• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

Keanekaragaman FMA pada rizosfer jabon yang berhasil diidentifikasi terdapat 3 genus yaitu Glomus, Acaulospora dan Scutellospora. Genus spora yang ditemukan paling dominan adalah Glomus. Pembentukan spora (sporulasi) FMA memberikan respon yang berbeda terhadap perbedaan waktu pengamatan. Sporulasi FMA lebih berkaitan dengan respon tanaman inang dan ketersediaan unsur hara pada media tumbuh. Tanaman inang yang efektif untuk pemerangkapan spora pada penelitian ini yaitu S. bicolor karena dari tiga kali pengamatan, kepadatan spora yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan P. javanica.

Saran

Data keanekaragaman FMA dari penelitian ini menunjukkan masih terjadi perubahan tipe spora FMA yang diperoleh dalam tiga kali pengamatan, sehingga belum menggambarkan keanekaragaman FMA total yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan dengan areal yang lebih beragam dan periode pengamatan yang lebih panjang. Dengan demikian, diharapkan data dan informasi tentang dinamika sporulasi FMA yang diperoleh lebih komprehensif.

13

DAFTAR PUSTAKA

Allen EB, