• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

3.4 Sikap, Profesi dan Etika Profesi

Seorang sekretaris harus mampu membangun sikap profesional dalam bekerja, sekretaris yang dikatakan memiliki sikap profesional adalah:

a. Memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang tinggi. Maksudnya dengan memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan ini memungkinkan seorang sekretaris dapat mengenali tugasnya dengan cepat, mampu mengatasi persoalan yang dihadapi, serta dapat mengambil solusi yang tepat.

b. Memiliki komitmen moral yang mendalam. Setiap orang yang menjalankan profesi mempunyai aturan yakni kaidah moral yang sering disebut kode etik, kode etik ini menjadi pegangan dan menjadi tuntutan bagi seorang yang menjalankan profesi. Dengan kode etik yang didalamnya termuat komitmen moral, yang akan menentukan identitas dan perilaku moral.

c. Mempunyai komitmen pribadi yang mendalam terhadap pekerjaannya sehingga ia sadar dan yakin bahwa pekerjaannya telah menyatu dengan dirinya, dan pekerjaan itu pun membentuk identitas dan kematangan dirinya.

d. Memiliki disiplin kerja yang tinggi. Seorang yang profesional akan melibatkan seluruh dirinya dengan keahlian dan keterampilannya, serta menunjukkan disiplin kerja yang tinggi demi keberhasilan pekerjaannya.

e. Dapat diandalkan dan dipercaya. Masyarakat atau dunia bisnis memerlukan orang-orang yang profesional yang ahli dan terampilan melaksanakan tugasnya yang membawa hasil dengan mutu yang baik dan memuaskan. Maka pimpinan mempercayakan semua urusan administrasi kepada sekretarisnya sehingga pimpinan bisa berkonsentrasi dengan tugas- tugas manajerialnya.

f. Memiliki kepribadian yang menarik. Seorang sekretaris yang profesional tidak hanya dituntut mempunyai pengetahuan dan keahlian saja, tetapi juga dituntut mempunyai kepribadian yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

g. Pelayanan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu merupakan wujud dan profesionalitasnya. Pelayanan yang bermutu dimulai dari cara berbicara atau penyampaian yang bermutu, bersikap dan berprilaku yang bermutu, hingga tugas yang dihasilkan juga bermutu.

Sikap positif yang menunjang sekretaris, yaitu:

a. Menganggap pekerjaan Sekretaris sebagai bagian dari susunan yang lebih besar dari perusahaan.

b. Memperlihatkan kemampuan ketika berhubungan dengan karyawan-karyawan lainnya dengan para pelanggan dan klien-klien.

c. Mengetahui bagaimana sikap Sekretaris mempengaruhi sikap dan penampilan orang lain.

3.4.2 Pengertian Profesi

Kata profesi berasal dari bahasa latin yaitu professues yang berarti, “suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah dan janji bersifat religius”. Menurut Hamalik (2006:2) menyatakan, profesi itu pada hakekatnya adalah janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.

Ada dua Jenis Bidang Profesi terdiri dari Rismawaty (2008:57), yaitu :

a. Profesi Khusus

Profesi khusus ialah para profesional yang melaksanakan profesi secara khusus untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan tertentu sebagai tujuan pokoknya. Misalnya, profesi di bidang ekonomi, politik, hukum, kedokteran, pendidikan, teknis, humas dan sebagai jasa konsultan.

b. Profesi Luhur

Profesi luhur ini, para profesional yang melaksanakan profesinya, tidak lagi untuk mendapatkan nafkah sebagai tujuan utamanya, tetapi sudah merupakan dedikasi atau sebagai jiwa pengabdiannya semata-mata. Misalnya, kegiatan profesi di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, budaya dan seni.

Menurut Keraf, dosen salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) dan kini menjabat sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup, “profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk mengahsilkan nafkah hidup dan

mempunyai profesi dalam pengertian tersebut adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian tinggi.”

