A.Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di PT. Karyamitra Budisentosa maka dapat disimpulkan, antara lain sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No. Per 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja di PT. Karyamitra Budisentosa meliputi program promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif.
a. Program Promotif, yaitu dengan pengadaan penyuluhan umum berupa safety talk yang diadakan setiap pagi sebelum kerja dimulai mengenai faktor dan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja, serta penyebaran informasi kesehatan dengan pengadaan mading tentang kesehatan, poster serta buletin kesehatan yang terbit setiap 1 bulan sekali, pembinaan kesehatan yang dilakukan tim poliklinik, serta pelatihan dan pendidikan P3K berupa training yang dilaksanakan setiap 1 tahun sekali.
b. Program Preventif, yaitu dengan peningkatan gizi tenaga kerja dengan pemberian extrafooding berupa susu setiap 1 minggu sekali, akan tetapi karena tidak adanya kantin maka pemantauan kecukupan gizi tenaga kerja belum bisa dilakukan. Melakukan pengukuran faktor bahaya (hazard factor) bekerjasama dengan pihak ketiga (Balai Hiperkes
commit to user
Surabaya), pemeriksaan kesehatan kerja yang meliputi pemeriksaan kesehatan kerja sebelum kerja, berkala dan khusus, penyediaan APD serta pencegahan penyakit menular.
c. Program Kuratif : pemberian pengobatan kepada tenaga kerja yang bekerjasama dengan rumah sakit umum daerah setempat dalam pengobatan tenaga kerja..
d. Program Rehabilitatif : penyembuhan / pemulihan kesehatan tenaga kerja dengan rehabilitasi medik dan rekomendasi medik yang bekerjasama dengan rumah sakit umum daerah setempat selama pemulihan tenaga kerja setelah sakit.
2. Pelaksanaan tugas pokok pelayanan kesehatan kerja PT. Karyamitra Budisentosa ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja, sesuai dengan Permenker No. PER-03/MEN/1980 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja pasal 2. Akan tetapi belum sesuai dengan pasal 2 huruf i karena belum dilakukan pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja, belum memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, dan belum ikut serta sepenuhnya dalam penentuan atau pemilihan alat pelindung diri yang digunakan di tempat kerja.
3. Sarana dan fasilitas yang mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja di PT. Karyamitra Budisentosa berjalan lancar antara lain yaitu
a. Poliklinik yang buka pelayanan selama 24 jam setiap hari Senin sampai Sabtu.
commit to user
b. Tenaga kesehatan terdiri dari 2 dokter dan 7 tenaga paramedis. Dokter perusahaan telah mengikuti pelatihan Hiperkes sesuai persyaratan dalam Permenaker No. PER-01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan. Belum semua tenaga paramedisnya mendapat pelatihan Hiperkes, sehingga belum sesuai persyaratan dalam Permnakertrans No. PER-01/MEN/1979 tentang Wajib Latihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Paramedis perusahaan.
c. Kotak P3K diletakkan menyebar di seluruh unit kerja yang ditempatkan pada area yang strategis dan isinya dipantau minimal 1 minggu sekali. Penyediaan kotak P3K sesuai dengan Permenakertrans RI No. Per-15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, untuk pengisian kelengkapan kotak P3K belum sesuai dengan yang tercantum dalam lampiran II Permenakertrans RI No. Per-15/MEN/VIII/2008 karena tidak adanya beberapa item antara lain, seperti gunting, kantong plastik bersih, senter dan pinset.
d. Tandu P3K yang digunakan sebagai sarana evakuasi / pemindahan korban serta alat transportasi dengan pengadaan ambulance di PT. Karyamitra Budisentosa sesuai dengan Permenakertrans RI No. Per-15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan pasal 11 sub a dan b, karena adanya alat evakuasi dan transportasi meliputi tandu atau alat lain serta ambulance atau kendaraan lain yang dapat digunakan untuk memindahkan atau mengangkut korban ke tempat yang aman atau rujukan.
commit to user
e. Pengadaan obat dilakukan oleh tim pelayanan kesehatan poliklinik, yang mana setiap penggunaan / pengeluaran obat selalu dicatat untuk dibuat laporan bulanan agar tidak terjadi penyalahgunaan obat.
f. Kegiatan pelayanan kesehatan kerja.
1) Pelayanan kesehatan kerja poliklinik, meliputi rawat jalan tingkat pertama yang meliputi pertolongan pertama pada kecelakaan kerja, konsultasi kesehatan, pelayanan obat, pengobatan terhadap penyakit umum maupun penyakit akibat kerja dengan tindakan medis sederhana, serta pemberian rujukan untuk keperluan perawatan / pengobatan di rumah sakit, atau rawat laboratorium.
2) Sesuai dengan undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 (e) yang menyebutkan bahwa syarat-syarat keselamatan kerja untuk memberi pertolongan pada kecelakaan. P3K, ditujukan pada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ataupun sakit untuk menyelamatkan jiwa korban dan mempertahankan sampai adanya pertolongan lebih lanjut. P3K dilakukan oleh petugas P3K yang terdiri dari petugas poliklinik yang dibantu oleh petugas security.
