• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

1. Siklus Pertama

Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Oktober 2007 pada jam pertama sampai dengan jam kedua. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif ini bertepatan dengan hari puasa, sehingga setiap jam pembelajaran dikurangi 5 menit. Jumlah waktu bersih yang digunakan untuk pembelajaran dengan demikian hanya 2 x 40 menit (pukul 07.00 – 08.20). Materi pembelajaran ini adalah perilaku produsen. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra yaitu Ibu Dra. R. Tuti Ratnaningsih. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XC semester I pada tahun ajaran 2007-2008. Jumlah siswa pada kelas XC adalah 34 siswa. Keseluruhan siswa hadir pada pembelajaran kooperatif siklus pertama. Adapun metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah tipe

jigsaw. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode pada siklus pertama:

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus pertama adalah sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru membentuk kelompok kooperatif. Kelompok kooperatif ini terdiri atas kelompok asal dan kelompok para ahli. Kelompok asal dibentuk dengan cara siswa berhitung secara berurutan dari angka 1 sampai dengan 6 dimulai dari siswa yang duduk pada kursi paling belakang sampai dengan siswa yang duduk pada kursi paling depan. Setelah acara berhitung selesai, masing-masing siswa berkumpul sesuai dengan angka yang sama dalam satu kelompok. Siswa yang mendapat angka 1 berkumpul dengan siswa lain yang mendapat angka 1. Demikian seterusnya sampai dengan siswa yang mendapat angka 6. Kelompok ini selanjutnya disebut kelompok asal. Selanjutnya dalam kelompok asal, masing-masing anggota kelompok menomori dirinya dengan nomor kepala 1-6. Kemudian siswa yang mempunyai nomor kepala yang sama dengan anggota kelompok asal lain, berkumpul dan membentuk kelompok. Siswa yang mempunyai nomor kepala 1 berkumpul dengan siswa yang mempunyai nomor kepala 1 anggota kelompok asal lainnya. Demikian seterusnya sampai dengan siswa yang mempunyai nomor kepala 6. Kelompok ini selanjutnya diberi nama kelompok ahli 1, kelompok ahli 2 sampai dengan kelompok ahli 6.

2) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), materi, lembar kerja siswa (LKS), kuis, dan lembar jawab.

a. Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)

RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, serta evaluasi. Semua dibuat secara rinci dan sistematis (lampiran 1a, hal: 147)

b. Materi

Materi ajar pada siklus pertama adalah perilaku produsen. Peneliti dan guru mitra membuat handout. Handout berisi tentang materi perilaku produsen dan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada siswa untuk dijawab dan dibahas dalam diskusi. Handout ini selanjutnya diberikan kepada siswa setelah pembagian kelompok selesai (lampiran 2a, hal: 161)

c. Kuis dan lembar jawab

Soal kuis pada siklus pertama terdiri dari 3 pertanyaan dalam bentuk

essay. Soal-soal kuis disusun oleh peneliti dengan persetujuan guru mitra. Dalam lembar kuis disediakan kolom jawaban yang diharapkan memudahkan siswa menjawab soal-soal kuis (lampiran 3a, hal: 168)

3). Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data penelitian ini meliputi:

(a) Lembar observasi kegiatan guru di kelas. Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain: penjelasan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pengorganisasian sub pokok bahasan dari yang bersifat umum ke khusus, interaksi guru dengan siswa, keterlibatan dalam pembelajaran kelompok, dan pengelolaan kelas (lampiran 4, hal: 171).

(b) Lembar observasi pengamatan kelas. Cakupan isi lembar pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, sumber belajar, kelengkapan atribut kelas, dan kedisiplinan (lampiran 5, hal: 179). (c) Lembar penilaian proses belajar (diskusi) kelompok. Cakupan isi

lembar penilaian proses (diskusi) kelompok antara lain: konsentrasi, keaktifan (mendengar orang lain, menyatakan pendapat), pembagian tugas, menghargai saran dan pendapat teman (lampiran 6, hal: 187). (d) Lembar observasi pengamatan terhadap siswa. Cakupan isi lembar

obesrvasi keterlibatan siswa antara lain: bertanya, menyatakan definisi, memberikan tanggapan jawaban, menarik kesimpulan dan menemukan konsep (lampiran 7, hal: 191 ).

b. Tindakan

Pada tahap tindakan, peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah- langkah tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian sekilas materi

Sebelum materi pelajaran mengenai perilaku produsen diberikan, guru memberikan pengantar. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantar siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada hari itu. Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar materi perilaku produsen kepada siswa ± 5 menit. Suasana kelas cukup kondusif. Hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru.

