• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi : studi kasus siswa kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi : studi kasus siswa kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta."

Copied!
243
0
0

Teks penuh

(1)

ix ABSTRAK

PENINGKATAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAW

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Studi Kasus Siswa Kelas XC SMA Stella Duce 2 Jl. Dr. Sutomo No.16 Baciro, Gondokusuman Yogyakarta

Matilda Mety Ga’a Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan partisipasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipejigsaw, (2) peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, (3) peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian dilakukan di SMA Stella Duce 2, Jalan Dr. Sutomo No.16 Baciro, Gondokusuman Yogyakarta pada bulan September-Oktober 2007. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif.

(2)

x ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF PARTICIPATION, MOTIVATION, AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH THE APPLICATION OF JIGSAW TYPE

COOPERATIVE LEARNING METHOD IN ECONOMIC LESSON A Case Study on The Tenth Class Students of Stella Duce 2 Senior High School

Jl. Dr. Sutomo No.16 Baciro, Gondokusuman Yogyakarta

Matilda Mety Ga’a Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this study is to know: (1) the improvement of student learning participation through the application of jigsaw cooperative learning method, (2) the improvement of student learning motivation through the application of jigsaw cooperative learning method, (3) the improvement of student learning achievement through the application of jigsaw cooperative learning method. This study was camed out in Stella Duce 2 Senior High School, Jalan Dr. Sutomo 16 Baciro Gondokusuman Yogyakarta in September and October 2007. The kind of this study is a case study. The techniques of gathering the date were observation and interview. The technique of analysing the data was a descriptive analysis technique.

(3)

PENINGKATAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Studi Kasus Siswa Kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi

Oleh: Matilda Mety Ga’a NIM: 031134037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Sang Pencipta dan Penyelenggara Hidup

Bapak Aegenius Ngge’dhi dan Mama Katarina Seja

Fredy, Romy, Mbak Diana

Frisca dan Andro

(7)

MOTTO

Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu

impikan,

pergilah ke tempat-tempat kemana kamu ingin

pergi,

jadilah seperti yang kamu inginkan,

karena kamu hanya memiliki satu kehidupan

dan satu kesempatan untuk melakukan

hal-hal

yang ingin kamu lakukan.

Jangan biarkan rasa takut gagal

membuatmu berhenti berusaha .

[Cinderella Story)

Ketika kamu berhenti belajar,

Kamu berhenti untuk maju.

[Andrew Ho]

(8)
(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Matilda Mety Ga’a

Nomor Mahasiswa : 031334037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN PARTISIPASI, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

(10)

vii

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Sang Pencipta atas penyelengaraan hidup, segala berkat dan kasih, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaraan kooperatif tipejigsawpada mata pelajaran ekonomi”.

Skripsi ini disusun oleh penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan bimbingan, petunjuk, nasehat, dan semangat yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis haturkan kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, pengorbanan tenaga, dan pikiran sejak awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Ibu Dra. Chr. Rini Suharsih, selaku kepala sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian

6. Ibu Dra. R. Tuti Ratnaningsih, selaku guru mitra penelitian, yang telah berkolaborasi dan membantu dan membimbing peneliti dalam melakukan penelitian. 7. Keluarga besar Devil Che Stero: Ratih, Tyas, Mili, Rosi, Maria, Yuli, Marlen, dkk.

Terima kasih atas partisipasi dan keceriaan kalian.

8. Bapak Matius dan Ibu Katarina, yang telah membesarkan dan selalu memberi

dukungan moril maupun materiil, Kakakku: Fredy dan Romy “Thx atas dorongan

(11)
(12)

ix ABSTRAK

PENINGKATAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAW

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Studi Kasus Siswa Kelas XC SMA Stella Duce 2 Jl. Dr. Sutomo No.16 Baciro, Gondokusuman Yogyakarta

Matilda Mety Ga’a Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan partisipasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipejigsaw, (2) peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, (3) peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian dilakukan di SMA Stella Duce 2, Jalan Dr. Sutomo No.16 Baciro, Gondokusuman Yogyakarta pada bulan September-Oktober 2007. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif.

(13)

x ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF PARTICIPATION, MOTIVATION, AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH THE APPLICATION OF JIGSAW TYPE

COOPERATIVE LEARNING METHOD IN ECONOMIC LESSON A Case Study on The Tenth Class Students of Stella Duce 2 Senior High School

Jl. Dr. Sutomo No.16 Baciro, Gondokusuman Yogyakarta

Matilda Mety Ga’a Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this study is to know: (1) the improvement of student learning participation through the application of jigsaw cooperative learning method, (2) the improvement of student learning motivation through the application of jigsaw cooperative learning method, (3) the improvement of student learning achievement through the application of jigsaw cooperative learning method. This study was camed out in Stella Duce 2 Senior High School, Jalan Dr. Sutomo 16 Baciro Gondokusuman Yogyakarta in September and October 2007. The kind of this study is a case study. The techniques of gathering the date were observation and interview. The technique of analysing the data was a descriptive analysis technique.

(14)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

(15)

xii BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 7

B. Pembelajaran Kooperatif... 11

C. Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw ... 15

D. Partisipasi Belajar Siswa ... 17

E. Motivasi Belajar Siswa ... 18

F. Prestasi Belajar Siswa ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

D. Operasionalisasi Variabel ... 23

E. Prosedur Penelitian ... 24

F. Instrumen Penelitian ... 29

G. Pengumpulan dan Analisis Data ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Lingkungan Sekolah ... 35

B. Identitas Sekolah ... 35

C. Visi dan Misi... 36

D. Tujuan ... 37

E. Keadaan Sekolah... 38

(16)

xiii

G. Peserta Didik ... 41

H. Kerjasama ... 42

I. Prestasi Sekolah ... 42

J. Struktur Kurikulum ... 43

1. Mata Pelajaran ... 43

2. Muatan Lokal ... 46

3. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 47

4. Vita Communika ... 47

5. Beban Belajar... 48

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi ... 49

1. Siklus Pertama ... 49

2. Siklus Kedua ... 69

3. Siklus Ketiga ... 90

B. Analisis Tingkat Partisipasi, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa 1. Siklus Pertama ... 109

2. Siklus Kedua ... 120

3. Siklus Ketiga ... 132

BAB VI KESIMPULAN. KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 150

B. Saran ... 151

(17)

xiv

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Proses Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Pembagian Tugas 34

Tabel 5.1 Aktivitas Guru Siklus I ... 56

Tabel 5.2. Pengamatan Terhadap Kelas Siklus I ... 59

Tabel 5.3. Aktivitas Siswa Siklus I ... 61

Tabel 5.4 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus I... 63

Tabel 5.5. Kesan Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus I... 65

Tabel 5.6. Aktivitas Guru Siklus II ... 75

Tabel 5.7. Pengamatan Terhadap kelas Siklus II ... 78

Tabel 5.8. Aktivitas Siswa Siklus II... 80

Tabel 5.9. Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus II ... 82

Tabel 5.10. Kesan Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus II ... 84

Tabel 5.11. Aktivitas Guru Siklus III... 94

Tabel 5.12. Pengamatan Terhadap Kelas Siklus III... 96

Tabel 5.13. Aktivitas Siswa Siklus III ... 99

Tabel 5.14. Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus III ... 101

Tabel 5.15. Kesan Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus III ... 103

Tabel 5.16. Penilaian Partisipasi (Diskusi Kelompok) Siklus I... 106

(19)

xvi

Tabel 5.18 Hasil Analisis Angket Minat Siswa terhadap Model Pembelajaran

Kooperatif TipeJigsawSiklus I... 109

Tabel 5.19. Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus I ... 112

Tabel 5.20. Analisis Indeks kesukaran Soal Siklus I ... 113

Tabel 5.21. Penilaian Partisipasi (Diskusi Kelompok) Siklus I... 115

Tabel 5.22. Hasil Analisis Angket Motivasi Siswa terhadap Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus II ... 117

Tabel 5.23. Hasil Analisis Angket Minat Siswa terhadap Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus I... 119

Tabel 5.24. Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus II... 121

Tabel 5.25. Analisis Indeks kesukaran Soal Siklus II... 122

Tabel 5.26. Penilaian Partisipasi (Diskusi Kelompok) Siklus III ... 125

Tabel 5.27. Hasil Analisis Angket Motivasi Siswa terhadap Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus III ... 127

Tabel 5.28 Hasil Analisis Angket Minat Siswa terhadap Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsawSiklus III... 128

Tabel 5.29 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus III ... 131

Tabel 5.30. Analisis Indeks kesukaran Soal Siklus III ... 132

Tabel 5.31. Hasil Analisis Tingkat Partisipasi, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw... 134

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Permohonan Ijin Penelitian... 145

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 146

Perangkat Pembelajaran ... 147

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru sebagai pendidik tidak saja berperan mentransfer isi buku pelajaran kepada muridnya atau operator kurikulum. Guru harus pandai membuat inovasi dalam penyampaian materi pelajaran agar menarik bagi siswa (Educare, Maret 2007). Seorang guru harus kreatif dalam mengemas sebuah proses pembelajaran menjadi proses yang menyenangkan. Seringkali ditemukan fakta di kelas bahwa peserta didik merasa bosan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Konsekuensi logis dari kebosanan para siswa tersebut adalah tidak tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru. Salah satu penyebab terjadinya kondisi pembelajaran tersebut adalah metode yang digunakan guru kurang inovatif. Pada umumnya guru menggunakan metode ceramah di setiap pertemuan. Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan menggunakan metode tersebut, tetapi kurangnya variasi pembelajaran umumnya berpotensi kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, lemahnya motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas XC. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ditemukan bahwa rata-rata siswa merasa bosan dengan metode ceramah yang digunakan guru. Materi yang disampaikan oleh guru tidak

(23)

disukai oleh siswa. Pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, kebanyakan siswa acuh tak acuh dan mengobrol dengan teman disebelahnya tanpa memperhatikan penjelasan guru.

Ada berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan seorang guru untuk mengatasi kondisi pembelajaran seperti yang telah dikemukakan. Salah satunya adalah guru menerapkan metode pembelajaran kooperatif di kelas. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa yang lainnya dalam tugas-tugas terstruktur dimana guru bertindak sebagai fasilitator. Metode pembelajaran kooperatif pun juga terdiri dari beberapa tipe. Salah satunya adalah tipejigsaw. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

(24)

yang kondusif dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan siswa termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian Anita Lie (2002:15), menunjukkan bahwa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dapat berinteraksi secara positif dengan siswa-siswa lain dengan latar belakang yang sangat berbeda dalam akademis. Hal senada juga dikemukakan oleh Oktovianus Natboho, seorang guru pendidikan kewarganegaraan nasional pada SLTPN II Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (Kompas, 26 Januari 2007 – Kolom Sosok). Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka persoalan rendahnya prestasi siswa di sekolah dapat diatasi. Metode pembelajaran yang menekankan pada kreativitas, inovasi dan variasi belajar ini ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipejigsaw

(25)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki seberapa jauh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada peningkatan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa. Yang dimaksud dengan partisipasi adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam bentuk keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok. Yang dimaksud dengan motivasi adalah keinginan siswa dan perasaan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang terwujud dalam perilaku belajar siswa. Sementara yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil pemahaman siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang tampak dari kemampuan siswa dalam mengerjakan tes.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peningkatan partisipasi siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipejigsaw?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipejigsaw?

(26)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipejigsaw?

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipejigsaw?

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipejigsaw?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi peserta pendidik untuk meningkatkan partisipasi, motivasi serta hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi

2. Bagi peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah. Sebagai calon guru, peneliti mendapatkan referensi pengalaman dan modal untuk terjun ke dunia pendidikan di kemudian hari.

3. SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

(27)

masukan bagi guru bidang studi dalam rangka mengefektifkan pendidikan dan pengelolaan sumber-sumber belajar.

