• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

4. Siklus Akuntansi

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu hasil proses akhir akuntansi sebagai penggolongan terhadap transaksi keuangan selama periode berjalan.

Memberikan informasi keuangan kepada pemakai dan dipergunakan sebagai referensi untuk proses pengambilan keputusan merupakan tujuan dari laporan keuangan. Sirait, (2014):19

2. Pengertian Akuntansi

Menurut American Institute of Certified Publik Accounting (AICPA) dalam Harahap, (2011):5 menyatakan bahwa “akuntansi adalah suatu seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran menggunakan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian umum yang bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasilnya.”

3. Sifat Dasar Akuntansi

Suatu konsep yang kebenarannya diyakini sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun merupakan pengertian dari sifat dasar akuntansi.

Prinsip dasar tersebut dapat menjadi suatu keterbatasan sekaligus kekuatan pada informasi yang dibahas lebih lanjut. Harahap, (2011):11

4. Siklus Akuntansi

Akuntansi merupakan proses suatu pengolahan data dari terjadinya transaksi hingga mempunyai bukti yang sah sebagai dasar dari terjadinya transaksi, bukti inilah yang nantinya akan di input ke proses pengolahan laporan keuangan. Harahap, (2011):18

a. Rekening

“Untuk melakukan penjurnalan maka harus membuka daftar nama yang tepat. Daftar nama apa yang harus didebet dan yang harus dikredit.

Daftar nama tersebut dalam akuntansi disebut dengan istilah rekening.

Rekening adalah alat dasar untuk menampung perubahan saldopada

tiap-tiap elemen laporan keuangan yang mempunyai dua sisi, yaitu debet dan kredit. Tujuan pemakaian rekening adalah untuk mencatat data yang aka menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Rekening akan memberikan informasi tentang operasi perusahaan. Kumpulan dari rekening rekening dinamakan buku besar.”

Pada dasarnya rekening-rekening dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Rekening riil

“Rekening riil adalah rekening-rekening yang terdapat pada laporan keuangan neraca. Rekening riil juga disebut dengan rekening neraca. Rekening riil adalah rekening nyata, artinya saldo pada akhir periode akan menjadi saldo awal pada periode berikutnya.”

Kelompok rekening riil adalah sebagai berikut :

a) Aktiva, terdiri dari; aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap berwujud, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lainlain.

b) Kewajiban, terdiri dari; utang jangka pendek, utang jangka panjang dan utang lain-lain.

c) Ekuitas, terdiri modal dan saldo laba/ laba ditahan. Bahri, (2016) 2) Rekening nominal atau sementara

“Rekening nominal adalah rekening-rekening yang terdapat padalaporan keuangan laba-rugi. Rekening ini juga disebut rekening laba-rugi. Rekening ini terdiri dari pendapatan dan beban. Rekening nominal dikatakan rekening sementara karena pada akhir periode berikutnya rekening ini akan menunjukkan saldo nol.”

Kelompok rekening nominal adalah sebagai beikut : a) Pendapatan, terdiri dari;

 Pendapatan operasional

 Pendapatan nonoperasional.

b) Beban-beban terdiri dari;

 Beban pokok penjualan

 Beban operasional terdiri dari beban pemasaran, dan beban administrasi dan umum

 Beban nonoperasional. Bahri, (2016) b. Akun

Sebuah sistem akuntansi dirancang untuk menunjukkan kenaikan ataupun penurunan saldo masing-masing komponen laporan keuangan.

Kenaikan ataupun penurunan saldo ini haruslah dicatat secara terperinci dan terpisah untuk setiap komponen laporan keuangan. Catatan akuntansi yang terperinci dan terpisah inilah yang dinamakan sebagai akun (perkiraan). Jadi, akun adalah catatan akuntansi mengenai kenaikan atau penurunan saldo dari masing-masing aset, kewajiban, dan ekuitas.

