BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
2. Siklus I
a) Perencanaan
Menyusun perangkat pembelajaran yaitu:
(1) Menyusun RPP dengan tema lingkungan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS.
(2) Menyusun lembar kerja peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS.
(3) Menyusun soal evaluasi dan kunci jawaban pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS.
(4) Menyusun penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS.
(5) Menyiapkan alat dan bahan percobaan. b) Pelaksanaan
Konteks
(1) Kegiatan awal
(a) Salam pembuka dan berdoa.
(b) Mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik. (c) Mengadakan apersepsi.
(d) Menyampaikan tujuan pembelajaran. Pengalaman
(2) Kegiatan Inti
(a) Peserta didik diajak belajar di halaman sekolah kemudian membentuk kelompok-kelompok kecil yang satu kelompoknya terdiri dari 5 orang. Salah satu perwakilan kelompok mengambil balon yang berisi gambar-gambar bentuk kerja sama di lingkungan tetangga beserta prosedur mengerjakan tugasnya. (b) Peserta didik dibagikan LKS, selanjutnya peserta didik
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan gambar.
(d) Peserta didik melaporkan hasil diskusi secara tertulis dan dibuat dengan tulisan yang rapi.
(e) Peserta didik mengambil bacaan yang sudah disediakan oleh pendidik, kemudian membaca bersama dalam kelompok. Peserta didik berdiskusi untuk menyusun gambar seri.
(f) Peserta didik bekerja sama untuk melengkapi kalimat sesuai dengan isi bacaan melalui permainan kartu huruf. (g) Peserta didik bekerja sama melengkapi kalimat tanya
berdasarkan jawaban yang tersedia.
(h) Peserta didik dan pendidik membahas hasil diskusi tentang kalimat tanya. Peserta didik mengisi lembar kerja yang telah diberikan guru.
(3) Kegiatan akhir
(a) Pendidik bersama peserta didik membuat rangkuman tentang materi yang telah dipelajari.
(b) Pendidik memberi tugas rumah. Refleksi
(c) Pendidik bersama peserta didik merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan.
Aksi
(d) Pendidik mengajak peserta didik untuk dapat mewujudkan refleksi yang telah dilakukan dalam bentuk aksi.
Evaluasi
(e) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi. (f) Doa penutup.
c) Observasi
(1) Kegiatan observasi dilakukan pada waktu berlangsungnya kegiatan belajar yaitu mencatat peristiwa yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. Mengobservasi kesulitan siswa dalam melakukan pembelajaran dengan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam model pembelajaran tematik. (2) Melakukan penelitian hasil tes.
(3) Melakukan pengumpulan data dan menghitung prosentase tingkat keberhasilan siswa.
d) Refleksi
Peneliti menyimpulkan hasil pengamatan atau observasi berupa catatan dan data dari hasil pelaksanaan tindakan tentang jalannya pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi. Data tersebut digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan tindakan tersebut lebih efektif dan efisien untuk menemukan daftar permasalahan yang muncul pada saat tindakan. Temuan
tersebut digunakan untuk melaksanakan perencanaan berikutnya dan menentukan langkah-langkah berikutnya.
E. Penyusunan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah: 1. Instrumen pengamatan aktivitas pendidik.
Instrumen pengamatan aktivitas pendidik ini peneliti mengadakan pengamatan saat pendidikan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada saat pra penelitian. Peneliti mencermati pendidik dalam memeriksa kesiapan peserta didik, memeriksa kelengkapan alat tulisnya, melakukan apersepsi, memberikan pengalaman, memberikan pertanyaan panduan refleksi, memberi tugas peserta didik untuk melakukan tindakan (aksi), dan pendidik memberikan evaluasi. 2. Instrumen pengamatan terhadap peserta didik.
Instrumen pengamatan terhadap peserta didik ini digunakan peneliti untuk melakukan observasi pada peserta didik saat peserta didik sedang mengikuti proses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan 3C yaitu pengamatan saat peserta didik akan memulai pelajaran, pengamatan tentang kesiapan peserta didik dalam membawa alat-alat tulis, kesiapan peserta didik dalam menjawab pertanyaan dari pendidik, pengamatan antusias peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, kesediaan peserta didik dalam mengerjakan tugas,
kerja sama, menanggapi pekerjaan teman, dan pengamatan terhadap peserta didik dalam membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari. 3. Catatan anekdotal.