4. Universitas Sanata Dharma

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dariclassroom action research (CAR), yakni suatu action research yang dilakukan di kelas. Ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan (Suharsimi Arikunto, 2006:3):

1. Penelitian.

Penelitian berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan

Tindakan berhubungan dengan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas

Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Sejalan dengan itu Wibawa (dalam Susento, 2007), PTK adalah kajian yang dilakukan secara sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang

(29)

dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Hal senada juga dinyatakan oleh website

PPPG Tertulis Bandung (dalam Susento, 2007), PTK adalah bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Jadi dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang mengarah kepada tindakan-tindakan secara terstruktur terhadap sekelompok siswa pada waktu yang sama serta menerima pelajaran dari guru yang sama dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran.

Menurut Wibawa (Susento, 2007), pelaksanaan PTK oleh guru akan meningkatkan mutu pengajaran, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi dan efisiensi pengelolaan pembelajaran, dan menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru. Dalam Website PPG Tertulis Bandung (Susento, 2007) dijelaskan bahwa manfaat PTK sebagai berikut :

a. Inovasi pembelajaran

(30)

menghasilkan solusi terhadap persoalan tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

b. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas

Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada level kelas, PTK akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. Hal ini terjadi karena, proses reformasi kurikulum secara teoritik tidak netral. Sebaliknya proses tersebut akan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling berhubungan mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan dan pengajaran. PTK dapat membantu guru lebih dapat memahami hakikat tersebut secara empirik, dan bukan sekedar pemahaman yang bersifat teoritik.

c. Peningkatan profesionalisme guru

Guru yang profesional, tidak akan merasa enggan melakukan berbagai perubahan dalam praktek pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya. PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya menuju kearah perbaikan-perbaikan secara profesional. Guru yang profesional perlu melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap praktek pembelajarannya di kelas. Dengan melihat unjuk kerjanya sendiri, kemudian merefleksikan, dan lalu diperbaiki, guru pada akhirnya akan mendapat otonomi secara profesional.

(31)

a. Perencanaan tindakan

Menyusun rencana tindakan untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan. Rencana tindakan mencakup semua langkah tindakan secara rinci, segala keperluan untuk melaksanakan tindakan, dan berbagai kendala yang mungkin timbul beserta cara mengatasinya.

b. Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan semua rencana tindakan dalam proses pembelajaran di kelas

c. Observasi tindakan

Mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang berisi tentang pelaksanaan tindakan dan dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran. Dalam melaksanakan observasi, guru bisa dibantu oleh pengamat luar (teman sejawat atau orang yang berkompeten)

d. Refleksi terhadap tindakan

(32)

Gambar 2.1

Model PTK

B. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Anita Lie (2002:12), sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstuktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau pembelajaran kooperatif dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Pelaksanaan Tindakan

Observasi Perencanaan

Tindakan

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan

Observasi Perencanaan

Tindakan

Refleksi SIKLUS I

(33)

Sedangkan menurut Slavin (1995:2), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam mempelajari materi pelajaran. Hal senada juga dikemukakan oleh Etin Sulihatin & Raharjo (2007:4), pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota.

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2002:31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan (Anita Lie, 2002:31-35):

1. Saling ketergantungan positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Dalam metode jigsaw, Aronson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini lalu berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar akan mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil .

2. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penelitian dibuat menurut prosedur model pembelajaran pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Dalam teknik jigsaw

(34)

3. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

4. Komunikasi antar anggota

Pembelajar perlu diberitahu secara eksplisit mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut. Tidak ada salahnya mengajar siswa beberapa ungkapan positif atau sanggahan dalam ungkapan yang lebih halus.

5. Evaluasi proses kelompok

Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran kooperatif. Format evaluasi bisa bermacam-macam, bergantung pada tingkat pendidikan siswa.

Dari beberapa pengertian oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kerja sama dalam kelompok secara terstruktur yang beranggotakan dua orang atau lebih, serta terlibat aktif dalam kelompok saling membantu dalam materi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Ada lima tipe pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:71-144): 1).Student Teams Achievment Division (STAD)

(35)

jawaban soal dan meminta mereka memeriksa hasil kerja. Kemudian pengajar mengadakan kuis.

2).Teams Games Tournament (TGT):

Tipe TGT hampir sama dengan tipe STAD, tidak ada kuis tetapi hasil belajar dievaluasi dengan permainan akademik seperti cerdas cermat. Skor tim secara keseluruhan ditentukan oleh prestasi kelompok.

3). Jigsaw

Jigsawmerupakan tipe pembelajran kooperatif dimana kelompok dibentuk secara heterogen yang terdiri dari 5-6 orang, tiap-tiap pelajar mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua anggota kelompok. Kemudian pengajar mengadakan ulangan/kuis. 4).Learning Together

Tipe Learning Together merupakan tipe pembelajaran kooperatif dimana pelajar melakukan presentasi bahan kuliah. Setelah itu pelajar dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Pengajar menilai hasil kerja kelompok. Pelajar kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh pengajar sebagai hasil kerja individual.

5).Group Investigation

(36)

yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

C. Pembelajaran Kooperatif tipeJigsaw

Teknik mengajarjigsaw dikembangkan oleh Aronson et al (Anita Lie, 2002:69) sebagai metode pembelajaran kooperatif. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa mata pembelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/tingkatan. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (Anita Lie, 2002:69-70):

(37)

2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.

3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat

4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya. 5. Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka

masing-masing

6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.

8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

Variasi :

(38)

kelompok lain. Mereka bekerja sama mempelajari/mengerjakan bagian tersebut. Kemudian, masing-masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada rekan-rekan kelompoknya.

D. Partisipasi Belajar Siswa

Menurut Mikkelsen (2003:64), partisipasi merupakan suatu proses belajar yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok orang yang terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal tersebut, selain itu partisipasi belajar juga merupakan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang dapat terjadi di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

(39)

mengakibatkan terjadinya kadar CBSA, antara lain : (1) partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran; (2) tekanan pada aspek afektif dalam belajar; (3) partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama yang berbentuk interaksi antar siswa; (4) kekohesifan (kekompakkan) kelas sebagai kelompok; (5) kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah; dan (6) jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa baik berhubungan dengan pembelajaran.