Daftar (list) yang memuat mengenai keseluruhan kode (nomor) dan nama akun, dinamakan sebagai bagan perkiraan (chart of accounts). Kode dan nama akun yang terdapat di dalam daftar merupakan kode dan nama akun yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mencatat dan mengklasifikasikan setiap transaksi bisnis (peristiwa ekonomi) yang terjadi. Sesungguhnya, akun identik dengan komponen laporan keuangan, contohnya adalah akun kas, akun piutang usaha, dan seterusnya. Heri, (2015)

Format atau bentuk akun yang dapat dirancang/direkayasa sesuai kebutuhan. Berikut format akun yang lazim digunakan dalam praktik, yaitu :

 Format T

 Format saldo debet-kredit

 Format saldo berjalan.

Bentuk format yang paling sederhana untuk menunjukkan kenaikan atau penurunan saldo masing-masing komponen laporan keuangan adalah dengan format T. Heri, (2015)

Tabel 2.1 Format T

“Penggolongan nomor/ kode rekening bertujuan untuk memudahkan analisis dan memudahkan dalam mencari suatu rekening. Penyusunan kode rekening bersifat relatif, karenasetiap perusahaan memiliki kode rekening yang berbeda. Rekening pada umumnya diberi kode angka dengan menggunakan metode kelompok (group cade method).”

Setiap jenis rekening biasanya diberi kode yang terdiri dari empat angka danarti letak angka dalam setiap kode adalah sebagai berikut :

 Digit pertama : Kelompok Rekening

 Digit kedua : Golongan Rekening

 Digit ketiga : Sub Golongan Rekening

 Digit keempat : Jenis Rekening.

Bahri, (2016)

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kode akun sebuah perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1) Kode akun yang akan dibuat harus disesuaikan dengan jenis-jenis transaksi yang ada di perusahaan.

2) Kode akun yang dibuat harus fleksibel

Hal ini berarti kode akun yang disusun harus dapat mengakomodasi perkembangan jenis transaksi yang terjadi di perusahaan yang pada akhirnya akan membutuhkan akun-akun baru.

3) Berikut adalah urutan kode awal untuk akun-akun di buku besar pada umumnya.

a) Kode awal akun-akun Aset : 1 b) Kode awal akun-akun Liabilitas : 2 c) Kode awal akun-akun Modal Pemilik : 3

d) Kode awal akun-akun Pendapatan : 4 e) Kode awal akun-akun Beban : 5

Sasongko, (2016) d. Transaksi/bukti

Suatu kejadian yang dapat mengubah posisi keuangan serta hasil dari suatu perusahaan atau lembaga. Harahap, (2011):20

Transaksi merupakan seluruh kegiatan perusahaan yang dapat diukur dengan nilai uang dan kegiatan perusahaan yang mengakibatkan perubahan terhadap posisi keuangan perusahaan. Transaksi yang dilakukan oelh perusahaan didokumentasikan ke dalam bukti transaksi.

Bukti transaksi yang ada kemudian dilakukan pencataatn atau penjurnalan ke dalam buku jurnal. Pada umumnya bukti transaksi beragam dan biasanya didasarkan pada jenis perusahaan. Bukti transaksi perusahaan pada umunya terdiri dari :

1) Bukti Kas Masuk, bukti yang berisikan tentang transaksi penerimaan kas perusahaan

2) Bukti Kas Keluar, bukti yang berisikan tentang transaksi pengeluaran kas perusahaan

3) Bukti Memorial, bukti yang berisi tentang transaksi harian yang tidak menyangkut transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan, bukti ini biasanya digunakan juga untuk membuat jurnal penyesuaian. Bahri, (2016):19-20

e. Jurnal

Pada sistem pembukuan Belanda, transaksi selalu dicatat secara rinci pada jurnal tanpa melakukan klasifikasi terhadap penjelasan transaksi bukti yang telah ada tersebut. Harahap, (2011):21

Menurut Jusup, (2011) menyatakan “jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan akun yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing.”

Terdapat dua jenis jurnal yaitu, jurnal umum (general journal) dan jurnal khusus (special journal).

