• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN TEORI

E. Tahapan Intervensi Tindakan

2. Siklus I

dalam pengamatan peneliti aktifitas siswa pada siklus I pertemuan 1: 41,67%, siklus I pertemuan 2: 43,33%, siklus II pertemuan 1: 40%, siklus II pertemuan 2: 60%, siklus III pertemuan 1: 75% dan siklus III pertemuan 2: 75%. Mengenai aktifitas guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak sudah cukup baik, hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan skor dan jumlah skor serta presentasi dari setiap siklusnya mengalami peningkatan.22

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: Apakah penggunaan strategi pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPS ? Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran paikem di MI Nurul Islam Penjaringan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas III. Data diperoleh berupa hasil pre test dan post test, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah pre test sebesar 69,74 dan post test sebesar 74,28 dengan ketuntasan belajar mencapai 64%. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah pre test sebesar 76,60 dan post test sebesar 82,14 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%. Peningkatan ketuntasan hasil belajar sebesar 36%. Penggunaan Strategi Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III, serta strategi pembelajaran ini dapat digunakan

22Samsul Bahari, “ Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dengan Model Pembelajaran

“PAIKEM “ di kelas IV Al-Husna Kecamatan Neglasari Kota Tangerang”, Sekripsi pada

untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga siswa pun tidak jenuh dalam belajar.23

Penelitian ini di lakukan oleh Cece Sudirman, yang berjudul Implementasi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pendidikan penyiaran agama, dan sosial kemasyarakatan, lembaga ini diupayakan memerhatikan masyarakat dibidang keagamaan, upaya yang dijalankan sekolah untuk menopang pemahaman keagamaan, karena itu sekolah itu ditujukan berusaha mengarahkan dan meningkatkan masyarakat yang bisa mejalani hidup didunia sebagai khalifah dimuka bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakan model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Evaluasi dalam pelaksanaan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini di gunakan penafsiran logika yang dihubungkan dengan konteks sosial atau dalam hal ini konteks pendidikan Islami. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan di SD Negeri Cijambu dalam menerapkan pendidikannya di desa Sukasari kecamatan

23Weni Setyowati, “Penggunaan Strategi Pembelajaran PAIKEM Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas III Di MI Nurul Islam Penjaringan”, Sekripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta: 2013. Tidak dipublikasikan.

Cisaat Kab. Sukabumi. menggunakan konsep-konsep yang terprogram dan sangat berpengaruh terhadap prilaku siswa/siswi SD Negeri Cijambu seperti shalat tahajud yang dilakukan rutin satu minggu sekali, membaca Al-Qur’an

setiap setelah melaksanakan shalat wajib, kegiatan lain yang diarahkan dalam mengembangkan potensi siwa, Sedangkan sasaran program di SD Negeri Cijambu yaitu meningkatkan kualitas siswa yang memiliki pengetahuan agama, sosial dan keterampilan, sebagai bekal untuk membentuk manusia yang berakhlakul karimah dalam kehidupan pribadi serta kehidupan bermasyarakat. Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Impelementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, mempunyai dua sisi penting dalam melaksanakan aktifitasnya : pertama, membentuk kualitas pada saat pendidikan itu berlangsung dan kedua, pada saat pengabdian, dengan pendidikan keagamaan dan keterampilan yang dimiliki siswa dapat membentuk masyarakat yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Allah swt.24

C. Hipotesis Tindakan

Setiap orang yang berbuat dan bertindak dengan sadar, seperti seorang pendidik, tentu menggunakan metode atau cara tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, berhasil atau tidak suatu perbuatan banyak bergantung kepada metode yang digunakan. Untuk dapat menggunakan metode yang baik, seorang pendidik harus mempunyai pengetahuan tentang kebaikan dan keburukan metode tersebut. Selain harus menguasai materi, seorang pendidik juga harus dapat menempatkan metode sesuai dengan materi pelajaran agar maksud dan tujuan tercapai, seperti materi pelajaran akidah akhlak yang banyak

24Cece Sudirman, “Implemetasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”, Sekripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta: 2012. Tidak dipublikasikan

membahas tentang bagaimana sikap-sikap baik yang harus diterapkan dalam kehidupan. Untuk itu seorang pendidik dituntut agar dapat menggunakan metode yang tepat dalam memberikan pemahaman serta pengalaman bagi anak didik.

Metode jigsaw dan index card match sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar dari segi kognitif dan afektif, karena dari metode jigsaw dan

index card match dapat memberikan pemahaman suatu materi agar mudah dipahami dan diterapkan oleh siswa.

Selain itu, metode jigsaw dan index card match juga dapat memperjelas pemahaman siswa tentang pembelajaran Aqidah Akhlak, dan peran guru yang terpenting dalam memberikan penjelasan. Serta menjadikan kelas hidup dalam proses pembentukan pemahaman peserta didik.

Penerapan metode jigsaw dan index card match dalam kegiatan belajar mengajar merupakan respon yang baik terhadap perkembangan sistem pendidikan di Indonesia khususnya dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, yang merupakan mata pelajaran penting sekaligus pendukung bagi mata pelajaran lainnya. Melalui materi Aqidah Akhlak ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang bagaimana bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dalam pelajaran Aqidah Akhlak, dengan menggunakan metode jigsaw dan index card match diharapkan proses belajar-mengajar berjalan dengan efektif dan siswa memiliki kesadaran akan fungsi dan kedudukannya sebagai orang Islam.

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul

Khair Ciputat. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas 7 A pada tahun ajaran 2016/2017. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 2 bulan terhitung dari tanggal 22 Agustus sampai dengan 24 Oktober 2016.

B. Metodologi Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metodologi penelitian adalah langkah-langkah yang logis dan sistematik berdasarkan paradigma yang benar untuk mendapatkan dua kebenaran, yaitu kebenaran formal yakni kebenaran metodologi dan kebenaran material yakni bahasa sebagai objek penelitian.1 Namun dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian survey untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan). Adapun jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research)

memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat

mengamati pelaksanannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.2 Dalam menentukan metode penelitian yang dilakukan merujuk kepada pengertian di atas bahwa metode penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian kualitatif.

Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu yaitu model PAIKEM tipe jigsaw. Untuk mendapatkan hasil belajar materi Aqidah Akhlak lebih meningkat dan memperbaiki hasil belajar siswa. Dalam penelitian, prosedur penelitian terdiri dari dua siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai.

C.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 7 yang berjumlah 25 orang siswa terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan, serta peneliti dan guru kelas yang mengajar akidah akhlak di kelas penelitian (7 MTs).

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perancang kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru kelas yang posisinya sebagai kolaborator. Peran yang dilakukan bersama dengan kolaborator adalah merancang pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, melakukan refleksi dan merancang tindakan untuk siklus selanjutnya.

2 Kusnandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada 2011) Cet 6, h. 41

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi atau hasil belajar pelajaran aqidah akhlak pada materi sifat terpuji. Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) kemudian dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya sampai mencapai indikator keberhasilan.

Adapun tahapan intervensi tindakan adalah sebagai berikut: 1. Pra Penelitian

a. Pengamatan Kelas

Pada tahap kegiatan ini peneliti mengamati terhadap proses

pembelajaran di kelas 7 A MTs Jam’iyyatul Khair Ciputat. Waktu

pelaksanaannya yaitu satu minggu sebelum melakukan tindakan. Semua data dan temuan dalam observasi berupa suasana belajar pada saat proses pembelajaran akidah akhlak, kegiatan siswa dan kegiatan guru, dicatat sebagai bahan refleksi dan analisis.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran akidah akhlak dan siswa kelas 7A. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran akidah akhlak, untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam pembelajaran akidah akhlak, dan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak.

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran akidah akhlak kelas 7A. Wawancara dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode belajar, media, dan proses pembelajaran di dalam kelas. Wawancara juga dilakukan dengan beberapa siswa kelas 7A. Tujuannya untuk mengetahui sikap mereka terhadap pelajaran akidah akhlak, sikap mereka terhadap guru, dan cara guru dan metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat skenario pembelajaran dalam bentuk RPP yang menerapkan model pembelajaran PAIKEM dengan menggunakan metode jigsaw.

2) Menyiapkan instrumen tes (posttest), lembar wawancara, dan lembar observasi.

3) Membuat media pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan Pertama

a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar.

b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.

c) Guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa setelah proses belajar mengajar selesai. d) Guru menjelaskan materi pelajaran akidah akhlak.

e) Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari yang belum mereka pahami.

f) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang.

g) Siswa mendiskusikan tentang sub bab dari materi yang sedang dipelajari bersama kelompoknya.

h) Guru menjelaskan metode jigsaw.

i) Siswa membentuk kelompok expert atau dari masing-masing kelompok di sebar ke tiap-tiap kelompok untuk menjelaskan sub bab dari materi di kelompok semula

j) Guru bersama murid membuat kesimpulan dari materi tersebut k) Guru menutup pelajaran.

2) Pertemuan Kedua

a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar.

b) Guru mengabsensi kehadiran siswa. c) Guru melakukan apersepsi.

d) Guru memerintahkan siswa untuk berkumpul bersama kelompoknya masing-masing.

e) Siswa mendiskusikan tentang sub bab dari materi yang sedang dipelajari bersama kelompoknya.

f) Siswa membentuk kelompok expert atau dari masing-masing kelompok disebar ke tiap-tiap kelompok untuk menjelaskan sub bab dari materi di kelompok yang semula.

g) Guru memerintahkan kepada siswa untuk menuliskan kesimpulan dari semua materi yang di jelaskan dari kelompok lain.

h) Perwakilan dari semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

i) Memeriksa hasil kerja setiap kelompok dan memberikan

reward kepada kelompok yang mengerjakan paling cepat dan tepat.

j) Guru melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

k) Melakukan posttest di akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah dirumuskan di dalam indikator.

c. Observasi

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti meminta bantuan kepada guru mata pelajaran untuk melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.

2) Guru mata pelajaran (observer) mengamati proses pembelajaran dengan instrument yang telah dipersiapkan.

3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Setelah proses pembelajaran pada siklus I telah selesai, maka kegiatan selanjutnya yaitu melakukan refleksi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw telah tercapai. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran akidah akhlak untuk membahas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2) Memeriksa hasil pretest dan posttest.

3) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan pada siklus I sebagai acuan untuk menyusun instrument dan melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya.

Dokumen terkait