E. Motivasi Belajar Siswa

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:80), motivasi adalah dorongan terhadap kekuatan mental yang terjadi pada diri siswa. Sedangkan motivasi belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Dalam hal ini motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

(40)

optimalisasi penerapan prinsip belajar; (2) optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran; dan (3) optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa.

Upaya pengoptimalisasian yang terkait dalam penerapan prinsip belajar antara lain (a) belajar menjadi bermakna, bila siswa memahami tujuan belajar maka dari guru itu perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis, (b) belajar menjadi lebih bermakna, bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menentangnya, (c) belajar menjadi lebih bermakna, bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu, dan (d) sesuai dengan perkembangan jiwa siswa maka kebutuhan bahan-bahan belajar siswa semakin bertambah (Dimyati dan Mudjiono, 1999:102).

(41)

Upaya pengoptimalisasian pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa, antara lain: (a) siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, (b) guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa, (c) guru memecahkan hal-hal yang sukar dengan mencari cara memecahkan masalah, (d) guru mengajarkan cara mememcahkan masalah, mendidik keberanian mengatasi kesukaran/masalah, (e) guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran, (g) guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri, dan (h) guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri (Dimyati dan Mudjiono, 1999:105-106)

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:97-98), unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: (a) cita-cita atau aspirasi siswa akan memperkuat motivasi belajar intinsik maupun ekstrinsik, (b) kemampuan siswa akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan, (c) kondisi siswa, meliputi kondisi jasmani dan kondisi rohani, dan (d) kondisi lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.

F. Prestasi belajar

(42)

secara langsung dan menggunakan tes. Sementara itu menurut Surakhmad (1990:700) prestasi belajar adalah pemahaman pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif yaitu suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993:44 dalam Wiriaatmaja, 2005:11). Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat saling mendukung, dilengkapi fakta-fakta, dan mengembangkan kemampuan analisis.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta 2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2007

(44)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsawpada mata pelajaran ekonomi.

D. Operasionalisasi Varibel

1. Varibel Bebas

Varibel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian dimaksudkan untuk menerapkan metode kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran ekonomi. Penerapan metode kooperatif tipe jigsaw

tersebut dilaksanakan dalam tiga siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada masing-masing tahap digunakan instrumen pengamatan terhadap guru, siswa, dan kelas.

2. Varibel Terikat

(45)

kelompok dan lembar observasi keterlibatan siswa, tingkat motivasi diukur dengan menggunakan instrumen yang berupa angket motivasi belajar siswa, dan tingkat prestasi diukur dengan menggunakan instrumen yang berupa tes/kuis. Tingkat partisipasi bertujuan untuk mengukur keterlibatan dan keaktifan siswa dalam kelompok kooperatif maupun dalam forum di kelas. Tingkat motivasi bertujuan untuk mengukur motivasi siswa terhadap keinginan/kemauan belajar, hasrat berprestasi, hasrat mengerjakan tugas, ganjaran sebagai akibat akhir belajar, hasrat mengikuti pelajaran, hasrat mendapat simpati dan hasrat untuk menang. Tingkat prestasi bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah:

1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan dan metode penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa.

2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa.

(46)

4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa.

Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

a) Siklus pertama

Kegiatan yang dilakukan dalam siklus pertama meliputi: 1) Perencanaan:

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipejigsaw, yaitu:

a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi siswa secara heterogen. Kelompok ini biasanya terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, ras, atau etnik. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw, materi, lembar soal kuis, lembar jawab siswa, lembar observasi dan insrumen refleksi.

b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

(47)

menggunakan prinsip belajar tuntas, misalnya 75 %. Apabila peningkatan yang diharapkan dalam hal ini partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa tercapai minimal 75 %, maka pencapaian itu dapat dikatakan memenuhi kriteria.

(2) instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas (3) instrumen untuk mengobservasi kegiatan siswa di kelas

(4) instrumen observasi keterlibatan siswa dalam pembahasan soal (5) lembar untuk mengobservasi partisipasi siswa dalam diskusi

kelompok kooperatif

(6) lembar penilaian kemampuan siswa masing-masing dalam mengerjakan kuis

2) Tindakan

Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Membagi siswa dalam kelompok

(48)

oleh orang kedua sampai orang kelima. Selanjutnya, guru membagikan materi kepada masing-masing kelompok para ahli. Fungsi kelompok adalah untuk mendalami materi bersama teman kelompoknya.

b) Pembahasan

Guru bersama siswa melakukan pembahasan materi dengan metode tanya jawab

c) Kuis

Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi, maka guru mengadakan kuis/ulangan seputar materi yang diberikan.

3) Observasi

(49)

4) Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa. Ada dua macam refleksi yang dilakukan, yaitu:

a) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran atau instrumen yang perlu disempurnakan).

b) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Secara teknis peneliti melakukan self-reflection dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan masing-masing fase, kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus kedua.

b) Siklus kedua

(50)

E. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa persiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan instrumen:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam RPP ini guru menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang direncanakan.

b.Grouping

Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.

2. Tindakan

Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

yang telah direncanakan. Instrumen yang diperlukan meliputi:  Partisipasi siswa

(51)

tujuan pertanyaan, dan menghargai saran serta pendapat teman satu kelompok. Pengukuran dilakukan dengan melihat dan mengamati siswa apakah sudah terlibat di dalam kelima komponen di atas (lampiran 6, hal: 189). Partisipasi siswa juga diukur dengan menggunakan instrumen observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Instrumen ini sekaligus merupakan instrumen pengamatan perilaku siswa di kelas. Instrumen ini memuat komponen tentang keterampilan bertanya, menyatakan definisi, memberikan tanggapan jawaban, menarik kesimpulan serta menemukan konsep (lampiran 7, hal: 193).

