• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIGNIFICANT JUDGMENTS, ESTIMATES, AND ASSUMPTIONS (continued)

Dalam dokumen SGRO Laporan Keuangan Interim 2016 Q1 (Halaman 46-54)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Alokasi harga beli dan penurunan nilai goodwill Purchase price allocation and goodwill impairment Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan

estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset takberwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Grup menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi dan diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya. Nilai tercatat goodwill Grup pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebesar Rp7.702.540 (31 Desember 2015: Rp7.702.540) (Catatan 13)

Acquisition accounting requires extensive use of accounting estimates to allocate the purchase price to the fair market values of the assets and liabilities purchased, including intangible assets. Certain business acquisitions of the Group have resulted in goodwill. In accordance with PSAK No. 22 (Revised 2009), “Business Combinations”, such goodwill is not amortized and subject to an annual impairment testing. The carrying amount of the

Group’s goodwill as of March 31, 2016 was

Rp7.702.540 (December 31, 2015: Rp7.702.540) (Note 13).

Perhitungan arus kas masa depan dalam menentukan nilai wajar aset tetap, tanaman perkebunan dan aset tidak lancar lainnya dari entitas yang diakuisisi pada tanggal akuisisi melibatkan estimasi yang signifikan. Walaupun manajemen berkeyakinan bahwa asumsi yang digunakan adalah tepat dan memiliki dasar yang kuat, perubahan signifikan pada asumsi tersebut dapat mempengaruhi secara material evaluasi atas nilai terpulihkan dan dapat menimbulkan penurunan nilai sesuai PSAK No.48 (Revisi 2014): “Penurunan Nilai Aset.”

Computation of future cash flows in determining the fair values of fixed assets, plantations and other non-current assets of the acquirees at the dates of acquisitions involves significant estimations. While the management believes that the assumptions are appropriate and reasonable, significant changes of those assumptions used may materially affect its assessment of recoverable values and may lead to future impairment charges under PSAK No.48 (Revised 2014): “Impairment of Assets.”

Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi jumlah terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai. Estimasi atas nilai terpulihkan diuraikan pada bagian “Estimasi dan Asumsi” pada Catatan ini.

Goodwill is subject to annual impairment test and whenever there is an indication that such asset may be impaired. Management uses its judgment in estimating the recoverable value and determining if there is any indication of impairment. Estimation on the recoverable amount are further described in “Estimates and Assumptions” section of this Note.

Tagihan restitusi pajak Claims for tax refund

Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, manajemen mempertimbangkan apakah jumlah yang tercatat dalam akun di atas dapat dipulihkan dan direstitusi oleh Kantor Pajak. Penjelasan lebih lanjut atas akun ini akan diberikan pada Catatan 17d.

Based on the currently enacted tax regulation, the management uses judgment if the amounts recorded under the above account are recoverable and refundable by the Tax Office. Further explanations regarding this account are provided in Note 17d.

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan Classification of financial assets and financial liabilities

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2.

The Group determines the classification of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 50 (Revised 2014). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group’s accounting policies disclosed in Note 2.

Estimasi dan asumsi Estimates and assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and other key sources of uncertainty of estimation at the reporting date that have a significant risk of causing material adjustments to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Group bases its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing assumptions and circumstances about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.

Penyisihan atas penurunan nilai uang muka perkebunan plasma dan piutang plasma

Allowance for impairment of advances for plasma plantations and plasma receivables

Seperti dijelaskan dalam Catatan 2, uang muka perkebunan plasma dan piutang plasma antara lain merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma. Grup mengevaluasi kelebihan atas akumulasi biaya pengembangan atas pendanaan dari bank dan jumlah yang disepakati oleh petani plasma. Dalam hal tersebut, Grup melakukan estimasi jumlah penyisihan atas penurunan nilai uang muka perkebunan plasma dan piutang plasma sesuai fakta dan situasi yang tersedia. Penyisihan ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang diterima.

As explained in Note 2, advances for plasma plantations and plasma receivables, among others, represent advances made for the costs to develop plasma plantations. The Group evaluates the excess of accumulated development costs over the bank’s funding and amount agreed by the plasma farmers. In these cases, the Group estimates the allowance for amount of impairment of advances for plasma plantations and plasma receivables based on available facts and circumstances. These provisions are re-evaluated and adjusted as additional information is received.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing kelompok Koperasi Unit Desa (“KUD”) atau kelompok petani plasma pada akhir periode, manajemen berkeyakinan bahwa seluruh uang muka perkebunan plasma dapat dipulihkan dan piutang plasma dapat tertagih,

Based on a review of the status on account receivable each group of Koperasi Unit Desa (“KUD”) or group of plasma farmers at the end of the period, the management believes that all advances for plasma plantations are recoverable and plasma receivables are collectible, and

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

3. SIGNIFICANT JUDGMENTS, ESTIMATES, AND ASSUMPTIONS (continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha Allowance for impairment of trade receivables

Evaluasi individual Individual assessment

Grup mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha.

