• Tidak ada hasil yang ditemukan

M. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap adanya kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali seperti yang dijelaskan pada bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat kesalahan penggunaan ejaan pada karya tulis yang dibuat oleh siswa SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali. Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi (a) penggunaan huruf besar; (b) tanda baca (tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik dua (;), tanda hubung ), tanda pisah (-), tanda penyingkat atau apostrof (‘(-), tanda petik (“…”); (c) penulisan kata depan; (d) penggunaan kata turunan (imbuhan, awalan, sisipan); (e) penggunaan cetak miring; dan (f) garis bawah.

2. Terdapat kesalahan penggunaan diksi atau pilihan kata pada karya tulis yang dibuat oleh siswa SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali. Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi ketepatan dan kesesuaian kata. (a) Ketepatan meliputi penggunaan kata denotasi, kata bersinonim, dan penggunaan kata secara ekonomis. (b) Kesesuaian meliputi penggunaan kata baku dan penghindaran kata cakapan.

3. Terdapat kesalahan penggunaan kalimat pada karya tulis yang dibuat oleh siswa SMA Negeri 1 Andong, kabupaten Boyolali. Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi (a) kohesi, (b) koherensi, dan (c) kesejajaran.

4. Persentase kesalahan berbahasa dalam karya tulis siswa yang dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali, sebagai berikut. a. Kesalahan ejaan

Persentase kesalahan huruf kapital 20, 46%; tanda titik 13, 20%; tanda koma 10,56 %; tanda titik dua 1, 32 %; tanda titik koma 5, 94 %; tanda apostrof 1, 32 %; tanda hubung 0,99 %; tanda petik 0,99 %; tanda pisah

civ

0,33 %; kata depan 5, 62 %; kata turunan 6, 60 %; cetak miring 23, 76 %; dan garis bawah 1, 32 %.

b. Kesalahan pilihan kata/diksi

Persentase kesalahan pilihan kata/diksi terbagi menjadi 5 komponen, yaitu 3, 30% untuk kata denotasi; 0,99 % untuk kata sinonim; 2, 97 % untuk penggunaan kata tidak ekonomis; 3, 63 % untuk kata baku; dan 1, 32 % untuk kata cakapan.

c. Kesalahan kalimat

Persentase kesalahan kalimat dalam karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali yang ditinjau dari tiga aspek yaitu kohesi 1, 32 %; koherensi 2, 31 %; dan kesejajaran 1, 32%.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali tersebut antara lain: (1) Sumber kesalahan yang berasal dari guru pembimbing, (2) Sumber kesalahan yang berasal dari siswa sendiri, dan (3) Sumber kesalahan yang berasal dari pihak lain.

N. Implikasi

Berdasarkan kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian, peneliti akan memaparkan implikasi yang berupa implikasi teoretis, pedagogis, dan praktis sebagai berikut.

1. Implikasi teoretis dalam penelitian ini berupa keterkaitan hasil penelitian dengan tori-teori yang digunakan peneliti. Penelitian ini meyakinkan bahwa penguasaan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan karya tulis siswa dapat menjadikan informasi yang akan disampaikan penulis dalam hal ini siswa dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Informasi yang ingin disampaikan bersifat penting, namun apabila terjadi kesalahan dalam penggunaan bahasa maka pembaca akan sulit menerima informasi tersebut dengan benar, dan mungkin akan terjadi salah informasi. Banyaknya kesalahan yang terjadi tersebut tidak hanya terjadi karena ketidaktahuan siswa, namun juga karena kesalahan dari guru pembimbing. Guru pembimbing terkadang kurang dalam penguasaan bahasa

cv

dan tidak sungguh-sungguh dalam membimbing. Penguasaan kebahasaan pada siswa dan guru pembimbing tersebut akhirnya berimplikasi pada penulisan karya tulis siswa yang juga menjadi lebih baik dan lebih mudah dipahami. 2. Implikasi pedagogis berupa keterkaitan hasil penelitian ini dengan

pembelajaran. Dengan menerapkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan karya tulis siswa maka secara tidak langsung siswa dapat menghasilkan karya tulis yang baik, sehingga kemudian siswa dapat membedakan penggunaan bahasa yang benar dan yang kurang benar, dan pada akhirnya kesalahan-kesalahan tersebut tidak akan mereka lakukan lagi. Dalam hal ini peran guru bahasa (terutama guru bahasa Indonesia atau guru pembimbing karya tulis) sangat penting dalam pembinaan bahasa Indonesia bagi para siswanya. Guru pembimbing harus dapat mengoreksi penggunaan bahasa yang digunakan siswa dalam karya tulis yang mereka hasilkan. Apabila ternyata masih ada yang kurang benar maka menjadi tugas guru pembimbing untuk dapat menunjukkan kepada siswa kesalahan mereka agar dapat diperbaiki. Hal ini harus diketahui dikarenakan kelas XII merupakan tingkat akhir di SMA yang merupakan pembelajaran terakhir sebelum memasuki perguruan tinggi.

3. Implikasi praktis dalam penelitian ini berupa keterkaitan hasil penelitian terhadap pelaksanaan pembuatan karya tulis selanjutnya. Pemaparan hasil penelitian terhadap jenis-jenis kesalahan berbahasa dapat membantu siswa dalam menulis karya tulis sebagai acuan dalam pembuatan karya tulis selanjutnya sehingga dapat menghasilkan karya tulis yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dapat juga digunakan sebagai contoh konkret bahwa penguasaan kaidah bahasa Indonesia merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki seorang penulis karya tulis. Pembaca dalam hal ini siswa yang belum membuat karya tulis tidak akan mendapatkan acuan yang salah. Karena apabila yang dijadikan acuan saja sudah salah maka dapat dipastikan karya tulis yang akan dibuatpun akan salah juga. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penulis karya tulis hendaknya menghindari kesalahan baik ejaan, pemilihan kata, dan kalimat. Dengan demikian diharapkan siswa

cvi

yang menulis karya tulis dan guru pembimbing khususnya memperkaya pengetahuan tentang kebahasan serta memahami kaidah-kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

O. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat merumuskan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru bahasa Indonesia

Guru hendaknya memberikan pengetahuan tentang kebahasaan kepada siswa disetiap proses pembelajaran yang dilakukan.

2. Bagi guru pembimbing

a. Guru pembimbing hendaknya memerhatikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan karya tulis. Hal ini agar siswa dapat mengetahui kesalahan-kesalahan mereka sehingga dapat memperbaiki kesalahan tersebut.

b. Guru pembimbing hendaknya dalam membimbing siswa dalam pembuatan karya tulis dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak hanya formalitas membimbing dan asal siswa mengumpulkan karya tulis.

3. Bagi siswa

a. Siswa diharapkan dapat memerhatikan penjelasan guru terutama materi-materi yang berhubungan dengan kebahasaan seperti penulisan ejaan, pemilihan kata, dan penyusunan kalimat.

b. Siswa diharapkan saat berkonsultasi benar-benar memperhatikan penjelasan pembimbing agar kesalahan yang mereka lakukan dapt dihindari dan kemudian diperbaiki.

c. Siswa diharapkan memilih waktu yang tepat saat berkonsultasi. Konsultasi dapat dilakukan diluar jam sekolah dan waktu berkonsultasi tidak mepet dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.

4. Bagi sekolah

Pihak sekolah hendaknya memilih pembimbing karya tulis yang benar-benar berkompeten dalam bidang kebahasaan, misalnya guru bahasa Indonesia atau guru yang benar-benar paham dalam bidang kebahasaan.

cvii

Dokumen terkait