaran mengenai responden, dan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel VII
Data Siswa Kelas IV SD Negeri Wonoyoso
NO NAMA L p
1. Agung Pambudi
V
2. Muhammad Reza
V
V
5. Guntari
V
6. Khaliq Ropi’i
V
7. Viki Reno Arindra
V
8. Abi Sadewa
V
9. And i Fajar Ramadhan
V
10. Ayu Novitasari
V
11. Duwi Widaningsih
V
12. Eka Novianti
V
13. Hesti Alfianti
V
14. Ike Nur Safitri
V
15. Irham Syaifullah Hanafi
V
16. Ma’rifatul Ifa Fardianti
V
Sumber: Daftar Absensi Siswa
Tabel VIII Hasil Angket Bimbingan
Belajar Orang tua
Responden
Frekuensi Jawaban
A B C
1 8 2 2
Responden
Frekuensi Jawaban
A B C
3 5 4 3
4 7 2 3
5 7 2 3
6 7 4 1
7 9 1 2
8 5 5 2
9 n 2 3
10 i 2 3
11 10 1 1
12 4 4 4
13 10 1 1
14 7 4 1
15 9 3
-16 6 1 5
Tabel IX
Hasil Angket Tanggung Jawab Belajar Anak
Responden
Frekuensi Jawaban
A B C
1 8 4
-Responden
A
B
C
3
10
2
-4
9
2
1
5
8
4
-6
9
3
-7
8
3
1
8
7
4
1
9
10
2
-10
8
4
-11
9
3
-12
8
4
-13
9
3
-14
10
2
-15
10
2
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui gambaran, sikap, dan motivasi dalam proses bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak SD Negeri Wonoyoso. Rumus yang digunakan adalah prosentase:
p=— xl00%
Dalam tahap ini penulis menempuh langkah-langkah sebagai benkut: a Mencari skor masing-masing responden dengan cara:
1) Memberi nilai 3 untuk jawaban berkode A (baik) 2) Memberi nilai 2 untuk jawaban berkode B (cukup) 3) Memberi nilai 1 untuk jawaban berkode C (kurang)
Hasil perhitungan nilai dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel X
Nilai Angket Tentang klasifikasi Bimbingan Orang tua
3 5 4 3 15 8 3 26
b. Menentukan lebar interval nilai, dengan cara sebagai berikut: 1) Mencari nilai-nilai tertinggi (Ba) yaitu : 38.
2) Mencari nilai-nilai terendah (Bb) yaitu : 24. Memasukkan dalam rumus presentase interval:
( B a - B b ) + \ (38 ~24H = 15 = 5 Jumlah Interval 3 3 Jadi lebar intervalnya adalah 5
c. Mengklasifikasi nilai responden dengan berpedoman pada lebar interval dalam 3 tingkatan kategori, yaitu :
Hasil secara rinci dapat dilihat dalam tabel: Tabel XI
Klasifikasi Nilai Tingkat Bimbingan Belajar Orang Tua
d. Mencari banyaknya individu dalam tiga tingkatan kategori
1) Tingkatan tinggi (A)
2) Tingkatan Sedang (B)
3) Tingkatan Kurang (C)
Setelah diadakan perhitungan, komperasi frekunsinya adalah
sebagai berikut.
maka intensitas bimbingan belajar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Tingkat intensitas bimbingan orang tua terhadap anak pada
katagori tinggi hasilnya sebesar 4 siswa atau sebesar 25%.
2) Tingkat intensitas bimbingan orang tua terhadap anak pada
katagori sedang mencapai 8 siswa atau sebesar 50%.
3) Tingkat intensitas bimbingan orang tua terhadap anak pada
44
e. Mencari jawaban yang menonjol dari setiap item pertanyaan. Tabel XIII
Analisa Per Item Dengan Prosentase Tentang Bimbigan Orang tua
No Item Pertanyaan
Frekuensi Prosentase %
A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Apakah orang tuamu dalam membimbing belajar dengan penuh kasih sayang?
7 9 - 43,75% 56,25%
-2 Apakah orang tuamu setiap hari mengecek kembali buku-buku yang akan dibawa?
15 1 - 24,00% 6,25%
-3 Apakah setiap hari orang tuamu membaca buku tugas-tugas?
9 4 3 26,25% 25% 18,75%
4 Apakah bimbingan orang tuamu diberikan dalam semua kegiatan belajar?
menasehati, jika nilaimu kurang bagus ?
-No Item Pertanyaan
Frekuensi Prosentase %
A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
7 Apakah orang tuamu mau
menerima usul/saran dari dirimu mengenai jadwal belajar
di rumah selama usulan itu
bermanfaat ?
16 - - 100% -
-8 Apakah orang tuamu
menyediakan dana untuk
kebutuhan membeli buku
pelajaran sekolah ?
10 Apakah orang tuamu membantu dalam menyelesaikan tugas
rumah yang diberikan guru ?
12 4 - 75% 25%
-11 Apakah orang tuamu memberikan solusi, jika mengalami kesulitan dalam
46
No Item Pertanyaan
Frekuensi Prosentase %
A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
belajar ?
12 Apakah orang tuamu membantu dalam menentukan jadwal pelajaran di rumah?
5 1 10 31,25% 6,25% 62,5%
Kesimpulan
1. Nilai tertinggi pada kategori tinggi (A) adalah pada item nomor 7 sebanyak 16 responden atau 100%, dan variasi terkecil pada item nomor 11 yang terpilih sebanyak 2 responden atau 12,5%.
2. Nilai tertinggi pada kategori sedang (B) adalah pada item nomor 1 sebanyak 9 responden atau 56,25% dan variasi terkecil pada item nomor 2, 4, 12 sebanyak 1 responden atau 6,25%.
3. Nilai tertinggi kategori kurang (C) ialah pada item nomor 12 sebanyak 10 responden atau 62,5%, dan variasi terkecil pada item nomor 4 dan 8 sebanyak 1 responden atau 6,25 %
B. Analisis untuk mengetahui Tanggung jawab belajar anak
a Mencari skor masing-masing responden dengan cara 1) Memberi nilai 3 untuk jawaban berkode A (baik)
2) Memberi nilai 2 untuk jawaban berkode B (cukup)
3) Memberi nilai 1 untuk jawaban berkode C (kurang)
Hasil perhitungan nilai dapat dilihat dalam tabel sebagai b erik u t:
Tabel XIV
Nilai Angket Tentang Tanggung Jawab Belajar Anak
No Frekuensi Nilai Jumlah
Nilai
a b c a b c
1 2 3 4 5 6 7 8
1 8 4 - 24 8 - 32
2 11 1 - 33 2 - 35
3 10 2 - 30 4 - 34
4 9 2 1 27 4 1 32
5 8 4 - 24 12 - 36
6 9 4 - 27 12 - 39
7 8 3 1 24 6 1 31
8 7 4 1 21 8 1 30
9 10 2 - 30 4 - 34
48
11 9 3 - 27 6 - 33
12 8 4 - 24 8 - 32
13 9 3 - 27 8 - 35
14 10 3 - 30 6 - 36
15 10 2 - 30 4 - 34
16 7 4 1 21 12 1 34
b. Menentukan lebar interval nilai, dengan cara sebagai b erikut: 1) Mencari nilai-nilai tertinggi (Ba) yaitu : 39.
2) Mencari nilai-nilai terendah (Bb) yaitu : 30.
3) Menetapkan jumlah interval (baik, sedang dan kurang).
4) Memasukkan dalam rumus presentase interval:
(Ba - Bb)+1 . (39-3CH = 10 =3 33
Jum lah Interval 3 3
Jadi lebar intervalnya adalah 3,33.
c. Mengklasifikasi nilai responden dengan berpedoman pada lebar
interval dalam 3 tingkatan kategori, yaitu :
Tabel XV
Nominasi Nilai Tanggung Jawab Belajar Anak
No
d. Mencari banyaknya indivdu dalam tiga tingkatan kategori
1) Tingkatan tinggi (A)
2) Tingkatan Sedang (B)
50
Setelah diadakan perhitungan, komposisi frekunsinya dalah sebagai berikut.
maka kondisi tanggung jawab belajar anak dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1) Tanggung jawab belajar anak pada katagori tinggi (A) sebesar 4
siswa atau sebesar 25 %.
2) Motivasi belajar siswa pada katagori sedang (B) sebanyak 11 atau
sebesar 68,75%.
3) Motivasi belajar siswa pada katagori kurang (C) sebanyak 1 atau
Mencari jawaban yang menonjol dari setiap item pertanyaan angket:
Tabel XVII
Analisa Per Item Dengan Prosentase Tentang Tanggung Jawab Belajar Anak
No Item Pertanyaan Frekuensi Prosentase %
A B C A B C kepada guru atau teman
11 5 - 68,75% 31,25%
-3 Setiap kali ke sekolah, saya datang 15 menit sebelum bel masuk berbunyi
14 2 - 87.5% 12,5%
-4 Saya menghormati kebijakan guru dalam menentukan tugas belajar
14 2 - 87,5% 12,5%
-5 Saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah dengan baik.
52
No Item Pertanyaan Frekuensi Prosentase %
A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
6 Saya melaksanakan tugas sesuai jabatan dalam organisasi kelas.
16 - - 100%
7 Disaat guru menyampaikan
pembelajaran, saya
mendengarkan dengan penuh seksama.
10 Saya selalu mengerjakan latihan soal ketika guru sudah selesai menerangkan materi pelajaran.
12 3 1 75% 18,75% 6,251%
11 Saya tidak mencontek pekerjaan teman ketika ada ullangan pelajaran.
11 4 1 68,75% 25% 6,25%
12 Saya selalu datang tepat waktu menuju kelas waktu istirahat habis.
Kesimpulan
Melihat variasi jawaban responden sesuai dengan angket di atas maka dapat peneliti simpulkan
1. Nilai tertinggi pada kategori baik (A) adalah pada item nomor 6 sebanyak 16 responden atau 100%, dan variasi terkecil pada item nomor 1 yang terpilih sebanyak 4 responden atau 25%.
2. Nilai tertinggi pada kategori sedang (B) adalah pada item nomor 1 sebanyak 12 responden atau 75%. dan variasi terkecil pada item nomor 7 yang terpilih sebanyak 1 responden atau 6,25%.
3. Nilai tertinggi kategori kurang (C) ialah pada item nomor 9 sebanyak 3 responden atau 18,75%, dan variasi terkecil pada item nomor 5, 10 dan 11 yang terpilih sebanyak 1 responden atau 6,25%.
B. A nalisis Lanjutan
Analisis ini di maksudkan untuk menjawab pertanyaan ketiga yaitu membuktikan adanya pengaruh bimbingan belajar orang tua dengan tanggug jawab belajar anak.
Untuk tujuan ini penulis menggunakan teknik analisis statistik korelasi
Product Moment.
T .x y -( £ x ) - ( £ y )
54
Adapun langkah-langkahnya sebagai berik u t:
1. Memasukkan nilai variabel (x) dan Variabel (y) ke dalam tabel korelasi
Product M om ent dengan perhitungan angka kasar. Tabel XVIII
11 33 33 1089 1089 1089
12 24 32 576 1024 768
13 33 35 1089 1225 1155
14 30 36 900 1296 1080
15 33 34 1089 1156 1122
16 25 34 625 1156 850
Jumlah 470 543 13029 18505 15975
Diketahui
N 16
x : 470
X2 : 13029
y
2:
18505xy : 15975
2. Menghitung nilai epiris Product M oment
(Z*XZ
y )
56
3. Tes hipotesis
Hasil analisis di atas di konsultasikan dengan tabel harga kritik dari
Product Moment untuk N : 16 dengan taraf signifikan 5 % diperoleh data
penolakan 0,102.
Ternyata product moment empiris berada di bawah batas
penolakan r product moment, yaitu ro = 0,102 < 0,497 rt.
Berdasarkan data yang diperoleh di atas, terdapat korelasi
pengaruh positif terhadap responden dalam bimbingan belajar orang tua
terhadap tanggung jawab belajar anak.
Dengan ini dapat dinyatakan bahwa terdapat korelasi pengaruh
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang peneliti laksanakan, maka dapat peneliti sebagai
berikut: Sebagian besar siswa kelas IV SD Negeri Wonoyoso, Pringapus, kab.
Semarang menilai:
1. Bahwa pengaruh bimbingan orang tua yang tergolong dalam kategori
tinggi terbukti dari 16 responden dapat di kelompokkan sebagai berikut:
a. Tergolong dalam kategori tinggi ada 4 siswa atau sebanyak 25%
b. Tergolong dalam kategori sedang ada 8 siswa atau sebanyak 50%
c. Tergolong dalam ketegori rendah ada 4 siswa atau sebanyak 25%
2. Dalam motivasi belajar siswa tergolong dalam kategori tinggi terbukti dari
dari 16 responden dapat di kelompokkan sebagai berikut:
a. Tergolong dalam kategori tinggi ada 4 siswa atau sebanyak 25%
b. Tergolong dalam kategori sedang ada 11 siswa atau sebanyak 68,75%
c. Tergolong dalam ketegori rendah ada 1 siswa atau sebanyak 6,25%
3. Berdasarkan analisa dengan menggunakan korelasi product moment di
peroleh nilai sebesar 0,102 jika di konsultasikan dengan nilai r product
moment batas penolakan dengan harga N = 16, pada taraf signifikan 5 % =
0,497 ternyata r product moment empiris berada di bawah r tabel product
moment. Dengan demikian untuk hipotesis yang berbunyi, pelaksanaan
bimbingan orang tua berpengaruh terhadap tanggung jawab belajar anak
terbukti ada, namun dengan tingkat koofisien korelasi positif yang rendah.
58
B. Saran
Berdasarkan temuan penelitian bahwa tanggung jawab belajar siswa sudah tinggi, namun perlu ditingkatkan kembali. Oleh karena itu guna perlu memberikan semangat yang lebih tinggi dengan cara sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Perlu peningkatan dalam memberikan semangat pada siswa untuk belajar melalui pemberian tugas tambahan di rumah yang sesuai dengan porsi usia siswa agar keinginan siswa untuk belajar dapat meningkat. 2. Bagi Orang Tua
Perlu lebih menyediakan waktu untuk membimbing anaknya dalam belajar. Dengan adanya bimbingan dari orang tuanya dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dalam menyelesaikan tugas maupun latihan dalam proses belajarnya
3. Bagi Siswa
Ambarwati, Ari. Membuat Anak Rajin Belajar Ternyata Mudah Kok. Cet 1 PT Tangga Pustaka, Jakarta 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Revisi VI.
Cet. 13, PT. Rhineka Chipta, Jakarta 2006.
Azalea E.Tani, Terry Th. Ponomban. Menciptakan Hubungan Kakak Beradik Yang Rukun: Panduan Bagi Orang tua. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Al-Insan. Hikmat Melangkah Menuju Khaim Ummah. Gedung Gip Depok 2006. Ephron Nora I Feel Bad About M y Neck. Cet. 1, Dastan Books, Jakarta 2007. K.P.,Dian. 75 Cara Ampuh Lolos Wawancara Kerja Cet. 1. Wahyu Media,
Jakarta 2008.
Steinberg, Laurence. 10 Prinsip Dasar Pengasuhan Yang Prima Agar Anda Tidak Menjadi Orang tua Yang Gagal. Cet.l, Kaifa Bandung 2005. Setiyanto. Orang tua Ideal Dari Perspektif Anak. PT. Grasindo, Jakarta 2003. Deporter, Bobby dkk. Quantum Teaching. Cet.21, Kaifa, Bandung 1999.
Departemen Agama RI. M ushaf Al-Qur'an Terjemah. Edisi Tahu 2002, Kelompok Gema Insani, Jakarta 2005.
M. Luddin, Abu Bakar. Dewar -dasar Konselig; tinjauan teori dan praktik.
Citapustaka Media Penntis, Bandung 2010.
K. Rampersad, Hubert. Total Performance Scorecard. Cet-II, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005.
Nasution, Edi. Tulila; Muzik Bujukan Mandailing. Cet-I, Areca Books, Malaysia 2007.
Ganda, Yahya Petunjuk Praktis; cara mahasiswa belajar. Grasindo, Jakarta 2005.
Hakim, Thursan. Belajar Secara Efektif. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara Jakarta 2008.
Susanti, Shinta Jurnal Provitae Volume 3; No. 1; Mei 2007.
Gordon, Thomas. Menjadi Orang tua Efektif. Gramedia Pustaka Utama Jakarta 1983.
G raha Chairinniza Keberhasilan Anak ditangan Orang tua; panduan bagi orang tua untuk memahami perannya dalam membantu keberhasilan pendidik anak. Elex Media Komputindo, Jakarta 2007.
Kanisius. Konsep Diri P ositif Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta 2006. Prasetya Tembong, George. Smart Parenting. Gramedia Jakarta 2006.
Harlina Martono, Lydia Belajar Hidup Bertanggung jawab, menangani narkoba dan kekerasan. Balai Pustaka Jakarta 2004.
Pustaka Utama, Jakarta 2009.
Ivonna Indah. Musinami, dkk. Pendidikan Budi Pekerti. Kanisius, Yogyakarta 2003.
Gunarsa, Singgih D. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Cet-9, Gunung Mulia, Jakarta 2008.
Semmelroth. The Anger Habit in Parenting; terapi menghilangkan kebiasaan marah kepada anak. Cet-I, Mizan Pustaka, Bandung 2007.
Wasqito, A. A Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta 2006.
Nugroho, Santoso. Denver Developmental Screening Test. Cet-I, EGC, Jakarta 2009.
www. scribd. com/syahrudin/