• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Kuat dan Tabah Seorang Perempuan dalam Menghadapi Kesulitan Menemukan Cinta Sejati

H. Pemeriksaan Keabsahan Data

2) Sikap Kuat dan Tabah Seorang Perempuan dalam Menghadapi Kesulitan Menemukan Cinta Sejati

Setinggi apapun prestasi dan penghargaan yang diperoleh,

permasalahan jodoh dan rumah tangga tetap tidak boleh terlupakan. Jodoh adalah takdir yang ditentukan oleh Tuhan. Seseorang tidak bisa memaksakan untuk memilih siapa jodohnya, tetapi untuk menemukan jodoh perlu diusahakan. Bagi kaum perempuan, usaha yang perlu dilakukan adalah memantaskan diri agar layak untuk dipilih. Dalam novel “Cinta Suci Zahrana” terdapat tokoh utama yang memiliki permasalahan dalam menemukan jodohnya. Tokoh utama bernama Zahrana terlalu fokus dalam cita-citanya

dan karirnya. Zahrana selalu menolak lamaran yang datang dikarenakan dia ingin fokus terhadap sekolahnya. Dia adalah seorang perempuan yang memiliki idealisme tinggi dan berpendirian teguh.

Zahrana mendapat banyak penghargaan karena prestasinya yang tembus sampai internasional. Fokus hidup Zahrana adalah karir dan prestasi. Sampai dia lupa dengan umurnya dan orang tua Zahrana mengingatkan bahwa umurnya sudah tidak muda lagi dan sudah pantas untuk menikah. Tetapi sikap Zahrana tetap tegas, dia merasa belum menemukan seseorang yang cocok. Zahrana masih saja fokus mengajar di Universitas Mangunkarsa. Keinginan Zahrana untuk menikah timbul ketika dia dilamar oleh atasannya. Dia merasa dirinya rendah ketika dilamar oleh seorang duda beranak satu yang memiliki kepribadian kurang baik. Dia dilamar oleh Dekannya melalui Bu Merlin. Bu Merlin mengajak Zahrana bertemu dan menyampaikan keinginan Pak Sukarman untuk menikahinya.

“Pak Karman meminta saya mewakili beliau menyampaikan hal yang sangat penting. Tetapi saya harap kamu bisa menyikapinya dengan bijaksana. Pak Karman diam-diam selama ini selalu memperhatikan kamu. Dia jatuh cinta sama kamu.”

“Apa? Pak Karman jatuh cinta sama saya? Ibu tidak main-main kan?” Saya tidak main-main. Ini serius. Pak Karman ingin menikahi kamu. Bahasa lainnya Pak Karman melamar kamu. Dia siap datang menemui orangtuamu.” (h. 125)

Kutipan tersebut menampilkan sikap kaget dari tokoh utama. Terlihat jelas bahwa Zahrana kemungkinan besar menolak lamaran Pak Sukarman. Akhirnya Zahrana dengan tegas menolak Pak Sukarman yang terkenal

memiliki tindakan tidak baik dengan mahasiswanya. Pak sukarman sering menggoda mahasiswanya dengan tindakan yang tidak sopan. Alasan tersebut membuat Zahrana semakin yakin untuk menolak Pak Sukarman. Pak Sukarman merasa sakit hati dengan penolakan Zahrana sehingga dia berencana memecat Zahrana. Bu Merlin menasihati Zahrana agar mengundurkan diri dari kampus karena Pak Sukarman akan memecatnya. Akhirnya dengan perasaan sedih Zahrana memilih mengundurkan diri sebelum dipecat.

Peristiwa lamaran oleh Pak Sukarman membuat hidup Zahrana merasa terganggu dan ingin segera menikah. Zahrana meminta tolong dengan sahabatnya untuk mencarikan jodoh yang tepat dengan dirinya. Suatu ketika Zahrana mengajak pergi Lina untuk mengunjungi Pak Kiai dan Bu Nyai. Mereka berdua menceritakan kisah hidup Zahrana yang sulit menemukan jodoh. Akhirnya Pak Kiai dan Bu Nyai pun mencarikan seorang jodoh untuk Zahrana. Zahrana berusaha keras untuk menemukan jodohnya. Dia mengatakan kepada Pak Kiai dan Bu Nyai bahwa dia menginginkan laki-laki yang beriman. Dia tidak lagi memikirkan pendidikan dan pekerjaan. Akhirnya Pak Kiai dan Bu Nyai menjodohkan Zahrana dengan seorang laki-laki beriman yang memiliki profesi sebagai pedagang kerupuk keliling.

