• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

i MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS IX.A UPT SPF SMP NEGERI 26 BULUKUMBA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurursan Pendidikan Teknologi Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Arniyanti NIM 10531216615

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

2019

(2)
(3)
(4)

viii ABSTRAK

Arniyanti.2019 Meningkatkan Efektivitas dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia Melalui Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba. Skripsi. Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr.H.Nursalam, M.Si dan Pembimbing II Drs.

H. Nurdin.,M.Pd.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan penggunaan media gambar untuk meningkatkan efektivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas IX. A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui penggunaan media gambar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch) yang terdiri dari tiga siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur penelitian ini meliputi perencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba sebanyak 20 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase efektivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I adalah 42% (kurang aktif), dan meningkat menjadi 70% ( aktif) pada siklus II, dan 90% (sangat aktif) pada siklus III. Sedangkan persentase hasil belajar secara klasikal pada siklus I adalah 25% (sangat kurang), meningkat menjadi 65% ( cukup ) pada siklus II, dan 95% (baik sekali) pada siklus III.

Berdasrkan hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi pokok sistem reproduksi pada manusia siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba melalui penerapan penggunaan media gambar mengalami peningkatan.

(5)

viii

KATA PENGANTAR

Maka nikmat dari Tuhanmu hendaklah kau ceritakan (QS. Ad-Dhuha: 11)

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam, Pembuka Penglihatan, Penyingkap Rahasia, dan Penyibak Selubung Tirai, dan atas izin dan karunia-Nyalah sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan, walaupun hanya dalam bentuk sederhana. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Matematika (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar (Unisnuh) untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknologi pendidikan

Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai penerang umat manusia di seantero jagad raya ini, yang senantiasa menjadi teladan atas perjuangan dan kesabaran beliau dalam menyelamatkan seluruh umat manusia.

Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan skripsi ini, baik dalam penggunaan bahasa, sistematika penulisan maupun isi yang terkandung dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan karya dimasa mendatang.

Penulis menyadari bahwa sejak awal sampai selesainya skripsi ini cukup banyak hambatan, akan tetapi berkat petunjuk dan kehendak Allah swt, kemauan

(6)

ix

dan ketekunan penulis serta uluran tangan dari insan-insan yang digerakkan hatinya oleh Sang Khalik untuk memberikan dukungan, bimbingan dan bantuan, sehingga segala hambatan dapat penulis atasi. Oleh karena itu, penulis memanjatkan puji Syukur yang tak terhingga kepada Allah swt, serta penghargaan dan terima kasih setulus-tulusnya kepada mereka yang telah memberikan andilnya sampai skripsi ini dapat di wujudkan.

Dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada seluruh keluarga utamanya Ayahanda Amiruddin dan Ibunda Nuraeni atas segala pengorbanan, pengertian, kepercayaan,curahan cinta dan kasih sayang, serta keikhlasannya didalam membesarkan, mendidik, membiayai, dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dengan baik. Kepada saudaraku tercinta Muhammad Ardi S.Pd Sartika Sari dan Darmawan, kasman febrian,Nur Hikma Ramadani,Anisa Al Tahira penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar- besarnya atas dukungan dan do’a yang tiada henti-hentinya untuk penulis. Kepada Dr. H. Nursalam M.Si..selaku pembimbing I serta bapak Dr.H.Nurdin,Mpd .selaku pembimbing II, terima kasih atas dukungan, bimbingannya dan saran- sarannya kepada penulis selama studi.Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada kita, aamiin.

Penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada:

(7)

x

Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang memberikan kesempatan dan peluang bagi penulis dalam mengenyam pendidikan diperguruan tinggi yang dipimpinnya.

Bapak Erwin Akib,M.pd.,Ph.D.selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta jajarannya yang telah memberikan kami fasilitas dalam melaksanakan aktifitas penulis dalam melaksanakan perkuliahan.

Bapak Dr.Muhammad Nawir.,M.Pd.selaku Ketua Jurusan, terima kasih atas dorongan, kesempatan, dukungan, bimbingan, didikan, dan fasilitas yang telah diberikan serta ruang yang hampir tak terhingga luasnya bagi penulis untuk berkiprah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Bapak/Ibu Dosen Jurusan Teknologi Pendidikan UNISMUH Makassar yang telah menyalurkan ilmunya secara ikhlas dalam mendidik penulis.

Dra.Syaribulan K.,M.Pd. selaku penasehat akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan.

Arsya Kasmad,S.Pd,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 26 Bulukumba dan Ibu Nurani S.pd selaku Guru mata pelajaran IPA di kelas I X yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta adik- adikku kelasI X A yang membantu penulis selama melakukan penelitian.

Sahabat- sahabatku ”Andi nilan sari,adhel.fitri ” yang senantiasa memberi arahan, yang selalumenemani suka maupun duka selama penulis mengenyam pendidikan dan terima kasih atas segala kebersamaan yang telah kalian ukir selama empat tahun dalam perantauan.

(8)

xi

”Tetaplah menjadi lilin dalam persahabatan kita yang kelak akan menjadi ceritasejarah dalam persahabatan”.

Saudariku “Muhammad Ardi S.Pd” terima kasih atas segala arahan, bantuan dan dukungannya selama penulis menyusun skripsi ini.

Saudaraku “Darmawan,Kasman febrian” terima kasih atas segala nasehat, arahan, bantuan dan dukungannya kepada penulis.

Saudara- saudaraku “ Andi Yulia “ kelas A angkatan 2015 terimakasih atas segala batuan, dukungan, persaudaraan dan kebersamaan yang telah memberi kenangan yang terbingkai indah dalam hari-hari selama kita sama-sama mengenyam manis pahitnya pendidikan .

“Semoga rasa persaudaraan yang telah kita jalin selama ini tak akan berujung hingga nanti kita akan terpisahkan oleh ruang dan waktu”

Semua pihak yang tidak sempat penulis sebut namanya satu per satu, terima kasih atas bantuannya semoga bantuan yang telah diberikan memperoleh balasan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa.