 Motivasi Belajar

Pengukuran motivasi belajar siswa dilakukan dengan menggunakan angket. Instrumen ini memuat tentang keinginan/kemauan belajar, hasrat berprestasi, hasrat mengerjakan tugas, ganjaran sebagai akibat akhir belajar, hasrat mengikuti pelajaran, hasrat mendapat simpati dan hasrat untuk menang. Angket diisi oleh siswa setelah keseluruhan proses pembelajaran selesai yakni setelah kuis (lampiran 10, hal: 205).

 Prestasi belajar siswa

Pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan dengan penyelenggaraan kuis. Soal-soal yang terangkum dalam kuis mencakup tentang keseluruhan materi yang diajarkan pada hari itu.

3. Observasi.

(52)

instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).

a. Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)

Observasi merupakan alat yang efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di dalam kelas. Bentuk observasi kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi anekdotal (anecdotal record) dalam bentuk naratif (lampiran 13, hal: 214) dan dalam bentuk tabel (lampiran 4, hal: 174). Observasi anekdotal memfokuskan pada hal-hal spesifik yang terjadi di dalam kelas atau catatan tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.. Suatu observasi anekdotal yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Pengamatan harus mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa yang terjadi di dalam kelas.

b) Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu pengamatan jelas. c) Hasil pengamatan dicatat dengan lengkap dan hati-hati. d) Pengamatan harus dilakukan secara obyektif.

b. Pengamatan terhadap kelas (observing classroom).

(53)

c. Pengamatan perilaku siswa (observing student).

Observasi anekdotal terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal menarik. Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesuai pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat diimplementasikan, dan sesuai tindakan (lampiran 14, hal: 218). Pengamatan perilaku siswa juga dilakukan dengan observasi dalam bentuk tabel (lampiran 7, hal: 193)

4. Refleksi

Dalam tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan pembuatan kesimpulan hasil observasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar refleksi guru (lampiran 8, hal: 197), lembar refleksi siswa (lampiran 9, hal: 201)

F. Pengumpulan dan Analisis Data

(54)

dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins, 1993:125). Teknik dokumentasi digunakan untuk menilai kemampuan siswa merangkum dari hasil diskusi kelompok. Sedangkan audio visual digunakan untuk mendukung tiga teknik terdahulu dan penguat hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik tes untuk mengukur daya serap siswa, yaitu melalui kuis tertulis.

1. Analisis deskriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe jigsaw sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.

2. Analisis tingkat partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa

Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui partisipasi, motivasi dan hasil belajar siswa, yang meliputi: a) partisipasi siswa dalam dalam diskusi kelompok; b) keterlibatan siswa dalam diskusi kelas (sesi pembahasan); c) motivasi siswa; d) daya serap siswa. Peningkatan partisipasi, motivasi dan hasil belajar siswa dengan membandingkan tingkat partisipasi, tingkat interaksi, motivasi dan tingkat daya serap siswa pada siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga.

(55)

Tabel 3.2

Proses Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Pembagian Tugas

No Kegiatan Output Petugas

1 Penyusunan perangkat pembelajaran

Rencana pembelajaran (RP) dengan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw

Peneliti & Guru 2 Pemetaan kemampuan

siswa

Kelompok-kelompok heterogen beranggotakan 4-5 siswa

Guru 3 Penyusunan instrumen

pengumpulan data

Instrumen observasi Peneliti 4 Pelajaran ekonomi

dengan model

pembelajaran

kooperatif tipejigsaw

Kegiatan membaca, diskusi kelompok, pembahasan dan kuis

Guru

5 Observasi kegiatan belajar mengajar

Data partisipasi dan interaksi siswa dalam kelompok

Peneliti 7 Analisis data Partisipasi, motivasi dan

prestasi belajar

Peneliti

8 Refleksi data Dampak tindakan pada

partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa

Peneliti

9 Implementasi siklus kedua

Tindakan perbaikan dan dampaknya pada peningkatan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa

(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Lingkungan Sekolah

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta beralamat di Jl. Dr. Sutomo No. 16 Kelurahan Baciro, Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta tepatnya di Kampung Mangkukusuman. Lokasinya berbatasan dengan Kompleks Asrama Putri Trenggono (Utara), SMP Kanisius Gayam (Barat), Kampung Mangkukusuman (Timur dan Selatan). SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berjarak kurang lebih 200 meter dari jalan raya sehingga tidak terganggu oleh kebisingan lalu lintas. Keberadaan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta juga didukung oleh asrama putri yang menampung kurang lebih 120 siswa sehingga semakin memudahkan upaya pembinaan dan pendidikan siswa asrama. Saat ini asrama dalam tahap penyelesaian renovasi. Namun begitu, ada satu kendala dalam akses angkutan umum menuju ke SMA Stella Duce 2 Yogyakarta karena hanya satu jalur bus yaitu yang melewati Jalan Gayam di selatan lokasi sekolah.

B. Identitas Sekolah

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta merupakan sekolah menengah umum swasta khusus putri yang diselenggarakan oleh suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Baromeus dan dikelola oleh Yayasan Tarakanita dengan berasaskan Pancasila dan dijiwai oleh nilai-nilai kristiani.

(57)

Kata Stella Duce berasal dari bahasa Latin, yang berarti “Bintang Pembimbing”. Istilah ini digunakan oleh para pendiri SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dengan maksud agar seluruh anggota komunitas terutama para siswa menjadi pribadi yang mampu menmpilkan kualitas hidup bermasyarakat. Dengan demikian diharapkan semua anggota komunitas mampu menjadi bintang pembimbing.

C. Visi dan Misi

VISI

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta sebagai bagian dari Yayasan Tarakanita bercita-cita menjadi lembaga pendidikan yang didasari oleh relasi yang berbela rasa untuk membantu peserta didik membentuk diri menjadi pribadi yang utuh, bermoral baik, berkemampuan intelektual memadai, cerdas, mandiri, kreatif, terampil, memiliki wawasan kebangsaan dan semangat berbela rasa terhadap sesama manusia terutama yang miskin, tersisih, dan menderita.

