• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE

DALAM PENCIPTAAN KARYA

DRAWING

KONSEP PENGANTAR KARYA TA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Seni

Jurusan Seni Rupa Murni

Oleh:

SUSAN PRIHARYANTO NIM.C. 0604017

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Susan Priharyanto Nim : C.0604017

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pengantar tugas akhir dengan judul

POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAAN KARYA

DRAWING adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tugas akhir ini diberi citasi (kutipan) dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbuki pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berua pencabutan tugas akhir dan gelar yang diperoleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, 25 Januari 2012 Yang membuat pernyataan,

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

- Allah SWT

(6)

commit to user

vi MOTTO

Bersabar bahwa kehidupan adalah roda yang terus bergerak dan berproses, maka teruslah melangkah.

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan dalam kesempatan kali

ini yang telah member kenikmatan dan petunjuk kepada kita sekalian. Tidak lupa

juga sholawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah menjadi suri tauladan dan membawa kejayaan hingga akhir jaman.

Dalam kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait serta telah membantu dalam

proses pengerjaan Tugas Akhir ini. Polusi udara sebagai salah satu ancaman serius

bagi keberadaan bumi dimasa mendatang, kemudian menarik penulis untuk kemudian

menggangkat kedalam penyajian Tugas Akhir dengan judul POLUSI UDARA

SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING, Adapun

tema dalam penyajian Tigas Akhir ini adalah pencemaran udara asap industri pabrik,

dimana pencemaran udara asap industri pabrik berperan besar didalam terjadiya

polusi udara. Penulis berharap penyajian Tugas Akhir ini dapat memperkaya

khasanah Seni rupa khususnya seni drawing, yang dapat menjadi media bahan

perenungan terhadap kondisi lingkungan hidup di masa sekarang ini.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa bahwa di dalam penyusunan

pengantar Tugas Akhir ini mengalami berbagai macam kesulitan, sehingga penulis

memerlukan bantuan dari berbagai pihak untuk dapat menyelesaikanya. Maka dalam

(8)

commit to user

viii

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

3. Dr. Nooryan Bahari, M.Sn., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingannya dengan sabar dan mau memberikan masukan-masukan, sehingga

dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Sigit Purnomo Adi, S.Sn.,M.Sn., selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan dukungan dan bimbinganya dalam menyelesaikan tugas akhir.

5. Bapak dan Ibu dosen jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

6. Orang tua, istri dan adik, atas dukungan, kasih sayang dan doa kalian.

7. Seluruh teman-teman Seni Rupa Murni Universitas Sebelas Maret dan semua pihak

yang telah membantu yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca

yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap semoga karya Tugas Akhir ini

benar-benar dapat bermanfaat menjadi landasan konsep karya seni drawing dalam

penyajianya

Surakarta, 25 Januari 2012

(9)

commit to user

A. Polusi Udara dan Dampak yang Ditimbulkan……….4

1. Definisi polusi udara………...4

2. Dampak dan masalah yang ditimbulkan……….8

B. Seni dan Unsur Seni………10

1. Seni sebagai media ekspresi………10

(10)

commit to user

x

4. Deskripsi karya……… 35

4. Penyajian……….. 50

BAB IV KESIMPULAN………... 52

DAFTAR PUSTAKA……….54

(11)

commit to user

xi ABSTRAK

Susan Priharyanto. C0604017. 2012. POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING. Pengantar Karya Tugas Akhir (S-1), Jurusan Seni Rupa Murni, Universitas Sebelas Maret.

Pemasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, yaitu (1 ) apa saja dampak buruk polusi udara bagi masyarakat? (2) bagaimana rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya (3) Bagaimana visualisasi karya drawing dengan sumber ide polusi udara?

Tujuan Tugas Akhir ini adalah (1) Mendeskripsikan dampak buruk polusi udara bagi masyarakat. (2) Mewujudkan rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya. (3) Dapat menjelaskan karya drawing dengan sumber ide polusi udara. Metode yang digunakan ini adalah menggunakan Studi Pustaka. Mengumpulkan data dan teori melalui beberapa literatur buku, dan informasi non manusia serta bahan literatur lainya. Setelah melakukan pengamatan langsung maupun tidak langsung mengenai fenomena alam seputar polusi udara, penulis tertarik untuk mengangkat tema POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING dalam karya Tugas Akhir.

(12)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Polusi udara dibeberapa kota besar di Indonesia telah sangat

memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala

resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang

disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena

infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi

udara kota. Meskipun sesekali telah turun hujan, langit di kota-kota besar di

Indonesia tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun

mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan

saluran pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini

menempati urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di

Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan

kanker paru-paru (Emil Salim. 1980: 13).

Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai

sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari

cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber

pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran

hutan, dan lain-lain (Emil Salim. 1980: 174). Sebenarnya banyak polutan

(13)

commit to user

udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan dunia (WHO)

menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius. Polutan udara yang

berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, serta mudah merusak harta benda

adalah partikulat yang mengandung partikel asap dan jelaga, hidrokarbon,

sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan

bermotor. WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah

menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedangkan 10%

sisanya menghidup udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi

dan anak-anak (Emil Salim. 1980: 177). Orang dewasa yang beresiko tinggi,

misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat

penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita

maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut

berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin

memprihatinkan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melihat bahwa masalah polusi

udara perlu mendapat perhatian karena polusi udara ini jarang disadari oleh

masyarakat kita tentang dampak-dampak yang diakibatkannya. Hal ini

mendorong penulis untuk mengangkat polusi udara sebagai sumber ide dalam

penciptaan karya seni drawing. Penciptaan karya seni drawing tersebut,

bertujuan ingin menyampaikan simbol-simbol figuratif dan naratif dalam

penciptaan karya seni kepada masyarakat. Khususnya dalam karya seni

(14)

commit to user B. BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang diangkat dalam pembahasan topik dibatasi pada

lingkup dampak-dampak buruk yang diakibatkan oleh polusi udara bagi

masyarakat sebagai sumber ide dalam berkarya seni drawing.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja dampak buruk polusi udara bagi masyarakat?

2. Bagaimana rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya?

3. Bagaimana visualisasi karya drawing dengan sumber ide polusi udara?

D. TUJUAN PENULISAN

1. Mendeskripsikan dampak buruk polusi udara bagi masyarakat.

2. Mewujudkan rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya.

3. Dapat menjelaskan karya drawing yang dibuat dengan sumber ide polusi

udara

E. MANFAAT PENULISAN

1. Mendapatkan banyak informasi mengenai masalah polusi udara dan

dampaknya.

2. Meningkatkan apresiasi seni, khususnya yang berkaitan dengan masalah

polusi udara.

3. Dapat memahami karya drawing yang penulis ciptakan berdasarkan

konsep yang telah diuraikan dalam penulisan ini.