2) Pembagian kelompok

Sebelum pembagian kelompok, guru menjelaskan secara teknis mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan dilakukan selama jam pelajaran berlangsung. Situasi di kelas cukup kondusif. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Selanjutnya guru membagi kelompok menjadi enam kelompok dengan cara siswa menghitung angka satu sampai dengan enam dari tempat duduk masing-masing. Masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang. Kemudian masing-masing orang dalam kelompok menomori dirinya sendiri sebagai orang pertama, orang kedua sampai dengan orang keenam. Kelompok yang terbentuk heterogen, karena setiap minggu denah tempat duduk selalu berganti agar antara siswa satu sama lain lebih saling mengenal. Mengingat waktu yang terbatas dan materi yang cukup panjang dan mudah pada siklus pertama ini, maka hanya dibentuk kelompok ahli saja. Hal ini tidak sejalan dengan apa

yang direncanakan. Ada perbedaan antara perencanaan dengan tindakan. Dalam perencanaan dirumuskan bahwa ada pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli. Namun pada tahap tindakan ini hanya dibentuk kelompok ahli saja.

3) Diskusi

Setelah pembagian kelompok ahli selesai, selanjutnya guru memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membaca materi dari buku paket. Materi dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama materi berisi pokok bahasan arti dan tujuan produksi. Bagian kedua materi berisi pokok bahasan bidang dan tahap produksi. Kelompok siswa dengan nomor kepala 1, 2, dan 3 diberi kesempatan untuk membaca bagian pertama materi sedangkan kelompok siswa dengan nomor kepala 4, 5, dan 6 membaca bagian kedua materi. Selanjutnya guru menulis di papan tulis mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada siswa dengan nomor kepala 1, 2, 3 dan siswa dengan nomor kepala 4, 5, 6 untuk didiskusikan di dalam kelompok ahli. Setelah siswa selesai membaca, kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal yang tertulis di papan tulis sesuai dengan nomor kepala masing-masing siswa. Siswa mengerjakan soal dengan cara saling berdiskusi antar anggota yang memperoleh bagian materi yang sama. Setelah selesai membaca dan mengerjakan soal, selanjutnya siswa dengan nomor kepala 1, 2, dan 3 saling memberitahu tentang materi yang diperoleh dan soal yang telah dikerjakan kepada

siswa dengan nomor kepala 4, 5, dan 6 dalam satu kelompok ahli. Demikian pula sebaliknya. Dengan demikian masing-masing siswa saling memberi dan menerima informasi.

4) Pembahasan

Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam forum diskusi pada masing-masing kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu anggota perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban. Kelompok yang ditunjuk dengan antusias dan senang hati mempresentasikan jawaban. Setiap kelompok diberikan kesempatan yang sama untuk mempresentasikan jawaban. Kemudian guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban temannya atau menyatakan pendapat yang lain. 5) Kuis

Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mencerna pelajaran hari itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi pembahasan berlangsung. Guru menulis soal di papan tulis yang terdiri dari 3 soal

essay. Kemudian siswa mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Kuis berlangsung tertib. Siswa mengerjakan soal sendiri-sendiri.

c. Observasi

Hasil pengamatan (observasi) pada siklus pertama dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pengamatan terhadap guru

Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal guru membuka pelajaran sampai dengan guru menutup pelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.1

Aktivitas Guru Pada Siklus I

No Deskriptor Ya Tidak

1 Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif

tipejigsaw

2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang

lebih sempit

3 Guru membantu siswa dalam pembentukan

kelompokjigsaw

4 Guru memotivasi siswa agar terlibat kegiatan

diskusi dalam kelompok

5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok

6 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama

dengan siswa lainnya dalam suasana persahabatan, untuk meningkatkan hasil kerja salah satu kelompok

7 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama

diantara mereka agar lebih baik dengan

kelompok lainnya

8 Guru mengobservasi kegiatan kelompok, memberi motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok bekerja dengan baik

9 Guru berinteraksi dengan setiap siswa,

menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, dan menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara secara perorangan

10 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa

saja untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan dari pembelajaran kelas yang sedang dilakukan.

11 Guru tidak berinteraksi dengan satu siswa pun. Guru hanya bekerja di belakang mejanya, keluar dari ruangan kelas dan mengawasi siswa dari luar kelas.

12 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara

berdiri di muka kelas untuk memberikan penjelasan atau jawaban kepada siswa secara perorangan

13 Guru membiarkan siswa untuk berkeliling

dari satu kelompok ke kelompok lainnya sehingga kerja sama kelompok menjadi

kacau

14 Guru dan siswa terlibat percakapan serius sehingga kelas menjadi gaduh dan

mengganggu siswa lain

15 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga

suasana menjadi kaku

(Sumber : lampiran 4a, hal: 173)

Tabel 5.1 di atas menunjukkan aktivitas guru di kelas selama proses pembelajaran berlangung pada siklus I. Tampak pada tabel bahwa guru sudah menjelaskan pembelajaran kooperatif secara teknis, guru mengorganisasikan pokok bahasan perilaku produsen yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi, guru membantu siswa dalam pembentukkan kelompok mulai dari penghitungan nomor kepala sampai dengan terbentuk kelompok ahli, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok sehingga siswa dapat mengeksplorasi pemikiran dan pendapat untuk didiskusikan dalam kelompok, dan guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan

dari pembelajaran sehingga siswa mempunyai konsep yang jelas mengenai arah kegiatan pembelajaran. Namun demikian, pada saat guru menjelaskan secara teknis mengenai tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa mengalami kebingungan dalam memahami penjelasan guru. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang tidak mengerti peran mereka dalam kelompok. Setelah guru melakukan pendekatan secara personal kepada masing-masing kelompok, akhirnya siswa dapat mengerti peran mereka dalam kelompok. Di samping itu, guru belum mendorong, memotivasi dan merangsang pemikiran siswa untuk bekerja lebih baik dari kelompok lain. Hal ini disebabkan oleh kesibukan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu kartu nama selama proses diskusi berlangsung. Oleh sebab itu, waktu guru tersita hanya untuk membagikan kartu nama kepada setiap siswa. Guru hanya memanfaatkan sedikit waktu yang tersisa untuk mengobservasi kegiatan masing-masing kelompok dan memberikan penjelasan kepada siswa yang kesulitan dalam memamahi materi sehingga mengabaikan aspek yang lain seperti memberi motivasi, menumbuhkan semangat kerja serta merangsang pemikiran siswa untuk bekerja lebih baik dari kelompok lain. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan guru belum begitu baik.

2) Pengamatan terhadap kelas

Pengamatan terhadap kelas dilakukan oleh peneliti mulai dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.2

Pengamatan Terhadap Kelas Siklus I

No Aspek yang diamati

Skor Pengamatan

Siklus I

Nilai Kategori A Hubungan/kerjasama antar siswa :

1. pembauran 4 Baik

2. kepuasan 3 Baik

3. demokrasi 3 Baik

4. kepekaan 3 Baik

5. kepedulian 3 Baik

6. kekompakan 4 Amat Baik

7. persaingan 3 Baik

8. motivasi tinggi 3 Baik

B Lingkungan kelas : 3 Baik

1. Perangkat pembelajaran

tersedia lengkap 4 Amat Baik

2. Terorganisir dengan baik dan

lengkap 4 Amat Baik

3. Aktif dan produktif 4 Baik

C Tata tertib :

1. ada sanksi/teguran 3 Baik

2.pembelajaran berjalan tertib 3 Baik

Skor Rata-rata Siklus I 3,36

Nilai Kategori Amat Baik

(Sumber : lampiran 5a, hal: 181) Keterangan :

