• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

Bono merupakan gelombang besar yang bersifat merusak karena kekuatannya namun memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam berbagai bidang, termasuk pariwisata. Analisis fenomena Bono Sungai Kampar yang diarahkan untuk menjelaskan potensi dan ancaman Bono dilakukan dalam kajian deskriptif melalui bukti serta data terkait. Pasang surut di Muara Sungai Kampar bertipe campuran condong ke harian ganda dengan kondisi pasut lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya yang menyebabkan terjadinya gelombang Bono. Bono terjadi hampir setiap hari, dengan Bono tertinggi terjadi pada tanggal 1 dan 15 bulan Qamariah. Bono tertinggi terjadi pada saat pasang purnama dan pasang mati, sedangkan saat pasang perbani gelombang Bono menjadi lebih rendah. Pasang tertinggi dan terendah di Muara Sungai Kampar adalah 3.8 m dan 0.2 m. Pergerakan arus menuju Muara Sungai Kampar terjadi saat pasang tinggi yang menimbulkan gelombang Bono. Peningkatan curah hujan pada bulan-bulan tertentu seperti Juli, November, dan Desember berpengaruh pada peningkatan tinggi Bono. Sekitar 20% jumlah curah hujan bulanan di wilayah kajian berpengaruh terhadap tinggi pasang surut maksimum rata-rata di Muara Sungai Kampar. Terjadinya pendangkalan di muara serta bentuk muara sungai yang divergen menyebabkan gelombang hasil pertemuan arus laut dan sungai terhalang masuk sehingga mengakibatkan lonjakan gelombang yang sangat tinggi (berkisar 4-6 m) menuju hulu yang disebut sebagai gelombang Bono. Pengelolaan gelombang Bono sebagai upaya menghadapi ancaman maupun potensi perlu dilakukan dalam berbagai kebijakan, di antaranya upaya pariwisata bahari berbasis kearifan lokal, penguatan tim pelestari Bono, dan sistem peringatan dini gelombang Bono. Dari berbagai referensi yang didapatkan, Penulis belum menemukan informasi lengkap baik mengenai kondisi Bono maupun perkembangan gelombang Bono dari berbagai periode.

Saran

Penelitian selanjutnya sebaiknya menganalisis faktor-faktor lain yang juga memiliki korelasi terhadap fenomena gelombang pasang Bono yang tidak hanya berasal dari aspek sains ilmiah namun juga dari aspek sosial budaya (antropogenik). Pemberian kuesioner terkait pemahaman gelombang pasang Bono maupun potensi pariwisata perlu diberikan kepada masyarakat lokal. Selain itu, analisis pada faktor-faktor lain seperti kondisi morfologi sungai yang lebih kompleks, pengukuran pasang surut secara langsung di dekat wilayah Muara Sungai Kampar, dan salinitas di Muara Sungai sangat perlu untuk dilakukan demi perbaikan karya ini kedepannya.

23

DAFTAR PUSTAKA

Bonneton P, Van de Loock J, Parisot JP, Bonneton N, Sottolichio A, Detandt G, Castelle B, Marieu V, Pochon N. 2011. On the occurence of tidal bores – the Garrone River case. Journal of Coastal Research. 64: 1462-1466. Chanson H. 2003. Mixing and dispersion in tidal bores: a review. International

Conference on estuaries and coasts. 763-769.

Chanson H, Tan KK. 2010. Turbulent mixing of particles under tidal bores: an experimental analysis. Journal of Hydraulic Research. 48 (5): 641-649. [DISBUDPAR] Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda & Olahraga Kabupaten

Pelalawan. 2014. Potensi Budaya, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pelalawan. Pelalawan (ID): DISBUDPAR.

[DISHIDROS] Dinas Hidrografi dan Oseanografi. 2015. Daftar Arus Pasang Surut Tahun 2015. Jakarta (ID): DISHIDROS.

Khezri N, Chanson H. 2012. Sediment inception under breaking tidal bores. Mechanics Research Communications. 41: 49-53.

Kluckhohn CKM. 1953. Universal Categories of Culture. Chicago: University of Chicago Press.

Koentjaraningrat. 2002. Kebudayaan mentalitas dan pembangunan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Kongprasertamorn K. 2007. Local wisdom, environmental protection and community development: the clam farmers in Tabon Bangkhusai, Phetchaburi Province, Thailand. Manusya: Journal of Humanities. 10: 1-10. Mardiansyah W, Iskandar I, Priatna SJ. 2014. Analisis neraca air dan pengaruh

pasang surut di Sub-DAS Air Sugihan. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014: 442-452.

Mulyono HR. 2007. Sungai, Fungsi, dan Sifat-sifatnya. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Nazir T. 1985. Sari Sejarah Kampar, Pekantua, dan Pelalawan. Pelalawan: Pemkab Pelalawan.

Ongkosongo OSR. 2010. Kuala, Muara Sungai, dan Delta. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Pan CH, Lin BY, Mao XZ. 2007. Case study: Numerical modeling of the tidal bore on the Qiantang River, China. Journal of Hydraulic Engineering. 133: 130-138.

Rampengan RM. 2009. Pengaruh pasang surut pada pergerakan arus permukaan di Teluk Manado. Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan. 5(3): 15-19.

Sartini. (2004). Menggali kearifan lokal Nusantara: sebuah kajian filsafat. Jurnal Filsafat. 37: 111-120.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI.

Suryabrata S. 1991. Metodologi penelitian. Jakarta (ID): Rajawali Pers. Suyasa. 2010. Ekologi Perairan. Jakarta (ID): STP Press.

Yulianti N. 2013. The Influence of Precipitation Patterns on Recent Peatland Fires in Indonesia. [Disertasi]. Hokkaido: Hokkaido University.

Yulistiyanto B. 2009. Fenomena Bono di muara Sungai Kampar. Jurnal Dinamika Teknik Sipil. 9 (1): 19-26.

24

LAMPIRAN

Lampiran 2 Korelasi jumlah curah hujan bulanan di Stasiun Tanjung Balai Karimun dan tinggi pasang surut maksimum rata-rata di Muara Sungai Kampar

Lampiran 1 Korelasi jumlah curah hujan bulanan di Stasiun Bandara SSK II Pekanbaru dan tinggi pasang surut maksimum rata-rata di Muara Sungai Kampar y = 0.0001x + 3.1921 R² = 0.1331 3.14 3.16 3.18 3.2 3.22 3.24 3.26 3.28 3.3 3.32 0 100 200 300 400 500 Pa sang su tut (m m )

Curah hujan (mm)/ bulan

y = -0.0001x + 3.2486 R² = 0.1263 3.14 3.16 3.18 3.2 3.22 3.24 3.26 3.28 3.3 3.32 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Pasan g su tut (m m )

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kampar pada tanggal 06 Oktober 1993. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Sumadi dan Tukirah. Penulis lulus dari pendidikan dasar di SDN 010 Silikuan Hulu tahun 2005, lalu melanjutkan ke SMPN 3 Pasir Penyu dan lulus tahun 2008, dan melanjutkan ke tingkat SMA di MA Ummatan Wasathan PTR dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima di Mayor Meteorologi Terapan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa utusan Daerah (BUD) Kementerian Agama RI.

Semasa kuliah, penulis aktif mengikuti organisasi mahasiswa, kepanitiaan, kegiatan sosial, asisten mata kuliah, berbagai kompetisi skala Nasional dan Internasional, serta kegiatan lain yang meningkatkan softskill. Penulis pernah menjabat sebagai wakil direktur UKM keilmiahan FORCES IPB dan wakil ketua CSSMoRA IPB. Penulis juga merupakan anggota aktif KMNU IPB dan relawan di World Youth Foundation. Dalam bidang kepanitiaan, penulis pernah menjadi ketua panitia Gebyar Prestasi Santri se-Jawa Bali 2013 dan ketua panitia Meteorologi Interaktif Pesta Sains Nasional 2013. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi presentator pada seminar meteorologi dan geofisika AMG BMKG selama dua tahun berturut-turut, presentator dalam International Student Summit (ISS) di Nodai Jepang, menjadi duta Provinsi Riau 2014, delegasi dalam pertukaran mahasiswa di Jepang dan Malaysia, serta memenangkan berbagai kompetisi kepenulisan ilmiah tingkat nasional dan internasional. Pada tahun 2015, penulis meraih gelar Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) utama tingkat Institut Pertanian Bogor sekaligus Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) peringkat dua tingkat Nasional sebagai perwakilan IPB yang diadakan oleh Kemenristekdikti. Pada tahun yang sama, penulis juga dianugerahi sebagai Santri Berprestasi tingkat Nasional 2015. Kecintaannya pada ilmu iklim dan kepeduliannya pada generasi anak-anak membuat penulis tergerak untuk menciptakan sistem pendidikan karakter pada anak-anak bernama Generasi Cerdas Iklim (GCI). Program tersebut telah dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia. Di luar kesibukannya, penulis juga seorang novelis yang sudah menerbitkan buku fiksi dan motivasi.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Fenomena Gelombang Pasang Bono di Muara Sungai Kampar, Riau di bawah bimbingan bapak Hidayat Pawitan.

Dokumen terkait