Ciri-ciri Profesi

Kiat menjadi seorang sekretaris profesional yaitu memiliki ciri-ciri khusus yang melekat pada profesi yang ditekuni oleh yang bersangkutan. Khususnya profesional Humas (PR Profesional), secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Memiliki skill atau kemampuan, pengetahuan tinggi yang tidak dimiliki oleh orang umum lainnya baik itu diperoleh dari hasil pendidikan maupun pelatihan yang diikutinya.

b. Memiliki kode etik yang merupakan standar moral bagi setiap profesi yang dituangkan secara formal, tertulis, dan normative dalam suatu bentuk aturan main dan perilaku kedalam “kode etik.”

c. Memiliki tanggungjawab profesi (responsibility) dan integritas pribadi

(integrity) yang tinggi baik terhadap dirinya.

d. Memiliki jiwa pengabdian kepada publik atau masyarakat dengan penuh dedikasi profesi luhur.

e. Menjadi anggota salah satu organisasi profesi sebagai wadah untuk menjaga eksistensinya, mempertahankan kehormatan, dan menertibkan perilaku standar profesi sebagai tolok ukur itu agar tidak dilanggar. f. Menjadi anggota salah satu organisasi profesi sebagai wadah untuk

menjaga eksistensinya, mempertahankan kehormatan, dan menertibkan perilaku standar profesi sebagai tolok ukur itu agar tidak dilanggar.

3.4.3 Etika Profesi

Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek). Kode etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

Fungsi Kode Etik Profesi

Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang profesional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi Isnanto dan Rizal (2009), yaitu :

a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan

pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).

c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi perusahaan.

Kode Etik Sekretaris Menurut Ikatan Sekretaris Indonesia

Menurut Rosidah (2009:99) “dalam bekerja sekretaris profesional harus menjunjung tinggi profesinya dan menghormati Kode Etik Sekretaris.” Ikatan Sekretaris Indonesia (ISI) menetapkan Kode Etik bagi anggotanya sebagai dasar melaksanakan tugas pengabdiannya kepada lingkungannya, bahwa setiap anggota ISI harus :

1. Menjunjung tinggi kehormatan, kemuliaan, dan nama baik profesi sekretaris.

a. Anggota ISI akan berusaha keras untuk menjaga wibawa dan status serta menunjukkan kemampuannya dengan berpegang pada pedoman-pedoman dasar profesi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

b. Anggota ISI wajib untuk saling mengingatkan akan tingkah laku yang beretika.

c. Anggota ISI tidak mengadakan kegiatan-kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan ISI.

2. Bertindak jujur dan sopan dalam setiap tingkah lakunya, baik dalam melaksanakan tugasnya maupun melayani lingkungannya dan masyarakat.

a. Anggota ISI tidak ikut serta dalam sesuatu usaha atau praktek keprofesian yang ia ketahui bersifat curang atau tidak jujur.

b. Anggota ISI selalu bertindak demi kepentingan pemberi tugas dengan setia dan jujur.

c. Anggota ISI tidak bekerja sama dengan rekan-rekan atau pemberi tugas yang menyalahgunakan kedudukan mereka untuk kepentingan pribadi.

3. Menjaga kerahasiaan segala informasi yang didapatnya dalam melaksanakan tugas dan tidak mempergunakan kerahasiaan informasi itu demi kepentingan pribadi.

a. Anggota ISI bertindak sebagai seorang yang dapat dipercaya dalam hubungan profesional, melaksakan tanggung jawabnya dengan cara yang paling kompeten dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya untuk memajukan kepentingan pemberi tugas (kerja).

b. Anggota ISI tidak menggunakan dengan cara apapun kerahasiaan informasi yang didapatnya yang dapat menimbulkan pertentangan bagi perusahaan dimana ia bekerja atau ditempat kerja yang telah ditinggalkannya.

4. Meningkatkan mutu profesi melalui pendidikan atau melalui kerjasama dengan rekan-rekan seprofesi, baik pada tingkat nasional maupun internasional.

a. Tukar-menukar pengetahuan dalam bidang keahliannya pada tingkat nasional maupun internasional secara wajar dengan rekan-rekan ISI dan kelompok profesi lain, serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap profesi sekretaris.

b. Anggota ISI memberikan nasihat dorongan dan bimbingan kepada sesama anggota jika diminta. Kalau permasalahannya berada dalam pengetahuan dan pengalamannya.

c. Menyelenggarakan atau mengikuti seminar, panel diskusi, dan ceramah dengan rekan-rekan seprofesi secara bebas, mengenai masalah-masalah yang bertalian dengan praktek kesekretariatan. 5. Menghormati dan menghargai reputasi rekan seprofesi baik di dalam

maupun di luar negeri.

a. Anggota ISI memberikan bantuan dalam praktek kesekretarisan kepada sesama rekan, baik di dalam maupun di luar negeri jika diminta.

b. Anggota ISI tidak berbuat sesuatu dengan sengaja atau tidak sengaja yang merugikan nama baik rekan ISI maupun rekan seprofesi di luar negeri.

Dokumen terkait