• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siklus III Pembelajaran IPA Menggunakan Media Gambar Multi Fungsi Model pembelajaran yang diterapkan pada siklus III sama dengan siklus II,

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

3. Siklus III Pembelajaran IPA Menggunakan Media Gambar Multi Fungsi Model pembelajaran yang diterapkan pada siklus III sama dengan siklus II,

namun ada beberapa perbaikan sesuai dengan kekurangan yang terjadi pada siklus II, yaitu pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dilakukan dengan pendekatan multi funsi media gambar. Maksudnya menggunakan suatu model

39 media gambar sistem reproduksi pada manusia dalam berbagai fungsi dan cara, secara bersamaan dan berkesinambungan mencakup: 1) media gambar diformat dalam pedoman pembelajaran, 2) media gambar dipajang di papan tulis yang diikuti penjelasan guru, 3) media gambar dipasan teratur dan rapi di dinding ruang laboratorium sebagai alat peraga, dan 4) media gambar dipajang di depan meja siswa pada saat pembelajaran.

a.Aktivitas Belajar Siswa

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa pada siklus III penelitian pada proses pembelajaran seperti terlihat pada table 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Aktivitas siswa belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar multi fungsi (siklus III ) siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba.

Aspek Penelitian Keaktifan Siswa Tindakan Aktivitas siswa dalam

belajar sistem reproduksi pada manusia

90 % Cukup

Sumber: data 2019

Berdasarkan tabel 8 di atas, aktivitas belajar siswa pada siklus III diperoleh hasil bahwa keaktifan siswa dalam proses belajar sistem reproduksi pada manusia 90 %. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dibandingkan pada siklus II, yaitu sebesar 20 % (dari 70 % menjadi 90 %), Sesuai dengan kriteria penggolongan, maka aktivitas belajar siswa pada siklus III tergolong Sangat Aktif. Kondisi aktivitas belajar siswa ada peningkatan dari siklus II, peningkatannya pada beberapa aspek seperti perhatian siswa mengikuti pelajaran, antusias siswa mengikuti pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru. Begitu pula pada saat penugasan siswa dan pemberian umpan balik oleh guru terjadi interaksi/diskusi antara siswa. Aktivitas diskusi pada saat umpan balik oleh guru dan menyimpulkan materi hampir semua siswa berani bertanya dan mengungkapkan

40 pendapatnya. Aktivitas belajar siswa pada siklus III sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan, yaitu minimal aktif.

b.Hasil Belajar Siswa

Gambaran persentasi frekuensi hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia yang diperoleh siswa kelas IX A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba pada siklus III dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

Tabel 9. Persentase frekuensi hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar

Berdasarkan tabel 9 di atas hasil tes belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia diperoleh siswa nampak bahwa dari 20 siswa ternyata yang memiliki klasifikasi baik sekali sebanyak 8 orang (40,00%), klasifikasi baik sebanyak 11 orang (55,00%), klasifikasi cukup sebanyak 1 orang (5,00%), serta tidak ada siswa yang memiliki klasifikasi kurang dan kurang sekali. Jadi, hasil belajar siswa pada siklus III prosentase yang memperoleh nilai Baik ke atas sebesar 95% (19 orang) sedangkan yang memdapatkan nilai Cukup ke bawah sebesar 5% ( 1 orang) Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia pada siklus III tergolong Baik, ini berarti sudah memenuhi kriteria keberhasilan karena persentase yang memperoleh nilai baik ke atas lebih besar dari pada yang memperoleh nilai cukup. Hal ini disebabkan sebagaian besar siswa sudah memahami materi sistem reproduksi pada manusia dengan baik sehingga tidak

41 mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang sesuai dengan indikator yang dipelajari sehingga siswa tidak megalami kesulitan dalam menyelesaikan atau menjawab soal-soal yang diberikan.

