BAB I PENDAHULUAN
A. Kajian Teori
3. Sikap Ekstrovert
Sikap adalah kecenderungan untuk menanggapi secara taat atas cara yang disukai atau tidak disukai dalam kaitannya dengan suatu objek tertentu. (Fishbein dan Ajzen dalam Suhardi, 1996: 22).
Suwito (1985: 87) berpendapat bahwa sikap merupakan suatu peristiwa kejiwaan. Untuk mengamati sikap antara lain dapat dilakukan lewat perilaku, apa yang tampak pada perilaku, belum tentu atau tidak selalu menunjukkan sikap.
Pendapat lain tentang sikap dikemukakan oleh Triandis (dalam Suhardi, 1996: 22) yang menyatakan bahwa sikap adalah suatu gagasan yang mengandung emosi yang mempengaruhi sekelompok tindakan
commit to user
terhadap sekelompok situasi sosial tertentu. Triandis mengisyaratkan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan perilaku. Sebelum seseorang memberikan tanggapan, maka harus terlebih dahulu mengetahui objek tersebut. Selanjutnya memberikan penilaian suka atau tidak suka terhadap objek tadi dan akhirnya pengetahuan dan rasa itu diikuti oleh kehendak untuk bertindak.
Lebih rinci Walgito (1997:55) memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut: 1) sikap tidak dibawa sejak lahir, sikap terbentuk dalam perkembangan individu, 2) sikap selalu ada hubungannya dengan objek, adanya hubungan positif dan negatif antarindividu dengan objek akan menimbulkan sikap tertentu juga, 3) sikap dapat tertuju pada sekumpulan objek, 4) sikap mengandung suatu perasaan, sikap terhadap objek akan ada perasaan menyertainya.
Sikap menurut Katz (dalam Syaifuddin, 1998: 53) memiliki empat fungsi, yaitu 1) fungsi instrumental, 2) fungsi pertahanan ego, 3) fungsi pernyataan nilai, dan 4) fungsi pengetahuan. Sikap dengan berbagai fungsi tersebut di atas pada hakikatnya tidak dibawa oleh seseorang sejak lahir, namun terbentuk melalui pengalaman dan perkembangan individu yang bersangkutan. Dengan demikian sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam maupun luar individu yang bersangkutan.
commit to user
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap akan mendasari tingkah laku individu dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Sikap mempunyai unsur adanya kesediaan untuk merespon terhadap objek dan adanya kecenderungan untuk bertindak baik secara positif ataupun negatif.
b. Kepribadian Manusia
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sebuah sistem psikofisis yang menentukan cara yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan (Allport dalam Herlambang, 2001: 6)
Menurut Sunberg (1977: 12) personality is the system whereby the individual characteristically organizes and processes biophysical and environmental inputs to produce behavior in interaction with the larger surrounding systems.
Sementara itu Corsini & Anthony (1983: 4) dalam bukunya Personality Theories, Research & Assessment, personality is the dynamic organization with the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment to the world.
Penjelasan tentang kepribadian yang lebih lengkap dikemukakan oleh Sobur (2003: 300). Dia mengemukakan bahwa kepribadian memiliki beberapa unsur, yakni sebagai berikut: 1) kepribadian itu merupakan
commit to user
organisasi yang dinamis, 2) organisasi tersebut terdapat dalam diri individu, jadi tidak meliputi hal-hal yang berada di luar diri individu, 3) organisasi itu berdiri atas sistem psikis, 4) organisasi itu menentukan corak penyesuaian diri yang unik dari tiap individu terhadap lingkungannya.
Tipe-tipe kepribadian seseorang bisa dikelompokkan dalam klasifikasi tertentu. Herlambang (2011: 35-51) mengelompokkan kepribadian berdasarkan cairan yang mempengaruhi seseorang, bentuk tubuh, dan reaksi individu terhadap pengalaman dalam hidupnya, sebagai berikut.
Hipocrates Tipe manusia dibagi empat, yaitu 1. Sanguinis dipengaruhi
oleh darah (gembira, optimistik).
2. Kholeris dipengaruhi oleh empedu kuning (mudah marah).
3. Melankolis dipengaruhi oleh empedu hitam (murung, depresif).
4. Phlegmatis dipengaruhi oleh cairan lender (tenang, lamban, tidak mudah dirangsang)
Berdasarkan bentuk tubuh seseorang
Kretchmer 1. Endomorp. Bentuk
tubuhnya gemuk dan bulat. Orangnya mudah bergaul, periang, dan
commit to user
santai.
2. Ectomorph. Bentuknya tinggi kurus. Senang menyendiri, selalu menjaga jarak dengan orang dan amat perasa.
3. Mesomorph. Bentuknya tegap dan atletis. Agak
2. Ekstrovert. Seseorang yang membuka diri dalam kontak dengan orang-orang, peristiwa-peristiwa dan benda-benda di sekitarnya.
Penjelasan lebih lanjut mengenai penggolongan tipe manusia berdasarkan cairan yang mempengaruhi seseorang, sebagai berikut.
1) Kelebihan dan kekurangn tipe sanguinis
Kelebihannya adalah a) senang menolong orang lain, b) peramah dan periang, c) segala sesuatu pada suatu waktu dipandang penting, d) bukan tipe penakut, e) tipe penghibur. Kekurangannya adalah: a) kalau bersalah sukar bertaubat, b) mudah bosan, c) menyukai hiburan atau sukanya bersenang-senang.
2) Kelebihan dan kekurangan tipe kholeris
Kelebihannya adalah: a) bukan tipe pendendam, b) tindakannya cepat, c) selalu berpakaian rapi. Kekurangannya adalah: a) sering
commit to user
membuat orang lain sakit hati karena ucapannya, b) orang merasa menjadi bawahannya, c) mendominasi dalam kelompoknya, d) sulit diatur oleh orang lain yang tidak ada hubungan emosionalnya.
3) Kelebihan dan kekurangan tipe melankolis
Kelebihannya adalah: a) selalu menepati janji, b) setia kepada komitmen, c) pantang menyerah, d) takut membuat sebuah kesalahan.
Kekurangannya adalah: a) orang yang penuh kebimbangan, b) orang yang penuh dengan prasangka negatif, c) kurang dapat melihat kesenangan orang lain, d) kurang percaya kepada orang lain.
4) Kelebihan dan kekurangan tipe phlegmatis
Kelebihannya adalah: a) tidak mudah marah, b) damai, c) mudah mendinginkan suasana panas, d) cocok untuk tugas penelitian dan keagamaan. Kekurangannya adalah: a) bekerjanya lambat, b) cenderung mudah mengantuk, c) mudah bosan,
Penggolongan tipe kepribadian juga dilakukan oleh Eduard Spranger (dalam Sobur, 2003: 314-315). Ia mengadakan penggolongan tipe manusia berdasarkan sikap manusia itu terhadap nilai kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat. Nilai kebudayaan itu dibagi menjadi enam golongan,
ekonomi, sosial, seni, agama, dan teori.
1) Manusia politik
Orang bertipe politik memiliki sifat suka menguasai orang lain. Nilai terpenting bagi orang ini adalah politik, sehingga cukup beralasan
commit to user
apabila dalam kesehariannya ia sangat senang berbicara soal-soal politik dan kenegaraan.
2) Manusia ekonomi
Suka bekerja dan mencari untung merupakan sifat yang paling dominan orang pada tipe orang ini. Tujuan hidupnya adalah mencapai kebahagiaan melalui harta kekayaan. Setiap kegiatan selalu diperhitungkan untung ruginya, sehingga bisa dimaklumi jika uang (ekonomi) dianggap sebagai nilai yang paling penting.
3) Manusia sosial
Orang bertipe sosial memiliki sifat-sifat suka mengabdi dan berkorban untuk orang lain. Bagi orang ini, nilai-nilai sosial paling mempengaruhi jiwanya. Mereka senang bergaul, suka bekerjasama dalam menyelesaikan dalam menyelesaikan masalah, dan suka membantu orang lain terutama yang mengalami kesulitan.
4) Manusia seni
Jiwa orang yang bertipe seni selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan. Sebagian besar waktunya dipergunakan untuk mengabdi kepada kesenian.
5) Manusia agama
Bagi mereka, yang lebih penting dalam hidup adalah mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka ingin selalu berbuat kebajikan terhadap orang lain serta melaksanakan syariat agamanya
commit to user
semaksimal mungkin. Dalam semua tindak-tanduknya senantiasa memperlihatkan ajaran-ajaran agama.
6) Manusia teori
Sifat-sifat tipe manusia ini antara lain suka berpikir, berfilsafat, dan mengabdi pada ilmu. Orang tipe ini suka membaca, berdiskusi mengenai teori-teori ilmu pengetahuan dan mengadakan penelitian.
Orang tipe ini berpendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah yang paling penting dan berada di atas sagala-galanya.
Pada dasarnya kepribadian manusia tidak dapat dibedakan secara dikotomik, apakah mutlak berkepribadian tertentu, misalnya berkepribadian ekstrovert murni atau introvert murni. Orang yang berkepribadian ekstrovert juga memiliki kepribadian introvert, walaupun hanya beberapa persen saja. Begitu juga sebaliknya, sehingga dalam penelitian ini menggunakan istilah derajat ekstroversi.
b. Ekstrovert dan Introvert
Herlambang (2011: 50-51) mengemukakan pendapat tentang perbedaan kepribadian ekstrovert dan introvert. Kepribadian ekstrovert adalah seseorang yang membuka diri dalam kontak dengan orang-orang, peristiwa-peristiwa, dan benda-benda di sekitarnya. Terlihat tidak tertutup berbicara, ceplas-ceplos, memperhatikan orang lain dan lingkungan dimana dia berada. Sedangkan kepribadian introvert adalah seseorang yang menarik diri dan tenggelam dalam pengalaman-pengalaman batinnya sendiri. Orang yang memiliki kecenderungan ini biasanya
commit to user
terlihat tertutup, tidak terlalu memperhatikan orang lain, dan agak pendiam.
Pendapat senada diungkapkan Hariwijaya (2010: 25) bahwa pribadi ekstrovert adalah kondisi seseorang di mana dia menyenangi bergaul dan bersama dengan orang lain. Dia tidak merasa terpaksa untuk bersama orang lain dalam acara sosial dan tidak canggung untuk berbicara di depan orang banyak yang belum dikenal. Biasanya dia disenangi oleh lingkungannnya. Sebaliknya, pribadi introvert merupakan kepribadian seseorang di mana dia kurang menyenangi bersama orang lain, dia lebih suka menyendiri, tidak suka dengan orang baru, tidak suka berbicara di depan umum, kurang percaya diri, pemalu dan pendiam.
C.G Jung (dalam Sobur, 2003: 316-317) menyatakan bahwa perhatian manusia tertuju pada dua arah, yakni keluar dirinya yang disebut ekstrovert, dan kedalam dirinya yang disebut introvert. Kemana arah perhatian manusia itu yang terkuat ke luar dirinya atau ke dalam dirinya, itulah yang menentukan tipe orang. Jadi menurut Jung tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu: a) tipe ekstrovert, yaitu orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan masyarakat. b) tipe introvert, yaitu orang-orang
Orang yang tergolong tipe ekstrovert mempunyai sifat-sifat: berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah, penggembira, kontak dengan lingkungan besar sekali. Mereka mudah mempengaruhi dan mudah pula
commit to user
dipengaruhi oleh lingkungannya. Adapun yang tergolong tipe introvert memiliki sifat-sifat: kurang panda bergaul, pendiam, sukar diselami batinnya, suka menyendiri bahkan sering takut kepada orang.
Sunartyo (2012: 216) mengemukakan tentang perbedaan ekstrovert dan introvert. Ekstrovert adalah kepribadian dimana orang tersebut senang bersama orang lain. Dia tidak merasa tersiksa ketika bersama orang lain atau hadir dalam pertemuan-pertemuan. Orang tersebut juga tidak merasa kaku untuk berbicara di depan umum atau orang yang belum dikenal. Orang tersebut sangat mudah bergaul atau supel dan menyenangi bertemu dengan orang-orang baru, dia mudah berbaur dan tidak merasa canggung dalam pergaulan. Sedangkan introvert adalah seseorang yang kurang menyenangi hidup berdampingan atau bersama dengan orang lain.
Orang tersebut lebih senang hidup sendiri, tidak suka dengan orang-orang baru, tidak suka berbicara di depan umum, tidak suka menonjolkan diri, orang tersebut juga pemalu, pendiam dan kurang banyak tertawa (rasa humornya rendah).
Penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan tipe ekstrovert dan introvert dikemukakan oleh Herlambang (2011: 50-51). Kelebihan kepribadian tipe ekstrovert adalah: 1) hatinya terbuka, 2) mudah bergaul, 3) hubungan dengan orang lain lancar. Kekurangan tipe ekstrovert adalah: 1) lebih menyukai dunia luar, 2) mudah terpengaruh lingkungan.
Sedangkan kelebihan tipe introvert adalah: 1) dapat mengendalikan emosi
commit to user
diri, 2) penyesuaian dengan batinnya sendiri baik. Kekurangan tipe introvert adalah: 1) sukar bergaul, 2) kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Perbedaan antara pribadi ekstrovert dan introvert dijelaskan juga oleh Crow dan Crow (dalam Sobur, 2003: 316-317). Penjelasan ini menguraikan secara lebih terperinci sifat dari kedua golongan tersebut.
Tabel 2
Perbedaan Ekstrovert dan Introvert
No Ektrovert Introvert
1 Lancar dalam berbicara Lebih lancar menulis daripada berbicara
2 Bebas dari kecemasan atau kekhawatiran
Cenderung atau sering diliputi kekhawatiran
3 Tidak lekas malu dan tidak canggung
Lekas malu dan canggung 4 Umumnya bersifat konservatif Cenderung bersifat radikal 5 Mempunyai minat pada atletik Suka membaca buku-buku dan
majalah
6 Dipengaruhi oleh data objektif Lebih dipengaruhi oleh perasaan-perasaan subjektif 7 Ramah dan suka berteman Agak tertutup jiwanya 8 Suka bekerja bersama
orang-orang lain
Lebih senang bekerja sendiri
9 Kurang memperdulikan
penderitaan dan miliknya sendiri
Sangat menjaga atau berhati-hati terhadap penderitaan dan miliknya
10 Mudah menyesuaikan diri dan luwes
Sukar menyesuaikan diri an kaku dalam pergaulan
commit to user
Buku Babon Psikotes Superlengkap (2012: 137-138) yang ditulis oleh Tim Psikologi Transmedia Pustaka secara lebih jelas menjelaskan perbedaan antara ekstrovert dan introvert serta kelebihan dan kelemahan dari masing-masing tipe tersebut.
Tabel 3
Perbedaan Tipe Diri Ekstrovert dan Introvert
No Ekstrovert Introvert
1 Sering menunjukkan sikap bersahabat, senang berbicara.
Sering menarik diri dan pendiam
2 Dapat mengungkapkan perasaan Menyimpan perasaan 3 Membutuhkan pergaulan dengan
orang lain
Membutuhkan kesendirian
4 Memperoleh energi dari orang lain dan pengalaman tentang dunia luar
Memperoleh energi dari sumber dalam diri dan pengalaman dari dalam dirinya
5 Bertindak lebih dahulu daripada merenungkan
Merenungkan lebih dahulu daripada bertindak
6 Memandang hidup secara meluas Memandang hidup secara mendalam
7 Tidak suka dengan kegiatan yang membutuhkan waktu.
Membatasi diri dan senang bekerja sendiri.
Tabel 4
Kelebihan dan Kelemahan Tipe Ekstrovert dan Introvert
No Ekstrovert Introvert
Kelebihan Kelemahan Kelebihan Kelemahan 1 Suka
commit to user
Jadi dapat dikatakan bahwa sikap ekstrovert adalah tanggapan atau respon terhadap terhadap sesuatu secara terbuka, tidak tidak ditutup-tutupi, dan respon yang diberikan disampaikan dengan bahasa yang lancar.
Pengukuran terhadap sikap ekstrovert meliputi beberapa aspek diantaranya adalah 1) keaktifan, 2) hubungan sosial, 3) keberanian menanggung resiko, 4) impulsif, 5) pengungkapan perasaan, 6) kepraktisan dan 7) tanggung jawab.