• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.2. Pengertian Kredit

2.2.2.4. Siklus Perkreditan

2.2.2.4. Siklus Perkreditan

Menurut Dendawijaya ( 2005 : 74 ), siklus perkreditan yang dimulai sejak permohonan kredit hingga akhirnya disetujui, dicairkan, diawasi, dan pelunasan kredit, akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Permohonan kredit

Permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah kepada bank, umumnya dilakukan dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut :

a. Surat permohonan resmi.

b. Akte pendirian perusahaan yang merupakan lembaga yang secara resmi memohonkan kredit, sekaligus menjelaskan siapa yang berwenang meminta kredit dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penerimaan kredit, termasuk kewajiban nasabah kredit seperti melunasi utang (angsuran) beserta bunganya dalam jangka waktu yang telah disepakati.

c. Penjelasan atau uraian singkat tentang rencana proyek atau bisnis yang akan dilaksanakan oleh calon nasabah.

d. Untuk proyek yang cukup besar dan membutuhkan jumlah kredit yang besar, dilengkapi dengan suatu laporan kelayakan proyek (feasibility study) yang disusun oleh suatu lembaga konsultan yang ditunjuk oleh calon nasabah.

26

f. Informasi-informasi lain yang biasanya selalu diminati oleh bank seperti :

1) Nomor pokok wajib pokok (NPWP), 2) Keterangan domosili dari perusahaan,

3) Izin-izin yang telah diperoleh dalam rangka pembangunan proyek maupun bisnis yang telah berjalan,

4) Rekening perusahaan pada beberapa bank. 2. Analisis kredit

Secara umum, analisis kredit dilakukan berdasarkan dua metode, yaitu : a. Metode penilaian “6C” yang meliputi character, capital, capacity,

condition of economy, collateral, constrain.

b. Metode penilaian “6A” yang meliputi aspek yuridis (hukum), pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan, dan social ekonomis. 3. Persetujuan kredit

Analisis kredit yang dibuat oleh account officer atau wirakredit diperikasa (review) dahulu oleh atasannya, kepala bagian kredit, sebelum disampaikan ke direksi bank. Nama dari laporan analisis kredit bermacam-macam, tergantung pada system dan prosedur yang dimiliki bank, antara lain sebagai berikut :

a. Laporan analisis kredit.

b. Laporan analisis permohonan kredit. c. Laporan rekomendasi kredit.

27 d. Appraisal study.

e. Laporan studi kelayakan proyek.

Atas dasar laporan analisis kredit di atas, pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan oleh lembaga yang mungkin berbeda-beda, tergantung pada sistem dan prosedur yang berlaku pada masing-masing bank. 4. Perjanjian kredit

Perjanjian kredit (akad kredit) dipersiapkan oleh seorang notaris publik yang ditunjuk bank atau dipilih oleh calon nasabah. Bank mengirimkan ahli hukumnya untuk mendampingi wirakredit dalam membahas berbagai ketentuan yang harus dimuat dalam perjanjian kredit. Secara umum, isi perjanjian kredit yang dibuat oleh notaris publik berdasarkan masukan dari pihak bank adalah sebagai berikut :

a. Pihak pemberi kredit (bank yang bersangkutan). b. Pihak penerima kredit (perusahaan nasabah).

c. Tujuan pemberian kredit, dalam hal ini tergantung pada jenis proyek atau bisnis yang akan dibangun, diperluas, direhabilitasi, ditambah modal kerja, dan lain-lain.

d. Besarnya biaya proyek, termasuk investasi tetap, kebutuhan modal kerja, biaya pendahuluan, dan sebagainya.

e. Besarnya kredit yang akan diberikan bank. f. Tingkat bunga kredit.

28

g. Biaya-biaya lain yang harus dibayar nasabah kredit, seperti appraisal fee, commitment fee, supervision fee, provisi kredit, dan lain-lain.

h. Jangka waktu pengembalian kredit (angsuran kredit).

i. Jadwal pembayaran angsuran kredit dan pembayaran bunga kredit yang dinyatakan secara terperinci pada pasal tertentu dalam perjanjian kredit yang dituangkan dalam lampiran perjanjian kredit. j. Jaminan kredit, yang meliputi jenis jaminan, pemiliknya, jumlah

dan nilainya, sertra cara pengikatannya secara hukum yang dinyatakan secara terperinci dalam pasal tertentu pada perjanjian kredit dan dituangkan pada lampiran perjanjian kredit.

k. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum kredit dicairkan.

l. Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan atau dipenuhi oleh nasabah kredit selama kredit belum dilunasi.

m. Hak-hak yang dimiliki bank selama kredit belum dilunasi, misalnya memeriksa secara fisik keadaan proyek yang dibiayai bank, memeriksa buku-buku dan laporan keuangan nasabah, dan lain-lain. 5. Pencairan kredit

Pencairan kredit diminta debitur kredit hanya dapat dilakukan bank setelah debitur yang bersangkutan memenuhi berbagai persyaratan seperti dituangkan dalam perjanjian kredit yang ditandatangani kedua pihak (bank dan debitur) serta dicatat di hadapan notaris publik.

29

Persyaratan untuk pencairan kredit tersebut umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Perjanjian kredit sudah ditandatangani.

b. Penarikan kredit sudah sesuai dengan kebutuhan proyek, misalnya untuk membayar kontraktor yang membangun pabrik.

c. Penarikan kredit sudah sesuai dengan jadwal pembangunan proyek. d. Permohonan pencairan kredit didukung oleh dokumen-dokumen

yang sesuai dengan kebutuhan pencairan kredit.

e. Besarnya kredit harus sesuai dengan perbandingan/rasio yang disepakati antara dana yang bersumber dari nasabah/debitur dan pembiayaan dari bank (loan atau debt).

6. Pengawasan kredit

Pengawasan (monitoring) kredit meliputi berbagai aspek atau kegiatan, yakni sebagai berikut :

a. Adanya administrasi kredit yang memadai dan menggunakan cara-cara mutakir, seperti penggunaan komputer on line system, dan sebagainya.

b. Keharusan bagi nasabah kredit untuk menyampaikan laporan secara berkala atas jenis-jenis laporan yang telah disepakati dan dituangkandalam perjanjian kredit.

c. Keharusan bagi wirakredit (account officer) untuk melakukan kunjungan ke perusahaan ataupun proyek yang dibiayai bank, baik

30

selama berlangsungnya pembangunan proyek maupun setelah proyek tersebut berjalan sebagai suatu usaha bisnis.

d. Adanya konsultasi yang terstruktur antara pihak bank dengan debitur, terutama jika debitur mulai mengalami kesulitan dalam bisnisnya atau telah menunjukkan tanda-tanda kemungkinan terjadinya kemacetan.

e. Adanya suatu “sistem peringatan” pada administrasi bank (umumnya dikelola oleh wirakredit yang menangani nasabah yang bersangkutan).

7. a. Perlunasan kredit

Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatannya yang dimuat dalam perjanjian kredit. Nasabah dapat membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit/pinjaman bank akhirnya dinyatakan lunas.

b. Tambahan kredit

Bagi nasabah yang berhasil dalam menjalankan usaha atau proyeknya, nasabah tersebut akan datang kembali ke bank untuk membicarakan kemungkinan memperoleh penambahan kredit bagi perluasan usaha atau proyeknya.

31 c. Kredit bermasalah

Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit.

8. Penyelamatan kredit bermasalah

Dalam usaha mengatasi timbulnya kredit bermasalah pihak bank dapat melakukan beberapa tindakan penyelamatan sebagai berikut :

a. Rescheduling

Rescheduling merupakan upaya pertama dari pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya kepada debitur. Cara ini dilakukan jika ternyata pihak debitur tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam hal pembayaran kembali angsuran pokok maupun bunga kredit.

b. Reconditioning

Reconditioning merupakan usaha pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya dengan cara mengubah sebagian atau seluruh kondisi yang semula disepakati bersama pihak debitur dan dituangkan dalam perjanjian kredit.

32 c. Restructuring

Restructuring atau restrukturisasi adalah usaha penyelamatan kredit yang terpaksa harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Pembiayaan suatu proyek atau bisnis tidak seluruhnya berasal dari modal sendiri, tetapi sebagian besar dibiaya dengan kredit yang diperoleh dari bank.

d. Kombinasi 3-R

Dalam rangka penyelamatan kredit yang bermasalah, bila dianggap perlu bank dapat melakukan berbagai kombinasi dari tindakan rescheduling, reconditioning, dan restructuring.

e. Eksekusi

Eksekusi yang dilakukan bank melalui berbagai cara, antara lain : 1) Menyerahkan kewajiban kepada BUPN (Badan Urusan Piutang

Negara),

2) Menyerahkan perkara ke pengadilan negeri (perkara perdata).

Dokumen terkait