• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI

B. Tanggung Jawab Belajar Siswa

1. Pengertian T anggung jaw ab belajar Siswa

Tanggung jaw ab ialah anggapan bahw a seseorang m em punyai

kem am puan untuk menanggung, saat demi saat sisw a telah mem ilih

apakah m ereka mau mempelajari terhadap sesuatu yang diajarkan (Bobby

Deporter, dkk. 2007 : 147).

Tanggung jaw ab adalah kewajiban m enanggung segala sesuatu.

Orang yang bertanggung jaw ab akan melakukan kewajibannya. W ajib

memberi jaw aban dan m enanggung segala akibat atas tindakannya itu. Jika

lalai dalam tanggung jaw ab, ada resiko yang harus ditanggungnya (Lydia

H arlina Martono. Satya Joewana, 2004 : 12).

T anggung jaw ab ju g a dapat diartikan kesadaran m anusia akan

tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja m aupun yang tidak di

sengaja Tangung jaw ab ju g a berarti berbuat sebagai perwujudan

kesadaran akan kewajibannya (www.saied-belajam geblog.blogspot.com /

2010/04/m anusia- dan-tanggung-jawab.html).

Seorang anak perlu mengembangkan rasa m am pu untuk bisa

memiliki harga diri yang kuat. Memiliki rasa m am pu berarti memiliki

24

hidupnya sendiri. Dengan sumber daya yang dimiliki, anak-anak akan mengambil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan yang di pandang ada manfaatnya Pengambilan keputusan merupakan sikap bertanggung jawab yang perlu dikembangkan secara terus menerus dari sejak anak sampai dewasa.

Anak belajar akan meningkatkan rasa mampunya Anak akan lebih percaya diri, tahu bagaimana membawa diri, serta mengerti bagaimana anak dapat memperoleh pujian dan imbalan. Untuk mengembangkan rasa kemampuan pribadinya, anak memerlukan tiga faktor yaitu sumber daya, kesempatan, dan kemampuan (Anita Lie, 2008 : 351). Dari ketiga faktor tersebut anak dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam melakukan kegiatan.

Bertolak dari kajian teori sebagaimana tersebut di atas dapat penulis simpulkan tanggung jawab adalah kesediaan wajib menanggung segala sesuatunya atas perilaku atau perbuatan. Dan resiko yang dihadapi akan semakin kecil jika dalam pengambilan keputusan untuk melakukan kegiatan, anak telah mempunyai tiga faktor persyaratan yaitu : sumber daya, kesempatan, dan kemampuan.

2. Tanggung jawab Belajar Siswa

Siswa yang tercatat akan terkena aturan sekolah tersebut. Dan aturan itu harus diikuti serta dilaksanakan oleh semua personel yang ada. Meliputi siswa, guru, dan tenaga administrasi sekolah, masing-masing mempunyai tugas dan kewajiban serta tanggung jawab yang berbeda.

Jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan formal, non

formal, dan informal. Yang dapat saling melengkapi dan memperkaya

(http://www.jakartateachers.com/821.html). Untuk siswa memiliki tugas

belajar yang harus dilaksanakan. Siswa harus mengambil keputusan

dengan benar agar pelaksanaan tugas belajar mengajar dapat

dipertanggung jawabkan.

Seseorang dikatakan beranggung jawab jika mau menanggung

akibat atas perbuatannya, ia tidak akan mempersalahkan orang lain atau

keadaan, jika lalai atau berbuat kesalahan. Lebih baik ia menyadari

kelemahan atau kekurangannya dan berusaha memperbaiki diri (Lydia

Harlina Martono. Satya Joewana, 2004 : 12).

Kembali kepembahasan belajar, tentang pengertian belajar dapat

juga disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses terus-menerus untuk

merangkul perubahan. (Jeremy Gutsche, 2009 : 35). Ini berarti tanggung

jawab belajar adalah tanggung jawab siswa Tanggung jawab menganggap

bahwa sseorang mempunyai kemampuan untuk menanggung (Bobbi

deporter, mark Reardon & Sarah Singer Nourie, 2000 : 147). Tanggung

jawab pribadi siswa yang besar itu ditunjukkan untuk memperoleh hasil

belajar, dengan memperoleh perubahan sebagaimana ciri-ciri belajar

tersebut.

Seorang anak bertanggung jawab jika ia : (1). Melakukan tugas

rutin tanpa harus diberi tahu, (2). Dapat menjelaskan apa yang

26

Mampu menentukan pilihan dari beberapa alternatif, (5). Bisa bermain atau bekerja sendiri dengan senang hati, (6). Bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya, (7). Punya beberapa saran atau minat yang ia tekuni, (8). Menghormati dan menghargai aturan, (9). Dapat berkonsentrasi pasa tugas-tugas yang rumit, (10). Mengerjakan apa yang dikatakannya akan dilakukan, (11). Mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-buat (Ivonna Indah. Musinami, 2003 : 119).

Berdasarkan kajian teori sebagaimana tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar siswa adalah : anak berusaha mengembangkan diri melalui pendidikan di sekolah untuk mencapai perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai yang bersifat menetap dan kesediaanya menanggung segala sesuatu yang diakibatkan dari kegiatan belajar dan memperhatikan tanggung jawab belajar sebagai berikut : (1). Melakukan tugas belajar rutin tanpa diberi tahu, (2). Dapat menjelaskan alas an atas belajar yang dilakukannya, (3). Mampu menentukan pilihan dari kegiatan belajar, (4). Menghormati dan menghargai aturan di sekolah, (5). Mengerjakan tugas dari guru di sekolah maupun di rumah, (6). Mengakui kesalahan dalam belajar tanpa alas an yang dibuat-buat, (7). Dapat berkonsentrasi pada belajar yang rumit, (8). Mempunyai minat yang kuat untuk menekuni dalam belajar.

3. Kerangka Berfikir

Anak yang diberi tugas tertentu akan berkembang rasa tanggung jawabnya. Oleh karena itu perhatian orang tua selalu memberikan tugas kepada anaknya, setelah tugas yang lalu selesai dengan baik akan semakin mendewasakan anak itu untuk lebih bertanggung jawab. Tugas yang diberikan itu dengan sendirinya sudah disesuaikan dengan perkembangan anaknya, semakin anak itu tumbuh berkembang, tugas yang diberikan semakin komplek. Dari kebiasaan tanggung jawab menyelesaikan tugas yang diberikan oleh orang tua, akan diteruskan perhatiannya pada dunia belajar anak itu sendiri.

Peranan orang tua sangat menentukan dalam pendidikan anak, terutama pada tingkat pra sekolah dan SD. Khususnya dalam membaca dan perkembangan bahasa. Melalui percakapan orang dewasa atau orang tua sehari-hari, anak-anak dengan potensi kebahasaan memperoleh kaidah- kaidah bahasa yang bersangkutan. Dengan kaidah-kaidah itu, anak kemudian memahami bahasa di lingkungannya. Kemudian potensi itu berkembang secara beijenjang menjadi kemampuan bicara dan berbahasa yang lancar (Singgih D. Gunarsa, 2008 : 61).

Di lingkungan orang tua sering membacakan buku-buku atau surat kabar maupun majalah. Akan ditiru oleh anak-anaknya yakni dengan cara melihat, memegang maupun yang lain. Dari keterikatan itu dikembangkan menjadi kemampuan anak melatih dan ikut aktif mengikuti perkembangan apa yang dibaca orang tu a Sehingga anak setelah memasuki sekolah

28

formal dengan bantuan guru, anak tersebut dengan mudh dapat membaca dan menulis.

Setiap kali menerima pekerjaan dari guru, anak selalu menyampaikan kepada orang tua atau sebaliknya orang tua yang menanyakan kegiatan anak yang dilakukan ketika di sekolah. Sehingga ada hubungan yang erat ekali antara anak dengan orang tua dalam perkembangan belajar anaknya. Hubungan ini dapat dirasakan ketika anak menyampaikan kesulitan belajarnya kepada orang tuanya, sehingga orang tua dengan sabar dan ikhlas turut memecahkannya. Jika mampu, ditanganinya sendiri namun jika tidak permasalahan anaknya dapat teratasi. Jalan keiuar yang orang tua tempu itu bermacam cara Diantaranya : melengkapi kebutuhan sarana pra sarana belajar. Dari apa yang diusahakan orang tua itu, agar dapat ditiru oleh anaknya dan memiliki tanggung jawab dalam belajarnya

Dengan demikian bimbingan belajar dari orang tua akan sangat penting bagi keberhasilan anaknya, untuk meningkatkan tanggung jawab belajarnya. Selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada pengaruh antara orang tua dengan tanggung jawab belajar siswa

Dokumen terkait