• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat-Sifat yang Wajib, Mustahil, dan Wenang bagi Allah dan Rasul

1. Sifat Wajib, Mustahil, dan, Wenang bagi Allah

a. Sifat yang Wajib bagi Allah

Sifat yang wajib bagi Allah itu ada 20 sifat yang di antaranya adalah :1 1) Al-Wujud, artinya Allah itu ada. Bukti bahwa Allah itu ada adalah

adanya makhluk. Setiap orang mukallaf harus mengetahui bahwa Allah itu ada, dan adanya Allah itu adalah wajib. Dan tidak wajib mengetahui apakah adanya Allah itu zat-Nya atau selain zat-Nya, karena hal itu sampai saat ini merupakan perkara yang masih samar-samar dalam ilmu kalam.

2) Al-Qidam, artinya Allah itu terdahulu. Dan adanya Allah itu tidak didahului oleh tidak ada. Berbeda dengan makhluk yang sekarang ada, sesuai dengan berjalannya waktu dipastikan ia akan tiada.

1Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi, Syarh Tijanal-Darari ‘ala Risalah al-‘aalim al-‘alaamah al-hibr al-bahr al-fahaamah al-Syaikh Ibrahim al-Bajuri fi al-Tauhid (Semarang:

Maktabah Thaha Putra, tt), hlm. 3-9.

Bab 3 ~ ‘Aqa`Id Al-Iman Membangun Karakter Bangsa dalam Pandangan Islam

22

3) Al-Baqa`, artinya kekal (Bahasa Sunda: langgeng) yang tidak ada akhirnya. Dan adanya Allah tidak akan diikuti oleh tidak adanya Allah. Setelah Allah ada tidak berarti akan tidak ada seperti halnya sesuatu yang sekarang ada dipastikan akan tiada.

4) Al-Mukhalafat lil hawaditsi, artinya berbeda dengan yang baru.

Dan Allah tidak menyerupai sesuatu yang baru (mumatsilan lil hawadits). Apabila terlintas dalam pikiran bahwa jika Allah tidak ada wujudnya, maka apa sebenarnya hakikat Allah ? maka jawabannya adalah tidak ada yang mengetahui siapa dan apa hakikat Allah selain Allah itu sendiri yang tidak menyerupai sesuatu apa pun.

Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat, Dia tidak berbentuk fisik (mempunyai tangan, mata, telinga, dan lain sebagainya seperti yang lazimnya dimiliki oleh sesuatu yang baru), dan Dia tidak tampak.

5) Al-Qiyamu bi al-nafsi, artinya berdiri sendiri. Allah tidak membutuhkan tempat dan tidak pula membutuhkan seseorang atau sesuatu yang menentukan diri-Nya.

6) Wahdaniyat, artinya Maha Esa (satu Zat, sifat dan seluruh perbuatannya). Wahdaniyat dalam Zat maksudnya adalah Allah tidak tersusun dari bagian-bagian sesuatu yang baru. Wahdaniyat dalam sifat, yaitu Allah tidak mempunyai dua sifat atau lebih dalam satu nama, seperti dua kekuasaan, dua kehendak dan lain sebagainya.

Wahdaniyat dalam pekerjaan, yaitu tidak ada yang memberi dampak dan akibat dari setiap yang dilakukan kecuali ketetapan Allah ta’ala.

7) Qudrat, artinya berkuasa. Allah berkuasa untuk mengadakan dan meniadakan sesuatu.

8) Iradah, artinya berkehendak. Allah berhak menentukan ada atau tidak adanya sesuatu, kaya, fakir, pintar, bodoh, dan lain sebagainya.

9) ‘Ilmu, artinya mengetahui. Allah mengetahui atas segala sesuatu, termasuk sesuatu yang berada di bawah bumi dan di atas langit.

10) Hayat, artinya hidup. Allah hidup oleh zat-Nya dan bukan oleh ruh seperti halnya makhluk.

11) Sama’, artinya mendengar. Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.

12) Bashar, artinya melihat. Mustahil Allah buta atau tidak melihat.

13) Kalam, artinya berfirman atau berbicara. Mustahil Allah bisu atau tidak bisa berbicara.

14) Kaunuhu Qadiran, artinya terkenal berkuasa.

Bab 3 ~ ‘Aqa`Id Al-Iman 23 15) Kaunuhu Muridan,artinya terkenal berkehendak.

16) Kaunuhu ‘Aliman, artinya terkenal mengetahui.

17) Kaunuhu Hayyan, artinya terkenal Allah itu hidup.

18) Kaunuhu Sami’an, artinya Allah terkenal mendengar.

19) Kaunuhu Bashiran, artinya Allah terkenal melihat.

20) Kaunuhu Mutakalliman, artinya Allah terkenal berfirman.

b. Sifat yang Mustahil bagi Allah

1) Al-‘Adm (tidak ada). Artinya tidak mungkin ada hasil karya tanpa ada yang membuatnya. Sehingga mustahil ada makhluk apabila tidak ada khalik, yaitu Zat yang menciptakan makhluk.