Catatan adekdotal ini dibuat peneliti atapun pendidik yang diteliti saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Catatan anekdotal mencatat hal-hal yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
4. Evaluasi.
Evaluasi diberikan setelah pendidik selesai dalam rangakaian proses pembelajaran. Peserta didik akan diberi soal dari pendidik sesuai dengan mata pelajaran yang ditematikkan. Soal evaluasi dapat berupa pilihan ganda, isian, atau uraian.
F. Metode Pengumpulan Data
Suatu penelitian sangat membutuhkan banyak data. Melalui data tersebut penelitian dapat berjalan dengan baik. Pengumpulan data yang kami lakukan adalah:
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai, yang dilaksanakan secara tatap muka, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan maksud memperoleh jawaban dari yang diwawancarai (Masijo, 2009:29). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan wali kelas II yaitu ibu Antin Indaryani dengan tujuan ingin mengetahui berbagai masalah yang ada
pada kelas II dan karakteristik peserta didik kelas II. Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan 5 pertanyaan.
2. Observasi
Observasi merupakan suatu tehnik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung atau tak langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat (Masijo, 2009:19). Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik pengamatan secara langsung. Dengan tujuan agar dapat mengerti ada permasalahan di dalam kelas yang berkaitan dengan competence,
conscience, dan compassion. Instrumen yang digunakan untuk observasi
adalah lembar observasi dan catatan anekdotal. Foto dan video saat penelitian juga dibutuhkan karena sebagai salah arsip dalam pengumpulan data.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat (Masijo, 2009:19). Dalam hal ini penelitian yang akan dilakukan dengan cara mengumpulkan daftar nilai peserta didik kelas II pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS. Dengan mengetahui daftar nilai peserta didik kelas II diharapkan nantinya dapat mengetahui permasalahan yang ada pada kelas II.
Competence adalah kualitas yang unggul bagi peserta didik . (Masijo, 2009:3). Dalam hal ini penelitian competence akan dilakukan dengan pemberian tes diakhir pembelajaran. Tes yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan indikator-indikator dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS. Dengan mengetahui hasil tes peserta didik tersebut peneliti dapat melihat banyaknya peserta didik yang sudah berada di atas KKM.
5. Kuesioner
Kuesioner berupa skala sikap dan skala minat untuk mengukur aspek conscience dan compassion. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan indikator-indikator conscience dan
compassion dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS.
G. Teknik Analisis Data
Untuk analisis data peneliti menggunakan beberapa langkah. Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan data pra penelitian.
2. Mendiskripsikan proses pelaksanaan dan hasil (competence, conscience
dan compassion) yang dicapai pada siklus I.
3. Mendiskripsikan pelaksanaan dan hasil (competence, conscience dan
compassion) yang dicapai pada siklus II.
4. Membandingkan competence, conscience dan compassion sebelum dan sesudah penerapan PPR.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan seperti tabel berikut: Indikator Keberhasilan Penelitian
No Peubah Indikator Kondisi
Awal
Kondisi Akhir Siklus
I II 1 Prestasi belajar IPS Nilai tes 73 78 83 2 Prestasi belajar Bahasa
Kisi-Kisi Soal Competence, Conscience, Competence Siklus I
No Indikator
Jenis Penilaian Tes Bentuk
Penilaian
Aspek
Competence Conscience Compassion
1. 2. 3. 4. 5. 6. Competence IPS Memahami pengertian kerjasama. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerjasama di lingkungan tetangga. Bahasa Indonesia Menjawab pertanyaan sesuai dengan isi bacaan. Membuat kalimat tanya dengan menggunakan huruf kapital dan tanda baca yang tepat . Conscience IPS Menyadari pentingnya kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia Teliti dalam membuat kalimat tanya dengan memperhatikan huruf besar dan tanda baca yang tepat. Isian Skala Sikap 1,2,7,9,10 3,4,5,6 A.1,2,3,4 B.1,2,3,4 7,8,9,10 1,2,3,4,5,6
No Indikator
Jenis Penilaian Tes Bentuk
Penilaian
Aspek
Competence Conscience Compassion
7. 8. 9. 10. Teliti dalam menebak teka-teki yang berhubungan dengan lingkungan. Memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Compassion IPS Menunjukkan sikap kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia Menunjukkan sikap kerjasama dalam mencari kata-kata sukar yang berhubungan dengan lingkungan. Skala Minat 1,2,3,4,5,6, 7,8,9,10,11, 12,13,14,15, 16 17,18,19,20
Pengukuran competence pada mata pelajaran IPS dilakukan tertulis dengan soal berjumlah 10 item. Dengan pedoman penilaian sebagai berikut Jika jawaban benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah maka skor 0.
