• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

SUBSIDIARIES Selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas

20. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

Aktiva (lanjutan) Assets (continued)

Pulau Island

Bali 7.169.506.566 5.485.204.110 Bali

Batam 6.672.542.247 3.197.558.865 Batam

Aktiva yang tidak dapat dialokasikan 479.644.899.463 425.440.791.368 Unallocated assets

Jumlah 1.244.451.139.189 1.181.129.524.039 Total

Eliminasi (334.366.313.578) (287.404.385.532) Elimination

Jumlah Aktiva 910.084.825.611 893.725.138.507 Total Assets

20. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI

20. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

a. Sejak tahun 1971, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), di mana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji di Indonesia diberikan hak untuk menjual, memasarkan atau mendistribusikan dan melakukan jasa perbaikan atas peralatan fotografi, produk peka cahaya lainnya dan produk-produk lain dari Fuji. Fuji juga memberikan wewenang dan izin kepada Perusahaan untuk menggunakan semua merek dagang terdaftar yang sekarang atau di kemudian hari dimiliki oleh Fuji.

a. Since 1971, the Company has entered into a distributorship agreement with Fuji Photo Film Co., Ltd., Japan (Fuji), whereby the Company as the sole distributor of Fuji in Indonesia has been granted the rights to sell, market or otherwise distribute and do repair services on photographic equipment, other light sensitive products and other products of Fuji. Fuji also authorizes and permits the Company to use any and all registered trademarks now or hereafter owned by Fuji.

Dalam perjanjian tersebut, disebutkan apabila

terdapat perubahan manajemen atau

kepemilikan Perusahaan yang signifikan, harus segera diberitahukan kepada Fuji. Dalam hal tersebut, Fuji akan segera

mengakhiri perjanjian tersebut dengan

mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada Perusahaan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak Fuji mengetahui perubahan tersebut. Berdasarkan perjanjian antara Fujinon Corporation dan Perusahaan tanggal 1 Februari 2006, perjanjian distributor tersebut telah diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 31 Januari 2009.

Under the agreement, in the event that there is any substantial change in the management or ownership of the Company, it shall promptly notify Fuji. In such case, Fuji shall immediately terminate the distribution agreement by giving a written notice to the Company within three (3) months from the date Fuji becomes aware of such change. Based on the agreement between Fujinon Corporation and the Company dated February 1, 2006, the distributorship agreement has been extended and will expire on January 31, 2009.

DAN KONTINJENSI (lanjutan) AND CONTINGENCIES (continued) b. Pada tanggal 1 Agustus 1990, Perusahaan

ditunjuk sebagai distributor tunggal oleh Itotec Co., Ltd., Jepang, untuk mesin pemotong kertas di Indonesia. Penunjukan distributor ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini.

b. On August 1, 1990, the Company was appointed as sole distributor by Itotec Co., Ltd., Japan, for paper cutting machine in Indonesia. This distributorship agreement will expire if either party notifies the other of its intention to terminate the agreement.

c. Pada tanggal 8 Agustus 1990, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Hunt Photographic Chemicals Pte. Ltd., Singapura (Fuji Hunt), di mana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji Hunt di Indonesia diberikan izin untuk menjual bahan kimia untuk cuci cetak foto. Perjanjian distributor ini masih berlaku, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut.

c. On August 8, 1990, the Company entered into a distributorship agreement with Fuji Hunt Photographic Chemicals Pte. Ltd., Singapore (Fuji Hunt), whereby the Company, as the sole distributor of Fuji Hunt in Indonesia, has been granted the license to sell chemicals for photo finishing. This distributorship agreement is valid unless either party notifies the other of its intention to terminate the agreement.