Skor Nilai Mutu 3.1 – 4 Amat Baik

2.1 – 3 Baik

1.1 – 2 Cukup

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa suasana di kelas XC sudah terkelola dengan baik dan sangat mendukung kegiatan belajar mengajar. Hal ini ditunjukkan dari pencapaian skor rata-rata 3,36 pada kategori amat baik. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil diskusi dengan guru mitra, pada aspek pembauran mendapat skor 4 dikarenakan pada setiap minggu denah tempat duduk siswa selalu berganti, sehingga siswa tidak hanya duduk dengan satu teman saja tetapi bergantian dengan teman yang lain. Oleh karena itu, siswa dapat mengenal lebih dekat dengan semua siswa di kelas dan hal ini berpengaruh positif terhadap hubungan antar siswa di kelas sehingga menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Aspek kepuasan diberi skor 3 karena dari hasil pengisian angket rata-rata siswaenjoy dengan kerja tim mereka. Aspek demokrasi diberi skor 3 karena masing-masing siswa hampir memberikan kontribusi dalam kegiatan diskusi. Aspek kepekaan diberi skor 3 karena hampir semua siswa memiliki kepekaan untuk ikut serta berproses di setiap tahap pembelajaran. Aspek kepedulian diberi skor 3 karena siswa memiliki kepedulian dalam membantu temannya yang kesulitan dalam memahami materi. Aspek kekompakkan diberi skor 4 karena hubungan antar siswa baik dan tidak ketegangan maupun pengelompokkan siswa secara ekslusif di dalam kelas. Aspek persaingan diberi skor 3 karena hampir semua siswa bersaing secara sehat dalam hal prestasi belajar. Aspek motivasi diberi skor 3 karena siswa rata-rata memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Aspek lingkungan kelas masing-masing diberi skor 4 karena perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran seperti papan tulis, kapur, meja, kursi, penggaris papan tulis, jangka papan tulis, denah tempat duduk dan lain sebagainya tersedia lengkap di kelas. Kelas terorganisir dengan baik dan lengkap dan suasana kelas cukup aktif dan produktif karena semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan seksama. Aspek tata tertib masing-masing diberi skor 3 karena ada sanksi/teguran dari guru jika siswa mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan tertib.

3) Pengamatan terhadap siswa

Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh peneliti mulai dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3 Aktivitas Siswa Siklus I

No Kode Bobot Jenis Keterlibatan Jumlah Siswa yang Terlibat (frekuensi) Total Skor (frekuensi x bobot) 1 A 1 Bertanya 1 1 2 B 2 Menyatakan definisi 5 10 3 C 3 Memberikan tanggapan jawaban 6 18 4 D 4 Menarik kesimpulan 1 4 5 E 5 Menemukan konsep 2 10

Jumlah siswa yang terlibat 12 Jumlah siswa yang hadir 34 (Sumber: lampiran 7a, hal: 192)

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang terlibat sebanyak 12 orang. Dari jumlah tersebut, ada 2 orang siswa yang jenis keterlibatannya lebih dari satu kali. Skor tertinggi terletak pada jenis keterlibatan memberikan tanggapan jawaban. Hal ini disebabkan karena materi perilaku produsen yang secara tidak langsung ikut melibatkan siswa sebagai pihak produsen dalam kehidupan sehari-hari sehingga masing-masing siswa mempunyai pemikiran dan pendapat yang berbeda dengan yang lain mengenai konsep diri mereka sebagai produsen. Pemikiran dan pendapat siswa yang berbeda tersebut justru membantu siswa dalam menemukan konsep. Jenis keterlibatan yang paling sedikit dilakukan siswa dan memiliki skor terendah adalah bertanya. Hal ini disebabkan oleh siswa yang masih malu untuk bertanya karena masih dalam taraf penyesuaian dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada jenis keterlibatan menarik kesimpulan, guru hanya menunjuk seorang siswa saja untuk membuat kesimpulan karena keterbatasan waktu. Pada jenis keterlibatan menyatakan definisi, siswa turut aktif mengambil bagian. Pada siklus I, guru menunjuk beberapa siswa untuk menyatakan definisi menurut pendapat mereka sendiri. Dengan demikian siswa dituntut untuk berpikir dan menghasilkan definisi yang berbeda dengan temannya. Dengan demikian tingkat keterlibatan siswa pada siklus I sebesar 35,29% (diperoleh dari 12 : 34 x 100%) dan berada pada kualifikasi sangat rendah.

d. Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa. Refleksi dilakukan di akhir kegiatan belajar mengajar dan juga sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Hasil refleksi siklus pertama dapat dilihat seperti berikut:

1) Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw

Tabel 5.4

Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus I

Nama : Dra. R. Tuti Ratnaningsih

Hari Tanggal : Rabu, 3 Oktober 2007

Materi : Perilaku Produsen

No Uraian Komentar

1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran

a. Materi Ajar

b. Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Soal Kuis

d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa

i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan a. Baik b. Cukup c. Cukup d. Cukup e. Baik f. Baik g. Baik h. Baik i. Baik 2 Selama kerja kelompok siswa

a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun a. Ya b. Ya c. Ya d. Ya e. Tidak f. Tidak 3 Keuntungan yang diperoleh dalam Siswa senang

merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw

karena tidak bosan

mendengarkan ceramah guru 4 Hambatan yang mungkin akan ditemui,

jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan

Waktu Terbatas

5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan

Ya

(Sumber: lampiran 8a, hal: 196)