Nilai = total skor x 10
Pengukuran competence pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan jumlah soal 9 item. Dengan pedoman penilaian sebagai berikut
Jika jawaban benar skor 1 dan jika jawaban salah maka skor 0. Nilai = total skor x 10
Pengukuran conscience dan compassion merupakan penilaian non tes dengan bentuk checklist. Skala minat terdapat 20 item dalam daftar cek. Dengan kriteria skor dan pedoman penilaian sebagai berikut:
Skor 1 jika jawaban “YA” Skr 0 jika jawaban “TIDAK” Nilai = total skor x 5
Skala sikap terdapat 10 item dalam daftar cek. Dengan kriteria skor dan pedoman penilaian sebagai berikut:
Skor 1 jika jawaban “YA” Skor 0 jika jawaban “TIDAK” Nilai = total skor x 10
Kisi-Kisi Soal Competence, Conscience, Competence Siklus II
No Indikator
Jenis Penilaian Tes Bentuk
Penilaian
Aspek penomoran
Competence Conscience Compassion
1. 2. 3. 4. 5. 6. Competence IPS Menyebutkan manfaat kerjasama setelah mengamati bermacam-macam gambar. Menyebutkan akibat tidak mau bekerjasama di lingkungan tetangga. Menyebutkan bentuk kerjasama yang tidak baik di lingkungan tetangga setelah mengamati gambar Bahasa Indonesia Melengkapi kalimat berdasarkan isi bacaan. Melengkapi kalimat tanya berdasarkan jawaban yang tersedia Menceritakan kembali isi bacaan dengan Isian 1,2,7,9,10 3,4,5,6 I.1,2,3,4,5,6 II.1,2,3,4,5
No Indikator
Jenis Penilaian Tes Bentuk
Penilaian
Aspek penomoran
Competence Conscience Compassion
7. 8. 9. 10 11. . menggunakan kalimatnya sendiri Conscience IPS Menyadari pentingnya kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Mengamati dengan teliti gambar-gambar bentuk kerjasama Bahasa Indonesia Rapi dalam menuliskan isi bacaan dengan menggunakan kalimatnya sendiri Compassion IPS Mampu bekerjasama dalam kehidupan sehari-hari Bahasa Indonesia Mampu bekerjasama dalam melengkapi kalimat tanya sesuai teks Skala Sikap Skala Minat 7,8,9,10 1,2,3,4,5,6, 7,8,9,10,11, 12,13,14,15, 16 1,2,3,4,5,6 17,18,19,20
Pengukuran competence pada mata pelajaran IPS di atas tertulis dengan soal berjumlah 10 item. Dengan pedoman penilaian sebagai berikut
Jika jawaban benar skor 1 dan jika jawaban salah maka skor 0. Nilai = total skor x 10
Pengukuran competence pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan jumlah soal 13 item. Dengan pedoman penilaian sebagai berikut
Nilai = Rom. I+Rom.II+Rom.III:3
Conscience dan Compassion merupakan penilaian non tes dengan bentuk
checklist. Skala minat terdapat 20 item dalam daftar cek. Dengan kriteria skor
dan pedoman penilaian sebagai berikut: Skor 1 jika jawaban “YA”
Skr 0 jika jawaban “TIDAK” Nilai = total skor x 5
Skala sikap terdapat 10 item dalam daftar cek. Dengan kriteria skor dan pedoman penilaian sebagai berikut:
Skor 1 jika jawaban “YA” Skor 0 jika jawaban “TIDAK” Nilai = total skor x 10
Competence dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan nilai dan
jumlah siswa yang tuntas belajar. Untuk pengukuran competence peneliti menggunakan kriteria ketuntasan belajar yaitu dikatakan tuntas belajar dengan tes minimal 75. Pada setiap jenis competence belajar dihitung jumlah siswa
yang mendapat nilai yang sudah memenuhi KKM (%) dengan rumus sebagai berikut:
X ( % ) = x 100%
( n: Jumlah siswa yang memenuhi KKM, N: Jumlah seluruh siswa). Sedangkan untuk menghitung rata-rata kelas adalah:
M =
(M: nilai rata-rata, Jumlah nilai siswa satu kelas, N; Jumlah siswa)