(15)

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. POLUSI UDARA DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN

1. Definisi Polusi Udara

Polusi udara adalah penyusunan kualitas udara yang mengganggu

kehidupan, karena masuknya polutan kedalam udara. Polusi udara terjadi

jika ada penambahan komponen udara atau bahan kimia yang

kehadirannya membahayakan organisme. Pada dasarnya penyebab polusi

udara serupa dengan penyebab polusi air. Pencemaran udara adalah jika

udara dicampuri dengan zat atau radiasi yang berpengaruh buruk terhadap

organisme hidup. Jumlah pengotoran ini cukup banyak sehingga tidak

dapat diabsorpsi atau dihilangkan dalam waktu relatif singkat.

Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,

atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan

kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan

kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan

oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi

gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya

dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak

pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun

global.

(16)

commit to user

Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi

udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual

tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara

sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Banyak faktor yang dapat

menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang

ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau

kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak

pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global

atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan

makhluk hidup, termasuk manusia. Komposisi seperti itu merupakan udara

normal dan dapat mendukung kehidupan manusia. Namun, akibat aktivitas

manusia yang tidak ramah lingkungan, udara sering kali menurun. Kita

diharapkan dapat ditemukan solusi alternatif untuk mengatasi bahayanya

pencemaran udara. dan dengan dilaksanakannya solusi alternatif tersebut

diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan misalnya

berkurangnya polusi udara, dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat

pencemaran udara, dampak terhadap tanaman, Tanaman yang tumbuh di

daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu

pertumbuhannya dan rawan penyakit, mengurangi efek rumah kaca, hujan

asam, kerusakan lapisan ozon.

(17)

commit to user

Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan

partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi:

Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol).

Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak,

dan nitrogen dioksida).

Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon).

Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap).

(http://www.walhi.or.id/

kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/)

Sedangkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi

tiga, yaitu:

Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.

Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan,

benzene.

Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.

Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya

dibedakan menjadi dua, yaitu:

Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung

berapi, pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia,

misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan

(18)

commit to user

Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di

ruangan.

(http://www.walhi.or.id/

kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/

Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambien

menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, meliputi:

Sulfur dioksida (SO2).

Karbon monoksida (CO).

Nitrogen dioksida (NO2).

Ozon (O3).

Hidro karbon (HC).

PM 10, Partikel debu ( PM 2,5 ).

TSP (debu).

Pb (Timah Hitam).

Beberapa definisi gangguan fisik pada polusi udara diantaranya :

Polusi udara.

Panas.

Radiasi.

Beberapa definisi gangguan kimia pada polusi udara diantaranya :

Asap industri.

Asap kendaraan bermotor.

Asap pembangkit listrik.

Asap kebakaran hutan.

(19)

commit to user

Beberapa definisi gangguan biologi pada polusi udara diantaranya :

Timbunan gas metana pada lokasi urungan tanah.

Timbunan gas metana pada tempat pembuangan sampah.

2. Dampak dan masalah yang ditimbulkan

Pencemaran udara berpengaruh besar terhadap makhluk hidup.

Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat

kesehatan untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon,

sulfur dioksida dan partikulat matter adalah beberapa parameter polusi

udara yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar. Berdasarkan

sumber yang saya peroleh dari Badan Penanggulangan Dampak

Lingkungan pada data tahun 2008, ada beberapa kota yang diketahui

sebagai kategori kota yang tidak sehat. Kota itu diantaranya adalah:

Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik),

Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14 titik). Satu

lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan salah satu daerah kategori

sangat tidak sehat.

Sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh

pemerintah melalui keputusan Badan Penanggulangan Dampak

lingkungan. Propinsi DKI Jakarta juga mencatat mencatat bahwa adanya

penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup

dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000

(20)

commit to user

tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun). Hal ini

menandakan bahwa Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan

tentang pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi

darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi baru

pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat

menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia,

karena dampak polusi udara sangat berpengaruh besar pada kehidupan kita

dan lingkungan.

Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara

secara umum:

1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat

ozon.

2. Terbentuknya radikal bebas/stress oksidatif.

3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraseluler

seperti enzim-enzim yang bekerja pada tubuh.

4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan

gangguan sistem imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan

endotoksin.

5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur

kerja jantung dan saluran napas.

6. Dapat mengganggu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran

(21)

commit to user

7. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (missal: dengan

menekan fungsi olveolar makrofag pada paru).

Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan

jangka panjang.

Pengaruh kesehatan dalam jangka pendek :

1. Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau

kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan

respirasi (pernapasan).

2. Berkurangnya aktifitas harian akibat sakit.

3. Gejala akut (batuk, sesak napas, infeksi saluran pernapasan).

4. Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah).

Pengaruh kesehatan dalam jangka panjang :

1. Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular.

2. Mennigkatnya insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma,

penyakit paru obstruktif kronis).

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

4. Kanker.

(22)

commit to user

B. SENI DAN UNSUR UNSUR SENI

1. Seni Sebagai Media Ekspresi

Seni Rupa sebagai cabang atau bagian dari seni pada umumnya,

diartikan sebagai suatu cabang seni yang mengekspresikan pengalaman

artistik manusia lewat objek-objek dua atau tiga dimensional yang

memerlukan ruang dan waktu (P. Mulaydi,1994 : 7).

Secara teoritis seni juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu

seni murni atau Fine Art dan seni yang dimanfaatkan untuk

macam-macam kepentingan atau Applied Art. Seni Murni adalah apabila dalam

penciptaanya si seniman hanya terikat oleh persyaratan yang ada di dalam

seni itu sendiri, dan tidak harus terikat oleh misalnya gaya yang disenangi

masyarakat, ditempatkan dimana dan sebagainya. Sedang Applied Art atau

seni terapan ialah seni yang selain bentuknya harus indah juga masih harus

mengingat persyaratan yang berkaitan dengan unsur pemakaianya;

misalnya rumah yang nyaman ditempati, kursi harus sesuai dengan

tujuanya.

(P. Mulyadi, 1994 : 7).

Ekspresi itu sendiri adalah pengungkapan atau proses menyatakan

(maksud, gagasan, perasaan) dalam bentuk nyata (Mike Susanto, 2002 :

101).

Dalam hal ini pengertian seni, terlalu banyak ahli yang mengatakan

persoalaan seni. Belum ada kesepakatan yang jelas mengenainya. Karena

(23)

commit to user

tentang seni mengarah pada persoalan kesanggupan akal manusia baik

berupa kegiatan rohani maupun jasmani untuk menghasilkan sesuatu yang

bernilai artistic dan menggugah persoalan orang lain (Mike susanto, 2002 :

101).

Dengan demikian seni merupakan sesuatu kegiatan merancang

sesuatu untuk menjadi sebuah karya seni dengan melibatkan pengalaman

dan pengamatan serta ungkapan perasaan supaya orang lain dapat

merasakan apa yang dirasakan melalui karya seni.

Menurut Ki Hajar Dewantara, “Seni yaitu segala perbuatan

manusia yang timbul dari hidup perasaanya dan bersifat indah hingga

dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia”. Dalam hal ini seni juga

merupakan produk keindahan yang dapat menggerakan perasaan indah

orang lain yang melihatnya. Berbeda dangan definisi terdahulu, yang

dikemukakan oleh Ahdiat K. Miharja yaitu bahwa “Seni adalah kegiatan

rohani manusia yang merefleksikan kenyataan dalam karya yang berkat

bentuk maupun isinya mempunyai daya untuk membangkitkan

pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya”. Dalam definisi

ini dengan tegas dinyatakan bahwa seni adalah kegiatan rohani, bukan

semata-mata kegiatan jasmani

(P. Mulyadi, 2000 : 5).

Menurut Thomas Munro, “Seni adalah buatan manusia yang

menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

(24)

commit to user

pengenalan, imajinasi yang rasional maupun emosional”. Dalam

pandangan ini, selain ditekankan sebagai kegiatan rohani, seni harus

ditanggapi secara serius dengan segenap fungsi-fungsi jiwa yang ada.

Dengan demikian melihat karya lukis, grafis maupun patung ataupun

karya seni yang lainya tidak cukup hanya mengetahui obyek yang

divisualisasikan, melainkan tanggapan kita terhadap obyek tersebut,

misalkan pengamatan apa yang pernah kita rasakan sehubungan dengan

obyek tersebut (P. Mulyadi, 2006 : 6).

Berdasarkan batasan-batasan tersebut Sudarso S.P. memberikan

kesimpulan sementara bahwa “Seni adalah hasil karya manusia yang

mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman batin

tersebut disajikan secara indah dan menarik sehingga memberikan atau

merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada manusia lain yang

menghayatinya”. Kelahiranya tidak didorong hasrat memenuhi kebutuhan

manusia yang pokok, melainkan merupakan usaha untuk melengkapi dan

menyempurnakan derajat kemanusiaannya atau memenuhi kebutuhan yang

(25)

commit to user

Menurut The liang Gie dari sekian banyak definisi tentang seni,

dapat digolongkan menjadi 5 hal, yaitu :

b. Seni sebagai kegiatan manusia.

Menurut Leo Tolstoy, seni adalah kegiatan manusia yang terjadi

bahwa secara sadar dengan perantara tanda-tanda lahiriah tertentu

menyampaikan perasaan yang telah dahayatnya kepada orang lain.

c. Seni sebagai karya seni.

Dalam bahasa asing dikenal “Work of Art”, pengertian ini terjadi

karena adanya pembagian proses dan produk. Seni lebih diartikan

sebagai kegiatan sedangkan hasilnya disebut dengan karya seni.

d. Seni sebagai kemahiran.

Pengertian tersebut diambil dari kata seni yaitu “Art” yang berasal

dari kata latin ”ars” yang artinya kemahiran, sedangkan “art”

mempunyai arti menyambung, jadi dapat diartikan suatu kemahiran

mengolah suatu obyek menjadi suatu yang indah.

e. Seni sebagai Fine art.

Seni yang utama bertalian dengan pembuatan benda-benda dengan

kepentingan estetis dan tidak berpijak pada kepentingan manfaat

atau guna dari benda tersebut.

f. Seni sebagai Visual art.

Sebagaimana paling umum digunakan dewasa ini, seni berarti seni

(26)

commit to user

bermaksud mengadakan tata hubungan pertama-tama melalui mata

penghayat (The Liang Gie, 1976, 13).

Subyektivitas dari seniman menggambarkan latar belakang

lingkungan dimana ia berada. Pengaruh lingkungan akan mempengaruhi

setiap proses kehidupan manusia. Dalam menciptakan karya seni, seorang

pencipta Dibalik munculnya karya seni memang tidak lepas dari eksistensi

mendapatkan dan memperoleh ide dari hasil pengalaman dan pengamatan

lingkungan, kemudian melalui proses perenungan ataupun proses berpikir

timbul gagasan atau ide yang melandasi sebuah penciptaan karya seni.

Berdasarkan pendapat dari berbagai sumber yang saya dapatkan,

saya sendiri mempunyai pandangan sendiri tentang seni adalah sebuah

awal mula proses dari manusia, dan itu merupakan sinonim dari ilmu.

Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas

manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa

masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter

yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah

proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk

penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa

yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk

menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan

cara seefektif mungkin untuk medium itu.

Berdasarkan uraian di atas dan pengertian secara umum seni dapat

(27)

commit to user

bentuk, arti, simbol, abstrak, indah, guna atau pakai, kepandaian,

kepintaran, kemahiran atau ketangkasan, wakilan (representatif), cantik,

molek, mungil atau kecil, rumit, halus, fungsi, kreasi, imajinasi, intuisi dan

lain sebagainya.

2. Drawing

Drawing atau menggambar adalah suatu bentuk seni visual yang

menggunakan sejumlah instrumen menggambar untuk menandai media

dua dimensi. Instrumen umum termasuk pensil grafit, pena dan tinta,

bertinta kuas, pensil lilin warna, krayon, arang, kapur, pastel, spidol.

Sejumlah kecil bahan dilepaskan ke media dua dimensi, meninggalkan

tanda terlihat. Dukungan yang paling umum untuk menggambar adalah

kertas, meskipun bahan-bahan lainnya, seperti kardus, plastik, kulit,

kanvas, dan papan, dapat digunakan. Media telah menjadi sarana populer

dan fundamental dari ekspresi publik sepanjang sejarah manusia.

Ketersediaan relatif mudah instrumen gambar dasar membuat gambar

lebih universal daripada kebanyakan media lain.

Menggambar adalah bentuk ekspresi visual dan merupakan salah

satu bentuk utama dalam seni visual. Menggambar umumnya berkaitan

dengan tanda garis dan bidang nada di atas kertas, sementara yang modern

pensil warna gambar mungkin pendekatan atau lintas batas antara

menggambar dan melukis. Dalam terminologi Barat, bagaimanapun,

menggambar berbeda dari lukisan, walaupun media yang sama sering

(28)

commit to user

medium cair, diaplikasikan dengan kuas atau pena

(http://en.wikipedia.org/wiki/Drawing).

Bernett Newman, salah satu seniman papan atas Amerika,

pernah berujar manusia yang pertama menjadi seniman adalah pada saat

dia menorehkan sebuah garis di atas permukaan tanah menggunakan

sebilah kayu. Torehan garis tersebut bisa dianggap sebagai gambar

pertama. Gambar tampaknya selalu menyertai perjalanan peradaban dan

kebudayaan manusia. Karena itu, tak mengherankan jika gambar menjadi

wilayah sangat penting dan tak dapat dipisahkan dari dunia seni dan

seniman. Sebetulnya “menggambar”, seperti corat-coret, membuat sketsa,

membuat bagan dan sebagainya merupakan salah satu cara seniman (dan

para perancang) dalam menvisualisasikan gagasan yang ada dalam

kepalanya. Karena itu menggambar sesungguhnya juga merupakan upaya

pengkongkretan imajinasi, gagasan seniman. Tentu saja setiap bentuk

karya seni sesugguhnya merupakan bentuk pengkongkretan gagasan sang

seniman, namun gambar menduduki posisi istimewa sebab dalam

prosesnya merupakan visualisasi konkret yang paling awal, spontan dan

langsung. Hal itu diutarakan dengan gamblang oleh G. Sidharta Soegijo:

“Salah satu cara yang paling langsung untuk menghubungkan proses

berpikir, yang berlangsung secara abstrak, dengan bentuk visual, yang

konkret, adalah melalui gambar.”