3) Upaya perlindungan bagi tenaga kerja, sudah sesuai dengan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan serta Permenaker No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Pasal 2 (c) yang menyatakan bahwa salah satu tugas pokok pelayanan kesehatan adalah melakukan “pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja”, yakni
commit to user
dengan melakukan monitoring dan evaluasi lingkungan kerja yang dilakukan pihak perusahaan secara periodik di lingkungan kerja 4. Penanganan PAK dan KAK
a. Untuk penanganan terhadap penyakit akibat kerja PT. Karyamitra Budisentosa telah sesuai dengan Permenakertrans No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan pasal 2 (f) yang menyatakan bahwa salah satu tugas pokok pelayanan kesehatan adalah “Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja”, yakni dengan melakukan upaya perlindungan berupa monitoring lingkungan, pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan diagnosis penyakit.
b. Untuk penanganan terhadap Kecelakaan akibat kerja PT. Karyamitra Budisentosa juga telah sesuai dengan Permenakertrans No 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan pasal 2 (g), yakni dengan memberikan P3K, perawatan dan pemberian pengobatan serta memberi rujukan ke rumah sakit daerah setempat.
5. Sistem rujukan berupa sistem rujukan terhadap penyakit akibat kerja dan sistem rujukan terhadap kecelakaan kerja. Rujukan ditujukan untuk memperjelas diagnosa penyakit lebih lanjut, sesuai dengan Kepmenaker No. KEP-333/MEN/1989 tentang Diagnosis penyakit akibat kerja pasal 3 ayat 1, yakni dengan melakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kondisi pekerjaan serta lingkungannya untuk menentukan hubungan sebab akibat antara penyakit dan pekerjaan.
commit to user 6. Jamsostek
PT. Karyamitra Budisentosa telah mengikuti program Jamsostek dengan mendaftarkan perusahaan sebagai peserta Jamsostek dan mendaftarkan tenaga kerja dalam program Jamsostek berupa jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan jaminan kematian. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Programn Jamsostek
7. Keringanan biaya medis telah diberikan kepada tenaga kerja berupa biaya pengobatan biasa atau biaya rawat jalan serta biaya rawat inap.
8. Laporan yang dibuat setiap bulan oleh poliklinik PT. Karyamitra Budisentosa sesuai dengan Permenakertrans No. PER-01/Men/1981 tentang Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja ditentukan bahwa pengurus wajib melaporkan secara tertulis setiap penyakit akibat kerja yang ditemukan pada saat pemeriksaan. Untuk pelaporan ini juga sesuai dengan Permenakertrans No. PER-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan pasal 7 ayat 1.
B.Implikasi
Secara umum pelayanan kesehatan kerja sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja di PT. Karyamitra Budisentosa telah terprogram dan berjalan dengan baik. Tetapi belum sepenuhnya sesuai tujuan dalam Permenaker No. PER-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk meningkatkan
commit to user
derajat kesehatan tenaga kerja diantaranya : pendidikan dan pelatihan P3K, penyebarluasan informasi kesehatan, peningkatan gizi tenaga kerja, pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, pemberian alat pelindung diri, pengawasan terhadap lingkungan kerja dan pengobatan terhadap penyakit maupun kecelakaan kerja yang ditunjang dengan sarana dan fasilitas kesehatan kerja, catatan pelayanan kesehatan kerja, sistem rujukan serta penyelenggaraan Jamsostek. Adanya program – program kesehatan serta sarana dan fasilitas tersebut akan menimbulkan dampak positif yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas tenaga kerja. Begitu juga sebaliknya, jika pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perusahaan bagi tenaga kerja kurang memadai maka akan berakibat menurunnya derajat kesehatan tenaga kerja dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tenaga kerja tersebu.t
C.Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, simpulan dan implikasi yang disebutkan di atas maka saran yang dapat penulis sampaikan antara lain :
1. Untuk pemantauan kecukupan gizi tenaga kerja sebaiknya PT. Karyamitra Budisentosa mendirikan kantin untuk tenaga kerja agar kecukupan gizi dapat dipantau dan ditingkatkan sehingga derajat kesehatan tenaga kerja juga meningkat. Serta dilakukan pengukuran pemenuhan kebutuhan kalori terhadap tenaga kerja setiap harinya.
2. Perlunya peningkatan kualitas tenaga medis dengan mengikutsertakan seluruh tenaga paramedis untuk mengikuti pelatihan Hiperkes sesuai yang
commit to user
dipersyaratkan dalam dalam Permnakertrans No. PER-01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Paramedis perusahaan.
3. Sebaiknya Dokter perusahaan melakukan diagnosis penyakit akibat kerja untuk mengetahui hubungan antara penyakit tenaga kerja dengan pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja
4. Sebaiknya dilakukan kelengkapan dalam isi kotak P3K sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam lampiran II Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
5. Untuk program – program kesehatan kerja PT. Karyamitra Budisentosa seperti pengadaan seminar ataupun training kepada tenaga kerja lebih ditingkatkan dengan cara mengintensifkan pelaksanaannya secara rutin dan terjadwal.