MISI

1. Ambil bagian dalam misi pendidikan Yayasan Tarakanita

2. Membantu peserta didik agar dalam dirinya tumbuh semangat berbela rasa tinggi terhadap sesama terutama yang miskin, tersisih, dan menderita 3. Menciptakan suasana belajar yang kondusif agar peserta didik mampu

(58)

4. Mengupayakan terjadinya komunikasi dan kerjasama yang harmonis antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam rangka mengoptimalkan pendampingan terhadap peserta didik

5. Memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan nilai khusunya nilai-nilai kristiani agar terbentuk watak baik, sikap jujur, adil, dan berbudi pekerti luhur

6. Membantu peserta didik agar memiliki kemampuan akademik yang memadai untuk bersaing dalam seleksi masuk perguruan tinggi

7. Mendampingi peserta didik agar mampu mengembangkan semangat persaudaraan sejati dengan melatih diri untuk mengelola perbedaan diantara mereka

8. Membantu peserta didik agar memiliki keterampilan khusus di luar akademik sehingga mampu ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat 9. Membantu peserta didik agar mampu ambil bagian dalam gerakan

penegakan keadilan, perdamaian, dan penyelamatan lingkungan hidup

D. Tujuan

UMUM :

Tujuan pendidikan menengah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. KHUSUS :

(59)

2. Membantu peserta didik agar dalam dirinya tumbuh semangat berbela rasa tinggi terhadap sesama terutama yang miskin, tersisih, dan menderita 3. Membantu remaja putri agar mampu mengenali dan mengembangkan

potensi dirinya sendiri secara optimal

4. Mendampingi remaja putri secara optimal dengan mengembangkan komunikasi dan kerjasama yang harmonis antara sekolah, orang tua, dan masyarakat

5. Mendampingi remaja putri agar terbentuk watak yang baik, bersikap jujur, adil, dan berbudi pekerti luhur dengan memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan nilai khususnya nilai-nilai kristiani, memiliki semangat persaudaraan sejati, memiliki keterampilan khusus di luar akademik sehingga mampu ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat, mengambil bagian dalam gerakan penegakan keadilan, perdamaian, dan penyelamatan lingkungan hidup

6. Menyiapkan remaja putri untuk memiliki kemampuan akademik yang memadai untuk bersaing dalam seleksi masuk perguruan tinggi

E. Keadaan Sekolah

Dalam proses belajar mengajar SMA Stella Duce 2 Yogyakarta memiliki sarana dan prasarana pendukung antara lain :

(60)

1 Ruang Kantor Kepala Sekolah 2 Ruang Kantor TU

1 Ruang Perpustakaan (Sistem Terbuka) 1 Ruang Doa dan BK

1 Ruang Laboratorium Kimia 1 Ruang Laboratotium Fisika 1 Ruang Laboratorium Bahasa

1 Ruang Laboratorium Komputer (On Line Internet) 1 Ruang Koperasi Siswa

1 Ruang Guru (memiliki 6 komputerOn Line Internet) Astama Putri

1 Ruang Aula 1 Ruang Pendopo

1 Ruang perlengkapan olah raga 1 Ruang UKS

1 Ruang gudang 1 Ruang OSIS

1 Ruang Musik dan Karawitan 1 Ruang Penerbitan Media

Lapangan Olah Raga (Basket,Volleydan Bulutangkis) 1 Kantin

(61)

Deskripsi singkat :

Kompleks SMA Stella Duce 2 Yogyakarta memiliki keadaan yang nyaman untuk proses belajar mengajar karena suasana tenang jauh dari kebisingan lalu lintas. Di setiap koridor sekolah terdapat taman yang dikelola dengan baik sehingga semakin mendukung kenyamanan sekolah. Perpustakaan menerapkan sistem terbuka yaitu setiap siswa dapat memilih buku yang diperlukan secara langsung. Didukung pula adanya Lab. komputer dan komputer ruang guru yangon line internet sehingga semakin mendukung dalam mengakses informasi pembelajaran. Tersedianya fasilitas ruang multimedia juga memberi peluang bagi guru untuk mengembangkan kreativitas pembelajaran multimedia

F. Personil Sekolah

Personil sekolah yang mengampu proses pendidikan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta sebagai berikut :

Personil Sekolah

Status Karyawan Tetap

Yaya-san

Purna

waktu Honorer

Guru Bantu

Kualifikasi

Ijazah Jml

Pendidik 20 3 5 1 S1 (29) 29 Kepala

Sekolah 1 - - - S1 1 Karyawan TU 4 - - SMA (4) 4

Karyawan PP 6 - - - SMA (1)

SMP (5) 6 Karyawan

Perpustakaan 3 - -

-S1 (1) SPG (1) SMP (1)

(62)

G. Peserta Didik

Jumlah siswa

Kelas Jumlah

X 124 siswi

XI BAHASA 18 siswi

XI IPA 24 siswi

XI IPS 74 siswi

XII BAHASA 19 siswi

XII IPA 41 siswi

XII IPS 124 siswi

Jumlah 424 siswi

Kemampuan Akademik :

Berdasarkan Tes Potensi Akademik (TPA) yang bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memberikan gambaran kemampuan akademik siswa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta :

Kualifikasi Tinggi Cukup Tinggi Ragu–ragu Amat Rendah

Persentase 0 % 44,34 % 18,79 % 36,87%

(63)

H. Kerjasama

Dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah, pihak sekolah melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dan Dinas Pendidikan Propinsi DIY, serta dengan Yayasan Tarakanita sebagai induk sekolah. Kerjasama lain misalnya :

Universitas Sanata Dharma : Tes Potensi Akademik RS. Panti Rapih : Sosialisasi Reproduksi Sehat Masyarakat Dukun Magelang :Live insiswa

I. Prestasi Sekolah

Untuk mengembangkan dan mengukur kemampuan seluruh unsur di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, maka pihak sekolah mengikuti berbagai lomba, baik bidang akademik maupun non akademis. Kegiatan ini diikuti oleh para siswa, guru maupun sekolah pada umumnya. Prestasi yang berhasil diraih sebagai berikut :