(29)

commit to user

Gambar menjadi bagian penting dalam perjalanan seni rupa Barat

sejak masa Renesans sampai pada masa Modern. Akademi seni di Eropa

sejak abad 16 sampai abad 19 menekankan pentingnya gambar sebagai

tulang punggung seni lukis dan seni patung. Apa yang dikenal sebagai

akademisme, tak lain adalah formulasi dan pendekatan seni rupa yang

menekankan pentingnya kemampuan menggambar bagi seorang seniman.

Hal itu bisa kita lihat dari peninggalan gambar-gambar para

pelukis-pelukis terkenal Eropa sejak masa Renesans sampai era seni rupa modern.

Karena itu, sungguh mengherankan bahwa gambar atau lebih tepat seni

gambar menjadi kategori seni yang otonom baru beberapa tahun

belakangan ini. (www.dapunta.com/g)

Hal ini tidak diketahui kapan seni atau menggambar didirikan.

Sketsa dan lukisan telah diproduksi sejak zaman prasejarah, seperti yang

ditunjukkan oleh gua dan lukisan batu. Dengan 12 ke abad ke 13, para

bhikkhu sedang menyiapkan manuskrip di atas vellum dan perkamen di

biara-biara di seluruh Eropa dan menggunakan jarum piringan hitam

mengarah untuk menarik baris untuk tulisan-tulisan mereka dan untuk

menguraikan untuk iluminasi mereka. Segera seniman umumnya adalah

menggunakan perak untuk membuat gambar dan underdrawings. Awalnya

mereka digunakan dan digunakan kembali tablet kayu dengan tanah

dipersiapkan untuk gambar-gambar ini. Bila kertas menjadi umumnya

(30)

commit to user

bekerja selesai, menjadi semakin umum.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Drawing)

3. Simbol Dalam Seni

Kata simbol berasal dari Yunani “symbolos” yang berarti tanda

pengenal atau lencana. Symbolos di Yunani digunakan sebagai bukti

identitas untuk mengkat persahabatan, sebuah batu atau mata uang dibelah

hingga pemegang setiap potongan mempunyai bukti konkret dari

persahabatan mereka. Symbolos melambangkan 2 orang atau lebih,

merupakan tanda nyata dari sesuatu yang tidak kelihatan, perkawinan,

persahabatan, saling percaya mempercayai (Sastro Pratejo, 1982 : 55).

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S

Poerwadarminta disebutkan bahwa:

Simbol adalah lambang 1. (lukisan ,perkataan, lencana dsb) yang

menyatakan sesuatu hal yang mujarab. 2. Tanda pengenal yang tetap

(menyatakan sifat, keadaan dsb), misalnya warna putih adalah kesucian,

gambar padi sebagai kemakmuran (W.J.S Poerwodarminto, 1976 : 378).

Dengan demikian pengertian disebut diatas, bahwa simbol

merupakan perwujudan dari kaidah-kaidah yang berlaku dalam perbuatan

duniawi, pengertian dan ekspresi. Budaya manusia sebagai hasil dari

tingkah laku atau hasil dari kreasi manusia, maksud atau pengertian yang

terkandung didalamnya. Alat pengantar budaya itu dapat berbentuk:

bahasa benda atau barang, warna, suara, tindakan atau perbuatan yang

(31)

commit to user

mendasarkan diri pada simbol-simbol itu disebut simbolisme (Budiono

Herusatoto, 2005 : 1-10).

Pengertian simbolisme menurut Suryo Soeradjijo adalah sebagai

berikut: Simbolisme adalah suatu bahasa, sesuatu sistem simbol-simbol

walaupun dengan batasan arti yang agak elastis dan tata (rules) kombinasi

dengan cara yang sama mengekspresikan ide-ide yang dibentuk (Suryo

Soeradjijo 1985 : 38).

Pengertian lainya dimana simbolisme merupakan wujud analogi

yang dipilih oleh senimanya untuk mewakili ide-ide abstraknya. Dari

uraian diatas memberikan suatu pengertian bahwa simbolisme merupakan

hal-hal yang erat hubunganya dengan hasil karya perilaku manusia lewat

gagasan, ide-ide yang dibentuk sebagai hasil karya manusia. Lebih lanjut

Budiono Herusatoto menjelaskan bahwa bentuk simbolis dalam budaya

Jawa sangat dominan dalam segala hal dan dalam sebala bidang. Hal ini

terlihat dalam tindakan sehari-hari orang Jawa, sebagai realitas dari

pandangan dan sikap hidupnya. Bentuk-bentuk simbolis itu dapat

dikelompokkan kedalam 3 macam simbolis, yaitu pertama tindakan

simbolis dan religinya, kedua, tindakan simbolis dalam tradisinya, ketiga,

tindakan simbolis dalam kesenianya

(Budiono Herusatoto, 2005 : 98).

Pengertian simbol merupakan pernyataan yang lebih menekankan

(32)

commit to user

pernyataan simbolis menurut Suryo Soeradjijo adalah suatu visual sebagai

anologi yang mewakili ide abstrak senimanya

(Suryo Soeradjijo, 1998 : 38).

Simbol seni dalam buku Bunga Rampai Seni oleh Suryo Soeradjijo

ditulis bahwa simbol seni adalah bentuk ekspresif itu sendiri. Ia adalah

suatu simbol dalam suatu arti yang lazim, karena ia tidak menyampaikan

sesuatu dari dirinya sendiri. Oleh karenanya, ia tidak dapat dikatakan

dengan tegas mempunyai “arti” yang ia miliki ialah “makna” (Suryo

Soeradjijo, 1985: 41). Dalam buku Manusia Multi Dimensional karangan

A. Sudiarja mengungkapkan bahwa simbol seni bukanlah suatu susunan,

jadi tak dapat dikatakan teratur atau tidak teratur. Simbol seni adalah satu

atau utuh, karena itu ia tidak dapat menyampaikan “makna” (meaning)

untuk “dimengerti”, melainkan “pesan’ (import) untuk “diresapkan”. (A.

Sudiarja. 1982:77). A.Sudiarja juga mengungkapkan bahwa terhadap

“makna” orang hanya dapat mengerti atau tidak mengerti, tetapi terhadap

”pesan” dari seni orang dapat tersentuh secara lemah dan secara intensif.

Sehingga dalam hal ini terdapat elastisitas yang luas terhadap peresapan

“pesan” seni itu.

Sedangkan simbol Menurut Charles Sanders Pierce simbol adalah

tanda yang representamenya merujuk kepada objek tertentu tanpa motivasi

(unmotivated); simbol terbentuk melalui konvensi atau kaidah-kaidah

tanpa adanya kaitan langsung diantara representamen dan objeknya.

