• Tidak ada hasil yang ditemukan

38   

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasar pemaparan hasil penelitian dan pembahasan atas temuan yang diperoleh, simpulan penelitian serta saran yang diajukan adalah : A. Simpulan

1. Kondisi modal dasar fisik, modal dasar manusia dan modal dasar sosial mustahiq penerima pemberdayaan LAZ Dhompet Dhuafa Yogyakarta cukup rendah. Kondisi faktor modal dasar fisik dan modal dasar manusia memiliki hubungan dan pengaruh positif dan nyata terhadap modal dasar sosial. Modal dasar sosial secara nyata dipengaruhi oleh modal dasar fisik dan modal dasar manusia. Faktor modal dasar fisik memperlihatkan hubungan yang kuat, hal ini mengindikasikan bahwa faktor modal dasar fisik memiliki peranan penting dalam pembentukan dan penguatan modal dasar sosial masyarakat. Aspek modal dasar fisik yang berpengaruh secara nyata dengan penguatan modal dasar sosial adalah sarana pendidikan (gedung, buku bacaan, dan guru), dan sarana kesehatan serta sarana transportasi (jalan dan angkutan umum). Rendahnya modal sosial juga dipengaruhi secara nyata oleh masih rendahnya modal munusia terutama terkait dengan tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat yang masih rendah. Rendahnya Modal dasar sosial mustahiq penerima pemberdayaan LAZ Dompet Dhuafa Yogyakarta terutama juga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepercayaan (trust) mustahiq terhadap warga masyarakatlainnya. Rendahnya trust ini akibat maraknya perilaku sosial kebanyakan masyarakat yang selalu merugikan mustahiq maupun warga lainnya, seperti penipuan, dan pengkhianatan serta kekerasan.

2. Walaupun modal dasar fisik, modal dasar manusia dan modal dasar sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses pemberdayaan , walaupun juga kemampuan pelaku pemberdayaan mulai dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap terhadap program

 

39   

pemberdayaan tergolong tinggi, namun proses pemberdayaan terhadap mustahiq penerima pemberdayaan LAZ Dhompet Dhuafa Yogyakarta tergolong cukup rendah. Proses pemberdayaan yang masih cukup rendah tersebut terutama karena belum optimalnya keterlibatan mustahiq dalam perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi program pemberdayaan. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses pemberdayaan, mustahiq hanya dilibatkan sebagai pelaksanaan program saja. Mustahiq belum dilibatkan secara optimal dalam proses perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi.

3. Mustahiq memang memiliki keinginan yang cukup kuat untuk keluar dari kemiskinan, cukup percaya bahwa kemiskinan dapat diatasi dengan bekerja keras, serta cukup percaya akan mampu mengatasi kemiskinan. Mustahiq punya keyakinan atau kepercayaan bahwa kemiskinan bisa diubah. Mustahiq juga cukup percaya bahwa mereka bisa keluar dari kemiskinan, walau masih banyak mustahiq percaya bahwa kemiskinan disebabkan oleh takdir, hanya sebagaian kecil mustahiq yang percaya bahwa kemiskinan adalah bukan takdir. Modal dasar fisik, modal dasar manusia dan modal dasar sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap untuk keluar dari kemiskinan. Makin baik modal dasar fisik, modal dasar manusia dan modal dasar sosial maka sikapnya untuk keluar dari kondisi kemiskinan menjadi makin kuat.

4. Pemberdayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap untuk keluar dari kemiskinan. Ini berarti adanya upaya pemberdayaan menyebabkan terbentuknya sikap untuk keluar dari kemiskinan. Dengan kata lain kuat lemahnya upaya pemberdayaan menentukan kuat lemahnya sikap untuk keluar dari kondisi kemiskinan dan hal ini merupakan modal yang baik untuk mendorong terjadinya keberdayaan. Hal ini bisa diartikan bahwa adanya pemberdayaan mampu mampu memperkuat sikap untuk keluar dari kemiskinan, penguatan sikap mampu menyebabkan tercapainya keberdayaan dalam kondisi cukup. Makin baik upaya

 

40   

pemberdayaan yang dilakukan maka sikapnya responden untuk keluar dari kondisi kemiskinan menjadi makin kuat.

5. Tingkat keberdayaan mustahiq tergolong rendah. Rendahnya tingkat keberdayaan mustahiq penerima pemberdayaan dipengaruhi oleh rendahnya proses pemberdayaan dan kurang tersedianya modal manusia. Rendahnya tingkat keberdayaan juga disebabkan oleh rendahnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik mustahiq yang merupakan akibat dari rendahnya kualitas modal manusia yang dimiliki. Musthiq masih sukar memahami dan mengidentifikasi kebutuhan dan potensi yang dimiliki, serta masih sukar mencari dan memanfaatkan informasi dan peluang usaha baru. Pemberdayaan yang dipengaruhi oleh modal dasar fisik, modal dasar manusia dan modal dasar sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberdayaan. Makin baik modal dasar fisik, modal dasar manusia dan modal dasar sosial serta upaya pemberdayaan maka tingkat keberdayaan responden menjadi makin tinggi.

6. Sikap Mustahiq yang dipengaruhi oleh pemberdayaan dan yang juga dipengaruhi oleh modal dasar fisik, modal dasar manusia dan modal dasar sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberdayaan. Makin baik modal dasar fisik, modal dasar manusia dan modal dasar sosial serta upaya pemberdayaan maka sikap mustahiq untuk keluar dari kemiskinan semakin tinggi

7. Dilihat dari pengaruh langsung secara parsial, proses pemberdayaan mustahiq adalah faktor yang paling kuat dalam menentukan terbentuknya sikap untuk keluar dari kemiskinan dibandingkan dengan modal fisik, modal manusia, modal sosial, sedangkan dalam hal yang paling menentukan keberdayaan mustahiq maka yang paling kuat menentukan adalah modal sosial. Namun demikian, dilihat dari pengaruh tak langsungnya dalam menentukan keberdayaan (yang dimediasi oleh sikap untuk keluar dari kemiskinan), maka yang paling menentukan adalah modal sosial mustahiq, sedangkan bila dilihat dari pengaruh totalnya, maka yang

 

41   

paling menentukan tingkat keberdayaan adalah modal sosial mustahiq.

B. Saran

1. Mengingat kualitas modal manusia dan modal sosial yang cenderung rendah, maka diperlukan upaya penyediaan modal fisik yang lebih untuk mustahiq terutama sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan dengan materi yang berhubungan dengan kebutuhan dan potensi musthiq harus ajeg dan berkelanjutan agar kualitas modal manusia dan modal sosial mustahiq meningkat.

2. Untuk meningkatan keberdayaan mustahiq maka diperlukan upaya memperbaiki proses pemberdayaan, meningkatkan kemampuan pelaku pemberdayaan dan menjamin ketersediaan modal fisik dan modal manusia. Perbaikan proses pemberdayaan dapat dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan mustahiq secara optimal mulai pada tahap perencanaan sampai dengan evaluasi suatu program yang berbasis pada modal manusia dan modal sosial muathiq sasaran, utamanya modal sosial mustahiq karena modal sosial mustahiq adalah faktor yang paling besar pengaruhnya baik pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap keberdayaan mustahiq.

Disamping itu kemampuan pelaku pemberdayaan dapat ditingkatkan melalui upaya rekrutmen yang disamping berbasis pada kompetensi termasuk kompetensi kemampuan pelaku pemberdayaan dalam melakukan perencanaan partisipatif dan komitmen yang kuat untuk menolong masyarakat yang lemah, juga terutama terkait dengan pengetahuan dan ketrampilan pelaku pemberdayaan memahami kondisi sosial mustahiq sasaran

3. Agar model efektif pemberdayaan masyarakat dapat diaplikasikan, maka perlu ada dukungan dan komitmen dari semua stakeholders terutama dalam hal pembinaan secara partisipatif.

4. Diperlukan penelitian lanjutan terutama terkait dengan bagaimana

 

42   

model pemberdayaan teknis terbaik yang disesuaikan dengan kondisi sosial dan keberdayaan mustahiq yang telah diungkapkan dalam penelitian ini.

C. Kontribusi

Kontribusi dari temuan penelitian mencakup pada tiga hal, yakni kontribusi teoritis, praktis dan penelitian mendatang. Kontribusi teoritis berhubungan dengan perkembangan teori-teori yang berhubungan dengan keberdayaan. Kontribusi praktis berkaitan dengan temuan penelitian terhadap penguatan pelaksanaan program pemberdayaan dalam kancah lapangan.

1. Kontribusi Teoritis

Kontribusi teoritis dari hasil penelitian yang dilakukan adalah menguatkan beberapa penelitian yang mengatakan bahwa kondisi faktor modal dasar fisik dan modal dasar manusia memiliki pengaruh terhadap modal dasar sosial. Aspek modal dasar fisik yang berpengaruh dengan penguatan modal dasar sosial adalah sarana pendidikan, dan sarana kesehatan serta sarana transportasi. Kontribusi teoritis lainnya adalah bahwa sikap untuk keluar dari kondisi kemiskinan tergantung pada modal dasar fisik, modal dasar manusia dan modal dasar sosial serta proses pemberdayaan. Kontribusi lainnya adalah bahwa pengembangan model pemberdayaan lewat pelatihan dapat meningkatkan keberdayaan.

Penelitian ini berhasil menemukan bahwa pelatihan dapat menghasilkan keterampilan secara terpadu melalui petunjuk fasilitator. Melalui pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan.

2. Kontribusi Praktis

Kontribusi praktis penelitian ini adalah telah menghasilkan suatu kesimpulan bahwa pemberdayaan dengan pelatihan adalah instrumen utama untuk memberdayakan masyarakat dalam mengembangkan

 

43   

keberdayaan. Sebelum melakukan pemberdayaan dengan pelatihan terlebih dahulu perlu dilakukan pengkajian terhadap potensi lokal atau daerah yang akan dijadikan sasaran pemberdayaan agar dapat membantu dan mempermudah proses penyelenggaraan program secara komprehensif dan agar nantinya masyarakat dapat melakukan kemandirian dalam berusaha.

Maksud komprehensif adalah bahwa dalam sistem penyelenggaraan pelatihan melibatkan semua komponen yaitu selain masyarakat, sumber, sarana dan lingkungan, juga memasukkan program pendampingan dan kemitraan.

3. Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan dapat dikembangkan dengan variabel lebih banyak.

b. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan metode lainnya agar dapat menggali lebih dalam tentang pemberdayaan dan faktor-faktor determinan keberdayaan.

c. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan penelitian pada daerah yang lain atau entitas yang lain .

Dokumen terkait