d. Pada tanggal 1 April 1999, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Ricoh Asia Pacific Pte. Ltd., Singapura (RAP),

dimana Perusahaan sebagai distributor

tunggal Ricoh di Indonesia diberikan izin untuk menjual mesin fotokopi, printer, scanner, mesin fax beserta dengan suku cadang Ricoh. Perjanjian distributor ini telah berakhir pada tanggal 1 April 2003.

d. On April 1, 1999, the Company entered into a distributorship agreement with Ricoh Asia Pacific Pte. Ltd., Singapore (RAP), whereby the Company, as the sole distributor of Ricoh in Indonesia, has been granted the license to sell Ricoh photocopy machines, printer, scanner, facsimile and Ricoh’s spare parts. This distributorship agreement has expired on April 1, 2003.

Pada tanggal 15 Januari 2003, Perusahaan

mengadakan Perjanjian Novasi yang

merupakan pelengkap dari Perjanjian

Pengalihan Usaha dengan Ricoh Asia Pacific Pte. Ltd., Singapura (RAP) dan Ricoh Hong Kong Ltd., Hong Kong (RHK). Perjanjian tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 1 April 2010.

On January 15, 2003, the Company entered into a Novation Agreement which is supplemental to the Business Transfer Agreement with Ricoh Asia Pacific Pte. Ltd., Singapore (RAP) and Ricoh Hong Kong Ltd., Hong Kong (RHK). This agreement has been extended until April 1, 2010.

DAN KONTINJENSI (lanjutan) AND CONTINGENCIES (continued) e. Sejak tanggal 1 Februari 1978, Anak

Perusahaan (MPI) mengadakan perjanjian dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), di mana MPI diberikan izin untuk membeli film dan kertas foto dalam bentuk “master roll”, memprosesnya sesuai dengan teknologi dan menggunakan merek dagang “Fuji” serta menjualnya kepada Perusahaan untuk pasar lokal. Perjanjian ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Selain itu, sejak tahun 1997, MPI juga diberi izin untuk memproduksi pembungkus film dengan menggunakan teknologi Fuji. MPI harus membayar royalti kepada Fuji untuk setiap pembungkus film yang diproduksi sebesar ¥0,4. Royalti yang dibebankan pada usaha berjumlah Rp502.388.818 dan Rp609.057.886 masing-masing pada tahun 2007 dan 2006 dan dicatat sebagai bagian dari “Beban Penjualan” pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 18).

e. Since February 1, 1978, a Subsidiary (MPI) has entered into an agreement with Fuji Photo Film Co., Ltd., Japan (Fuji), whereby MPI has been granted the license to purchase film and photopaper in the form of master roll, process them in accordance with the technology and use the trademark of Fuji and sell these to the Company for the local market. This agreement will expire if either party notifies the other of its intention to terminate the agreement. Furthermore, since 1997, MPI has also been granted the license to produce patrone using the technology of Fuji. MPI must pay royalty to Fuji amounting to ¥0.4 for each patrone produced. Royalty charged to operations

amounted to Rp502,388,818 and

Rp609,057,886 in 2007 and 2006,

respectively, and are presented as part of “Selling Expenses” in the consolidated statements of income (Note 18).

f. Sejak tanggal 21 November 1990, Anak

Perusahaan (HI) mempunyai hak untuk memproduksi kamera di Indonesia dengan menggunakan merek dagang “Fuji” dan menjualnya kepada Perusahaan selaku distributor. Sebagai imbalan atas hak yang diberikan kepada HI tersebut oleh Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), HI harus membayar kepada Fuji royalti sebesar 6% dari harga jual bersih untuk setiap kamera yang diproduksi dan dijual untuk pasar lokal. Royalti ini terhutang setiap setengah tahunan. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 20 Oktober 1993, dan diperpanjang secara

otomatis setiap tahun sampai ada

pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini.

f. Since November 21, 1990, a Subsidiary (HI) has the right to manufacture camera in Indonesia using Fuji's trademark and to sell this product through the Company as a distributor. As compensation for the rights and privileges given to HI by Fuji Photo Film Co., Ltd., Japan (Fuji), HI shall pay Fuji a royalty fee of 6% of the net selling prices for each camera manufactured and sold for the local market. This fee is payable semi-annually. This agreement has expired on October 20, 1993, and automatically extended every year unless either party notifies the other of its intention to terminate this agreement.