Jenis Lomba

Tingkat

Kejuaraan Peserta Kejuaraan Tahun A. Siswa Lomba Atletik Pelajar Kota Yogyakarta Sabina Gendhis S

a.Juara 2 lari 100 m b.Juara 3 lari 400 m

Maret 2006 Bernadeta

Dyani K

a.Juara 3 lari 100m b.Nominasi lompat jauh

Maret 2006 Lomba Dance Telkomsel Propinsi DIY Team Modern Dance

Juara II Maret

2006 Lomba Akuntansi di UKDW Propinsi DIY Yofrey Kabelen

Peringkat V April

2006 Olimpiade Biologi Propinsi DIY Giovana Asa A.

(64)

UAJY

Ika Yohana Pratiwi

Peringkat 41 dari 169 Januari 2007 Lomba nyanyi tunggal Mirabilia Music Kota Yogyakarta Brigita Logmaniar Noven

Juara II Januari

2007 Cheer Leader Hexos Kota Yogyakarta Tim Cheer Leader

Juara IV Maret

2007 B. Guru Lomba Alat Peraga Kota Yogyakarta Alb. Sutrisna, S.Pd

Juara III

Septem-ber 2006

J. Struktur Kurikulum

1. Mata Pelajaran

Muatan mata pelajaran yang diberikan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta sesuai dengan struktur kurikulum yang terdapat dalam standar isi

Kelas X

Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2

A. Mata Pelajaran 2 2

1. Pendidikan Agama 2 2

2.Pendidikan Kewarganegaraan 4 4

3. Bahasa Indonesia 5 5

4. Bahasa Inggris 5 5

5. Matematika 2 2

6. Fisika 2 2

7. Biologi 2 2

8. Kimia 2 2

9. Sejatah 2 2

10. Geografi 2 2

11. Ekonomi 2 2

(65)

13. Seni Budaya 2 2 14.Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

2 15.Teknologi Informasi dan

Komunikasi

2 2

16. Bahasa Jerman 1 1

B. Muatan Lokal 1 1

C. Pengembangan Diri 2*) 2*)

Kelas XI dan XII Program IPA

Komponen

Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 6 6 6 6

6. Fisika 4 4 4 4

7. Kimia 4 4 4 4

8. Biologi 4 4 4 4

9. Sejarah 1 1 1 1

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2

12.Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13.Keterampilan/Bahasa Asing lain - Bahasa Jerman

1 1 1 1

B. Muatan Lokal: Bhs. Jawa 1 1 1 1 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) D. Bimbingan & Konseling (0) 1 1 1 1

E. Vita Communika (0) 1 1 1 1

Jumlah

Ket: * Equivalen 2 jam pelajaran

(66)

Kelas XI dan XII Program IPS

Komponen

Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 4 4 4 4

6. Sejarah 3 3 3 3

7. Geografi 3 3 3 3

8. Ekonomi 6 6 6 6

9. Sosiologi 3 3 3 3

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2

12.Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13.Bahasa Jerman 1 1 2 2

B. Muatan Lokal: Bhs. Jawa 1 1 1 1 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) D. Bimbingan & Konseling (0) 1 1 1 1

E. Vita Communika (0) 1 1 1 1

Jumlah

Ket: * Equivalen 2 jam pelajaran

4 40 40 40

Kelas XI dan XII Program Bahasa

Komponen

Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 3 3 3 3

6. Sejarah 2 2 2 2

7. Anthropologi 2 2 2 2

8. Sastra Indonesia 4 4 4 4

9. Seni Budaya 2 2 2 2

(67)

dan Kesehatan

11. Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

12. Bahasa Jerman 2 2 2 2

13. Keterampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal: Bhs. Jawa 1 1 1 1 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) D. Bimbingan & Konseling (0) 1 1 1 1

E. Vita Communika (0) 1 1 1 1

Jumlah

Ket: * Equivalen 2 jam pelajaran

4 40 40 40

Dari struktur kurikulum yang ada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta menambah jam pelajaran dengan perincian sebagai berikut:

No Kelas Mata Pelajaran Jam tambahan

1 X Matematika

Bahasa Inggris Geografi Sejarah 2 1 1 1

2 XI – IPA Matematika

Bahasa Inggris

2 1

3 XI – IPS Bahasa Inggris

Ekonomi

1 2

4 XI – BHS Bahasa Inggris

Bahasa Jerman

1 2

5 XII – IPA Matematika

Bahasa Inggris

2 1 6 XII – IPS Bahasa Inggris

Ekonomi

1 2 7 XII – BHS Bahasa Inggris

Bahasa Jerman

1 2

2. Muatan Lokal

(68)

3. Kegiatan Pengembangan Diri/Layanan BK/Ekstrakurikuler

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

 Jenis Pengembangan diri :  Kelompok Ilmiah Remaja

 Jurnalistik

English Club

 Musik/Orkestra

 Tekhnisi Komputer

 Keterampilan Putri

 Komputer Akuntansi  Teater

 Tari/Modern Dance

 Basket  Pecinta Alam

 Volley

Setiap peserta didik diberi kesempatan kesempatan untuk memilih 1 jenis pengembangan diri/ekstrakurikuler yang ada di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Segala aktivitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan pengembangan diri di bawah pembinaan dan pengawasan guru pembina yang telah ditugasi oleh kepala sekolah

4. Vita Communika (Vit – Com)

(69)

5. Beban Belajar

Beban belajar yang diatur di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dengan menggunakan sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran di SMA Stella Duce Yogyakarta berlangsung selama 45 menit.

Jumlah jam tatap muka yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah adalah sebagai berikut:

No Kelas Jumlah Jam Pelajaran Per Minggu

1 X 40

2 XI 40

(70)

BAB V

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi

Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsawpada kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta ini dilakukan dalam tiga siklus atau tiga kali pertemuan. Berikut ini akan diuraikan kegiatan pada masing-masing siklus yang dilakukan selama penelitian berlangsung.

