• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Sikap Masyarakat terhadap Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)

Sikap meliputi rasa suka dan tidak suka, penilaian serta reaksi menyenangkan terhadap objek, orang, situasi dan mungkin aspek-aspek lain, termasuk ide abstrak dan kebijaksanaan sosial (Hutabarat 2008). Sikap responden terhadap kelestarian pesut mahakam diketahui dengan cara wawancara.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat, pesut mahakam sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya nelayan. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan keberadaan pesut mahakam sebagai pertanda banyaknya ikan pada daerah tersebut. Nelayan dan pesut mahakam mencari ikan pada tempat/lokasi yang sama, sehingga tidak sedikit pesut mahakam yang mati akibat tersangkut jaring insang milik nelayan. Menurut Yayasan Konservasi RASI (2008) 66% pesut mahakam mati akibat terperangkap rengge/jaring dengan ukuran mata jaring sekitar 10-17.5cm.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat, masyarakat yang mengetahui pesut mahakam terjaring ataupun terdampar maka dengan segera menolong atau melepaskannya, karena masyarakat merasa memiliki/bertanggung jawab terhadap kelestarian pesut mahakam. Masyarakat setuju jika diikutsertakan dalam pengelolaan pesut mahakam, hal ini menujukkan rasa kepedulian masyarakat terhadap kelestarian pesut mahakam.

Sikap sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan manusia, karena sikap mampu mempengaruhi tanggapan seseorang terhadap masalah kemasyarakatan termasuk lingkungan. Sikap sangat menentukan perilaku seseorang (Harihanto 2001). Masyarakat memperlakukan sungai masih buruk, hal ini terlihat dari aktivitas masyarakat yang membuang sampah, mandi dan mencuci baju di sungai serta kakus yang berada di sepanjang sungai.

Sampah atau buangan padat baik yang kasar maupun yang halus bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal. Apabila sampah tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesa tanaman dalam air akan terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan organisme dalam air juga terganggu. Terjadinya endapan di dasar perairan akan sangat mengganggu kehidupan organisme dalam air, karena endapan akan menutup permukaan dasar air yang mungkin mengandung telur ikan sehingga tidak dapat menetas. Selain itu, endapan juga dapat menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta menghalangi datangnya sinar matahari. Pembentukan koloidal terjadi bila sampah tersebut berbentuk halus, sehingga sebagian ada yang larut dan sebagian lagi ada yang melayang-layang sehingga air menjadi keruh. Kekeruhan ini juga menghalangi penetrasi sinar matahari, sehingga menghambat fotosintesa dan berkurangnya kadar oksigen dalam air.

Mandi dan mencuci baju di sungai menghasilkan bahan buangan berupa sabun dan deterjen. Sabun dan deterjen di dalam air akan mengganggu lingkungan karena larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non-fosfat akan menaikkan pH air sampai sekitar 10,5-11. Bahan antiseptik yang ditambahkan ke dalam sabun/deterjen juga mengganggu kehidupan mikro organisme di dalam air, bahkan dapat mematikan. Ada sebagian bahan sabun atau deterjen yang tidak dapat dipecah (didegradasi) oleh mikro organisme yang ada di dalam air. Keadaan ini sudah tentu akan merugikan lingkungan (Warlina 2004).

Amonia yang berasal dari limbah manusia yaitu urin yang dibuang ke sungai akan bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa nitrit dan nitrat yang lebih stabil. Akibat pemanfaatan oksigen terlarut dalam air, maka terjadi penurunan kadar oksigen terlarut tersebut. Pada proses penguraian bahan organik ini memerlukan oksigen terlarut dan mikroorganisme. Oksigen terlarut tersebut

karena dimanfaatkan untuk menguraikan bahan organik, maka kadar oksigen terlarut akan berkurang.

Limbah perusahaan kelapa sawit banyak ditemukan di sepanjang Sungai Mahakam. Limbah tersebut berwarna kehitaman dan berbau tidak sedap. Limbah ini berasal dari pestisida-pestisida perkebunan kelapa sawit.

Gambar 13 Limbah perusahaan kelapa sawit yang dibuang ke Sungai. 5.5 Karakteristik Responden yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat

terhadap Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)

Berdasarkan hasil analisis rentang kriteria/skala likert terhadap 4 karakteristik responden, ternyata hanya satu yang dominan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap kelestarian pesut mahakam yaitu tingkat umur. Untuk karakteristik responden pendidikan, jarak rumah terhadap Danau Semayang dan Danau Melintang serta frekuensi seseorang melintasi Danau Semayang dan Danau Melintang tidak mempengaruhi persepsi seseorang terhadap kelestarian pesut mahakam.

Umur dibagi kedalam 5 katagori, yaitu responden berumur ≤20 tahun, umur 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun dan > 50 tahun (Gambar 14). Menurut Nurohmah (2003) umur produktif untuk bekerja adalah pada kelompok umur 16-50 tahun.

Gambar 14 Karakteristik responden berdasarkan tingkat umur.

Gambar di atas menunjukkan bahwa pada tingkat umur 31-40 tahun merupakan tingkat umur yang memiliki persentasi paling banyak dibandingkan dengan tingkat umur yang lainnya yaitu sebanyak 36 %. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas nelayan berada pada umur produktif dan matang.

Analisis rentang kriteria persepsi responden terhadap kelestarian pesut mahakam berdasarkan 5 tingkat umur (Tabel 13) diperoleh dengan merata-ratakan skor dan rata-rata dengan cara membagi 10 (jumlah variabel persepsi pada kuesioner).

Tabel 13 Analisis rentang kriteria persepsi responden berdasarkan tingkat umur

No Umur Jumlah

responden

Total dari 10 katagori persepsi

Skor Rata-rata Kriteria

1 ≤20 8 23,1 2,88 CS

2 21 - 30 34 121,3 3,57 S

3 31 – 40 43 166,3 3,86 S

4 41 – 50 19 75,0 3,95 S

5 > 50 16 63,5 3,97 S

Tabel 13 menunjukkan semakin tinggi umur semakin tinggi pula nilai rata-rata yang diberikan. Artinya semakin produktif dan matangnya umur maka akan semakin menentukan positifnya persepsi dan sikap terhadap kelestarian pesut.

Pendidikan saat ini merupakan salah satu kebutuhan hidup yang cukup mendasar karena pendidikan telah dianggap sebagai suatu cara yang efektif untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mereka. Berdasarkan hasil

7% 28% 36% 16% 13% 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 ≤ 20 21-30 31-40 41-50 > 50

Dokumen terkait