• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peneliti akan menguraikan simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta rekomendasi untuk beberapa pihak terkait. Simpulan dan rekomendasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Simpulan

Kesadaran sejarah diperoleh dari hasil proses pembelajaran yang dibentuk melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan secara terus menerus dengan penerapan emancipatory question Habermas. Selain itu proses pembelajaran melalui penerapan emancipatory question Habermas dapat menjadikan siswa berpartisipasi aktif sehingga terjadi pergeseran paradigma guru mendominasi panggung kelas menjadi siswa mendominasi panggung kelas.

Pembelajaran sejarah dengan menerapkan emancipatory question Habermas merupakan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa di kelas XI IPS SMA Bina Bangsa Palembang yang selama ini mengabaikan kesadaran sejarah siswa. Selain itu penerapan emancipatory question Habermas dapat meningkatkan kompetensi bertanya guru. Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas mengenai penerapan emancipatory question Habermas untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa kelas XI IPS SMA Bina Bangsa Palembang pada mata pelajaran sejarah dan temuan-temuan yang diperoleh peneliti maka dapat disimpulkan yaitu:

Pertama, desain pembelajaran emancipatory question Habermas dikembangkan berdasarkan pendekatan konstruktivistik. Adapun kegiatan guru dalam mendesain pembelajaran diawali dengan penentuan SK/KD, Silabus lalu menyusun RPP serta konstruksi emancipatory question Habermas untuk membantu guru mengaitkan materi pelajaran (content) dengan situasi dunia nyata siswa (context) dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga dan warga negara.

Kedua, penerapan emancipatory question Habermas dilakukan selama lima kali tindakan dan setiap akhir tindakan selalu dilakukan evaluasi yang merujuk pada fungsi kesadaran siswa yang meliputi tiga indikator fungsi yaitu kognitif, afektif dan kritis. Ketiga, wujud kesadaran sejarah dengan penerapan emancipatory question Habermas merujuk pada tipologi kesadaran sejarah teladan (historical exemplary) dan kesadaran sejarah kritis yang berorientasi moral (historical critis) serta kesadaran sejarah yang bersifat transmisi dan transformasi. Dengan kesadaran sejarah yang bersifat transmisi dan transformasi maka pembelajaran sejarah tidak hanya sekedar transfer knowledge tapi juga pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial (transmission of cultural values and social norms).

Keempat, kendala-kendala yang dihadapi oleh guru mitra dan siswa dalam penerapan emancipatory question Habermas adalah: 1) Kompleksitas dan triabilitas yaitu kesukaran guru mitra dan siswa untuk memahami dan menerapkan emancipatory question Habermas karena merupakan bentuk inovasi pembelajaran sehingga memerlukan adaptasi namun karena proses sosialisasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra, maka guru mitra dan siswa semakin paham dan terlatih dalam menerapkan emancipatory question Habermas; 2) emancipatory question Habermas merupakan metode bertanya sehingga guru mitra dituntut untuk lebih banyak memberi motivasi dan reward agar siswa aktif bertanya dan berani menjawab pertanyaan baik pertanyaan dari guru atau teman kelas; 3) Guru mitra kurang menguasai konsep sejarah dan konsep-konsep dari ilmu-ilmu lain karena penggunaan konsep tidak biasa diterapkan pada mata pelajaran sejarah dan 4) Guru mitra dituntut memiliki banyak informasi mengenai peristiwa kontekstual agar dapat mudah dikaitkan dengan materi pembelajaran sejarah. Terutama peristiwa di sekitar lingkungan rumah siswa atau sekolah disamping peristiwa berskala nasional dan internasional.

Kelima, emancipatory question Habermas efektif meningkatkan kesadaran sejarah siswa karena didukung oleh: 1) Peningkatan kemampuan guru mitra dalam beberapa hal yaitu kemampuan memahami emancipatory question Habermas, membuat desain pembelajaran, membuat konstruksi pertanyaan, membuat

evaluasi, memberikan motivasi dan reward pada siswa serta mengubah persepsi bahwa siswa memiliki pengetahuan berdasarkan pengalamannya masing-masing; 2) Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran berupa terjadinya kegiatan tanya jawab, meningkatnya kemampuan siswa mengemukakan pendapat dan siswa mampu menjelaskan perilaku atau sikap yang akan dilakukan siswa sesuai dengan fakta/peristiwa sejarah serta pembelajaran yang tadinya lebih banyak mengungkapkan fakta sejarah mulai bergeser pada pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga manfaat belajar sejarah bisa dirasakan oleh siswa dan 3) Peningkatan fungsi kesadaran sejarah dari hasil belajar siswa terjadi berkesinambungan mulai dari Tindakan 1 sampai Tindakan 5.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan mengenai penerapan emancipatory question Habermas untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa kelas XI IPS SMA Bina Bangsa Palembang maka peneliti memberikan rekomendasi kepada beberapa pihak terkait yang memiliki kontribusi terhadap peningkatan kesadaran sejarah siswa yaitu kepala sekolah, guru mata pelajaran sejarah, dan peneliti selanjutnya.