(33)

commit to user 4. Komposisi

Komposisi adalah suatu pengaturan atau penyusunan yang

dilakukan oleh pencipta seni kedalam bentuk yang sedemikian rupa : Yang

diatur dalam komposisi ialah garis, warna, hingga tektur (Arfial Arsad

Hakim, 2000 : 3-5).

Dalam komposisi ada prinsip organisasi yaitu:

a. Unity ( Kesatuan)

Adalah proses penyatuanya berbagai unsur (baik unsur yang visual

maupun yang mengenai aspek fisik), untuk mendapatkan suatu

bentuk ciptaan secara utuh. Kesatuan ini akan membawa penghayat

untuk dapat menikmati bentuk ciptaan secara keseluruhan, karena

jika hal ini tidak dicapai maka karya akan menimbulkan kebosanan

dan penghayat akan sulit menyerap maksud dari karya tersebut.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 3-5).

b. Kesetimbangan (Balans)

Adalah suatu kondisi atau kesan berat, tekanan, tegangan, sehingga

member kesan stabil (seimbang). Dalam praktek penciptaan,

unsur-unsur dasar misalnya garis, bidang, warna, tekstur, dll. Diumpamakan

anak-anak timbangan pada sebuah Neraca.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 5).

c. Harmoni (Keselarasan)

“Ritme, repetisi, dan dominan merupakan transisi, penghubung dari

(34)

commit to user

terwujudnya harmoni didalam bidang gambar. Harmoni

menyebabkan terciptanya kesatuan (unity) sedangkan ritme, repetisi,

dan domains merupakan faktor esensial untuk mencapai harmoni”.

(Arfial Arsad Hakim, 200 : 17).

d. Repetisi (Pengulangan)

“Repetisi merupakan metode untuk menarik perhatian penghayat

secara terus menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola, dan

merupakan cara yang mudah untuk mengikuti keseluruhan

unsur-unsur disain didalam satu kesatuan (unity)”. (Arfial Arsad

Hakim,2000 : 18).

e. Dominan

“Dominan adalah bagian tertentu yang mendominasi di dalam suatu

bentuk ciptaan, akan menjadi titik perhatian yang menonjol.

Kelayakan tingkat dominan dari unsur-unsur pendukung suatu disain

akan mencapai harmoni, kesatuan hubungan”.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18).

f. Gradasi

“Gradasi adalah suatu drajat, tangga, dimana suatu kekontrasan telah

dijembatani oleh suatu rangkaian dari semacam atau kesamaan,

peralihan atau langkah yang selaras”. (Arfial Arsad Hakim, 2000 :

(35)

commit to user g. Ritme

“Didalam seni rupa Ritme berarti suatu susunan teratur yang

ditimbulkan dari pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga

menimbulkan atau memberi kesan keterhubungan serta kesan gerak”.

(Arfial Arsad Hakim,2000 : 17).

Ada beberapa tipe ritme, yaitu :

1) Repetitif (Pengulangan)

“Ritme ditimbulkan dari pengulangan dari unsur-unsur yang

sama atau hampir sama (garis, bidang, warna, ukuran, arah).

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17).

2) Alternatif (Pergantian)

“Ritme ditimbulkan dari pergantian (selang-seling) antara

unsur-unsur yang bertentangan/kontras (misalnya hitam dengan putih,

warna panas dengan warna dingin)”.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17).

3) Progresif

“Ritme ditimbulkan dari pengulangan suatu elemen dengan

perubahan pembesaran atau pengurangan ukuran”.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17).

4) Flowing

“Ritme ditimbulkan dari pengulangan teratur dari suatu

perbedaan jarak ruang yang menerus, peralihan lembut dari

(36)

commit to user (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18).

Komposisi menyangkut hal ”tata-susun” dalam melahirkan suatu

bentuk ungkapan atau ide, dimana kesatuan hubungan, keserasian (unity,

harmony) merupakan hakikat utama di dalam sebuah komposisi. Dengan

demikian menyangkut pula tentang balans, tentang ada atau tidaknya

tekanan (aksen atau emphasis) atau pusat perhatian (centre of interest) di

dalam sebuah komposisi dan komposisi yang bagaimana, yang diciptakan

tersebut. Pada dasarnya komposisi adalah unity, dan unity yang merupakan

organisasi dari unsur-unsur adalah desain. Maka kita dapat pula

mengatakan komposisi itu adalah “desain” itu sendiri (Arfial Arsad

Hakim, 1987 : 35).

5. Unsur-unsur rupa

Unsur-unsur rupa/unsur-unsur rupa terdiri dari garis, bidang,

warna, dan tektur.

a. Garis.

Garis adalah hubungan antara sebuah titik, merupakan “jejak” yang

ditimbulkan oleh titik-titik yang digerakkan atau merupakan suatu goresan

atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang

atau pita (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 35).

Pembagian garis terdiri atas garis aktual/formal dan garis

ilusif/sugestif (khayal/semu). Garis aktual/formal terdiri dari 2 macam

(37)

commit to user

lengkung, garis bergelombang, garis patah-patah. Satu garis ekspresif yang

memiliki sifat lebih bebas dan tak beraturan.

Sedangkan garis semu/ilusif adalah garis yang tidak beraturan

actual/formal tetapi hanya semu/ilusif. Hadirnya garis tersebut terjadi

karena pengulangan unsur, atau karena merupakan batas bidang atau

warna, yang merupakan suatu bentuk, ruang, massa, atau warna (Arfial

Arsad Hakim, 1987 : 36).

b. Shape (bidang).

Shape adalah bidang yang terjadi karena dibatasi oleh kontur

(garis) dan atau dibatasi oleh warna yang berbeda atau oleh gelap terang

pada arsiran atau karena adanya tekstur (Dharsono Sony Kartika, 2004 :

102).

Shape Geometrik (terukur) disini shape merupakan suatu bentuk

yang ada standart (ukuran, aturan, batasan) dalam sifat dan berasal dari

ilmu ukur. Shape tersebut misalnya lingkaran, empat persegi, segitiga, dan

lain-lain.

Shape Biomorphic, disini shape merupakan bentuk yang tidak

beraturan (bentuk-bentuk bebas, organik)

(Arfial Arsad Hakim, 1987 : 63-64).

c. Warna.

Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa,

merupakan unsur susunan yang sangat penting, baik di bidang seni murni

(38)

commit to user

Warna merupakan suatu elemen-elemen dasar yang sangat sensitif

karena kualitasnya, sangat peka terhadap reaksi emosional. Warna

merupakan suatu elemen yang sangat mempunyai emosi, atau mempesona

langsung dan segar (Ocvirk, 1962 : 32).

Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang

ditimbulkan oleh benda-benda yang dikenainya

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 1617).

Menurut Suryo Suradjijo dalam bukunya Filsafat Seni menjelaskan

bahwa warna dapat dibedakan menjadi dua pengertian, warna sebagai

cahaya atau fenomena dan warna sebagai bahan yang keduanya berasal

dari pigmen warna; warna sebagai cahaya sangat dipengaruhi oleh kondisi

ruang sekitarnya. Warna merah akan memantulkan cahaya merah yang

berbeda jika benda dalam ruangan yang derajat terangnya berbeda. Sedang

sebagai bahan warna merah dimanapun dia berada tetap sebagai warna.

(Suryo Suradjijo, 1990 : 64).

Warna mempunyai daya tarik yang sensual yang menjadi rasa

nikmat bila terorganiser dengan baik. Oleh karena itu warna mayoritas

dipergunakan untuk menciptakan keindahan dalam seni rupa. Untuk dapat

mengolah warna dengan baik kita harus memiliki pengetahuan dan

teori-teori warna yang telah ditemukan, sebagai pedoman untuk memudahkan

dalam pengekspresian dan menempatkan warna tersebut dalam

(39)

commit to user

Warna dapat digunakan sampai pada kesesuaian seperti dengan

kenyataan, sebagaimana pada pelukis-pelukis realis atau naturalis. Namun

warna juga dapat dipergunakan tidak demi bentuk tetapi demi warna itu

sendiri, untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan keindahanya

serta dapat dipergunakan untuk berbagai pengekspresian (Fadjar Sidik,

1981 : 11).

d. Tekstur

Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda atau bidang yang member

karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut, apakah halus,

kasar dan sebagainya. Dari wujud suatu tekstur dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu :

1) Tekstur Nyata (Actual Texture)

Tektur nyata/actual, bila diraba dapat dirasakan apakah halus

dan apakah kasar seperti apa yang terlihat pada permukaan

bidang tersebut. Misalnya permukaan kaca, tembok, amplas dan

lain-lain, dan tekstur dapat berupa tekstur buatan alami.

2) Tekstur Semu (Simulated Texture)

Adalah seolah-olah bila kita membuat tektur dengan alat atau

tektur tertentu pada suatu bidang tapi hanya terbentuk gambar

dua dimensi. Lalu hasil yang kita dapatkan terlihat bahwa

seolah-olah permukaan itu sangatlah kasar ataupun licin,

(40)

commit to user

bidang tersebut dan disini tektur yang ada hanya bersifat semu.

Ia lahir dalam ciptaan imaji visual.

(Arvial Arsad Hakim, 2000 : 87).

6. Deformasi

Deformasi dipakai dalam istilah perubahan bentuk yang tidak dapat

diklarifikasikan didalam distrorsi. Tetapi deformasi bagaimanapun bentuk

yang diciptakan seniman, imaji penghayat masih dapat mengagkat tema

alam didalamnya. Misalnya pada bentuk patung yang kaku dan karya

(41)

commit to user

BAB III

POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE

DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING

A. IMPLEMENTASI TEORITIS

Gagasan atau ide merupakan hal utama yang harus dimiliki seorang

pencipta seni dalam proses penciptaansuatu karya seni. Subjektivitas dari

seorang pencipta seni menggambarkan latar belakang yang kompleks,

seperti pengalaman kehidupanya, pengamatan terhadap suatu objek atau

bentuk- bentuk tertentu yang dikenalnya. Secara ilmu jiwa, langkah

pertama lahirnya karya seni adalah dari pengamatan peristiwa

sesungguhnya bukan peristiwa yang lepas dan berdiri sendiri, karena bila

seseorang mengamati objek, maka aka nada stimulasi atau rangsangan.

Selanjutnya seseorang akan menangkap makna sesuatu objek secara

pribadi sesuai dengan pengalamanya. Biasanya objek benda atau hal yang

menimbulkan ide dalam kelahiran suatu karya seni.

Penulis tertarik untuk menjadikan polusi udara sebagai sumber ide

dalam penciptaan karya seni drawing. Hal itu dikarenakan, akibat yang

buruk dari polusi udara. Polusi udara bisa digambarkan ke dalam sebuah

karya yang diharapkan bisa menggugah perasaan. Bagi penulis rangsangan

awal yang memotivasi untuk menciptakan sebuah karya dengan sumber

ide polusi udara adalah banyaknya dampak buruk yang diakibatkan dari

polusi udara.

(42)

commit to user

Seperti yang telah penulis jelaskan di atas. Salah satu dampak

polusi udara adalah dapat terjangkitnya penyakit pada manusia. Data

epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta serangan penyakit

yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita

penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun

juga pada pasien dengan penyakit jantung dan diabetes. Bahkan anak-anak

dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini,

sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang

tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan bahkan ini diderita oleh

anak-anak dan lanjut usia. Penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia)

meningkat signifikan.

Polusi udara sebagian dibuat/diciptakan oleh manusia sendiri, yaitu

karbonmonoksida. Gas berbahaya ini tercipta karena pembakaran bensin

tidak sempurna dalam kendaraan, pembakaraan di perindustrian,

pembangkit listrik, pemanas rumah. pembakaran di pertanian, dan

sebagainya gas ini tidak berwarna atau berbau, tetapi sangat berbahaya.

Kadar karbon monoksida dalam udara dapat menyebabkan manusia sakit,

pengaruh karbon monoksida serupa dengan pengaruh kekurangan oksigen.

Hemoglobin yang biasa membawa oksigen dari udara rupanya lebih

tertarik kepada karbon monoksida. Akan terbentuklah senyawa karbon

monoksida dengan hemoglobin dengan ikatan kimia yang lebih kuat dari

ikatan dengan oksigen. Molekul ini sangat berbahaya dan untuk beberapa

(43)

commit to user

monoksida apabila terhirup ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah

dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal

ini dapat terjadi karena gas karbon monoksida bersifat racun, ikut bereaksi

secara metabolis dengan darah.

Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih

stabil daripada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini

menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas karbon

monoksida dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut

oksigen terganggu.

Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan

ringan, berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual.

Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak jantung meningkat, rasa

tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada

sistem kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.

B. IMPLEMENTASI VISUAL

1. Konsep Bentuk

Di dalam penyajian tugas akhir karya drawing ini, penulis mencoba

mengangkat fenomena alam serta pengamatan lingkungan yang kemudian

menjadikan sebagai gagasan utama yang diwujudkan (divisualisasikan) ke

dalam sebuah karya drawing. Adapun karya-karya yang dihadirkan

menggambarkan pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap industri

pabrik serta akibatnya banyaknya industri pabrik beserta

(44)

commit to user

beracun serta berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Hal ini sangat

mengancam dalam kelangsungan hidup manusia baik dimasa sekarang

maupun dimasa yang akan datang. Terdapat perubahan yang sangat

mencolok terhadap warna-warna pada karya yang ditampilkan, hal ini

dimaksudkan agar didalam karya seni drawing tersebut dapat lebih kaya

dan variasi. Warna juga lebih sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada

karya ini terdapat figur-figur manusia yang merasa kesakitan, hal ini

dimaksudkan bahwa pencemaran udara tersebut telah memberi dampak

negatif terhadap manusia itu sendiri, yang juga berdampak pada sebuah

kematian, kemudian figur manusia dengan ekspresi mulut yang menganga,

hal ini dimaksudkan bahwa pencemaran udara tersebut telah memberi

dampak negatif terhadap keberadaan manusia itu sendiri, yang juga

berdampak pada kematian. Kemudian figur manusia yang terlihat organ

pernapasan, yaitu paru-paru yang berwarna merah dengan bercak hitam,

disini dijelaskan bahwa ini adalah salah satu penyakit yang diderita dari

dampak negatif dari menghirup udara yang tercemar sangat berbahaya

bagi kelangsungan hidup manusia, yang berdampak pada kematian.