Tabel 5.4 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dapat dilihat bahwa dari 9 komponen pembelajaran, sebanyak 66,67% (diperoleh dari 6 : 9 x 100%) komponen terkategorikan baik dan 33,33% (diperoleh dari 3 / 9 x 100%) termasuk ke dalam kategori cukup baik. Siswa mendukung positif kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini terlihat dengan cara siswa turut aktif dalam kerja kelompok, tidak mengacaukan kegiatan ataupun melamun. Di samping itu, siswa juga mendapatkan keuntungan yaitu siswa senang karena tidak bosan mendengarkan ceramah guru dan berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar selanjutnya seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Namun demikian, waktu yang terbatas menjadi hambatan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I ini. Semua kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tergesa-gesa.

2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw

Tabel 5.5

Kesan Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus I

No Uraian %

SS S TS STS

1 Bagaimanakah mengenai

komponen kegiatan belajar mengajar ini :

a. Topik ekonomi yang dipelajari b. Materi Ajar

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) d. Suasana Kelas

e. Penampilan Guru

f. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan 29,41 11,76 8,82 17,65 25,53 14,71 70,59 88,24 88,24 75,53 76,47 85,29 - - 2,94 8,82 - - - - - - - -

No Uraian Berminat Tidak

Berminat 2 Apakah anda berminat untuk

mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?

97,06 2,94

No Uraian Ya Tidak

3 Selama kerja kelompok saya : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan

c. Mengorganisasikan ide-ide saya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun 97,06 41,18 97,06 79,41 17,65 2,94 2,94 58,82 2,94 20,59 82,35 97,06 No Uraian Komentar

4 Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw

Sebanyak 73,53 % siswa merasa mudah mengingat dan cepat mengerti. Selebihnya siswa belajar membangun kerja sama, variasi belajar yang

menyenangkan dan

menghargai orang lain 5 Hambatan yang saya temui,

selama mengikuti kegiatan

Sebanyak 23,53% siswa kurang konsentrasi,

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw seperti yang telah dilakukan

23,53% siswa beda pendapat, 5,88% siswa

menyatakan waktu

terbatas, 5,88% tidak jelas dengan metode yang

digunakan, 2,9%

menyatakan materi sulit, 2,9% ada beberapa siswa

yang tidak mau

mengerjakan, serta 20,59% siswa menyatakan tidak ada hambatan

(Sumber: lampiran 9a, hal: 200)

Tabel 5.5 menunjukkan kesan siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kesan siswa terhadap komponen pembelajaran cukup positif. Tampak pada tabel bahwa sebesar 29,42% siswa sangat senang dan 70,59% siswa senang terhadap topik ekonomi yang dipelajari. Selanjutnya sebesar 11,76% siswa sangat senang dan 88,24% siswa senang terhadap materi ajar. 8,82% siswa sangat senang dan 88,24% siswa senang terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS). 25,53 siswa sangat senang dan 76,47 siswa senang terhadap penampilan guru. Sebebesar 14,71% siswa sangat senang dan 85,29% siswa senang terhadap keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Namun demikian sebanyak 8,82% siswa tidak senang dengan suasana kelas. 17,65% sangat senang dan 73,53% senang terhadap suasana kelas. Ketidaksenangan siswa terhadap suasana kelas juga merupakan salah satu hambatan yang ditemui siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini ter dari 23,53% siswa kurang konsentrasi karena suasana kelas cukup ramai pada saat diskusi. Hambatan lain yang dialami siswa berupa 5,88%

siswa menyatakan waktu terbatas, 5,88% siswa tidak jelas dengan metode yang digunakan, 2,9% siswa menyatakan materi sulit, dan sebanyak 2,9% siswa menyatakan bahwa ada beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan, serta 20,59% siswa menyatakan tidak ada hambatan Di samping itu siswa juga berperan aktif dalam kerja kelompok. Hal ini ter dari 97,06% siswa mendengarkan orang lain, 97,06% siswa mengorganisasikan ide-ide, 79,41 siswa mengorganisasikan kelompok, 97,06 siswa tidak melamun serta 82,35% siswa tidak mengacaukan kegiatan. Persentase siswa yang mengajukan pertanyaan masih kecil. Hal ter dari 58,82% siswa tidak mengajukan pertanyaan. Siswa juga memiliki

Dokumen terkait