• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata simbol berasal dari Yunani “symbolos” yang berarti tanda

pengenal atau lencana. Symbolos di Yunani digunakan sebagai bukti identitas untuk mengkat persahabatan, sebuah batu atau mata uang dibelah hingga pemegang setiap potongan mempunyai bukti konkret dari persahabatan mereka. Symbolos melambangkan 2 orang atau lebih, merupakan tanda nyata dari sesuatu yang tidak kelihatan, perkawinan, persahabatan, saling percaya mempercayai (Sastro Pratejo, 1982 : 55).

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta disebutkan bahwa:

Simbol adalah lambang 1. (lukisan ,perkataan, lencana dsb) yang menyatakan sesuatu hal yang mujarab. 2. Tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat, keadaan dsb), misalnya warna putih adalah kesucian, gambar padi sebagai kemakmuran (W.J.S Poerwodarminto, 1976 : 378).

Dengan demikian pengertian disebut diatas, bahwa simbol merupakan perwujudan dari kaidah-kaidah yang berlaku dalam perbuatan duniawi, pengertian dan ekspresi. Budaya manusia sebagai hasil dari tingkah laku atau hasil dari kreasi manusia, maksud atau pengertian yang terkandung didalamnya. Alat pengantar budaya itu dapat berbentuk: bahasa benda atau barang, warna, suara, tindakan atau perbuatan yang merupakan simbol-simbol budaya. Paham atau aliran tata pikiranya yang

commit to user

mendasarkan diri pada simbol-simbol itu disebut simbolisme (Budiono Herusatoto, 2005 : 1-10).

Pengertian simbolisme menurut Suryo Soeradjijo adalah sebagai berikut: Simbolisme adalah suatu bahasa, sesuatu sistem simbol-simbol walaupun dengan batasan arti yang agak elastis dan tata (rules) kombinasi dengan cara yang sama mengekspresikan ide-ide yang dibentuk (Suryo Soeradjijo 1985 : 38).

Pengertian lainya dimana simbolisme merupakan wujud analogi yang dipilih oleh senimanya untuk mewakili ide-ide abstraknya. Dari uraian diatas memberikan suatu pengertian bahwa simbolisme merupakan hal-hal yang erat hubunganya dengan hasil karya perilaku manusia lewat gagasan, ide-ide yang dibentuk sebagai hasil karya manusia. Lebih lanjut Budiono Herusatoto menjelaskan bahwa bentuk simbolis dalam budaya Jawa sangat dominan dalam segala hal dan dalam sebala bidang. Hal ini terlihat dalam tindakan sehari-hari orang Jawa, sebagai realitas dari pandangan dan sikap hidupnya. Bentuk-bentuk simbolis itu dapat dikelompokkan kedalam 3 macam simbolis, yaitu pertama tindakan simbolis dan religinya, kedua, tindakan simbolis dalam tradisinya, ketiga, tindakan simbolis dalam kesenianya

(Budiono Herusatoto, 2005 : 98).

Pengertian simbol merupakan pernyataan yang lebih menekankan pada sifat kejiwaan dalam menuturkan maksud tertentu. Dalam hal ini

commit to user

pernyataan simbolis menurut Suryo Soeradjijo adalah suatu visual sebagai anologi yang mewakili ide abstrak senimanya

(Suryo Soeradjijo, 1998 : 38).

Simbol seni dalam buku Bunga Rampai Seni oleh Suryo Soeradjijo ditulis bahwa simbol seni adalah bentuk ekspresif itu sendiri. Ia adalah suatu simbol dalam suatu arti yang lazim, karena ia tidak menyampaikan sesuatu dari dirinya sendiri. Oleh karenanya, ia tidak dapat dikatakan dengan tegas mempunyai “arti” yang ia miliki ialah “makna” (Suryo

Soeradjijo, 1985: 41). Dalam buku Manusia Multi Dimensional karangan A. Sudiarja mengungkapkan bahwa simbol seni bukanlah suatu susunan, jadi tak dapat dikatakan teratur atau tidak teratur. Simbol seni adalah satu

atau utuh, karena itu ia tidak dapat menyampaikan “makna” (meaning)

untuk “dimengerti”, melainkan “pesan’ (import) untuk “diresapkan”. (A.

Sudiarja. 1982:77). A.Sudiarja juga mengungkapkan bahwa terhadap

“makna” orang hanya dapat mengerti atau tidak mengerti, tetapi terhadap

”pesan” dari seni orang dapat tersentuh secara lemah dan secara intensif.

Sehingga dalam hal ini terdapat elastisitas yang luas terhadap peresapan

“pesan” seni itu.