1) Jurnal Umum (General Journal)

Menurut Dwi Martani et al (2012) di dalam Sochib, (2018):67 mengatakan “pencatatan transaksi harian dilakukan melalui jurnal umum secara kronologis berdasarkan tanggal. Setiap transaksi yang terjadi diadakan pencatatannya terlebih dahulu dalam jurnal, sebelum dicatat dalam buku lain. Karena itu, jurnal disebut dengan the book of original entry, artinya buku pencatatan pertama.”

Berikut contoh format jurnal umum :

Tabel 2.2 Contoh Jurnal Umum

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Sumber : Sochib, (2018) 2) Jurnal Khusus (Special Journal)

Jurnal khusus biasanya digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi secara berulang-ulang.

Berikut ini merupakan transaksi yang dalam jurnal khusus beserta jenis dan contoh format jurnal khusus:

Tabel 2.3. Jenis-jenis Jurnal Khusus dan Transaksi yang Dicatat

Sumber : Sasongko, (2016)

a) Format Jurnal Khusus Penjualan

Tabel 2.4. Contoh Jurnal Khusus Penjualan

Sumber: Sasongko, (2016)

b) Format Jurnal Khusus Penerimaan Kas

Tabel 2.5. Contoh Jurnal Khusus Penerimaan Kas

Tanggal Akun P/R

Debit Kredit

Potongan Penjualan

Piutang

Dagang Penjualan Lain-lain

Sumber: Sasongko, (2016)

Jenis Jurnal Khusus Transaksi yang Dicatat Jurnal Penjualan Penjualan barang dagang secara kredit

Jurnal Penerimaan Kas Penerimaan kas dari berbagai sumber penerimaan Jurnal Pembelian Pembelian barang dagang secara kredit

Jurnal Pengeluaran Kas Pembayaran kas untuk segala pengeluaran

Tanggal Akun yang di

debit Termin No.

Faktur P/R Piutang Penjualan

c) Format Jurnal Khusus Pembelian

Tabel 2.6. Contoh Jurnal Khusus Pembelian

Tanggal Akun yang

d) Format Jurnal Khusus Pengeluaran Kas

Tabel 2.7. Contoh Jurnal Khusus Pengeluaran Kas

Tanggal No. klasifikasikan melalui suatu jurnal. Harahap, (2011):22

Buku besar merupakan gabungan dari rekening (perkiraan) yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang disusun dan dikelompokkan sesuai dengan pos-pos laporan keuangan perusahaan.

Sumber buku besar adalah dari jurnal yang telah dibuat. Bahri, (2016):50 Berikut adalah format buku besar

Tabel 2.8. Contoh Buku Besar

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo Debit Kredit

Sumber : Bahri, (2016) g. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Neraca saldo sebelum penyesuaian disusun setelah semua jurnal diposting ke buku besar dan sebelum pencatatan jurnal penyesuaian dibuat. Neraca saldo merupakan daftar yang dapat menunjukkan saldo debet dan saldo kredit dari buku besar setiap rekening aktiva, utang, ekuitas, pendapatam, dan beban atau daftar rekening buku besar dengan saldo debet dan kredit. (syaiful bahri)

Berikut adalah format neraca saldo sebelum penyesuaian

Tabel 2.9. Contoh Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Kode Akun Debet Kredit

Sumber : Bahri, (2016) h. Jurnal Penyesuaian

Jurnal yang digunakan untuk menyesuaikan serta meng-up to date-kan perkiraan sehingga sesuai dengan posisi yang ada pada tanggal laporan. Harahap, (2011);24

Berikut adalah format jurnal penyesuaian

Tabel 2.10. Contoh Jurnal Penyesuaian

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Sumber : Bahri, (2016) i. Metode Penyusutan Aset Tetap

Total pengeluaran yang terjadi pada suatu periode akuntansi untuk memperoleh aset tetap tertentu tidak boleh dibebankan seluruhnya pada periode berjalan. Jika pengeluaran tersebut dibebankan seluruhnya pada periode berjalan, maka beban periode berjalan akan terlalu berat sedangkan beban periode berikutnya yang ikut menikmati dan memperoleh manfaat dari aset tetap tersebut menjadi terlalu ringan. Ini berarti terjadi ketidakadilan dalam proses pembebanan suatu pengeluaran karena periode di mana aset tetap tersebut dibeli bebannya menjadi terlalu besar, sedangkan periode berikutnya menjadi terlalu ringan. Karena itu, agar keadilan pembebanan pengeluaran dapat terjadi harus dilakukan penyusutan terhadap aset tetap tersebut.

Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aset tetap tersebut.

1) Adapun faktor yang berpengaruh dalam mempertimbangkan beban penyusutan adalah sebagai berikut:

 Harga Perolehan

Keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aset tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan.

 Nilai Sisa (Residu)

Taksiran harga jual aset tetap pada akhir masa manfaatnya. Setiap perusahaan akan memiliki taksiran yang berbeda satu dengan

lainnya atas suatu jenis aset tetap yang sama. Jumlah taksiran nilai residu juga akan sangat dipengaruhi oleh umur ekonominya, inflasi, nilai tukar mata uang, bidang usaha, dan sebagainya.

 Taksiran Umur Kegunaan

Taksiran masa manfaat dari aset tetap. Masa manfaat adalah taksiran umur ekonomis dari aset tetap, bukan umur teknis. Taksiran masa manfaat dapat dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi, atau satuan jam kerja. Rudianto, (2012)

2) Metode Perhitungan Penyusutan

Metode penyusutan yang digunakan untuk suatu aset dikaji setidak-tidaknya setiap akhir tahun buku atau ketika terjadi perubahan signifikan dalam ekspetasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa datang aset tersebut. Metode penyusutan diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi. Diana & Setiawati, (2017) Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah tersusutkan dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya.

Metode tersebut antara lain:

a) Metode garis lurus (straight line method) Dengan nilai residu:

b) Metode saldo menurun ganda (double declining balance method) 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 𝑥 2 c) Metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method)

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = (Harga Perolehan ― Harga Residu) × [(n / (n + (n ― 1) + (n ― 2) + … )]

d) Metode jam jasa (service hours method)

𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟 𝐽𝑎𝑚 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

e) Metode jumlah unit produksi (productive output method).

Harga Perolehan ― Harga Residu) x Pemakaian 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 Mardjani et al., (2015)

Perusahaan dapat memilih metode yang paling mencerminkan pola pemakaian aset. Metode tersebut harus diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, kecuali terdapat perubahan pola pemanfaatan aset.

j. Neraca Lajur

“Neraca lajur adalah suatu daftar tempat mencatat, menyesuaikan dan menggolongkan saldo rekening-rekening buku besar. Neraca lajur merupakan cara untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.

Neraca lajur disusun dari rekening-rekening buku besar yang telah disusun neraca saldo sebelum penyesuaian dan jurnal penyesuaian. Bahri, (2016)

Berikut adalah format neraca lajur

“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode

pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pihak pemilih perusahaan.” Bahri, (2016)

Penyusunan laporan keuangan pada UMKM tidak jauh berbeda seperti laporan keuangan lainnya. Laporan keuangan pada UMKM mencakup sebagai berikut :

1) Laporan Posisi Keuangan Pada Akhir Periode 2) Laporan Laba Rugi Selama Periode

3) Catatan Atas Laporan Keuangan, yang berisi tambahan dan rincian pos-pos tertentu yang relevan

Ikatan Akuntan Indonesia, (2016) l. Jurnal Penutup

Pembukuan ditutup biasanya terjadi pada akhir periode akuntansi.

Penutupan buku dimaksud untuk mengakhiri pada bagian periode akuntansi berjalan dengan mengeliminasikan akun melalui jurnal yang biasa disebut dengan jurnal penutup (Closing Entry). Dengan dipindah bukukan jurnal penutup tersebut ke akun buku besar, maka akun tersebut akan seimbang antara debet dan kredit tanpa saldo. Akun nominal yang akan menjadi sasaran penutupan akun melalui jurnal penutup nantinya, seperti akun pendapatan, beban, prive dan saldo laba/rugi. Sirait, (2014):134

Berikut format jurnal penutup

Tabel 2.12. Contoh Jurnal Penutup

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Sumber : Bahri, (2016)

Dokumen terkait