Akhirnya, semoga segala perhatian, dukungan, dan kerjasama dari Bapak, Ibu, Saudara(i), dapat menjadi amal ibadah di sisi-Nya dan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, Oktober 2019

Arniyanti

(9)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identivikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Cara Pemesahan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 3

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Media Gambar ... 6

(10)

xiii

B. Hasil Belajar ...10

C. Efektivitas Belajar ... 13

D. Sistem Reproduksi pada Manusia ... 14

E. Hiptesis Tindakan... 21

F. Evaluasi Tindakan ... 22

G. Refleksi ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 23

D. Fokus Penelitian ... 24

E. Prosedur Penelitian ... 24

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan ... 31

H. Indikator Kinerja ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman 1. Klasifikasi penilaian hasil belajar ... 32 2. Penggolongan kategori aktivitas siswa ... 33 3. Penggolongan respon (tingkat kepuasan belajar belajar) ... 33 4. Aktivitas siswa belajar IPA materi pokok sistem reprduksi pada manusia tanpa menggunakan media gambar (siklus I) siswa kelas IX.A UPT SPF

SMP Negeri 26 Bulukumba ... 34 5. Persentase prekuensi hasil belajar IPA materi pokok sistem reprduksi pada

manusia tanpa menggunakan media gambar siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba (siklus I) ... 35 6. Aktivitas siswa belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar (siklus II) siswa kelas IX.A UPT SPF SMP

Negeri 26 Bulukumba... 37 7. Prosentase prekuensi hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar siswa kelas IX.A UPT SPF SMP

Negeri 26 Bulukumba (siklus ke II) ... 38 8. Aktifitas siswa belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar multi fungsi (siklus III) siswa kelas IX.A

UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba ... 39 9. Prosentase frekuensi hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar multi fungsi siswa

kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba (siklus III) ... 40 10. Respon (tingkat kepuasan belajar) siswa belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar ... 41

(12)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Sistem reprduksi pria ... 15

2. Sistem reproduksi perempuan ... 16

3. Sel Sperma ... 17

4. Ovum di tuba fallopi ... 18

5. Siklus menstruasi ... 19

6. Proses implantasi dan perkembangan fetus ... 20

7. Tubuh penderita AIDS ... 21

(13)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar pengamatan (observasi) penilaian aktivitas siswa belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia... 50 2. Lembar penilain hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada Manusia ... 51 3. Lembar kuesioner (angket) tingkat kepuasan siswa belajar IPA materi

pokok sistem reproduksi pada manusia ... 55 4. Data hasil efektivitas siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26

Bulukumba belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia

tanpa menggunakan media gambar... 56 5. Data hasil tes belajar IPA siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26

Bulukumba materi pokok sistem reproduksi pada manusia tanpa

menggunakan media gambar (siklus I) ... 57

6. Data hasil efektivitas belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar biasa (siklus II)... 58

7. Data hasil belajar IPA siswa kelas IX.C SMP Negeri 26 Bulukumba materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar

biasa (Siklus II)... 59

8. Data hasil efektivitas belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar multi fungsi (siklus III) ... 60 9. Data hasil belajar IPA siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26

Bulukumba materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan

media gambar multi fungsi (Siklus III)... 61 10. Data hasil tanggapan tingkat kepuasan siswa belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar... 62 11. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ... 63 12. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 67

(14)

xvii 13. Daftar hadir siswa ... 69 14 . Surat keterangan penelitian ... 70

15. Riwayat Hidup ... 71 16 Dokumentasi kegiatan penelitian ... 72 17. Media gambar sistem reproduksi pada manusia ... 74

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat pesat era ini dan memberikan pengaruh positifpada bidang pendidikan. Bagi guru, teknologi akan mempermudah dalam penyampaian materi atau konsep dengan berbantuan media pembelajaran. Penggunaan media yang tepat akan memberikan pengalaman belajar yang tepat kepada peserta didik, sehingga mereka dapat membangun sendiri pengetahuannya tentang suatu konsep. Semakin konkret media yang digunakan, maka pengalaman yang diperoleh peserta didik akan semakin tinggi.

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah-laku, baik tntelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagain individu dan makhluk sosial. Di dalam mencapai tujuan tersebut, siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran. Lingkungan belajar mencakup tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Unsur-unsur tersebut dikenal dengan komponen-komponen pembelajaran.

Tujuan pembelajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajar (pada akhir pembelajaran). Bahan pembelajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu penegtahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Metodologi pembelajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pembelajaran sampai kepada mereka sehingga

(16)

2 siswa menguasai tujuan pembelajaran. Penilaian pembelajaran adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapainya tujuan pembelajaran.

Dalam metodologi pembelajaran, ada dua aspek yang paling menonjol, yakni metode pembelajaran dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Dengan demikian, kedudukan media ada dalam komponen metodologi sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajara.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dengan menggunakan metode ceramah, metode diskusi untuk meningkatkan pemahaman belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba belum dapat mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini dikarenakan kurangnya keaktifan serta motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu materi yang tersampaikan belum dapat dipahami siswa dengan baik sehingga menyebabkan hasil belajar siswa masih kurang.

Disadari sampai saat ini masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa di dalam mempelajari pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Salah satu kesulitan itu adalah kurangnya siswa memahami materi pokok sistem reproduksi pada manusia. Akibatnya terjadi banyak kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal baik soal-soal ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan umum, dan soal-soal ujian akhir sekolah yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia. Rendahnya persentasi pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, menjadi bahan pemikiran bagi penulis dalam merancang proses pembelajaran berikutnya. Sebagai suatu pelajaran baru, pada mulanya pembelajaran tanpa menggunakan media gambar yang hasilnya terdapat beberapa siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang dipersyaratkan (prestasi belajar rendah).

Berdasarkan uraian di atas, penulis berinisiatif menggunakan media gambar yang berhubungan dengan indikator pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam sebagai suatu cara baru yang dapat meningkatkan motivasi siswa belajar dan lebih cepat

(17)

3 menguasai dan memahaminya. Ngermanto (2002: 75) mengemukakan bahwa “ Visualisasi dalam bentuk gambar dapat mempermudah orang untuk dapat memahami suatu pengertian yang digambarkan oleh sebuah media lebih baik daripada dibicarakan melalui kata-kata”. Kiranya pendapat di atas cukup rasional karena suatu gambar akan lebih menjelaskan pengertian dan aplikasinya daripada defenisi atau penjelasan dengan kata-kata kepada orang yang belum pernah mengenalnya. Media gambar inilah yeng menjadi fokus perhatian dalam tulisan ini.

B. Identifikasi Masalah

Dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di dalam kelas khususya materi pokok sistem reproduksi pada manusia siswa kurang termotivasi untuk belajar, semangat belajat rendah, suasana belajar kurang menggairakan, takut mengemukakan pendapat, pertanyaan, ide, maupun saran, dan tidak mengerjakan tugas dengan baik, baik tugas yang dikerjakan di kelas, maupun yang ditugaskan di rumah.

Dengan adanya perilaku belajar yang muncul seperti di atas, penulis mencoba untuk membuat sedikit perubahan mengenai media pembelajaran dan ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media gambar guna mengatasi masalah tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan efektivitas proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba ?

2. Apakah dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem

(18)

4 reproduksi pada manusia siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba ?

D. Cara Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu metode pengajaran dengan menggunakan media gambar. Dengan sistem ini, diharapkan efektifitas dan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia meningkat.

E. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian dirumuskan seperti berikut :

1. Untuk mengetahui efektivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba dengan menggunakan media gambar sebagai alat bantu mengajar 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi

pokok sistem reproduksi pada manusia siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba dengan menggunakan media gambar sebagai alat bantu mengajar.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan umumnya dan secara teknis juga berguna bagi :

a. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan keintelektual sehingga peneliti ini bisa digunakan sebagai wahana untuk mengkaji secara ilmiah tentang bagaimana mengupayakan penggunaan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar.

(19)

5 b. Bagi sekolah, sebagai upaya proses pembelajaran di sekolah.

c. Bagi guru, hasil dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada guru agar lebih selektif dalam memilih media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

d. Bagi peserta didik, dapat menumbuhkan semangat kerjasama, kreatifitas yang tinggi, meningkatkan motivasi dan daya tarik peserta didik terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

(20)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Gambar

1. Pengertian Media gambar

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium atau medius yang secara harfiahnya berarti tengah, perantara atau pengantar.

Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Menurut Gerlach, media apabila dipahami secara garis besar adalah, manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Menurut AECT (Association of Education &

Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Kata media merupakan bentuk jamak dan kata medium. Medium dapat di definisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dan pengirim menuju penerima.

Menurut chitos yang dikutip dari buku daryanto mengatakan bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dan komunikator menuju komunikan.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar. Yang dimaksud dengan makna dan manfaat disini adalah media mempunyai arti tersendiri bagi guru yang menggunakannya sehingga dapat membantu peserta didik memproses pesan-pesan pendidikan atau bahan-bahan pembelajaran yang disampaikan. Berarti media membantu mempertinggi proses belajar yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang sangat diharapkan.

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan

(21)

7 pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia; realia; gambar bergerak atau tidak; tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar untuk memahami apa yang disampaaikan guru. Namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan. Pengajar adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima bentuk stimulus tersebut dalam bentuk pembelajaran.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar. Terdapat berbagai jenis media belajar (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/), diantaranya ; a) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, b) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya, c) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya, d) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya. Kreteria pertamanya adalah biaya.

Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu. Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media

(22)

8 konvensional. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif.

Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran, sipembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan yang harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka, estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.

Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya, schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sementara, Briggs(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurka pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengengkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi tehadap efektivitas

(23)

9 pembelajaran. Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya : (1). Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.

Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan : (a). objek terlalu besar; (b). objek terlalu kecil; (c). objek yang bergerak terlalu lambat; (d). objek yang bergerak terlalu cepat;

(e). objek yang terlalu komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu halus; (g). objek mangandung bajaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (2). Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; (3). Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (4). Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang bastrak.

Media gambar adalah sarana visual berupa gambar yang dibuat pada bahan kertas untuk ditampillan di dinding atau di papan sehingga siswa dapat menafsirkan, menyebutkan, menceritakan, dan mengikuti urutan kerja sesuai dengan pemahaman mereka (Linksman, 2004:34). Berdasarkan defenisi di atas, maka fungsi media dalam arti terbatas adalah sebagai alat bantu pengajaran. Fungsi media gambar menurut Hamalik (1989:66) adalah :

1. Menjelaskan pengertian yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

2. Memperkaya isi bacaan secara visual.

3. Memperbaiki pengertian-pengertian yang salah.

4. Membangkitkan minat untuk mempelajari sesuatu yang baru.

Media gambar mempunyai fungsi untuk memperjelas, mempermudah, dan membuat pesan kurikulum yang akan disampaikan kepada siswa sehingga motivasi belajar meningkat dan proses belajar menjadi efisien. Selain dengan fungsinya, media gambar tampaknya sangat sesuai untuk pengajaran biologi terutama di tingkat sekolah menengah sebagai pemula. Media gambar dibuat menarik berwarna sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media gambar berupa dimensi gambar yang akan

(24)

10 ditampilkan, kemudian diberikan keterangan seperlunya sesuai dengan indikator dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Dengan demikian siswa tertarik untuk belajar, memunculksn perasaan senang, memudahkan pembentukan pemahaman dan konsep tentang gambar untuk mencapai kompetensi.

2. Fungsi Media

Fungsi media menurut Levie & Lentz yaitu terdapat 4 fungsi sebagai berikut:

1). Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. 2). Fungsi Afektif, dapat dilihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika belajar (membaca) teks bergambar. 3).

Fungsi Kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4). Fungsi Kompensatoris, terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknnya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui kearah mana perubahan yang diperoleh peserta didik setelah peroses belajar mengajar berlangsung. Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Dengan berakhirnya suatu peroses belajar, maka peserta didik memperoleh basil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dan suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhinya penggal puncak proses belajar.

(25)

11 Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Perilaku meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan informasi kembali ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut peserta didik untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atauprosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Taksonomi Bloom dalam revisinya membagi ranah kognitif menjadi dua dimensi yaitu : dimensiproses kognitif dan dimensi pengetahuan.20 Pertama, untuk dimensi proses kognitifmeliputi:

1) Mengingat (C1)

Mengingat adalah mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang.

2) Memahami (C2)

Memahami adalah mengkonstruksikan makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambarkan oleh guru.

3) Mengaplikasikan (C3)

Mengaplikasikan adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu.

4) Menganalisis (C4)

Menganalisis adalah memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian- bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

5) Mengevaluasi (C5)

Mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar.

6) Mencipta (C6)

Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.

(26)

12 Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti hanya menggunakan tingkatan kognitif dari mengingat (C1) sampai mengevaluasi (C5) meliputi: mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5) berdasarkan analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam silabus untuk materi sistem reprodiksi manusia. Hasil belajar kognitif dapat di nilai dengan menggunakan instrument dalam bentuk test. Tes yang peneliti gunakan ialah tes objektif dalam bentuk tes pilihan ganda (multiple choice tes), menurut Suharsimi Arikunto, multiple choice tes terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dan beberapa kemungkinan jawaban yang telah di sediakan atau multiople choice tes terdiri atas bagian kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor) keterangan (stem) dan kemungkinan bagian jawaban atau alternative (options).

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar yang efektif dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.

Untuk menncapai hasil belajar peserta didik sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa factor yang mempengaruhi hasil belajar anatara lain:

faktor yang terdapat dalam diri peserta didik (factor intern), dan factor yang terdiri dan luar peserta didik (factor ekstern).

a. Faktor internal 1) Faktor fisiologi

Dalam hal ini. Factor fisiologi yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan panca indera meliputi : kesehatan badan dan panca indera.

(27)

13 2) Faktor psikologis

Ada banyak factor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran hasil belajar peserta didik, anatara lain adalah: 1) tingkat kecerdasan/intellegensi; 2) sikap peserta didik; 3) bakat peserta didik; 4) minat peserta didik; 5) motivasi peserta didik.

3) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan sosial

Lingkungan social sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan temanteman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar peserta didik.

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan social peserta didik adalah masyarakat dan tetangga juga temanteman sepermainan di sekitar perkampungan peserta didik tersebut. Lingkungan sosial yang Iebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orangtua dan keluarga peserta didik itu sendiri.

b) Faktor lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letakya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.

C. Efektivitas Belajar

Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Rivai dengan mengutip Exzioni (1964) menuliskan bahwa efektivitas adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.

Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai). Masih dari Rivai dengan mengutip Prokovenko (1987) dan Miskel (1992) dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat

(28)

14 penting kerena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai atau tingkat pencapaian tujuan.

D. Sistem Reproduksi Pada Manusia

Reproduksi merupakan proses terbentuknya individu baru. Reproduksi pada manusia tergolong reproduksi seksual dan organ reproduksi yang membentuk sistem reproduksi disebut organ genital atau genitalia. Organ genital terdiri dari organ reproduksi utama atau gonad ( ovarium pada wanita, testes pada pria) serta organ reproduksi tambahan atau aksesoris. Sel-sel yang terdapat di dalam gonad juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang mensekresi hormone-hormon reproduksi.

Manusia memiliki organ-organ khusus untuk melaksanakan proses reproduksi, adanya proses reproduksi ini memungkinkan manusia untuk mempertahankan kelangsungan generasinya. Organ reproduksi pria berbeda dengan organ reproduksi wanita. Perbedaan ini menunjukkan adanya perbedaan fungsi organ- organ tersebut. Organ reproduksi pria berfungsi untuk memproduksi sel sperma.

Sementara itu, organ reproduksi wanita berfungsi untuk memproduksi ovum (sel telur), selain itu juga sebagai tempat perkembangan embrio.

Sistem reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dan kelenjar reproduksi.

Organ reproduksi berupa testis dan saluran reproduksi. Sementara itu, kelenjar reproduksi berupa kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Testis terdapat dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Testis berjumlah sepasang dan letaknya menggantung di luar rongga perut. Sperma memiliki sifat sangat sensitif terhadap panas. Skrotum yang terletak diluar tubuh menyebabkan suhu di dalam skrotum 2-3 derajat Celsius lebih rendah dibandingkan suhu tubuh. Dengan posisi demikian, pembentukan sperma dapat berlangsung pada suhu yang sesuai. Selain itu, selama sperma berada dalam testis tidak mudah rusak atau mati karena pengaruh suhu tinggi.

(29)

15 Gambar 1. Sistem reproduksi pria

Di dalam testis terdapat ribuan saluran sangat kecil dan halus yang disebut tubulus seminiferus. Saluran ini berfungsi sebagai tempat pembentukan sperma. Pada saluran tersebut terdapat sperma yang sedang mengalami proses pematangan.

Sementara itu, organ reproduksi yang berupa saluran terdiri atas duktus epididimis, vas deferens, duktus ejakulatoris, dan uretra. Duktus epididimis terletak disekitar testis. Oleh karena itu, duktus epididimis jumlahnya sepasang. Saluran ini panjang dan berkelok-kelok yang berfungsi sebagai tempat pematangan dan penyimpanan sementara sperma. Sperma yang telah matang diangkut ke dalam kantong sperma (vesikula seminalis) oleh vas deferens. Setelah memasuki kantong sperma, sperma dalam kedua saluran vas deferens bergabung dan masuk dalam duktus ejakulatorius dan diteruskan hingga uretra. Saluran uretra memanjang hingga ke penis. Pada tempat pertemuan antara dua saluran vas deferens dan duktus ejakulatoris terdapat kelenjar prostat yang merupakan salah satu kelenjar reproduksi.

(30)

16 Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang bersifat alkalis sehingga dapat menetralkan keasaman sisa urine dalam uretra. Selain itu cairan ini dapat pula digunakan untuk menetralkan keasaman vagina pada saat melakukan koitus (hubungan seks atau kelamin). Selain kelenjar prostat, di dalam saluran reproduksi juga terdapat kelenjar cowper. Cairan yang dikeluarkan (disekresikan) oleh kelenjar- kelenjar ini membentuk cairan semen yang berfungsi mengantifkan dan memelihara sperma.campuran antara cairan semen dan sperma disebut semen.

Sistem reproduksi wanita selain berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin berupa ovum, organ reproduksi wanita juga berfungsi sebagai tempat perkembangan embrio yang terbentuk.

Gambar 2. Sistem reproduksi perempuan

Wanita memiliki organ reproduksi, yaitu ovarium sebagai penghasil ovum (sel telur). Ovum yang dihasilkan, memasuki saluran telur (oviduk atau tuba fallopi).

Saluran ini tidak menyatu den gan ovarium, tetapi membentuk corong terbuka dan

(31)

17 berjumbai-jumbai yang berfungsi menangkap ovum. Setelah tertangkap, ovum bergerak menuju rahim (uterus) dengan bantuan gerakan silia pada dinding oviduk.

Rahim (uterus) merupakan muara dari kedua oviduk. Uterus berotot tebal sehingga sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Bagian rahim yang menyempit pada dasar uterus disebut leher rahim(serviks). Bagian bawah serviks terdapat vagina yang merupakan tempat kelahiran bayi secara normal.

Pada dasarnya organ reproduksi baik pada pria maupun wanita berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin (gamet) diproduksi oleh organ-organ reproduksi. Proses pembentukan gamet dikenal dengan gametogenesis. Pembentukan sel kelamin pria (sperma) disebut spermatogenesis, sedangkan pembentukan sel kelamin wanita disebut oogenesis.

Gambar 3. Sel sperma

Pembentukan sel sperma berlangsung di dalam testis. Sel sperma merupakan perkembangan dari sel induk spermatozoa yang terdapat di dalam testis. Di dalam testis spermatogenesis terjadi di tubulus semineferus. Tubulus yang terdapat di dalam testis memiliki dinding berupa jaringan epithelium dan jaringan ikat. Pada jaringan epithelium terdapat sel induk spermatozoa dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada sperma. Sementara itu, pada jaringan ikat terdapat kelompok sel leydig yang berfungsi menghasilkan testosterone dan spermato-genesis.

(32)

18 Sperma yang dihasilkan pada proses ini berukuran sangat kecil dan jumlahnya sangat banyak. Secara umum, sel sperma terdiri atas kepala, bagian tengah, dan ekor.

Pada bagian kepala terdapat inti sel (nukelus) dan mengandung akrosom. Akrosom berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan dalam menembus lapisan pelindung sel telur. Pada bagian tengah terdapat mitokondria sebagai penghasil tenaga untukm pergerakan sperma. Ekor merupakan bagian yang terus bergerak hingga dapat mencapai ovum.

GAMBAR SISTEM REPRODUKSI PRIA

Gambar 4. Ovum di tuba fallopi

Pembentukan ovum (sel kelamin wanita) terjadi dalam ovarium. Proses pembentukan ovum berlangsung sangat lama. Sel pemula dari ovum terdapat pada masa fetus dan mengalami perkembangan seiring kedewasaan seseorang. Pada akhirnya ovum matang dan dikeluarkan (ovulasi) pada masa puberitas (remaja).

Ukuran ovum lebih besar disbanding sel sperma. Ovum memiliki cadangan makanan untuk embrio apabila terjadi pembuahan. Setiap ovulasi hanya menghasilkan satu sel telur.

Pada perempuan proses pembentukan ovum berlangsung dalam suatu siklus dengan jangka waktu tertentu. Apabila ovum yang dihasilkan tidak dibuahi oleh sperma, ovum menjadi rusak dan meluruh bersama dinding rahim, diikuti pendarahan

(33)

19 yang dikenal dengan peristiwa menstruasi. Apabila ovum dalam rahim dibuahi oleh sperma, terjadilah pembuahan (fertilisasi).

Gambar 5. Siklus menstruasi

Siklus mentruasi merupakan suatu siklus perubahan yang terjadi pada dinding uterus (endometrium) yang berhubungan dengan proses fertilisasi. Dinding uterus secara bertahap membentuk lapisan dalam baru yang kaya akan pembuluh darah, bila tidak terdapat ovum yang sudah dibuahi, lapisan baru ini akan luruh dan keluar dari tubuh melalui vagina. Proses inilah yang disebut mensruasi. Siklus menstruasi berlangsung kurang lebih 28 hari dan terjadi secara terus menerus dari masa pubertas (biasanya umur 11-15 tahun) hingga berakhir pada masa menopause (biasanya umur 45-50 tahun) yaitu ketika produksi ovum berhenti. Proses siklus menstruasi ini berlangsung sejalan dengan proses siklus ovarium yairtu proses pematangan ovum dalam folikel ovarium yang diikuti oleh ovulasi (dilepaskannya ovum ke tabung fallopi) dan pecahnya korpus luteum yang merupakan sisa folikel Graaf (korpus

(34)

20 luteum ini tidak pecah bila ada ovum yang telah dibuahi. Siklus mentruasi dan siklus ovarium dikontrol oleh beberapa hormon.

Pembuahan (fertilisasi) merupakan proses bertemunya sperma dan ovum dalam saluran reproduksi wanita. Pembuahan diawali dengan masuknya sperma ke dalam reproduksi wanita melalui peristiwa koitus (hubunganseks atau kelamin).

Melalui peristiwa koitus sperma dikeluarkan dari alat reproduksi laki-laki dan masuk ke dalam organ reproduksi wanita melalui vagina. Sperma yang masuk ke dalam vagina berenang menuju leher rahim, ke rahim, kemudian menuju saluran telur untuk membuahi ovum. Sperma yang dikeluarkan dan masuk ke dalam vagina jumlahnya sangat banyak. Akan tetapi, selama bergerak menuju saluran telur (oviduk) banyak sperma yang mati. Hal ini karena kondisi rahim yang bersifat asam sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan hidup sperma. Pada akhirnya, hanya satu sperma yang dapat membuahi ovum. Hasil pembuahan (peleburan sperma dan ovum) berupa zigot.

Apabila ovum yang dikeluarkan tidak dibuahi, segera mati dalam 24 jam.

Gambar 6. Proses implantasi dan perkembangan fetus

(35)

21 Zigot yang terbentuk bergerak menuju uterus. Selama melakukan pergerakan menuju uterus, zigot mengalami pembelahan secara mitosis membentuk kumpilan sel dan disebut embrio. Setelah sampai ke uterus, embrio tersebut menempel (implan) pada dinding rahim (endometrium) yang mengalami penebalan. Proses ini dikenal dengan implantasi. Pada tempat terjadinya penempelan embrio pada dinding rahim (implantasi) muncul pembuluh-pembuluh darah yang sangat banyak. Pembuluh- pembuluh darah tersebut merupakan tempat terjadinya pertukaran oksigen dan carbon dioksida serta sari-sari makanan antara ibu dan janin. Daerah inilah yang dikenal sebagai plasenta.

Penyakit maupun gangguan pada alat reproduksi manusia disebut pula penyakit kelamin. Penyakit ini dapat menyerang alat reproduksi, baik pada laki-laki maupun perempuan. Apabila penyakit ini dapat menyebar dan ditularkan melalui hubungan seksual, maka digolongkan dalam penyakit menular seksual (PMS).

Beberapa contoh penyakit menular seksual seperti kutil pada alat kelamin, kencing nanah, sifilis, dan AIDS.

Gambar 7. Tubuh penderita AIDS

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritik diatas maka hipotesis tindakan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

(36)

22 1. Menggunakan media gambar dapat meningkatkan efektifitas proses

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia.

2. Menggunakan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia.

F. Evaluasi Tindakan

Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini akan dievaluasi dari beberapa aspek seperti aktifitas siswa dan hasil belajar. Aktifitas siswa diambil sebanyak tiga kali pada saat berlangsungnya pembelajaran sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan lembar observasi (terlampir) dan untuk mengetahui prestasi hasil pembelajaran siswa dilakukan pada akhir tindakan dengan menggunakan teknik penilaian tertulis dalam bentuk pilihan ganda tentang sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia.

G. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian, guru akan dapat mengetahui evektivitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk memnentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

(37)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom action research (penelitian tindakan) yang dilakukan dikelas (Wardhani, 2007: 1.3) dalam setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (panning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas (classroom action research) dalam penelitian ini adalah penelitian yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini diadakan di kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba semester I tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu atau 8 kali pertemuan atau 16 jam pelajaran mulai tanggal 08 Juli sampai dengan 08 September 2019. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti jadwal pembelajaran yang telah ditetapkan di sekolah, yaitu 4 jam per minggu setiap hari senin dan kamis.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba tahun pelajaran 2019/2020, sebanyak 20 orang. dengan rincian siswa laki-laki 8 orang dan siswa perempuan 12 orang, dengan kondisi kemampuan siswa relatif sama. Sedangkan obyeknya adalah kompetensi dasar Mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia yang meliputi aspek pemahaman (kognetif) dan aktifitas pembelajaran siswa.

(38)

24 D. Fokus Penelitian

Secara umum fokus penelitian ini adalah efektifitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan menggunakan media gambar.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Tahapan penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui prosedur dengan siklus sebagai berikut : 1) Tahap pertama siklus I pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia tanpa menggunakan media gambar, 2) Tahap kedua siklus II, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar biasa, 3) Tahap ketiga siklus II pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia menggunakan media gambar multi fungsi. Setiap siklus dilaksanakan sesuai yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi sistem reproduksi pada manusia dan mengoptimalkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

Dengan berpedoman pada evaluasi di atas, maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan dalam uraian sebagai berikut :

1. Rancangan Siklus I a. Perencanaan

Adapun langkah-langkah kegiatan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a) Menyiapkan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah dirtentukan.

(39)

25 b) Menyiapkan rancangan pembelajaran dengan kompetensi dasar

mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia.

c) Menyiapkan instrumen observasi/evaluasi yang berupa asesmen tentang materi pokok sistem reproduksi pada manusia.

b. Pelaksanaan tindakan (action).

Pelaksanaan tindakan meliputi langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a) Guru memberika motivasi dengan pertanyaan apakah yang terjadi jika manusia tidak memiliki organ reproduksi ?

b) Guru menginformasikan pada siswa indikator yang akan dicapai melalui pembelajaran ini.

2. Inti

Melaksanakan program pembelajaran tanpa menggunakan media gambar, yang secara operasional langkah-langkah kegiatan pelaksanaannya adalah:

a) Guru menyajikan informasi tentang pokok-pokok materi alat-alat reproduksi pada manusia dengan membagikan lembar kegiatan siswa dan menjelaskan langkah kerja yang harus dilakukan.

b) Guru membagi siswa dalam kelompok menjadi 4 kelompok yaitu kelompok A,B,C, dan D.

c) Guru membagikan LKS dan mengingatkan kepada siswa agar duduk dalam tatanan yang teraatur dan tertib.

d) Guru mengingatkan agar setiap kelompook mengerjakan lembar kegiatan siswa dan meminta penjelasan dari anggota kelompoknya untuk melaksanakan dan membuat laporan.

e) Tiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatannya dan guru membimbing menemukan konsep.

(40)

26 f) Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang memiliki

kemampuan lebih dari kelompok lainnya.

g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.

3. Penutup

Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta siswa merangkum pelajaran yang baru dibahasnya.

c. Observasi/Evaluasi.

Adapun langkah observasi adalah mengevaluasi hasil pembelajaran di akhir siklus dengan lembar observasi (asesmen), dan teknik penilaian tertulis dengan instrument penilaian.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir siklus I. sebagai acuan dalam refleksi ini adalah hasil observasi/evaluasi kepada siswa terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I. Refleksi ini dipakai sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

2. Rancangan Siklus II a. Perencanaan.

Adapun langkah-langkah kegiatan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a) Menyosialisasikan penggunaaan media gambar kepada siswa tentang petunjuk atau bahan penyerta media gambar yang telah disediakan.

(41)

27 b) Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media gambar

sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.

c) Menetapkan media gambar (gambar sistem reproduksi peria, sistem reproduksi perempuan, gambar sel sperma, gambar ovum di tubuh fallopi, gambar siklus menstruasi, gambar proses implantasi dan perkembangan fetus, dan gambar tubuh penderita AIDS). yang akan digunakan secara individu atau kelompok.

d) Menyiapkan rancangan pembelajaran dengan kompetensi dasar mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia.

e) Menyiapkan instrumen observasi/evaluasi yang berupa asesmen tentang materi pokok sistem reproduksi pada manusia.

b. Pelaksanaan tindakan (action).

Pelaksanaan tindakan meliputi langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a) Guru memberika motivasi dengan pertanyaan terdiri dari apakah organ sistem reproduksi ?

b) Guru memberikan pengetahuan prasyarat dengan pertanyaan siswa telah memahami perkembangan generatif ( seksual )

2. Inti

Melaksanakan program pembelajaran dengan menggunakan media gambar, yang secara operasional langkah-langkah kegiatan pelaksanaannya adalah:

a) Pada awal pertemuan guru memberikan informasi tentang strategi pembelajaran yang akan diterapkan, yaitu penggunaan media gambar dalam pembelajaran sistem reproduksi pada manusia.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk pembelajaran sistem reproduksi manusia.

(42)

28 c) Guru menjelaskan teori sistem reproduksi denga cara mejelaskan media

gambar dipajang di papan tulis (gambar sistem reproduksi peria, sistem reproduksi perempuan, gambar sel sperma, gambar ovum di tubuh fallopi, gambar siklus menstruasi, gambar proses implantasi dan perkembangan fetus, dan gambar tubuh penderita AIDS). agar siswa termotivasi untuk mengamatinya secara teliti dan bermakna baginya.

d) Siswa ditugaskan untuk mengamati gambar-gambar sistem reproduksi yang dipajang di papan tulis untuk memudahkan siswa melihat dengan jelas gambar dan dapat membaca keterangannya dengan jelas, kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengamati media gambar yang dipajang di papan tulis.

e) Guru mengecek pemahaman siswa tentang pemahaman materi sistem reproduksi pada manusia dengan penggunaan media gambar yang dipajang di papan tulis dan memberikan umpan balik serta tanya jawab.

f) Guru memberikan kesempatan kembali kepada siswa untuk melakukan pengamatan gambar-gambar organ penyusun sistem reproduksi pada manusia yang dipajang di papan tulis.

3. Penutup

Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan materi dan pengarahan hasil yang diperoleh pada pertemuan ini.

c. Observasi/Evaluasi.

Adapun langkah observasi adalah mengevaluasi hasil pembelajaran di akhir siklus dengan lembar observasi (asesmen).

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir siklus II. sebagai acuan dalam refleksi ini adalah hasil observasi/evaluasi kepada siswa terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II. Refleksi ini dipakai sebagai

(43)

29 dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus III.

3. Rancangan Siklus III a. Perencanaan

Adapun langkah-langkah kegiatan dalam perencanaan siklus II ini adalah sebagai berikut:

a) Merencanakan program tindakan yang akan diambil (dilakukan) dalam proses pembelajaran materi pokok sistem reproduksi pada manusia.

b) Mengembangkan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar (PBM).

c) Menyiapkan rancangan pembelajaran sistem dalam kehidupan manusia, dengan kompetensi dasar mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia.

d) Menyiapkan media gambar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok sistem reproduksi pada manusia. (gambar sistem reproduksi peria, sistem reproduksi perempuan, gambar sel sperma, gambar ovum di tubuh fallopi, gambar siklus menstruasi, gambar proses implantasi dan perkembangan fetus, dan gambar tubuh penderita AIDS).

e) Media gambar sebagai pedoman pembelajaran dipajang di papan tulis dan di dinding (gambar sistem reproduksi peria, sistem reproduksi perempuan, gambar sel sperma, gambar ovum di tubuh fallopi, gambar siklus menstruasi, gambar proses implantasi dan perkembangan fetus, dan gambar tubuh penderita AIDS).

f) Menyiapkan instrumen observasi/evaluasi yang berupa asesmen tentang materi pokok sistem reproduksi manusia dan aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan tindakan (action).

Prosedur pelaksanaan tindakan siklus III sama seperti pada rancangan siklus II, yang mencakup langkah-langkah kegiatan pembelajaran, namun tindakan yang

(44)

30 diberikan adalah perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang diberikan pada tindakan sebelumnya dan mempertahankan tindakan-tindakan yang sudah baik.

Tindakan perbaikan yang dipandang relevan untuk diterapkan adalah melaksanakan alternative tindakan pembelajaran yang mengacuh pada langkah- langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

a) Dalam penjelasannya guru, agar selalu memberikan pemahaman materi pelajaran yang sesuai dengan indikator dan kompetensi dasar yang telah ditentukan berkaitan dengan media gambar yang dipajang di papan tulis dan di dinding.

b) Setiap siswa diberikan lebih banyak kesempatan untuk melakukan pengamatan pada media gambar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok sistem reproduksi pada manusia yang di pajang di papan tulis dan di dinding. (gambar sistem reproduksi peria, sistem reproduksi perempuan, gambar sel sperma, gambar ovum di tubuh fallopi, gambar siklus menstruasi, gambar proses implantasi dan perkembangan fetus, dan gambar tubuh penderita AIDS).

c) Siswa dipacu untuk berani mengungkapkan pendapatnya pada saat mengamati media gambar (gambar sistem reproduksi peria, sistem reproduksi perempuan, gambar sel sperma, gambar ovum di tubuh fallopi, gambar siklus menstruasi, gambar proses implantasi dan perkembangan fetus, dan gambar tubuh penderita AIDS).

d) Siswa dipacu untuk mempelajari di rumah terlebih dahulu materi yang akan di ajarkan.

c. Observasi/Evaluasi.

Melakukan pengamatan pada waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan alat ukur berupa lembar pengamatan dan evaluasi (rubrik penilaian) dan mengola data hasil pegamatan dalam pembelajaran di kelas.

d. Refleksi

(45)

31 Sedangkan refleksi yang dilakukan pada akhir siklus II dipakai sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus III. Refleksi pada akhir siklus III dipakai untuk merumuskan rekomendasi penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut ; a) tes pada setiap akhir tindakan, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari setelah pemberian tindakan. Tes yang diberikan adalah teknik penilaian tertulis dalam bentuk pilihan ganda, karena peneliti ingin mengetahui proses jawaban siswa secara rinci, b) Observasi ; Observasi dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa selama kegiatan penelitian, sebagai upaya untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan untuk mengetahui sejauh mana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang dikehendaki oleh peneliti. Observasi ini dilakukan oleh peneliti selama pelaksanaan tindakan dalam dua siklus.

F. Tehnik Analisa Data dan Kreteria Keberhasilan

Data aspek pemahaman siswa dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan nilai rata-rata, ketuntasan individual (KI) , dan ketuntasan klasikal (KK), dengan indikator keberhasilan nilai rata-rata mencapai lebih dari atau sama dengan 75 (KKM IPA kelas IX UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba) dan ketuntasan klasikal lebih dari atau sama dengan 85%. Data penelitian tersebut, selanjutnya akan dianalisis dengan teknik deskriptif dengan menghitung rerata prosentase untuk menguji kebenaran hipotesis. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

(46)

32 n

P = x 100 % N

(Sumber: M. Ali : 1989) Keterangan:

P = Persentase n = Frekuensi data

N = Jumlah sampel penelitian

Kriteria penggolongan aktivitas belajar dengan menghitung rerata prosentase.

Berikut ini Tabel Indikator penilaian:

a. Untuk prestasi belajar siswa menggunakan klasifikasi penilaian nilai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Klasifikasi nilai dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Klasifikasi penilaian hasil belajar Nilai Klasifikasi Keterangan 86 – 100 BAIK SEKALI A 71 – 85 BAIK B 56 – 70 CUKUP C 41 – 55 KURANG D < 40 SANGAT KURANG E Sumber. Rapor KTSP, 2006

(47)

33 b. Untuk penggolongan katagori aktivitas siswa dalam belajar digambarkan

dalam skala penilaian pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Penggolongan kategori aktivitas siswa

Apek Efektivitas Siswa Kriteria

Aktivitas siswa dalam belajar

86 - 100%

71 – 85%

56 – 70%

41 – 55%

< 40

Sangat Aktif Aktif

Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

c. Data tentang respon siswa terhadap proses belajar menggunakan media gambar, digambarkan dalam skala penilaian pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Penggolongan respon(Tingkat Kepuasan Belajar) siswa Aspek

Tingkat Kepuasaan

Belajar Siswa Kriteria Respon siswa

terhadap proses Belajar biologi materi pokok sistem reproduksi pada manusia

86 - 100%

71 – 85%

56 – 70%

41 – 55%

< 40

Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas

G. Indikator Kinerja

Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan ini adalah bilamana hasil belajar siswa dalam memahami materi sistem reproduksi pada manusia mencapai kategori baik, tingkat ketuntasan 85 % secara klasikal dan individual ketuntasan 75%, dan aktifitas siswa mengikuti proses pembelajaran minimal kategori senang dan aktif, serta respons atau tingkat kepuasan siswa minimal tergolong kateori puas.