DAN KONTINJENSI (lanjutan) AND CONTINGENCIES (continued) Pada tanggal 1 Juli 2000, HI juga

mengadakan perjanjian usaha kamera Fuji dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), Fuji Photo Optical Co., Ltd., Jepang (FPO) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui), di mana HI telah ditunjuk oleh FPO untuk memproduksi, merakit dan menjual kepada FPO alat-alat optik (optical instruments) melalui Mitsui dan Perusahaan di bawah bantuan teknis dan keahlian dari Fuji dan FPO. HI harus membayar kepada Fuji suatu royalti untuk setiap produk yang dijual melalui Perusahaan sebesar 6% dari harga jual bersih atau 3% dari harga jual bersih apabila poduk tersebut dikembangkan oleh HI dengan menggunakan merek dagang Fuji. Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis setiap periode atau setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian ini.

On July 1, 2000, HI entered into a Fuji camera business agreement with Fuji Photo Film Co., Ltd., Japan (Fuji), Fuji Photo Optical Co., Ltd., Japan (FPO) and Mitsui & Co., Ltd., Japan (Mitsui), whereby HI has been appointed by FPO to manufacture, assemble and supply to FPO the optical instruments and sell them to FPO through Mitsui and the Company under the technical and engineering assistance from Fuji and FPO. HI shall pay a royalty fee to Fuji for each unit of products sold through the Company, at 6% of the net selling prices or 3% of the net selling prices if those products are developed by HI using Fuji’s trademarks. This agreement is automatically renewable for an additional period of one year, until either party hereto notifies the other of its intention not to renew the agreement.

Tidak ada beban royalti pada tahun 2006 dan 2007, karena produk yang dihasilkan HI tidak menggunakan merek dagang Fuji.

There is no royalty charged in 2006 and 2007, since the HI’s products did not use Fuji’s trademarks.

g. Pada tanggal 1 November 2000, Anak Perusahaan (HI) mengadakan perjanjian dengan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) dimana HI telah ditunjuk oleh Mitsui dan Showa Aircraft Industry Co., Ltd., Jepang

(Showa) sebagai pabrikan untuk

memproduksi, merakit dan menjual kepada Mitsui dan designeenya seperti produk

“honeycomb” berdasarkan design dan

spesifikasi dasar Showa. Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis setiap periode atau setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk

mengakhiri perjanjian tersebut. Jumlah

penjualan pada tahun 2007 dan 2006 adalah masing-masing sebesar Rp13.012.226.630 dan Rp14.325.784.640.

g. On November 1, 2000, a Subsidiary (HI), entered into an agreement with Mitsui & Co., Ltd., Japan (Mitsui), whereby HI has been appointed by Mitsui and Showa Aircraft Industry Co., Ltd., Japan (Showa) to manufacture, assemble and supply to Mitsui and its designee such honeycomb products

under Showa’s basic design and

specifications. This agreement is automatically renewable for an additional period of one year, until either party notifies the other of its intention not to renew this agreement. Total sales amounted to Rp13,012,226,630 and Rp14,325,784,640 in 2007 and 2006, respectively.

DAN KONTINJENSI (lanjutan) AND CONTINGENCIES (continued) h. Pada tanggal 1 Februari 2001, satu Anak

Perusahaan (HI) mengadakan perjanjian dasar dengan Kawai Musical Instruments Mfg. Co., Ltd., Jepang (Kawai) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) di mana HI akan merakit piano digital dan keyboard piano digital serta menjualnya kembali kepada Kawai melalui Mitsui. Pada tanggal 16 Februari 2004, HI, Kawai dan Mitsui mengadakan perjanjian dasar yang baru yang telah berakhir pada tanggal 31 Maret 2006, di mana HI akan merakit piano digital dan keyboard piano digital dan menjual kembali ke Kawai melalui Mitsui. Sebagai imbalan, HI akan menerima jasa perakitan dari Mitsui sesuai dengan kesepakatan para pihak. Imbalan yang diterima HI berjumlah Rp126.868.379.582 dan Rp118.439.975.987 masing-masing untuk tahun 2007 dan 2006, yang disajikan sebagai bagian dari “Penjualan Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi.

h. On February 1, 2001, a Subsidiary (HI) entered into a basic agreement with Kawai Musical Instruments Mfg. Co., Ltd., Japan (Kawai) and Mitsui & Co., Ltd., Japan (Mitsui), whereby HI shall assemble digital piano and digital piano keyboard and sell them back to Kawai through Mitsui. On February 16, 2004, HI, Kawai and Mitsui entered into a new basic agreement which has expired on March 31, 2006 whereby HI shall assemble digital piano and digital piano keyboard and sell them back to Kawai through Mitsui. As compensation, HI will receive assembly fee from Mitsui as

agreed upon by the parties. The

compensation received by HI amounted to Rp126,868,379,582 and Rp118,439,975,987 in 2007 and 2006, respectively, which are shown as part of under “Net Sales” in the

consolidated statements of income,

respectively. Berdasarkan Surat No. JKEBB-002TN0331F

tanggal 31 Maret 1999 dari PT Mitsui Indonesia, HI setuju untuk membayar royalti sebesar 12,5% per unit keyboard dan 20% per unit piano digital yang dijual di pasar lokal. Jumlah royalti yang dibebankan pada operasi pada tahun 2007 dan 2006 adalah

masing-masing sebesar Rp10.404.982 dan

Rp49.321.048 dan dicatat sebagai bagian dari “Beban Penjualan” pada laporan laba rugi konsolidasi.

Based on Letter No. JKEBB-002TN0331F dated March 31, 1999 from PT Mitsui Indonesia, HI agreed to pay royalty fee of 12.5% per keyboard unit and 20% per digital piano unit sold in the local market. Total royalty fees charged to operations amounted to Rp10,404,982 and Rp49,321,048 in 2007 and 2006, respectively, and are presented as part of “Selling Expenses” in the consolidated statements of income.

Pada tanggal 1 Maret 2001, HI mengadakan perjanjian komisi dengan PT Mitsui Indonesia (MI) sehubungan dengan produk piano digital dan keyboard yang dirakit oleh Anak Perusahaan untuk Mitsui & Co., Ltd., Jepang, di mana MI menyediakan informasi penting sehubungan dengan produk yang diekspor oleh HI. Biaya jasa yang dibebankan pada usaha selama tahun 2007 dan 2006

masing-masing sebesar Rp1.903.542.064 dan

Rp1.770.459.101. Perjanjian ini berlaku satu tahun sejak ditandatangani dan akan diperpanjang secara otomatis setiap tahun sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian ini berakhir.

On March 1, 2001, the Subsidiary (HI) entered into a commission agreement with PT Mitsui Indonesia (MI) in connection with digital piano and keyboard assembled by HI for Mitsui & Co., Ltd., Japan, whereby MI shall provide important information relating to the export product by HI. Service fees charged to operations amounted to Rp1,903,542,064 and

Rp1,770,459,101 in 2007 and 2006,

respectively. This agreement is valid for one year from the date of signing and automatically renewed every year until either party shall have otherwise notified the other parties in writing not later than three (3) months before the expiry of this agreement.

DAN KONTINJENSI (lanjutan) AND CONTINGENCIES (continued) i. Pada tanggal 1 Juni 2004, Anak Perusahaan

(HI) mengadakan perjanjian “manufacturing consignment” dengan PT Hitachi Consumer Products Indonesia, di mana HI akan memproduksi peralatan rumah tangga dan barang elektronik. Perjanjian ini berlaku untuk satu tahun dan diperpanjang secara otomatis setiap tahun sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian ini berakhir.