1. Rekomendasi kepada Kepala Sekolah

Kualitas pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kebijakan kepala sekolah sehingga peneliti memberikan beberapa rekomendasi yaitu:

a. Kepala sekolah diharapkan berperan aktif dan mendukung guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah dengan menerapkan emancipatory question Habermas untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa.

b. Kepala sekolah memiliki potensi strategis untuk memberi motivasi dan reward kepada guru untuk mengembangkan desain pembelajaran atau RPP dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik atau critical pedagogy. c. Kepala sekolah dan guru diharapkan dapat berkolaborasi melakukan

Penelitian Tindakan Kelas mengingat bahwa tujuan dasar Penelitian Tindakan Kelas adalah memperbaiki praktek pembelajaran guru di kelas.

Hal tersebut dianggap perlu untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

2. Rekomendasi Kepada Guru Mata Pelajaran Sejarah

Penerapan emancipatory question Habermas terbukti secara empirik meningkatkan kesadaran sejarah siswa oleh karena itu peneliti memberikan beberapa rekomendasi kepada guru yaitu:

a. Subyek penelitian ini adalah siswa SMA tetapi sangat direkomendasikan untuk diterapkan pada siswa dijenjang pendidikan yang lebih rendah. Hal ini berangkat dari teori perkembangan kognitif yang digagas oleh Jean Piaget bahwa siswa usia 11-15 tahun telah mampu berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis sehingga emancipatory question Habermas yang merupakan perpaduan dari penggunaan konsep, pertanyaan jika, peristiwa kontekstual dan analogi yang membutuhkan kemampuan analisis terhadap peristiwa sejarah yang tidak dapat dihadirkan guru diruang kelas (abstrak) dan dikaitkan dengan peristiwa kontekstual (permasalahan kehidupan sehari-hari siswa) dapat diterapkan dijenjang pendidikan seperti jenjang SMP.

b. Salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru adalah keterampilan bertanya, mengingat emancipatory question Habermas pada dasarnya merupakan bentuk pertanyaan kritis maka diharapkan dapat diterapkan oleh selain guru mata pelajaran sejarah, yaitu guru pengampu mata pelajaran ilmu pendidikan sosial lain atau ilmu pendidikan alam. c. Metode Penelitian Tindakan Kelas direkomendasikan untuk digunakan

3. Rekomendasi Kepada Peneliti Selanjutnya

Penelitian lanjutan dapat dilakukan berdasarkan peluang yang muncul dari hasil penelitian ini baik berupa perluasan penelitian atau menindaklanjuti hasil penelitian. Beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah:

a. Pada dasarnya kesadaran sejarah dimiliki oleh setiap siswa dan tanpa sadar teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keluarga, misalnya, sejak kecil seseorang akan dikenalkan dengan silsilah keluarga agar siswa mengetahui identitas mereka. Pada tingkat masyarakat yang lebih luas, kesadaran sejarah tumbuh seiring dengan adanya foklore atau tradisi sejarah lisan, misalnya, cerita mengenai asal usul nama suatu daerah. Berdasarkan hal tersebut penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode dialog kreatif atau studi etnografi untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa.

b. Kesadaran sejarah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe kesadaran sejarah yang dikemukakan oleh Jörn Rüsen yang diantaranya menggunakan orientasi nilai-nilai moral dan penalaran moral, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan metode pembelajaran berdasarkan teori perkembangan moral Piaget dan Kohlberg untuk mendeskripsikan perkembangan kesadaran sejarah siswa.

c. Dalam penelitian ini penerapan emancipatory question Habermas dibarengi dengan kegiatan diskusi, namun untuk perluasan penelitian sangat direkomendasikan penerapan emancipatory question Habermas dengan pembelajaran karya wisata sejarah lokal untuk meningkatkan kesadaran sejarah.

Dokumen terkait