(48)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1.Siklus I Tanpa Menggunakan Media gambar

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini, maka hasil yang ingin dicapai pada siklus I adalah mengenai efektivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi pada manusia.

Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa yang diamati dengan menggunakan lembar observasi , diperoleh hasil bahwa aktivitas belajar siswa 42%, seperti terlihat pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4. Aktivitas siswa belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia tanpa menggunakan media gambar siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba (siklus I).

Aspek Penelitian Keaktifan Siswa Tindakan Aktivitas siswa dalam

belajar IPA materi Sistim reproduksi pada Manusia

42 % Perlu ditingkatkan dengan berbagai tindakan-tindakan pembelajaran IPA.

Sumber: data 2019

Berdasarkan tabel 4 di atas, aktivitas belajar siswa diperoleh hasil bahwa keaktifan siswa dalam proses belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia tanpa menggunakan media gambar 42 %. Sesuai dengan kriteria penggolongan yang telah ditetapkan, maka aktivitas belajar siswa pada siklus I tergolong kurang aktif. Dari indikator aktivitas belajar siswa yang diamati, terlihat bahwa perhatian siswa terhadap materi yang disajikan oleh guru tidak terpusat sehingga siswa tidak dapat memahami apa yang dijelaskan atau disampaikan oleh

(49)

35 guru, antusias siswa mengikuti pembelajaran, terutama pada saat guru menjelaskan materi, siswa dengan seksama kurang memperhatikan penjelasan guru, tidak terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Begitu pula pada saat penugasan siswa dan pemberian umpan balik oleh guru tidak terjadi interaksi/diskusi antar siswa dengan guru dan antar siswa. untuk aktivitas diskusi terutama pada saat umpan balik oleh guru belum ada siswa yang berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.

Begitu pula pada saat menyimpulkan materi belum ada siswa yang berani menyampaikan pendapatnya. Dengan demikian aktivitas siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok sistem reproduksi belum memenuhi harapan sehingga perlu ditingkatkan.

b.Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dapat diketahui dari tes hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia dengan pengumpulan datanya menggunakan teknik penilaian tes tertulis dengan bentuk instrmen penilaian pilihan ganda seperti pada lamiran 2. Gambaran persentasi frekuensi hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia yang diperoleh siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba pada siklus I tanpa memggunakan media gambar dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Persentase frekuensi hasil belajar IPA materi pokok sistem Reproduksi pada manusia tanpa menggunakan media gambar siswa kelas IX.A UPT SPF SMP Negeri 26 Bulukumba (siklus I)

No. Interval Nilai Frekuensi Persen (%) Klasifikasi

1 86-100 0 00,00 Baik sekali

2 71-85 5 25,00 Baik

3 56-70 6 30,00 Cukup

4 41-55 4 20,00 Kurang

5 < 40 5 25,00 Kurang sekali

Jumlah 20 100

Sumber: data 2019

(50)

36 Berdasarkan tabel 5 di atas hasil belajar IPA materi pokok sistem reproduksi pada manusia diperoleh siswa kelas IX.A, nampak bahwa dari 20 siswa ternyata tidak ada seorang siswa yang memiliki klasifikasi baik sekali (0%), klasifikasi baik sebanyak 5 orang (25,00%), klasifikasi cukup sebanyak 6 orang (30,00%), klasifikasi kurang sebanyak 4 orang (20,00%), klasifikasi kurang sekali sebanyak 5 orang (25,00%). Jadi, hasil belajar siswa pada siklus I Prosentase yang memperoleh nilai Baik ke atas sebanyak 25% (5 orang) sedangkan yang mendapatkan nilai Cukup ke bawah sebesar 75% (15 orang). Dengan demikian hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan karena yang memperoleh nilai Baik ke atas lebih kecil daripada yang mem[roleh nilai Cukup ke bawah. Sesuai dengan kriteria penggolongan yang telah ditetapkan, maka hasil belajar siswa pada siklus I tergolong kurang. Hal ini disebabkan siswa sebagaian besar belum memahami atau mengerti materi yang dijelaskan oleh guru sehingga kesulitan dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Disamping belum adanya pemanfaatan media gambar yang digunakan oleh guru pada saat memberikan penjelasan teori sistem reproduksi pada manusia.

2. Siklus II Pembelajaran Menggunakan Media Gambar

Model pembelajaran yang diterapkan pada siklus II, pembelajaran sistem reproduksi dengan menggunakan media gambar, yang mencakup gambar sistem reproduksi pada manusia yang dipajang di papan tulis dan menjelaskan gambar- gambar sistem reproduksi di papan tulis, kemudian melakukan pembelajaran dengan menggunakan materi pelajaran yang sesuai dengan indikator dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Kegiatan belajar dilaksanakan melalui penjelasan guru secara teoritis dengan menggunakan gambar sistim reproduksi pada manusia yang dipajang di papan tulis sesuai dengan indikator yang dipelajari.

a.Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa yang diamati dengan menggunakan lembar observasi , diperoleh hasil bahwa aktivitas belajar siswa 70%, seperti terlihat pada tabel 6 sebagai berikut :

Gambar

Gambar 2. Sistem reproduksi perempuan
Gambar 3. Sel sperma
GAMBAR SISTEM REPRODUKSI PRIA
Gambar 5. Siklus menstruasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan sikap demokratis dan prestasi belajar PKn melalui metode Simulasi di

Skripsi ini berisi deskripsi Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD N 1 Tambaksari Materi Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R yang membahas masalah sesuai

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) merupakan tindak pidana atau perkara pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 13, Pasal 14,

Gambar 9 memberikan informasi tentang periode mulai mencari pekerjaan untuk alumni Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Gambar 9 memberikan informasi tentang periode mulai mencari pekerjaan untuk alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas berkat dan pendampingan- Nya selama Penulis mengerjakan laporan berjudul “EVALUASI UNTUK PENINGKATAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel – variabel tekstur yang penting dalam roti tawar dan membandingkan tiga merk roti tawar (Wonder, Swiss dan

Bermacam-macam obat topikal dapat digunakan untuk pengboatan selulitis. Obat topical anti mikrobial hendaknya yang tidak dipakai secara sistemik agar kelak tidak terjadi resistensi