The Group evaluates specific accounts when it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Group uses judgment, based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Group expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables.

Evaluasi kolektif Collective assessment

Bila Grup memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Grup menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan risiko kredit yang serupa karakteristiknya, yaitu berdasarkan wilayah geografis pelanggan, dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai, berdasarkan umur piutang. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.

If the Group determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed trade receivables, whether significant or not, it includes the asset in a group of trade receivables with similar credit risk characteristics, based on geographical location of the customers, and collectively assesses them for impairment in accordance with their respective age. The characteristics chosen are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such trade receivables by being indicative of the customers’ ability to pay all amounts due.

Nilai tercatat dari piutang usaha Grup sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebesar Rp122.419.743 (31 Desember 2015: Rp143.011.171). Penjelasan lebih lanjut atas piutang usaha diungkapkan dalam Catatan 6.

The carrying amount of the Group’s trade receivables before allowance for impairment as of March 31, 2016 was Rp122,419,743 (December 31, 2015: Rp143,011,171). Further details on trade recaivables are disclosed in Note 6.

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued) Penyisihan atas penurunan nilai pasar dan

keusangan persediaan

Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian, dan estimasi biaya untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Nilai tercatat persediaan Grup sebelum penyisihan atas penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebesar Rp335.955.880 (31 Desember 2015: Rp476.573.398). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7.

Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories is estimated based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, market selling prices, estimated costs of completion, and estimated costs to be incurred for their sales. The allowance is re- evaluated and adjusted as additional information received affects the amount estimated. The carrying value of the Group’s inventories before allowance for decline in market values and obsolescence of inventories as of March 31, 2016 was Rp335,955,880 (December 31, 2015: Rp476,573,398). Further details are disclosed in Note 7.

Penyusutan aset tetap dan amortisasi aset takberwujud

Depreciation of fixed assets and amortization of intangible assets

Biaya perolehan aset tetap dan aset takberwujud disusutkan/diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap dan aset takberwujud masing-masing berkisar antara 4 hingga 20 tahun dan 1 hingga 4 tahun, yang merupakan umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian perkembangan teknologi, dan perubahan perizinan tertentu dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

The costs of fixed assets and intangible assets are depreciated/amortized on a straight-line basis over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of the fixed assets and intangible assets to be within 4 to 20 years and 1 to 4 years, respectively, which are common life expectations applied in the industry where the Group conducts its business. Changes in the expected level of usage technological development, and certain license could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation and amortization charges could be revised.

Nilai tercatat aset tetap neto Grup pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebesar Rp1.889.154.006 (31 Desember 2015: Rp1.909.328.520). Sedangkan untuk aset takberwujud neto pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp97.543.974 (31 Desember 2015: Rp98.001.896). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12 dan 13.

The net carrying value of the Group’s fixed assets as of March 31, 2016 amounted to Rp1,889,154,006 (December 31, 2015: Rp1,909,328,520). While for net intangible assets as of March 31, 2016 amounted to Rp97,543,974 (December 31, 2015: Rp98,001,896). Further details are disclosed in Notes 12 and 13.

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

3. SIGNIFICANT JUDGMENTS, ESTIMATES, AND ASSUMPTIONS (continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Amortisasi tanaman menghasilkan dan hutan tanaman industri siap panen

Amortization of mature plantations and mature industrial timber and non-timber plantations Biaya perolehan tanaman menghasilkan dan hutan

tanaman industri siap panen diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus masing-masing selama estimasi masa produktif tanaman yang bersangkutan dan berdasarkan sisa manfaat hak pengusahaan HTI. Manajemen mengestimasi masa produktif tanaman menghasilkan adalah 20 tahun, yang merupakan masa manfaat ekonomis yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Grup menjalankan usahanya. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11a dan 11c.