1. Siklus Pertama

Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Oktober 2007 pada jam pertama sampai dengan jam kedua. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif ini bertepatan dengan hari puasa, sehingga setiap jam pembelajaran dikurangi 5 menit. Jumlah waktu bersih yang digunakan untuk pembelajaran dengan demikian hanya 2 x 40 menit (pukul 07.00 – 08.20). Materi pembelajaran ini adalah perilaku produsen. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra yaitu Ibu Dra. R. Tuti Ratnaningsih. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XC semester I pada tahun ajaran 2007-2008. Jumlah siswa pada kelas XC adalah 34 siswa. Keseluruhan siswa hadir pada pembelajaran kooperatif siklus pertama. Adapun metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah tipe

jigsaw. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode pada siklus pertama:

(71)

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus pertama adalah sebagai berikut:

(72)

2) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), materi, lembar kerja siswa (LKS), kuis, dan lembar jawab.

a. Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)

RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, serta evaluasi. Semua dibuat secara rinci dan sistematis (lampiran 1a, hal: 147)

b. Materi

Materi ajar pada siklus pertama adalah perilaku produsen. Peneliti dan guru mitra membuat handout. Handout berisi tentang materi perilaku produsen dan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada siswa untuk dijawab dan dibahas dalam diskusi. Handout ini selanjutnya diberikan kepada siswa setelah pembagian kelompok selesai (lampiran 2a, hal: 161)

c. Kuis dan lembar jawab

Soal kuis pada siklus pertama terdiri dari 3 pertanyaan dalam bentuk

(73)

3). Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data penelitian ini meliputi:

(a) Lembar observasi kegiatan guru di kelas. Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain: penjelasan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pengorganisasian sub pokok bahasan dari yang bersifat umum ke khusus, interaksi guru dengan siswa, keterlibatan dalam pembelajaran kelompok, dan pengelolaan kelas (lampiran 4, hal: 171).

(b) Lembar observasi pengamatan kelas. Cakupan isi lembar pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, sumber belajar, kelengkapan atribut kelas, dan kedisiplinan (lampiran 5, hal: 179). (c) Lembar penilaian proses belajar (diskusi) kelompok. Cakupan isi

lembar penilaian proses (diskusi) kelompok antara lain: konsentrasi, keaktifan (mendengar orang lain, menyatakan pendapat), pembagian tugas, menghargai saran dan pendapat teman (lampiran 6, hal: 187). (d) Lembar observasi pengamatan terhadap siswa. Cakupan isi lembar

obesrvasi keterlibatan siswa antara lain: bertanya, menyatakan definisi, memberikan tanggapan jawaban, menarik kesimpulan dan menemukan konsep (lampiran 7, hal: 191 ).

b. Tindakan

(74)

1) Penyampaian sekilas materi

Sebelum materi pelajaran mengenai perilaku produsen diberikan, guru memberikan pengantar. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantar siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada hari itu. Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar materi perilaku produsen kepada siswa ± 5 menit. Suasana kelas cukup kondusif. Hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.

2) Pembagian kelompok

(75)

yang direncanakan. Ada perbedaan antara perencanaan dengan tindakan. Dalam perencanaan dirumuskan bahwa ada pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli. Namun pada tahap tindakan ini hanya dibentuk kelompok ahli saja.

3) Diskusi

(76)

siswa dengan nomor kepala 4, 5, dan 6 dalam satu kelompok ahli. Demikian pula sebaliknya. Dengan demikian masing-masing siswa saling memberi dan menerima informasi.

4) Pembahasan

Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam forum diskusi pada masing-masing kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu anggota perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban. Kelompok yang ditunjuk dengan antusias dan senang hati mempresentasikan jawaban. Setiap kelompok diberikan kesempatan yang sama untuk mempresentasikan jawaban. Kemudian guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban temannya atau menyatakan pendapat yang lain. 5) Kuis

Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mencerna pelajaran hari itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi pembahasan berlangsung. Guru menulis soal di papan tulis yang terdiri dari 3 soal

essay. Kemudian siswa mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Kuis berlangsung tertib. Siswa mengerjakan soal sendiri-sendiri.

c. Observasi

(77)

1) Pengamatan terhadap guru

Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal guru membuka pelajaran sampai dengan guru menutup pelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.1

Aktivitas Guru Pada Siklus I

No Deskriptor Ya Tidak

1 Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif

tipejigsaw

2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang

lebih sempit

3 Guru membantu siswa dalam pembentukan

kelompokjigsaw

4 Guru memotivasi siswa agar terlibat kegiatan

diskusi dalam kelompok

5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok

6 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama

dengan siswa lainnya dalam suasana persahabatan, untuk meningkatkan hasil kerja salah satu kelompok

7 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama diantara mereka agar lebih baik dengan

kelompok lainnya

8 Guru mengobservasi kegiatan kelompok, memberi motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok bekerja dengan baik

9 Guru berinteraksi dengan setiap siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, dan menja

Gambar

Gambar 2.1Model PTK
Tabel 3.2
Tabel 5.1Aktivitas Guru Pada Siklus I
Tabel 5.1 di atas menunjukkan aktivitas guru di kelas selama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, data yang ada belum dapat menjawab permasalahan yang terjadi dalam kegiatan budidaya, seperti periode pemijahan alaminya, tingkat mortalitas larva

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan

8.6.1.Guru dapat mengolah hasil penilaian proses pembelajar-an untuk berbagai tujuan pada setiap standar kompetensi teknik Pemelihara-an Mekanik Industri 8.7 Melakukan

Tabel 3 juga menunjukkan ukuran window maximum TCP W+e lebih besar dari TCP W+ dan berarti ukuran rata-rata window TCP W+e lebih baik dari TCP W pada

Membandingkan frekuensi kejadian bencana dengan korban akibat bencana dengan tujuan melihat besarnya dampak bidang kesehatan dalam satu kejadian bencana, disimpulkan

Hasil verifikasi lapangan sekolah Adiwiyata Nasional (SD, SMP, SMA 157 Sekolah)..

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah