• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

Pada umumnya contoh memiliki jumlah anggota keluarga ≤4 orang dengan tingkat pendidikan ayah dan sebagian besar tamat S1. Pekerjaan sebagian besar ayah dan ibu adalah karyawan swasta. Umur orang tua baik ayah dan ibu sebagian besar masuk kedalam kategori dewasa madya. Pendapatan rata-rata keluarga sebesar Rp 16 625 000.

Sebanyak 55% contoh berumur 54 sampai 72 bulan dan 70% contoh berjenis kelamin perempuan. Status gizi contoh sebagian besar (>80%) normal. Rata-rata kontribusi energi dan zat gizi dari snack terhadap tingkat kecukupan dan konsumsi lebih dari 40%. Sebanyak 85% contoh mengkonsumsi snack 4-7 kali/minggu dan sebanyak 60% contoh mengkonsumsi 1-3 jenis snack/minggu.

Sebagian besar pengetahuan gizi ibu masuk kategori sedang. Sikap dan praktik gizi ibu contoh paling banyak termasuk dalam kategori baik dan kurang. Pola asuh makan sebagian besar ibu masuk kategori baik. Perilaku gizi ibu yang pempunyai hubungan signifikan adalah pengetahuan dengan sikap gizi ibu (p<0.05). Perilaku Gizi Ibu yang pempunyai hubungan signifikan dengan pola asuh makan adalah praktik gizi (p<0.05).

Pengetahuan dan sikap gizi ibu mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah jenis dan frekuensi konsumsi snack anak (p<0.05), sedangkan praktik gizi ibu dan pola asuh makan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan jumlah jenis dan frekuensi konsumsi snack anak usia pra sekolah (p>0.05).

Tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi dan jumlah jenis

snack terhadap status gizi anak usia pra sekolah (p>0.05). Terdapat hubungan yang signifikan antara kontribusi karbohidrat konsumsi snack terhadap konsumsi sehari dengan status gizi anak usia pra sekolah (p<0.05). Hubungan signifikan hanya terdapat pada kontribusi protein dan karbohidrat dari snack terhadap kecukupan dengan status gizi anak usia pra sekolah (p<0.05).

Saran

Pengetahuan gizi ibu mempunyai hubungan yang erat dengan kebiasaan konsumsi snack. Pendidikan gizi mengenai pemilihan jenis snack dan frekuensi pemberian snack yang baik pada anak perlu diberikan kepada ibu sebagai pemegang keputusan utama dalam menentukan makanan keluarga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan bagi anak usia pra sekolah. Pendidikan gizi ini disarankan diberikan oleh sekolah kepada ibu atau pengasuh anak secara berkala pada pertemuan orang tua bisa 3 atau 6 bulan sekali. Pendidikan gizi yang diberikan terutama mengenai snack tradisional agar dapat

26

menurunkan konsumsi snack industri pada anak dan membantu melestarikan makanan tradisional Indonesia.

Studi lanjutan dengan metode cohort atau case control perlu dilakukan untuk melihat pengaruh lebih lanjut dari kontribusi konsumsi snack terhadap status gizi dan kesehatan anak usia pra sekolah. Selain itu juga dapat dilakukan studi eksperimental untuk melihat pengaruh dari masing-masing jenis snack

terhadap status gizi anak usia pra sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

AC Bell, PJ Kremer, AM Magarey & BA Swinburn. 2005. Contribution of ‘noncore’ foods and beverages to the energy intake and weight status of Australian children. EJCN 59, 639-645

Almatsier S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ariefiani R. 2009. Pola asuh makan dan kesehatan pada rumah tangga yang tahan dan tidak tahan pangan serta kaitannya dengan status gizi anak balita di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Boon Teo Yee, Sedek Razalee & Kasim Zalifah Mohd. 2012. Association between snacking patterns, energy and nutrient intakes, and body mass index among school adolescents in Kuala Lumpur. Am J Clin Nutr

2.3.69.77.

Carr AC, Frei B. 1999. Toward a New Recommended Dietary Allowance for Vitamin Based on Antioxidant and Health Effect in Humans. Am J Clin Nutr 69:1086–107.

Chaplin K, Smith A. 2011. Definitions and perception of snacking. Current Topics In Nutracuetica Research 9(1):53-59.

Deni, Dwiriani Cesilia Meti. 2009. Pengetahuan gizi, aktivitas fisik, konsumsi

snack dan pangan lainnya pada murid sekolah dasar di Bogor yang berstatus gizi normal dan gemuk. JGP 4(2):91-96.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 1996. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Kesehatan Keluarga.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Laporan Nasional Riskesdas 2013. Jakarta: Depkes. [1 April 2014]

Diana FM. 2004. Hubungan pola asuh dengan status gizi balita di Kecamatan Kuranji Kelurahan Pasar Ambacang Kota Padang tahun 2004. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

27

Drummond S, Crombie N, Kirk T. A critique of the effects of snacking on body weight status. Eur J. Clin Nutr 50:779-83.

Forum Koordinasi Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (FK-PMT-AS). 1997. Pedoman Umum Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). Jakarta: Forum Koordinasi PMT-AS Tingkat Pusat.

Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Ed ke-2. New York: Oxford University Press.

Hastuti D. 2008. Pengasuhan: Teori dan Prinsip serta Aplikasi di Indonesia. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Hurlock. E. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Khomsan A. 2003. Pangan dan Gizi untuk kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

____________. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

____________, F.Anwar, N.Hernawati, N.S. Suhanda, Oktarina. 2013. Tumbuh Kembang dan Pola Asuh Anak. Bogor: IPB Press.

Megiyawati S. 2004. Pola Makan dan Status Gizi Anak Usia 1-6 Tahun di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Mela David J. 2005. Food, Diet and Obesity. Washington, DC: CRC Press and Woodhead Publishing Limited.

Napitu N. 1994. Perilaku Jajan di Kalangan Siswa SMA di Kota dan Pinggiran Kota DKI Jakarta [Tesis]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Popkin Barry M, Piernas C. 2011. Increased portion sizes from energy-dense

foods affect total energy intake at eating occasions in US children and adolescents:patterns and trends by age group and sociodemographic characteristics, 1977-2006. Am J Clin Nutr 94:1324-32.

Slamet Y. 1993. Analisis Kuantitatif Untuk Data Sosial. Solo: Dabara Publisher. Suhardjo.1989b. Sosio Budaya Gizi. Bogor : Pusat antar Universitas Pangan dan

Gizi, Institut Pertanian Bogor.

_______.1996. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara bekerja sama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Sulaeman A. 2003. Snack Food Industry (modul 10). Kerjasama Pusat Studi Pangan dan Gizi. Bogor: IPB.

Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

28

[WHO] World Health Organization. 1995. Phisical Status: The Used and Interpretation of Antrhopometry. Geneva: World Health Organization. Yuliana. 2007. Pengaruh penyuluhan gizi dan stimulasi psikososial terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

29

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

KONTRIBUSI KONSUMSI SNACK TERHADAP KECUKUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI

1. Tanggal Wawancara : ______________________________2014 2. Enumerator : __________________________________ 3. No. Responden : __________________________________ 4. Nama lengkap Responden (Ibu) : __________________________________ 5. No. Telpon/Hp : __________________________________ 6. Alamat tempat tinggal : __________________________________ __________________________________ __________________________________ 7. Nama Kepala Keluarga : __________________________________

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Dokumen terkait