The costs of mature plantations and mature industrial timber and non-timber plantations are amortized on a straight-line basis over their estimated productive lives and based on the remaining terms of the concession rights of the industrial timber and non-timber plantations, respectively. Management properly estimates the productive lives of these mature plantations to be 20 years. These are common life expectations adopted in the industry where the Group conducts its business. Further details are disclosed in Notes 11a and 11c.

Pensiun dan imbalan kerja Pension and employee benefits

Pengukuran kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi- asumsi aktuarial diakui secara langsung pada laporan posisi keuangan konsolidasian dengan debit atau kredit ke saldo laba melalui penghasilan komprehensif lainnya dalam periode terjadinya.

The measurement of the Group’s obligations and cost for pension and employee benefits liability is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actuarial gains or losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are recognized immediately in the consolidated financial position with a corresponding debit or credit to retained earnings through other comprehensive income at the period in which they occur.

Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.

While the Group believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group’s actual experiences or significant changes in the Group’s assumptions may materially affect its estimated liability employee benefits and net employee benefits expense.

Nilai tercatat neto liabilitas imbalan kerja Grup pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebesar Rp141.458.966 (31 Desember 2015: Rp131.727.485). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 21.

The net carrying amount of the Group’s employee benefits liability as of March 31, 2016 amounted to Rp141,458,966 (December 31, 2015: Rp131,727,485). Further details are disclosed in Note 21.

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Perpajakan Taxes

Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak, dan jumlah dan saat timbulnya pendapatan kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas pendapatan dan beban pajak yang telah dicatat.

Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations, changes in tax laws, and the amount and timing of future taxable income, could necessitate future adjustments to tax income and expense already recorded.

Penentuan provisi perpajakan memerlukan pertimbangan signifikan, yang mana keputusan final atas provisi perpajakan tersebut bisa berbeda dari jumlah yang tercatat. Utang pajak penghasilan badan pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp15.397.804 (31 Desember 2015: Rp15.397.804). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 17b.

Determination of the tax provision needs significant judgements, in which the final assessment of those tax provision could differ from the carrying amount. The corporate income tax payable as of March 31, 2016 amounted to Rp15,397,804 (December 31, 2015: Rp15,397,804). Further details are disclosed in Note 17b.

Aset pajak tangguhan Deferred tax assets

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi pajak tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak masa depan.

Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and unused tax losses to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the losses can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits.

Pada tanggal 31 Maret 2016, Grup memiliki aset pajak tangguhan - rugi pajak, neto sebesar Rp117.725.413 (31 Desember 2015: Rp105.459.665) (Catatan 17f). Rugi pajak tersebut terkait kepada entitas-entitas anak yang tanaman perkebunannya masih belum menghasilkan atau baru mulai menghasilkan, belum daluwarsa dan tidak dapat digunakan untuk disalinghapuskan dengan penghasilan kena pajak entitas lain dalam Grup. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 17f.

As of March 31, 2016, the Group has deferred tax assets - tax losses, net amounting to Rp117,725,413 (December 31, 2015: Rp105,459,665) (Note 17f). These tax losses, related to subsidiaries where the plantations are still in immature stage or just started to mature, are not yet expired and may not be used to offset taxable profits elsewhere in the Group. Further details are disclosed in Note 17f.

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

3. SIGNIFICANT JUDGMENTS, ESTIMATES, AND ASSUMPTIONS (continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Penurunan nilai aset non - keuangan Impairment of non - financial assets Penurunan nilai terjadi pada saat nilai tercatat aset

melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.

An impairment exists when the carrying value of an asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm’s length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing the asset.

Berdasarkan penilaian kecuali untuk aset tetap, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan nilai potensial atas aset nonkeuangan pada tanggal- tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, kecuali aset tetap dan persediaan.

Based on assessment, except for fixed assets, management believes that there is no indication of potential impairment of non - financial assets as of the March 31, 2016 and December 31, 2015, except fixed assets and inventories.

4. AKUISISI 4. ACQUISITIONS

Kedurang Prakarsa Nabati Kedurang Prakarsa Nabati

Pada bulan Juli 2015, Sungai Menang dan Pertiwi Lenggara Agromas, Entitas Anak, menandatangani Akta Jual Beli Saham dengan para pemegang saham Kedurang Prakarsa Nabati untuk mengambil alih masing-masing 99,20% dan 0,80% saham Kedurang Prakarsa Nabati sejumlah Rp3.500.000. Nilai akuisisi tersebut merupakan nilai wajar aset bersih yang diakuisisi, yaitu berupa

Dalam dokumen SGRO Laporan Keuangan Interim 2016 Q1 (Halaman 46-54)