• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendidikan Islam dalam perspektif PUI, adalah: (a) Pendidikan merupakan hal

yang sangat penting dan fundamental bagi kehidupan manusia; (b) Pendidikan yang penting dikembangkan di lembaga Pendidikan Islam adalah yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan umum dan agama, sehingga tidak ada dikotomi terhadap ilmu yang dipelajari; (c) Perlu melakukan inovasi dalam sistem pendidikan Islam, dari sistem yang konvensional ke sistem modern; (d) Pendidikan Islam yang diselenggarakan harus menekankan pendidikan keimanan, ketaqwaan, akhlaq mulia, dan kepribadian; (e) Pendidikan harus dapat menempa jiwa mandiri dan wira usaha para santerinya; (f) Perlu memberi pendidikan kepanduan, keorganisasian, kepemimpinan, bukan mempelajari ilmu pengetahuan umum dan agama semata, agar siswa kuat mentalnya, mencintai tanah airnya, mampu memimpin, dan menata masyarakat; (g) Perlu bersikap terbuka, pluralistic, egaliter terhadap idea tau gagasan inovasi pendidikan, sepanjang tidak bertentangan dengan norma ajaran Islam.

2. Model pendidikan di Pondok Pesantren Santi Asromo, meliputi: (a) Menerapkan integrasi ilmu pengetahuan umum dan agama, yang merupakan karakteristik khas model pendidikan PUI; (b) Mempelajari ilmu keterampilan sebagai ilmu praktis untuk kehidupan nyata, seperti: pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,pertukangan, pertenunan, pengelasan, kerajinan tangan, dan lain-lain; (c) Menitik beratkan pada pembinaan watak dan kepribadian untuk mengimbangi pengetahuan yang diperoleh para santeri, sehingga tidak hanya otaknya yang diisi dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, tetapi jiwanya juga dibina agar memiliki akhlaq mulia; (d) Menerapkan sistem pendidikan modern, klasikal, berjenjang, menggunakan bangku dan meja, papan tulis, dan berseragam selana panjang (pantaloon), seperti pakaian yang biasa dikenakan oleh orang-orang Belanda. Penggunaan pantaloon mengandung filosofi Cina yang berbunyi: hua nataolo holang tengko, tenglang cibolo. Maksudnya, apabila orang-orang Indonesia sudah mengambil ilmu pengetahuan dari bangsa

yang memakai celana yaitu orang-orang Eropa, ilmu pengetahuan atau science yang mereka miliki sudah diambil alih oleh bangsa Indonesia yang sekarang dikenal dengan istilah transfer of technology, sehingga Indonesia tidak perlu lagi kepada tenaga-tenaga ahli bangsa Belanda, sebab sudah memiliki tenaga-tenaga ahli sendiri; (e) Menerapkan pendidikan alam yang bertujuan mendekatkan para santeri kea lam, agar dapat mengenal dan memanfaatkan alam sebaik mungkin tanpa merusaknya; (f) menerapkan sistem pendidikan berasrama; (g) Menerapkan azas hidup self helf di lingkungan pondok pesantren. Pada zaman Jepang, cara ini dikenal dengan satu ungkapan: “Untuk keperluan sendiri, kerjakanlah sendiri!” (jibun no kotowa jibun de suru).

3. Model pendidikan Islam di Madrasah Muallimat, mencakup: (a) Perempuan berhak memperoleh pendidikan tinggi seperti yang dicapai oleh laki-laki; (b) Menerapkan integrasi ilmu pengetahuan umum dan agama yang merupakan karakteristis khas model pendidikan PUI; (b) Pendidikann di Madrasah Mualllimat bertujuan menyiapkan calon guru/pendidik, karena profesi guru merupakan profesi mulia bagi perempuan; (c) Menerapkan pendidikan keterampilan perempuan, di samping mempelajari ilmu pengetahuan umum dan agama; (d) Menekankan pembinaan akhlaq dan kepribadian sebagai perempuan muslimah, dengan menggunakan seragam baju kebaya hijau, jilbab putih, dan kain panjang berwiron seperti yang dikenakan oleh Ratu Keraton, yang mengandung filosofi luhur, agar perempuan terlihat anggun, rapih, terbalut kain sehingga langkah kakinya teratur, terpantau, terbatas, tidak sebebasnya melangkahkan kaki ke tempat maksiat. Meskipun kaki sedikit terbelenggu, tetapi wawasan keilmuan harus luas, dinamis, dan terampil, sekalipun harus memainkan drumband, tidak merintangi geraknya; (e) Menekankan pendidikan keorganisasian dan kepemimpinan untuk melatih kemampuan memimpin di masyarakat kelak dalam mengamalkan ilmunya; (f) Menekankan penguasaan bahasa Arab sebagai modal memahami ilmu pengetahuan agama yang merupakan pengetahuan utama dalam beragama; (g) Memperhatikan pentingnya kesenian dan olah raga; (h) Mempelajari Ilmu Retorika, praktik dan lomba pidato, dan latihan berbicara di muka umum untuk kelak menjadi Da’iyah, Muballighah, atau Ustadzah di masyarakat.

B. Rekomendasi

1. Untuk pihak Santi Asromo, terutama Dewan Pimpinan/Kepala Sekolah di lingkungan Santi Asromo, kiranya dapat bersama-sama dengan Pengasuh pondok pesantren, Chalid Fadullah, berupaya memajukan lembaganya dalam berbagai segi, baik pendidikan yang berlangsung di sekolah, maupun di pondok. Kapasitas “Pengasuh” sangat signifikan karena beliau merupakan ahli warisnya, salah seorang pelaku sejarah sejak kecil sampai sekarang, mantan Ketua Pengurus Besar PUI, sangat memahami sejarah Santi Asromo, ilmu pengetahuannya mumpuni, wawasan pergaulannya luas, relasinya sangat baik dan banyak dengan berbagai kalangan, baik di Pemerintahan maupun di luar Pemerintahan, ukhuwwah Islamiyah di lingkungan organisasi PUI maupun luar PUI senantiasa terjalin dengan baik, meskipun usianya sekarang sudah merangkak tua tetapi masih potensial, sehingga yang muda harus senantiasa siap bergerak bersamanya memajukan lembaga ini. Kemajuan pondok pesantren ini merupakan tanggung jawab dan panggilan hidup bagi semua personal terutama yang berada di lembaga tersebut. Kemajuan pondok pesantren Santi Asromo merupakan kemajuan keseluruhan lembaga yang ada di dalamnya, madrasah, pondok, mesjid, laboratorium agribisnis dan keterampilan, dan lain sebagainya. 2. Untuk pihak Madrasah Muallimat,terutama Kepala madrasah Tsanawiyah Puteri

dan Aliyah Puteri sekarang, kiranya dapat mempelajari lebih dalam sejarah madrasah ini, menggali informasi, dan kemudian mengevaluasi sambil mengidentifikasi beberapa kelebihan atau prestasi yang pernah dicapai Madrasah Muallimat di masa lalu, dapat bertukar informasi dan bersinergi dengan guru senior, seperti Hj. Uum Umayah dan Ny. Endang, keduanya merupakan orang paling lama (sekitar 50 tahun lebih) berada, baik saat menjadi siswa, alumni, dan sekarang guru di madrasah ini, di samping itu dapat bertukar pikiran dan bersinergi dengan PUI, dalam rangka mengupayakan kemajuan bagi madrasah ini. Kekuatan/kelebihan madrasah ini di masa lalu adalah dedikasi guru-guru yang ikhlas, kompeten ilmunya, dan mulia akhlaknya, merupakan faktor terpenting yang mengantarkan para siswanya memiliki ilmu yang bermanfaat dan bermakna bagi diri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya.

3. Untuk para peneliti selanjutnya, kiranya dapat melakukan penelitian yang lebih dalam dengan waktu yang lebih lama secara intensif, misalnya dengan menggunakan metode longitudinal, sehingga dapat menggali informasi yang

substantif dan penting bagi khazanah lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia yang menginspirasi model pendidikan Islam ideal di masa yang akan datang. Dalam sejarahnya, kedua lembaga pendidikan tersebut di atas cukup penting dan menarik untuk diteliti, karena di kedua lembaga tersebut memiliki karakteristik khas yang tidak ditemukan di lembaga lain.