Jumlah penjualan adalah sebesar

Rp7.371.393.016 pada tahun 2006. Perjanjian tersebut telah berakhir pada tahun 2006 dan tidak diperpanjang.

i. On June 1, 2004, a Subsidiary (HI) entered into a manufacturing consignment agreement with PT Hitachi Consumer Products Indonesia, whereby HI will manufacture home appliance products and consumer electrical products. This agreement is valid for one year from the date of signing and automatically renewed every year until either party shall have otherwise notified the other parties in writing not later than three (3) months before the expiry of this agreement. Total sales amounted to Rp7,371,393,016 in 2006. The agreement has expired in 2006 and no longer extended.

j. Pada tanggal 28 Mei 2004, Perusahaan

mengadakan perjanjian penjualan dengan PT Telekomunikasi Selular (PT Telkomsel), di mana Perusahaan akan menjual voucher Simpati secara elektronik melalui lokasi penjualan yang dimiliki oleh Perusahaan. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 1 Februari 2006 dan telah diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2009. Jumlah pembelian dari PT Telkomsel sebesar Rp197.485.671.366 dan Rp125.872.513.176 masing-masing pada tahun 2007 dan 2006.

j. On May 28, 2004, the Company has entered

into a selling agreement with

PT Telekomunikasi Selular (PT Telkomsel), whereby the Company will distribute Simpati voucher electronically through the Company’s outlets. This agreement expired on February 1, 2006 and has been extended until June 30, 2009. Total purchase from

PT Telkomsel amounted to

Rp197,485,671,366 and Rp125,872,513,176 in 2007 and 2006, respectively.

k. Pada tanggal 1 Maret 2004, Perusahaan

mengadakan perjanjian usaha dengan

PT Excelcomindo Pratama (PT EP) di mana Perusahaan telah ditunjuk PT EP untuk menjual produk-produk Excelcom. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 1 Maret 2006 dan telah diperpanjang sampai dengan

1 Maret 2009. Perjanjian ini dapat

diperpanjang dengan persetujuan tertulis kedua pihak. Saat ini, perjanjian tersebut

sedang dalam proses perpanjangan

Jumlah pembelian dari PT EP pada tahun 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp9.717.673.795 dan Rp6.509.856.694.

k. On March 1, 2004, the Company entered into a business agreement with PT Excelcomindo Pratama (PT EP) whereby the Company was appointed as a distributor by PT EP of Excelcom products. This agreement expired on March 1, 2006 and has been extended until March 1, 2009. This agreement can be renewed if both parties agreed in writing. Currently, this agreement is still in the process of extension. Total purchase from PT EP in 2007 and 2006 amounted to Rp9,717,673,795 and Rp6,509,856,694, respectively.

DAN KONTINJENSI (lanjutan) AND CONTINGENCIES (continued)

l. Pada tanggal 1 September 2004, Perusahaan

mengadakan perjanjian kerjasama layanan isi ulang M-Tronic dan/atau M3 Refill dengan PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (ISC) di mana Perusahaan akan menjual produk pulsa isi ulang ISC. Perusahaan akan memperoleh diskon yang berkisar 4% sampai dengan 8%. Perjanjian ini akan berakhir jika kedua pihak sepakat untuk mengakhiri kerjasama ini. Pembelian dari ISC pada tahun 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp2.271.255.000 dan Rp5.910.278.894.

l. On September 1, 2004, the Company entered into an agreement “Layanan Isi Ulang M-Tronic dan/atau M3 Refill” with PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (ISC) whereby the Company will sell reload voucher of ISC. The Company will get a discount of about 4% to 8%. This agreement will expire if both parties agree to terminate it. Purchase from ISC in 2007 and 2006 amounted to Rp2,271,255,000 and Rp5,910,278,894, respectively.