Sayangnya hal inilah yg tidak terlalu dihiraukan oleh manusia. Kemudian

figur manusia memakai masker, di harapkan dapat memberikan pesan

perlindungan pernapasan dari penghirupan udara kotor yang

membahayakan. Ada figur memakai sebuah tabung alat pernapasan yang

disambungkan dengan selang yang mengarah pada titik penghasil gas

(45)

commit to user

tercemar dapat memberikan sebuah efek kurangnya oksigen yang di hirup

manusia dalam kelangsungan hidupnya. Ada figur manusia dengan terikat

badannya dan mulut yang menganga, ini dimaksudkan bahwa dampak dari

udara tercemar, sangat menyiksa manusia karena tidak dapat bernafas

dalam proses kelangsungan hidup, dan ada sebuah figur sebuah janin yang

dikelilingi dengan gumpalan asap yang tebal dan beberapa selang rantai

yang menusuk kedalam beberapa tubuhnya, hal ini di maksudkan bahwa

pencemaran udara dampaknya tidak hanya dirasakan oleh kita saja,

bahkan janin pun akan merasakan dampak negatif yang sama pada proses

kehidupanya.

Dalam visualisasi warna di dalam karya penulis menampilkan

beberapa warna yang didominasi oleh warna-warna gelap, abu-abu, hitam,

coklat tua, hal ini dimaksudkan dalam arti serta kesan kotor, tercemar,dan

berbahaya, namun banyak pula di dominasi oleh warna campuran seperti

merah, oranye, kuning, yang diharapkan penulis dapat memberikan kesan,

panas, berbahaya, tercemar, dan tidak nyaman bagi kelangsungan hidup

manusia.

Dalam karya ini penulis terinspirasi pula oleh garis-garis yang ada

di alam sekitar, seperti serat kayu, gelombang air. Dalam karya-karya itu

penempatan obyek dan perpaduan komposisi yang menghasilkan karya

yang harmoni. Ada bidang yang dibuat penuh, juga membiarkan beberapa

bidang yang kosong, ini untuk memunculkan keragaman bentuk yang

(46)

commit to user 2. Medium

Untuk menghasilkan suatu karya seni yang bagus dan sempurna,

medium sangat dibutuhkan. Semua karya seni menggunakan medium yang

berbeda, tergantung dari jenis karya seni yang akan dibuat. Pada saat

kuliah penulis mengambil mata kuliah studio, penulis mengambil seni

grafis. Seni grafis bagi penulis merasakan sesuatu hal yang baru, karena

baru mengenal seni ini. Pembentukan karakter saat berkarya dalam

membuat sebuah cetakan telah mempengaruhi penulis saat ini. Namun saat

penulis dihadapkan pada semester akhir dan pengambilan Tugas Akhir,

penulis menggambil drawing, sebagai medium dalam penciptaan karya

seni.

Medium atau media adalah perantara atau penengah. Biasa dipakai

untuk menyebut berbagai hal yang berhubungan dengan bahan (termasuk

alat dan teknik) yang dipakai dalam karya seni. Media merupakan suatu

yang menjadi pilihan seorang seniman didalam mewujudkan ide maupun

gagasan ke dalam karyanya, dalam karya Tugas Akhir ini penulis

menggunakan media diatas kertas, yaitu menggunakan pena warna (spidol)

yang ditorehkan atau diarsir diatas media tersebut. Karena karya drawing

ini hanya bisa diciptakan dengan satu karya, dalam satu judul karya, atau

dengan kata lain karya drawing ini tidak bisa digandakan dalam proses

penciptaanya Lain halnya dalam karya grafis, karena dalam proses

penggerjaan karya dapat di gandakan dalam beberapa edisi dalam satu

(47)

commit to user

mampu menguasai teknik tersebut, dan mempunyai banyak pengalaman

dalam seni drawing. Adapun alasanya penulis memilih media ini karena

penulis lebih bisa berekspresi dengan media ini.

3 .Teknik

Untuk mewujudkan suatu karya seni, selain ide atau gagasan yang

diperlukan pula adalah teknik, yaitu kemampuan seseorang dalam

penggunaan bahan atau materi. Teknik dibutuhkan bukan untuk membuat

orang menjadi seniman, tetapi teknik diperlukan untuk menopaang

imajinasinya, sehingga bahan yang digunakan secara efektif dan

menghasilkan karya seni sesuai dengan ide atau imajinasinya

Dalam proses penciptaan sebuah karya seni drawing dibutuhkan

serangkaian teknik yang dianggap tepat sebagai pengungkapan imajinasi.

Teknik tidak semata sebagai serangkaian proses sehingga akan tercipta

karya, namun teknik harus benar-benar dipilih seorang pencipta karya seni.

Sesuai dengan imajinasi saya tentang polusi udara, maka disini akan

muncul teknik yang sesuai dengan sebuah karakter polusi udara yang pekat

dan memunculkan kesan udara kotor. Teknik yang digunakan penulis

dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah teknik arsir, yaitu menarik

garis-garis sejajar silang menyilang pada karya, sehingga akan memunculkan

kesan udara kotor dan berbahaya. Dengan menggunakan teknik tersebut

dan penekanan yang terkontrol saat menggores, sehingga menghasilkan

(48)

commit to user 4. Deskripsi Karya

1) Karya 1.

Karya kesatu berjudul Dampak Polusi Udara 1. Menggambarkan

sebuah janin yang tertancap oleh selang-selang besi yang runcing dan

dikelilingi dengan kepulan asap yang berwarna pekat. Asap disini adalah

visualisasi dari sisa penbakaran pabrik.

Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur

janin,dan selang-selang besi. Warna yang digunakan dalam karya ini

orange, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini

dipilih untuk menggambarkan kesan bahaya, panas, dan kotor.

Penggambaran pada karya ini adalah sebuah janin yang berada

dalam kandungan tertancap oleh selang besi dan dikelilingi kepulan asap,

seolah janin tersebut merasakan sakit, dan terancam kehidupanya. Latar

belakang berupa garis arsir warna oranye dan abu-abu.

Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih tegas. Sedangkan

dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur janin

terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat

kesan kotor dan panas dengan komposisi janin yang dikelilingi kepulan

(49)

commit to user 2) Karya 2.

Karya kedua berjudul Dampak Polusi Udara 2. Menggambarkan

tiga figur manusia yang sedang terkena dampak dari asap polusi udara

dengan mulut yang terbuka dan organ paru-paru yang terlihat dengan

warna merah dengan bercak hitam karena telah terkontaminasi polusi

udara.

Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur

manusia, dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru, merah,

coklat muda, coklat tua, kuning, hitam, hijau, dan abu-abu. Warna ini

dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan

kotor.

Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang berada

dibawah gedung dan dikelilingi kepulan asap, seolah manusia tersebut

merasakan sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar belakang

berupa garis arsir warna biru.

Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan

dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia

terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat

kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan

tersiksa dan ekspresi kesakitan dan dikelilingi kepulan asap.

(50)

commit to user

Karya ketiga berjudul Dampak Polusi Udara 3. Menggambarkan

cerobong asap, gedung pabrik dan lima figur manusia yang sedang terkena

dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang terbuka dan organ

paru-paru yang terlihat.

Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur

manusia, dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru, merah,

coklat muda, coklat tua, kuning, hitam, hijau, dan abu-abu. Warna ini

dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan

kotor.

Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang berada

dibawah gedung dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui

cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, seolah manusia

tersebut merasakan sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar

belakang berupa garis arsir warna biru muda dan abu-abu.

Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan

dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia

terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat

kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan

tersiksa dan ekspresi kesakitan dan dikelilingi kepulan asap yang

(51)

commit to user 4) Karya 4.

Karya keempat berjudul Dampak Polusi Udara 4. Menggambarkan

cerobong asap, gedung pabrik dan beberapa figur manusia yang terbang

dan berputar terkena dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang

terbuka ada beberapa mulut yang mengeluarkan asap dan organ paru-paru

yang terlihat memerah dan ada bercak hitam karena menghirup udara yang

kotor/tercemar.

Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur

manusia, dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru muda,

biru tua, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, hijau, dan abu-abu. Warna

ini di pilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas,

dan kotor.

Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terbawa

oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap yang di

keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari

pabrik,dan organ paru-paru dengan bercak hitam karena menghirup udara

kotor dan berbahaya seolah manusia tersebut merasakan sakit, tersiksa dan

terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna biru tua

dan abu-abu.

Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan

dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia

(52)

commit to user

kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan

tersiksa dan ekspresi kesakitan dan dikelilingi kepulan asap yang

dikeluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik.

5) Karya 5.

Karya kelima berjudul Dampak Polusi Udara 5. Menggambarkan

cerobong asap, gedung pabrik dan beberapa figur manusia tubuhnya terlilit

tali dan terbang dan berputar terkena dampak dari asap polusi udara

dengan mulut yang terbuka ada beberapa mulut yang mengeluarkan asap.

Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur

manusia, tali dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru

muda, biru tua, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, hijau muda, hijau

tua, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa

dan kesan bahaya, panas, dan kotor.

Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terbawa

terbang oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap

yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari

pabrik, dan tali yang melilit tersebut penggambaran dari rasa sesak, dan

berbahaya seolah manusia tersebut merasakan sesak nafas, sakit, tersiksa

dan terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna biru

tua dan abu-abu.

Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan

(53)

commit to user

terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat

kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan

tersiksa dan ekspresi kesakita karena dikelilingi kepulan asap yang di

keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik.

6) Karya 6.

Karya keenam berjudul Dampak Polusi Udara 6. Menggambarkan

cerobong asap, gedung pabrik dan tiga figur manusia tubuhnya terlilit tali

dan mulut mengangga merasakan sakit dan sesak nafas terkena dampak

dari asap polusi udara.

Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur

manusia, tali dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru

muda, biru tua, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, hijau muda, hijau

tua, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa

dan kesan bahaya, panas, kotor, dan tercemar.

Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terlilit tali

badanya, tali ini adalah penggambaran rasa tersiksa dan sesak karena asap

sisa pembakaran dari pabrik dan kepulan asap yang di keluarkan melalui

cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, seolah manusia

tersebut merasakan sesak nafas, sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya

baik sekarang maupun yang akan datang. Latar belakang berupa garis arsir

(54)

commit to user

Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan

dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia

terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat

kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan

tersiksa,sesak dan ekspresi kesakita karena dikelilingi kepulan asap yang

di keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik.

7) Karya 7.

Karya ketujuh berjudul Dampak Polusi Udara 7. Menggambarkan

cerobong asap, gedung pabrik dan tiga figur manusia dengan mulut

menganga dan paru-parunya terlihat bercak hitam dan cerobong asap

pabrik yang keluar dari organ tersebut, tubuhnya seakan melayang terkena

dampak dari asap polusi udara.

Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur

manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini oranya biru muda,

merah, coklat muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini dipilih

untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor.

Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia terlihat

paru-parunya yang mengeluarkan cerobong asap yang terbawa terbang dan

dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong

asap sisa pembakaran dari pabrik, dan berbahaya seolah manusia tersebut

merasakan sesak nafas, sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar

(55)

commit to user

Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan

dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia

terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat

kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan

tersiksa dan ekspresi kesakita karena dikelilingi kepulan asap yang di

keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik.

8) Karya 8.

Karya kedelapan berjudul Dampak Polusi Udara 8.

Menggambarkan kepulan asap, dan beberapa figur manusia yang terbang

dan berputar terkena dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang

terbuka ada beberapa mulut yang mengeluarkan asap dan organ paru-paru

yang terlihat memerah dan ada bercak hitam karena menghirup udara yang

kotor/tercemar.

Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur

manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini biru muda, merah, coklat

muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk

menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor.

Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terbawa

oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap yang di

keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari

pabrik,dan organ paru-paru dengan bercak hitam karena menghirup udara

Gambar

gambar menjadi kategori seni yang otonom baru beberapa tahun
gambar padi sebagai kemakmuran (W.J.S Poerwodarminto, 1976 : 378).
gambar. Harmoni

Referensi

Dokumen terkait

Di antara etnis Batak yang mayoritas itu ada juga etnis-etnis pendatang, seperti orang-orang Minangkabau dan orang-orang Jawa baik yang berasal dari pulau Jawa ataupun

(e) Pembahasan dan konsolidasi rancangan rencana kegiatan sebagai bahan konsultasi dengan DPRD komisi terkait. 2) Diskusi dengan DPRD untuk mengkomunikasikan Rancangan

Keputusan investasi merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada peneluaran- pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, pada saat ini merupakan

Dari hasil pengamatan mikroskopis dengan menggunakan mikroskop cahaya menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol terlihat adanya penumpukan darah (hiperemi) di dalam

Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan dan saudara/i sekalian untuk menjawab dan mengisi kuesioner ini sesuai dengan petunjuk yang sudah ada2. Semua informasi yang saudara/i

Penulis menyimpulkan bahwa audit operasional yang terjadi di perusahaan sudah sesuai dengan prosedur yang ada, tetapi pencapaian audit operasional atas manajemen sumber daya

Ibu Yeremia Rante Ada’,S.Sos, M.Kes selaku Kepala Program Studi D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta serta sebagai penguji yang

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh kualitas website PT