Sedangkan untuk conscience dan compassion peneliti menggunakan alat ukur non tes yaitu skala sikap dan skala minat. Untuk hasil akhir peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
Hasil Akhir = 𝐂𝐈𝐱𝟕𝟎% + 𝐂𝐈𝐈𝐱𝟏𝟓% + 𝐂𝐈𝐈𝐈𝐱𝟏𝟓% 𝟏𝟎𝟎 Keterangan: CI : Competence CII : Conscience CIII : Compassion
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Deskripsi Sekolah
Sekolah Dasar Maria Asssumpta adalah sekolah dasar yang bernaung di bawah Yayasan Winaya Bhakti. Sekolah ini dikelola oleh Suster-Suster Ordo Santa Ursula yang lebih terkenal dengan Suster Ursulin. SD Maria Assumpta berdiri pada tanggal 15 Agustus 1940. Saat ini, status SD Maria Assumpta terakreditasi A. SD Maria Assumpta terletak di Jalan Bali No.17, Klaten. Letak sekolah cukup strategis karena berada di tengah kota Klaten jadi SD Maria Assumpta mudah dilihat dan mudah dijangkau. SD Maria Assumpta memiliki visi yaitu pembelajar yang inovatif, kritis, kreatif serta mampu mengintegrasikan ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan seturut Santa Angela.
Misi dari SD Maria Assumpta antara lain:
1. Sebagai lembaga pendidik yang berkualitas dan terpadu, Sekolah Ursulin menyiapkan peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi dan siap bermasyarakat (Higher Education).
2. Sebagai komunitas pembelajar, Sekolah Ursulin mengembangkan potensi akademik dan ketrampilan (life skills) secara kritis, kreatif, dan inovasi dengan memanfaatkan IPTEK (Akademic Excelent).
3. Sebagai sekolah Katolik sebagai penerus semangat Santa Angela, Sekolah Ursulin menanamkan pada setiap pribadi agar dapat mengintegrasikan
ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan untuk menjawab tantangan zaman dan mewujudnyatakan Serviam dalam kehidupan sehari-hari (Integrity). 4. Sebagai sekolah yang berada di Indonesia, Sekolah Ursulin menanamkan
kecintaan kepada budaya, bangsa, dan tanah air melalui penghargaan kepada pluralitas budaya, agama, dan membangun kepedulian kepada sesama, dan alam ciptaan (Nationality).
5. Sebagai bagian dari Ursulin Nasional dan Internasional, Sekolah Ursulin meningkatkan kerjasama dan alumni Sekolah Ursulin di Indonesia dan di Asia Pasifik (Globalization).
SD Maria Assumpta satu komplek dengan TB (Taman Bermain), TK, dan SMP Maria Assumpta jadi sekolah ini tergolong cukup luas tanahnya. SD Maria Assumpta sendiri memiliki gedung yang cukup memadai dengan gedung yang sudah bertingkat. Bagian lantai bawah terdiri 6 ruang kelas yaitu kelas IA, IB, IIA, IIB,IIIA,IIIB, 1 kamar mandi guru, lab komputer, dan gudang. Bagian lantai atas gedung terdiri dari 6 ruang kelas yaitu kelas IVA, IVB, VA, VB, VIA, VIB, dan 1 ruang doa merangkap ruang audiovisual. Bagian barat gedung terdapat aula, ruang kepala sekolah, UKS, ruang guru, dan WC anak . Bagian bawah sekolah terdapat lapangan basket, lapangan sepak bola, tempat parkir peserta didik, kantin, gudang alat olah raga dan pramuka, perpustakaan, dan ruang komite. Sekolah Ursulin sangat kental sekali dengan keagamaannya maka di bagian barat lapangan dibangun Goa Maria. Sebagai bentuk kecintaan terhadap lingkungan, sekolah Maria Assumpta memelihara tanaman obat (apotek hidup) yang beberapa waktu lalu
sebagai salah satu SD yang dilombakan di tingkat propinsi. Sarana lain selain gedung yang terdapat di SD ini adalah 2 buah ring basket, 1 bak lompat jauh, dan bermacam-macam alat permainan, taman di halaman sekolah.
Sanitasi di SD ini sangat dijaga, terbukti dengan adanya tempat sampah di setiap kelas dan tempat sampah yang tersedia di luar kelas yang dibedakan sampah plastik, kertas, dan sisa makanan. Kebersihan lingkungan diwujudkan dengan adanya jadwal piket di setiap kelas. Kebersihan kamar mandi juga sangat dijaga hal ini membuktikan bahwa warga SD ini sangat menghargai kebersihan lingkungan.
Selain adanya sarana yang cukup memadai untuk melangsungkan proses pembelajaran, SD ini juga mempunyai jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang mencukupi dan berkompeten sesuai bidangnya.
B. Kurikulum Bahasa Indonesia dan Ilmu pengetahuan Sosial Kelas II Semester 2
Kurikulum memuat Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dibuat berdasar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, serta nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Mendiknas nomor 22 dan 23.
SK dan KD pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS kelas II SD semester 2 adalah sebagai berikut:
Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca
7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati.
7.1 Membaca nyaring teks dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat.
7.2 Menyebutkan isi teks agak panjang yang dibaca dalam hati.
IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Memahami kedudukan dan peran anggota keluarga
2.1 Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga.
2.2 Menceritakan pengalamannya dalam melaksanakan peran dalam anggota keluarga.
2.3 Memberi contoh bentuk-bentuk kerja sama di lingkungan tetangga.
C. Kondisi Peserta Didik II SD Maria Assumpta
Berdasarkan hasil wawancara terhadap wali kelas II dan observasi dapat diketahui beberapa karakteristik peserta didik diantaranya adalah:
a. Peserta didik kelas II merupakan peserta didik yang mempunyai sikap kurang peduli terhadap teman maupun pendidik. Hal tersebut tampak ketika teman atau pendidik ada yang kesusahan, mereka hanya melihat dan pura-pura tidak tahu.
b. Peserta didik mempunyai sikap kurang disiplin dalam menyelesaikan tugas, kurang rapi dalam menulis, dan kurang teliti. Hal ini tampak ketika pendidik meminta mengumpulkan pekerjaan maka peserta didik buru-buru menyelesaikan tugas sehingga bentuk tulisan menjadi kurang rapid an peserta didik mengerjakan tugas menjadi kurang teliti.
c. Kurang berani untuk mengemukakan pendapat. Hanya peserta didik yang kemampuan akademik yang menonjol berani berpendapat sedang peserta didik lainnya hanya sebagai pendengar setia. Hal ini sangat terlihat sekali ketika peserta didik melakukan diskusi kelompok. Peserta didik yang kemampuan akademiknya bagus sangat mendominasi.
d. Rata-rata ulangan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek membaca dan IPS lebih rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.
Selain karakteristik peserta didik kelas II berikut ini adalah kondisi kelas II SD Maria Assumpta. Kelas II cukup memenuhi syarat untuk melangsungkan proses belajar mengajar. Ruang kelasnya cukup untuk
menampung peserta didik. Meja dan kursi peserta didik tertata rapi. Papan tulis dipasang tidak terlalu tinggi sehingga peserta didik lebih mudah ketika menulis di papan tulis. Di samping papan tulis terdapat sebuah almari yang digunakan untuk menyimpan buku ulangan maupun arsip guru kelas. Alat kebersihan tidak diletakkan di kelas, petugas piket kelas akan mengambil alat kebersihan tersebut di gudang.
Peserta didik di kelas II SD Maria Assumpta berjumlah 35 anak, yang terdiri dari peserta didik laki-laki sejumlah 17,dan peserta didik perempuan berjumlah 18, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Nama Peserta Didik Kelas II No Jenis Kelamin Nama 1 L Siswa A 2 P Siswa B 3 L Siswa C 4 L Siswa D 5 L Siswa E 6 L Siswa F 7 P Siswa G 8 L Siswa H 9 L Siswa I 10 L Siswa J 11 P Siswa K 12 L Siswa L 13 L Siswa M 14 P Siswa N 15 P Siswa O 16 P Siswa Q 17 L Siswa R 18 P Siswa S 19 L Siswa T
No Jenis Kelamin Nama 20 P Siswa U 21 P Siswa V 22 L Siswa W 23 P Siswa X 24 P Siswa Y 25 L Siswa Z 26 P Siswa AA 27 L Siswa BB 28 P Siswa DD 29 P Siswa EE 30 P Siswa FF 31 P Siswa GG 32 P Siswa HH 33 L Siswa II 34 L Siswa JJ 35 P Siswa KK
Di dinding kelas juga terdapat papan absen peserta didik, data inventaris kelas, kelompok belajar, kontrak belajar, reward kelas, dan jadwal pelajaran. Jadwal pelajaran kelas II SD Maria Assumpta Klaten sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jadwal Pelajaran Kelas IIB
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
07.00-07.35 IPA Matematika Matematika Komputer Terpadu Penjaskes 07.35-08.10 IPA Matematika Agama Komputer B.Indo Penjaskes
08.10-08.45 IPA PKn Agama B.Indo B.Indo Penjaskes
08.45-09.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat 09.00-09.35 B.Indo PKn Agama Matematika SBK B.Indo 09.35-10.10 IPS B.Inggris B.Jawa Matematika SBK
Penelitian ini akan dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca yang menjadi pokok permasalahan competence mata pelajaran ini adalah peserta didik kurang memahami isi teks, masih sulit menceritakan kembali isi bacaan, membuat kalimat tanya juga masih kurang berkaitan itu juga cara penulisan huruf kapital dan tanda tanya masih banyak yang bingung. IPS yang menjadi pokok permasalahan adalah peserta didik belum bisa memahami konsep kerjasama. Bahasa Indonesia dan IPS dilaksanakan secara tematik karena kedua mata pelajaran tersebut sudah terjadwal dalam satu hari yang sama, maka tidak perlu mengubah jadwal, hanya perlu menyesuaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan. Selain itu juga ada masalah di conscience dan compassion.
Conscience peserta didik ada masalah tentang peserta didik cenderung ramai
dalam proses pembelajaran, kedisiplinan dan kerapian dalam mengumpulkan tugas. Compassion peserta didik ada masalah yaitu ada peserta didik kurang berminat untuk mengambil bagian ketika bekerjasama menyelesaikan tugas kelompok, peserta didik kurang peduli dalam menolong teman yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, dan peserta didik kurang peduli dalam memelihara lingkungan sekitarnya.
65
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Pra Penelitian
Tahap pra penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui masalah yang terjadi di kelas dan mengenali keadaan kelas yang akan diteliti, dan mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam rangka menemukan masalah yang terjadi di kelas maka peneliti melakukan wawancara, observasi pendidik, observasi peserta didik menggunakan lembar observasi, dan observasi kelas menggunakan catatan anekdotal. Data yang diperoleh pada pra penelitian ini terdiri dari 3 bagian penting yaitu data hasil wawancara dan observasi pendidik kelas II, observasi peserta didik, dan observasi kelas. Berikut adalah uraian tentang 3 hal penting tersebut.
a. Wawancara dan Observasi Pendidik kelas II SD Maria Assumpta Peneliti melakukan wawancara dengan pendidik kelas II SD Maria Assumpta untuk memperoleh data tentang masalah yang terjadi, khususnya mengenai mata pelajaran yang bermasalah di kelas. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek membaca terdapat masalah peserta didik kurang dapat memahami isi teks, melengkapi isi bacaan kurang teliti, penggunaan huruf kapital serta pembuatan kalimat tanya belum begitu
paham sedangkan dalam mata pelajaran IPS masalah yang muncul yaitu kurang mengertinya konsep kerjasama. Setelah melakukan wawancara, peneliti melakukan observasi untuk mengamati proses pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran Bahasa Indonesia