Sedangkan simbol Menurut Charles Sanders Pierce simbol adalah tanda yang representamenya merujuk kepada objek tertentu tanpa motivasi (unmotivated); simbol terbentuk melalui konvensi atau kaidah-kaidah tanpa adanya kaitan langsung diantara representamen dan objeknya.

commit to user 4. Komposisi

Komposisi adalah suatu pengaturan atau penyusunan yang dilakukan oleh pencipta seni kedalam bentuk yang sedemikian rupa : Yang diatur dalam komposisi ialah garis, warna, hingga tektur (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 3-5).

Dalam komposisi ada prinsip organisasi yaitu: a. Unity ( Kesatuan)

Adalah proses penyatuanya berbagai unsur (baik unsur yang visual maupun yang mengenai aspek fisik), untuk mendapatkan suatu bentuk ciptaan secara utuh. Kesatuan ini akan membawa penghayat untuk dapat menikmati bentuk ciptaan secara keseluruhan, karena jika hal ini tidak dicapai maka karya akan menimbulkan kebosanan dan penghayat akan sulit menyerap maksud dari karya tersebut. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 3-5).

b. Kesetimbangan (Balans)

Adalah suatu kondisi atau kesan berat, tekanan, tegangan, sehingga member kesan stabil (seimbang). Dalam praktek penciptaan, unsur-unsur dasar misalnya garis, bidang, warna, tekstur, dll. Diumpamakan anak-anak timbangan pada sebuah Neraca.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 5). c. Harmoni (Keselarasan)

“Ritme, repetisi, dan dominan merupakan transisi, penghubung dari

commit to user

terwujudnya harmoni didalam bidang gambar. Harmoni menyebabkan terciptanya kesatuan (unity) sedangkan ritme, repetisi, dan domains merupakan faktor esensial untuk mencapai harmoni”.

(Arfial Arsad Hakim, 200 : 17). d. Repetisi (Pengulangan)

“Repetisi merupakan metode untuk menarik perhatian penghayat

secara terus menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola, dan merupakan cara yang mudah untuk mengikuti keseluruhan unsur-unsur disain didalam satu kesatuan (unity)”. (Arfial Arsad Hakim,2000 : 18).

e. Dominan

“Dominan adalah bagian tertentu yang mendominasi di dalam suatu

bentuk ciptaan, akan menjadi titik perhatian yang menonjol. Kelayakan tingkat dominan dari unsur-unsur pendukung suatu disain akan mencapai harmoni, kesatuan hubungan”.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18). f. Gradasi

“Gradasi adalah suatu drajat, tangga, dimana suatu kekontrasan telah

dijembatani oleh suatu rangkaian dari semacam atau kesamaan,

peralihan atau langkah yang selaras”. (Arfial Arsad Hakim, 2000 :

commit to user g. Ritme

“Didalam seni rupa Ritme berarti suatu susunan teratur yang

ditimbulkan dari pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga

menimbulkan atau memberi kesan keterhubungan serta kesan gerak”.

(Arfial Arsad Hakim,2000 : 17). Ada beberapa tipe ritme, yaitu :

1) Repetitif (Pengulangan)

“Ritme ditimbulkan dari pengulangan dari unsur-unsur yang sama atau hampir sama (garis, bidang, warna, ukuran, arah). (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17).

2) Alternatif (Pergantian)

“Ritme ditimbulkan dari pergantian (selang-seling) antara unsur-unsur yang bertentangan/kontras (misalnya hitam dengan putih,

warna panas dengan warna dingin)”.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17). 3) Progresif

“Ritme ditimbulkan dari pengulangan suatu elemen dengan

perubahan pembesaran atau pengurangan ukuran”.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17). 4) Flowing

“Ritme ditimbulkan dari pengulangan teratur dari suatu

perbedaan jarak ruang yang menerus, peralihan lembut dari suatu bentuk kebentuk lainya yang selaras dalam gerak”.

commit to user (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18).

Komposisi menyangkut hal ”tata-susun” dalam melahirkan suatu

bentuk ungkapan atau ide, dimana kesatuan hubungan, keserasian (unity, harmony) merupakan hakikat utama di dalam sebuah komposisi. Dengan demikian menyangkut pula tentang balans, tentang ada atau tidaknya tekanan (aksen atau emphasis) atau pusat perhatian (centre of interest) di dalam sebuah komposisi dan komposisi yang bagaimana, yang diciptakan tersebut. Pada dasarnya komposisi adalah unity, dan unity yang merupakan organisasi dari unsur-unsur adalah desain. Maka kita dapat pula

mengatakan komposisi itu adalah “desain” itu sendiri (Arfial Arsad

Hakim, 1987 : 35). 5. Unsur-unsur rupa

Unsur-unsur rupa/unsur-unsur rupa terdiri dari garis, bidang, warna, dan tektur.

a. Garis.

Garis adalah hubungan antara sebuah titik, merupakan “jejak” yang

ditimbulkan oleh titik-titik yang digerakkan atau merupakan suatu goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang atau pita (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 35).