“Begini, anakku. Pak Kiai punya seorang santri yang sudah tiga tahun ini meninggalkan pesantren. Dia santri yang dulu diandalkan Pak Kiai. Namanya Rahmad. Pendidikannya tidak tinggi. Ia hanya tamat Madrasah Aliyah. Tidak kuliah. Karena setelah itu ia mengabdi di pesantren ini. Baik akhlak dan ibadahnya. Tanggung jawabnya bisa diandalkan. Ia dari keluarga

pas-pasan. Anak kedua dari tujuh bersudara. Pekerjaaanya sekarang jualan kerupuk keliling. Dia duda tanpa anak. Istrinya meninggal satu tahun yang lalu karena demam berdarah. (h. 232)

Hati Zahrana tersentak seketika ketika mendengar dia harus menikah dengan seorang pedagang kerupuk. Dia sempat berpikir bahwa itu mungkin takdirnya menjadi seorang istri penjual kerupuk keliling.

“Tapi meskipun penjual kerupuk keliling. Ia adalah orang yang baik akhlak dan ibadahnya. Tanggung jawabnya bisa diandalkan.” (h. 233)

Sikap tabah menerima kenyataan menikah dengan pedagang kerupuk keliling terlihat dari kutipan di atas. Dia mencoba berpikir positif bahwa hal tersebut adalah jalan terbaik untuknya. Akhirnya Zahrana menerima perjodohan tersebut dan pedagang kerupuk yang bernama Rahmad pun menerimanya dengan senang hati. Zahrana tetap mencoba tabah walaupun dia akan menikah dengan seorang pedagang kerupuk. Pada saat itu Zahrana begitu bahagia karena dia akan segera menikah.

Rahmad beserta keluarganya segera datang ke rumah Zahrana untuk melamarnya. Seluruh keluarga Zahrana begitu bahagia mempersiapkan pesta untuk hari pernikahan Zahrana. Ayah dan ibu Zahrana juga sangat bahagia menyaksikan putri tunggalnya akan segera menikah. Malam hari sebelum hari pernikahan, keluarga Zahrana mempersiapkan semua keperluan pernikahan. Ketika hari pernikahan tiba ternyata dikejutkan dengan kabar yang kurang baik. Rahmad meninggal dunia karena tertabrak kereta. Semua keluarga sedih dan tercengang mendengar berita tersebut. Zahrana

pun sangat kaget dan hatinya serasa runtuh. Ibu Zahrana menangis dan ayah Zahrana lemas seketika. Zahrana pun tidak kuasa menahan sedih sehingga dia jatuh pingsan berkali-kali. Suasana rumah menjadi hening dan penuh duka.

Zahrana dibawa ke rumah sakit karena tidak kuat menahan kesedihannya. Hari bahagia yang dia nantikan ternyata hanya sebuah mimpi. Dia gagal menikah karena calon suaminya meninggal dunia. Ketika itu juga ayahnya tidak kuat menahan sedih dan terkena serangan jantung. Ayah Zahrana pun meninggal dunia. Lengkap sudah penderitaan yang di alami Zahrana. Tetapi Lina yaitu sahabat Zahrana selalu menguatkan Zahrana.

“Tidak Rana. Kau tidak boleh pupus harapan. Ingatlah Allah Maha luas kasih sayang-Nya. Percayalah ini Cuma ujian kecil. Masih banyak hamba Allah di muka bumi ini yang diuji dengan ujian yang jauh lebih besar dari yang kau alami. Ayolah Rana, kau harus tabah! Kau harus kuat! Kau harus terus maju! Kau tidak boleh menyerah. Putus asa berarti kau menyerahkan dirimu dalam perangkap setan!”