m. Pada bulan September 2005, Anak

Perusahaan (HI) mengadakan perjanjian kerjasama lisensi dengan Shinko Electric Co., Ltd., (SEC) dan Mitsui Co., Ltd. (Mitsui), di mana HI akan memperoleh lisensi untuk membuat mesin printer SP-300 dengan menggunakan teknologi SEC. HI akan dikenakan biaya lisensi sebesar ¥67.000.000. HI juga dikenakan royalti sebesar 5% dari nilai penjualan dan kemudian menurun menjadi 3%

setelah terjual 100.000 unit produk.

Persediaan suku cadang yang digunakan oleh HI untuk memproduksi printer harus dibeli dari Mitsui. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. Berdasarkan surat dari SEC tanggal 23 Februari 2007, SEC tidak akan membebankan royalti ke HI. Jumlah penjualan pada tahun 2007 dan 2006 masing-masing adalah sebesar Rp30.342.059.462 dan Rp7.246.527.800.

m. In September 2005, a Subsidiary (HI) entered into a license agreement with Shinko Electric Co., Ltd., (SEC) and Mitsui Co., Ltd (Mitsui), whereby HI will obtain a license to use the technology of SEC to produce printer SP-300. HI will pay initial license fee of ¥67,000,000. HI is charged royalty at 5% of total sales and reduced to 3% after 100,000 units have been sold. The spare parts used by HI in producing the printer should be bought from Mitsui. This agreement will expire within three (3) years. Based on a letter from SEC dated February 23, 2007, SEC will not charge royalty to HI. Total sales made in 2007 and 2006 amounted to Rp30,342,059,462 and Rp7,246,527,800, respectively.

n. Perusahaan mempunyai kewajiban yang sudah lama jatuh tempo dari beberapa pihak. Manajemen yakin bahwa Perusahaan tidak akan dikenakan kewajiban tambahan sampai dengan penyelesaian kewajiban tersebut.

n. The Company has long outstanding liabilities from several parties. Management believes that the Company will not incur additional liabilities upon settlement of these accounts.

21. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA 21. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY

Berikut ini merupakan rangkuman komponen beban imbalan kerja bersih yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasi dan kewajiban atas imbalan kerja yang diakui di neraca konsolidasi yang dihitung oleh aktuaria independen (Biro Pusat Aktuaria pada tahun 2007 dan PT Dian Artha Tama pada tahun 2006) berdasarkan laporannya masing-masing tanggal 28 Maret 2008 dan 29 Maret 2007

The following summarize the components of net employee benefits expense recognized in the consolidated income statements and the funded status and amounts recognized in the consolidated balance sheets for the employee benefits liability as determined by an independent actuary (Biro Pusat Aktuaria in 2007 and PT Dian Artha Tama in 2006) in its report dated March 28, 2008 and

a. Beban imbalan kerja - bersih (dibulatkan) a. Net employee benefits expense (rounded-off)

2007 2006

Perusahaan The Company

Beban jasa kini (1.669.500.000) (2.241.140.000) Current service cost

Beban bunga (2.278.109.000) (447.843.000) Interest cost

Keuntungan aktuaria 841.787.000 991.462.000 Actuarial gain

Kurtailmen 876.559.000 4.374.073.000 Curtailment

Amortisasi atas biaya jasa lalu Amortization of past service

yang belum diakui (247.482.000) (247.482.000) cost - non vested

Sub-jumlah (2.476.745.000) 2.429.070.000 Sub-total

Anak Perusahaan 3.551.554.000 3.316.254.000 Subsidiaries

Jumlah 1.074.809.000 5.745.324.000 Total

Kurtailmen dan penyelesaian terjadi karena Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan beberapa karyawannya sehubungan menurunnya skala

Dokumen terkait