Pada akhir siklus III siswa diberikan kuesioner tentang respon siswa terhadap media gambar. Berdasarkan angket respon, yang disebarkan kepada siswa setelah selesai pelaksanaan pembelajaran siklus III, dapat dinyatakan bahwa pada umumnya siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba bersikap positif terhadap proses pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar, seperti terlihat pada Tabel 10 sebagai berikut :

Tabel 10.Respon (Tingkat Kepuasan Belajar ) Siswa belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar

No Pertanyaan Jawaban

1. Selama mengikuti pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gamabar, bagaimana perasaanmu ?

a. Senang, = 85%

b. Biasa-biasa saja =15%

c. Tidak senang = 0%

2. Bagaimana tanggapanmu tentang penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran IPA ?

a. Menyusahkan belajar = 0%

b. Biasa-biasa saja = 10%

c. Memudahkan belajar = 90%

3. Bagaiman pendapat atau harapanmu tentang media gambar sebagai media pembelajaran?

a. Bisa diteruskan, dengan alasan memudahkan belajar = 100%

b. Jangan diteruskan, dengan alasan menyusahkan belajar= 0%

4 Bagaimana pendapatmu tentang

perintah atau tugas-tugas selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan menggunakan media gambar.

a. Mudah = 95%

b. Biasa-biasa saja = 5%

c. Susah = 0%

Sumber : data 2019

Berdasarkan tabel 10 di atas Nampak bahwa dapat dinyatakan bahwa siswa yang merasa senang dengan pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar 85,00 % (17 dari 20 orang siswa), sedangkan yang menyatakan biasa-biasa saja 15,00 % (3 dari 20 orang siswa), dan tidak ada siswa merasa tidak senang (0%). Kondisi ini berarti, bahwa sebagian besar

42 siswa menikmati proses pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar.

Dalam kaitannya dengan fungsi media gambar sebagai media pembelajaran IPA ditanggapi positif oleh siswa, dengan pernyataan bahwa sebanyak 90,00% (18 dari 20 orang siswa) menyatakan media gambar memudahkan dalam proses pembelajaran IPA, sebanyak 10,00% (2 dari 20 orang siswa) menyatakan biasa-biasa saja, dan tidak ada (0%) siswa yang merasa disusahkan.

Ketika dimintai tanggapan tentang kelanjutan pembelajaran IPA dengan menggunakan media gambar, sebagian besar siswa menyatakan bisa diteruskan dengan alasan memudahkan belajar 100% (20 dari 20 orang siswa), dan tidak ada (0%) siswayang menyatakan jangan diteruskan dengan alasan menyusahkan belajar.

Lalu terkait dengan perintah atau tugas-tugas selama proses pembelajaran berlangsung, tanggapanya juga sebagian besar positif, yaitu 95,00% (19 dari 20 orang siswa) menyatakan mudah, 5,00% (1 dari 20 orang siswa) menyatakan biasa-biasa saja, dan tidak ada siswa (0%) yang menyatakan susah.

Mengacu pada Indikator Respon (tingkat kepuasan belajar) Siswa, maka rata-rata tingkat respon siswa 92,5%, mempunyai kriteria Sangat Puas. Kriteria ini menggambarkan bahwa siswa betul-betul merasa senang dan sangat menikmati pembelajaran biologi materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar.

B. PEMBAHASAN

Aktivitas belajar siswa pada siklus I tanpa menggunakan media gambar termasuk dalam kategori kurang aktif, kondisi ini terjadi karena pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia hanya menggunakan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Hal ini dilaksanakan melalui penjelasan ringkasan materi secara teoritis oleh guru. Kemudian melalukan penjelasan tanpa melihat dan menganalisa gamabar.

43 Aktivitas belajar siswa pada siklus II dengan menggunakan media gambar biasa termasuk dalam kategori cukup Aktif, kondisi ini tercapai karena penggunaan media pembelajaran yaitu media gambar sistem reproduksi pada manusia yang dipajang di papan tulis menyababkan suasana pembelajaran menjadi kondusif.

Perhatian siswa terhadap materi yang disajikan menjadi terpusat sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik yang dijelaskan oleh guru. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran cukup tinggi, siswa memperhatikan setiap indikator pembelajaran yang sampaikan oleh guru, interaksi siswa dengan guru dan antara siswa berlangsung cukup baik, ada beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru, partsipasi siswa dalam menyimpulkan materi belum optimal, hanya beberapa siswa yang terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran. Namun siswa kurang mampu melakukan diskusi di antara kelompok mereka untuk membahas bersama materi pokok sistem reproduksi pada manusia,

Aktivitas belajar siswa pada siklus III dengan menggunakan media gambar multi fungsi biasa termasuk dalam kategori sangat Aktif, kondisi ini tercapai karena penggunaan media pembelajaran yaitu media gambar multi fungsi sistem reproduksi pada manusia yang dipajang teratur dan rapi di papan tulis, di meja siswa, dan di dinding ruang belajar sebagai alat peraga, menyababkan beberapa indikator penilaian aktivitas siswa melalui observasi memperlihatkan gejala perkembangan perhatian siswa pada pelajaran, atusiasme mengikuti pembelajaran, interaksi antara guru dan siswa, umpan balik/Proses tanya jawab, mengerjakan tugas, partisipasi siswa, konsentrasi belajar, penguasaan materi, kreativitas belajar, namun salah satu indikator yang belum menunjukkan peningkatan yang berarti adalah kegiatan belajar kelompok atau diskusi kelas. Nampaknya siswa kurang mampu melakukan diskusi di antara kelompok mereka untuk membahas bersama pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia, dan buku referensi tangtang sistem reproduksi pada manusia masih terbatas.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan mengakui siswa secara individu memiliki perbedaan kemampuan, perbedaan kecepatan belajar, dan perbedaan

44 konteks sosial budaya (Mulyasa, 2003:56). Implikasinya adalah anak didik (siswa) diberikan konteks pelajaran yang bervariasi dengan sedapat mungkin melibatkan beberapa panca indra, diberikan motivasi agar berusaha secara maksimal, menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa dan lingkungannya. Usaha kreativitas seorang siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya, disamping faktor intelegensinya yang cenderung statis. Pernyataan ini didukung oleh seorang pakar pendidikan yang telah mengembangkan teori kecerdasan emosional.

Menurut Goleman (2000:140) dalam raporan riset penelitiannya mengatakan bahwa keberhasilan hidup seorang dipengaruhi oleh factor IQ hanya sekitar 20%, sehingga sisanya sebesar 80% ditentukan oleh sehimpunan faktor yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan simultan kemampuan untuk menggerakkan diri sendiri, memanfaatkan emosi atau perasaan, kerja keras, motivasi internal dan eksternal, secara keseluruhannya berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang, termasuk dalam kegiatan pembelajaran.

Berkenaan dengan hasil belajar seperti yang ditunjukkan pada lampiran 5, pada siklus I hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia tanpa menggunakan media gambar diperoleh hasil bahwa prosentase hasil belajar siswa secara klasikal hanya sebesar 25% dengan rata-rata 56,75. Nilai tertinggi 85, dan nilai terendah 35. Ini artinya belum mencapai keriteria ketuntasan sesuai dengan yang ditentukan dalam penelitian ini, yaitu prosentase ketuntasan cecara klasikal 85%, sedangkan ketuntasan secara individu 75%. Mengacu pada Indikator hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mempunyai kriteria Kurang. Faktor yang diduga penyebabnya adalah pembelajaran dengan menggunakan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan, pembelajaran dilaksanakan melalui penjelasan ringkasan materi secara teoritis oleh guru tanpa melihat dan menganalisa gambar.

Berdasarkan refleksi pada siklus I, penelitian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus II yang diterapkan dengan mengadakan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang masih dijumpai. Tindakan perbaikan yang diterapkan pada siklus II

45 adalah pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar, yang mencakup gambar sistem reproduksi pada manusia, dan mejelaskan gambar dipapan tulis. Kemudian melakukan pembelajaran sesuai dengan indikator dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Kegiatan belajar dilaksanakan melalui penjelasan guru secara teoritis dengan menggunakan gambar sistem reproduksi pada manusia yang di pasang dipapan tulis sebagai media pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

Hasil belajar siswa seperti yang ditunjukkan pada lampiran 7, pada siklus II diperoleh hasil bahwa prosentase nilai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 65%, dengan rata-rata 76,5 nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65. Ini artinya belum mencapai keriteria ketuntasan sesuai dengan yang ditentukan dalam penelitian ini, yaitu prosentase ketuntasan cecara klasikal 85%. Mengacu pada Indikator hasil belajar siswa, mempunyai kriteria cukup. Faktor yang diduga penyebabnya adalah belum optimalnya pengelolaan pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar yang dipajang di papan tulis.

Berdasarkan refleksi pada siklus II, penelitian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus III yang diterapkan dengan mengadakan perbaikan terhadap kekurangan yang masih dijumpai pada siklus II. Tindakan perbaikan yang diterapkan pada siklus III adalah pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar multi fungsi artinya menggunakan suatu model media gambar sistem reproduksi pada manusia dalam berbagai fungsi dan cara, secara bersamaan dan berkesinambungan yang mencakup: 1) media gambar yang diformat dalam pedoman pembelajaran, 2) media gambar dipasang di papan tulis yang diikuti penjelasan guru, 3) media gambar dipasang teratur dan rapi di dinding ruang belajar sebagai alat peraga, dan 4) media gambar dipajang di depan meja siswa pada saat pembelajaran belangsung.

Hasil belajar siswa seperti yang ditunjukkan pada lampiran 9, pada siklus III diperoleh hasil bahwa prosentase nilai siswa belajar secara klasikal sebessar 95%, dengan rata-rata 86,0. Nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Ini artinya sudah

46 mencapai keriteria ketuntasan, sesuai dengan yang ditentukan dalam penelitian ini, yaitu prosentase ketuntasan cecara klasikal 85% dan individual ketuntasan 75%.

Mengacu pada Indikator hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mempunyai kriteria Baik. Faktor yang diduga penyebabnya adalah sudah optimalnya proses pembelajaran menggunakan media gambar. Hal ini sesuai konsep Vernon, seorang yang belajar akan mencapai hasil belajar sekitar 90% jika ia menggunakan semua panca indranya yakni dengan melihat, membaca, mendengar, dan melakukan secara langsung.

Menggunakan media gambar dengan membaca keterangan dalam proses pembelajaran berarti melakukan proses belajar mengajar dengan melibatkan beberapa panca indra sehingga hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan satu panca indra. Temuan ini mendukung teori Vernon dan Goleman.

Menurut Vernon Magnesen dalam Dryden dan Vos (2002:100), manusia belajar dari apa yang dibaca 10%, yang didengar 20%, yang dilihat 30%, yang dilihat dan didengar 50%, yang dikatakan 70%, dan yang dikatakan sambil dilakukan menguasai sampai 90%. Pernyataan tersebut menghendaki agar melibatkan panca indra yang lebih banyak dalam proses pembelajaran, jika ingin memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan media gambar sebagai media pendidikan.

Pada akhir siklus III siswa diberikan kuesioner tentang respon siswa terhadap media pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan angket respon, yang disebarkan kepada siswa setelah selesai pelaksanaan pembelajaran siklus III, diperoleh hasil bahwa skor rata-rata kelas untuk respon siswa adalah sebesar 92,5. Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka respon siswa terhadap proses pembelajaran IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar pada umumnya siswa memberikan respon sangat puas terhadap media gambar tersebut sebagai media pembelajaran.

47 BAB V

Dokumen terkait