“Yah doakan aku ya Lin. Semoga aku kuat. Tapi bagiku ini sangat berat.” (h. 251)

Kutipan di atas menandakan sikap kuat seorang perempuan bernama Zahrana. Zahrana merupakan seorang perempuan yang kuat dan tabah. Meskipun dia dua laki-laki yang ia sayangi meninggal, ia tetap tabah menghadapinya. Dia berusaha untuk selalu kuat dan tabah dalam menghadapi cobaan hidupnya. Dia yakin semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan dan dia harus kuat. Ketika dia di rumah sakit, dia ditemani oleh Lina dan dirawat oleh seorang dokter yang baik hati bernama dokter Zul.

Ketabahan Zahrana bertambah ketika Dokter Zul memberi nasihat dan motivasi kepada Zahrana. Motivasi dan nasihat-nasihat dokter Zul sedikit menenangkan hati Zahrana. Pikiran Zahrana mulai sedikit tenang. Ternyata dokter Zul adalah ibu dari mahasiswanya yang bernama Hasan. Hasan adalah salah satu mahasiswanya waktu dia mengajar di Universitas Mangunkarsa. Dokter Zul dan Zahrana berbincang-bincang mengenai Hasan. Ternyata Hasan menjadi mahasiswa lulusan terbaik dan akan melanjutkan S2 di Malaysia. Zahrana sangat bangga karena salah satu mahasiswanya berhasil dalam kuliahnya. Keadaan Zahrana mulai membaik dan saat ini dia lebih fokus untuk memperbaiki kehidupannya. Tetapi dia masih belum bisa menerima kematian calon suaminya yang tidak wajar. Dia berpikiran bahwa kematian Rahmad ada hubungannya dengan teror yang selama ini mengusik pikirannya. Tetapi Lina berusaha menasihati Zahrana bahwa kematian Rahmad sudah kehendak Tuhan. Dia menasihati Zahrana agar fokus untuk pada yang lain dan mengikhaskan semua yang sudah terjadi.

“Sudahlah Rana, sabarkan dirimu. Kuatkan imanmu. Ini ujian bagimu dari Allah, apakah kau jadi hamba-Nya yang pilihan apa tidak. Kata Rasulullah, semua perkara bagi orang mukmin itu baik. Jika dapat nikmat bersyukur, dan jika dapat musibah bersabar. Semoga musibah ini jadi pahala.”

“Sebaiknya kau tenangkan diri. Nanti ikhtiar lagi.”

Zahrana mengangguk. Dalam hati Zahrana bertekad untuk semkin mendekatkan diri pada Allah.” (h. 258)

Sikap taat dan patuh kepada Tuhan tercermin pada kutipan di atas. Zahrana fokus dengan ibadah dan mendekatkan diri pada Allah. Dia terus

berdoa agar kuat untuk menjalani hidupnya dengan baik. Dia pasrahkan dirinya kepada Allah. Dia serahkan semua ketentuan kepada Allah. Dia juga terus berusaha untuk sabar dan tabah dalam menemukan jodohnya. Bulan ramadhan datang dan Zahrana semakin fokus dalam beribadah. Dia hampir tidak pernah meninggalkan shalat malam.

Ketabahan dan sikap kuatnya membuahkan kebahagiaan yang luar biasa. Suatu ketika dokter Zul datang ke rumahnya. Zahrana sedikit kaget ketika dokter Zul datang. Ternyata kedatangan dokter Zul adalah untuk melamar Zahrana. Hati Zahrana sedikit ragu dan kaget ketika anak dokter Zul yaitu Hasan ingin menikahinya. Dokter Zul meyakinkan Zahrana bahwa Hasan serius ingin menikahinya. Akhirnya Zahrana menerima lamaran dari Hasan. Kejadian meninggalnya Rahmad membuat Zahrana trauma, sehingga hari itu juga Zahrana meminta pernikahan segera dilaksanakan. Zahrana meminta untuk menikah secepatnya karena dia trauma gagal menikah lagi. Akhrinya mereka melangsungkan pernikahan. Ketabahan tokoh utama bernama Zahrana akhirnya berujung pada kebahagiaan dan menemukan cinta sejati.