Pembagian garis terdiri atas garis aktual/formal dan garis ilusif/sugestif (khayal/semu). Garis aktual/formal terdiri dari 2 macam geometris yang sifatnya berpola terukur dan kaku seperti garis lurus, garis

commit to user

lengkung, garis bergelombang, garis patah-patah. Satu garis ekspresif yang memiliki sifat lebih bebas dan tak beraturan.

Sedangkan garis semu/ilusif adalah garis yang tidak beraturan actual/formal tetapi hanya semu/ilusif. Hadirnya garis tersebut terjadi karena pengulangan unsur, atau karena merupakan batas bidang atau warna, yang merupakan suatu bentuk, ruang, massa, atau warna (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 36).

b. Shape (bidang).

Shape adalah bidang yang terjadi karena dibatasi oleh kontur (garis) dan atau dibatasi oleh warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur (Dharsono Sony Kartika, 2004 : 102).

Shape Geometrik (terukur) disini shape merupakan suatu bentuk yang ada standart (ukuran, aturan, batasan) dalam sifat dan berasal dari ilmu ukur. Shape tersebut misalnya lingkaran, empat persegi, segitiga, dan lain-lain.

Shape Biomorphic, disini shape merupakan bentuk yang tidak beraturan (bentuk-bentuk bebas, organik)

(Arfial Arsad Hakim, 1987 : 63-64). c. Warna.

Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur susunan yang sangat penting, baik di bidang seni murni maupun seni terapan.

commit to user

Warna merupakan suatu elemen-elemen dasar yang sangat sensitif karena kualitasnya, sangat peka terhadap reaksi emosional. Warna merupakan suatu elemen yang sangat mempunyai emosi, atau mempesona langsung dan segar (Ocvirk, 1962 : 32).

Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang ditimbulkan oleh benda-benda yang dikenainya

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 1617).

Menurut Suryo Suradjijo dalam bukunya Filsafat Seni menjelaskan bahwa warna dapat dibedakan menjadi dua pengertian, warna sebagai cahaya atau fenomena dan warna sebagai bahan yang keduanya berasal dari pigmen warna; warna sebagai cahaya sangat dipengaruhi oleh kondisi ruang sekitarnya. Warna merah akan memantulkan cahaya merah yang berbeda jika benda dalam ruangan yang derajat terangnya berbeda. Sedang sebagai bahan warna merah dimanapun dia berada tetap sebagai warna. (Suryo Suradjijo, 1990 : 64).

Warna mempunyai daya tarik yang sensual yang menjadi rasa nikmat bila terorganiser dengan baik. Oleh karena itu warna mayoritas dipergunakan untuk menciptakan keindahan dalam seni rupa. Untuk dapat mengolah warna dengan baik kita harus memiliki pengetahuan dan teori-teori warna yang telah ditemukan, sebagai pedoman untuk memudahkan dalam pengekspresian dan menempatkan warna tersebut dalam perwujudan sesuai dengan konsepsi yang akan dikemukakan.

commit to user

Warna dapat digunakan sampai pada kesesuaian seperti dengan kenyataan, sebagaimana pada pelukis-pelukis realis atau naturalis. Namun warna juga dapat dipergunakan tidak demi bentuk tetapi demi warna itu sendiri, untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan keindahanya serta dapat dipergunakan untuk berbagai pengekspresian (Fadjar Sidik, 1981 : 11).

d. Tekstur

Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda atau bidang yang member karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut, apakah halus, kasar dan sebagainya. Dari wujud suatu tekstur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1) Tekstur Nyata (Actual Texture)

Tektur nyata/actual, bila diraba dapat dirasakan apakah halus dan apakah kasar seperti apa yang terlihat pada permukaan bidang tersebut. Misalnya permukaan kaca, tembok, amplas dan lain-lain, dan tekstur dapat berupa tekstur buatan alami.

2) Tekstur Semu (Simulated Texture)

Adalah seolah-olah bila kita membuat tektur dengan alat atau tektur tertentu pada suatu bidang tapi hanya terbentuk gambar dua dimensi. Lalu hasil yang kita dapatkan terlihat bahwa seolah-olah permukaan itu sangatlah kasar ataupun licin, padahal apabila kita raba yang kita rasakan hanya permukaan

commit to user

bidang tersebut dan disini tektur yang ada hanya bersifat semu. Ia lahir dalam ciptaan imaji visual.

(Arvial Arsad Hakim, 2000 : 87).

6. Deformasi

Deformasi dipakai dalam istilah perubahan bentuk yang tidak dapat diklarifikasikan didalam distrorsi. Tetapi deformasi bagaimanapun bentuk yang diciptakan seniman, imaji penghayat masih dapat mengagkat tema alam didalamnya. Misalnya pada bentuk patung yang kaku dan karya abstrak (Suryo Soeradjijo, 1994 : 80).

commit to user

BAB III

POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE

Dokumen terkait