2) Al-Huduts (baru). Membutuhkan pada sesuatu yang membarukan diri-Nya. Dalilnya, jika Allah itu baru tentu Allah membutuhkan pada sesuatu yang membarukan diri-Nya. Untuk itu, Allah tidak membutuhkan pada yang membarukan diri-Nya.

3) Al-Fana (rusak). Dalilnya, apabila Allah rusak, tentu Allah itu baru, dan bila Allah baru itu adalah mustahil atau tidak mungkin.

4) Al-Mumatsilah (menyerupai atau sama dengan yang baru) Ada yang menyerupai. Untuk itu, mustahil ada yang menyerupai. Dalilnya, apabila ada yang menyerupai Allah, tentu Allah itu baru, dan bila Allah baru maka itu tidak mungkin.

5) Al-Ihtiyaj ila al-Mahalli wa al-Mukhashish (membutuhkan pada tempat dan kepada orang yang menentukan). Dalilnya, apabila Dia berdiri oleh pihak lain, tentu Allah itu baru, dan bila Allah baru, maka itu mustahil.

6) Al-Ta’addud (berbilang atau banyak) 7) Al-‘Ajzu (lemah) tidak mempunyai kuasa.

8) Al-Karahah (terpaksa)Tidak berkehendak. Tidak mungkin Allah terpaksa atau tidak berkehendak. Dalilnya, apabila Allah terpaksa, tentu Allah lemah, jika Allah lemah, maka itu mustahil.

9) Al-Jahlu (bodoh) Tidak mengetahui atau bodoh. Mustahil Allah bodoh atau tidak mengetahui. Dalilnya, apabila Allah bodoh, tentu Allah tidak berkehendak, tidak berkuasa, dan tidak mengetahui.

10) Al-Maut (Mati). Karenanya, mustahil Allah mati seperti halnya sesuatu yang baru. Dalilnya, apabila Allah mengalami kematian, tentu Allah tidak akan berkehendak, tidak berkuasa dan tidak mengetahui.

Bab 3 ~ ‘Aqa`Id Al-Iman Membangun Karakter Bangsa dalam Pandangan Islam

24

11) Al-Shamamu (tuli).

12) Al-‘Amaa (buta).

13) Al-Bukmu (bisu).

14) Kaunuhu ‘Aajizan (Tidak berkuasa).

15) Kaunuhu Kaarihan (Terpaksa).

16) Kaunuhu Jaahilan (Tidak terkenal mengetahui).

17) Kaunuhu Mayyitan (Tidak terkenal Allah itu hidup).

18) Kaunuhu Asham (Tidak terkenal mendengar).

19) Kaunuhu A’ama (Tidak terkenal melihat).

20) Kaunuhu Abkamu (Tidak terkenal berfirman).

c. Sifat yang Boleh (Jaiz) bagi Allah

Allah mempunyai satu sifat yang boleh bagi-Nya, yaitu Allah sangat mungkin mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya. Dalilnya, kalau menciptakan makhluk wajib, tentu terbalik sifat boleh jadi wajib.

2. Sifat Wajib, Mustahil, dan Wenang bagi Rasul

Selain itu, setiap kita diwajibkan pula mengetahui sifat-sifat yang wajib, mustahil, serta boleh bagi Rasul.

a. Sifat yang Wajib bagi Rasul

Sifat yang wajib bagi rasul ada empat yang di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Sifat shidiq, artinya benar. Dalilnya, apabila rasul suka berbohong, tentu umat pengikutnya pun akan diperintah bohong.

2) Sifat Amanah, artinya dapat dipercaya. Dalilnya, apabila rasul suka berbuat khianat tentu rasul tidak dapat dipercaya, bila rasul tidak dapat dipercaya maka itu mustahil.

3) Sifat Tabligh, artinya menyampaikan hukum syara’. Dalilnya, apabila rasul menyimpan terlebih menyembunyikan ilmu, tentu kita pun diperintah untuk menyembunyikan ilmu.

4) Sifat Fathanah, artinya pintar. Dalilnya, apabila Rasul itu bodoh tentu Rasul tidak akan sanggup berdebat dengan orang-orang yang membenci atau memusuhinya.

Bab 3 ~ ‘Aqa`Id Al-Iman 25

b. Sifat yang Mustahil bagi Rasul

Sifat mustahil bagi rasul adalah kebalikan dari sifat yang wajib bagi rasul, di antaranya yaitu :

1) Bohong 2) Khianat

3) Menyembunyikan ilmu 4) Bodoh

c. Sifat yang Wenang bagi Rasul

Sifat wenang bagi rasul ada satu, yaitu A’rad Basyariah (sifat-sifat kemanusiaan), seperti makan, minum, sakit, mempunyai istri, dan lain-lain.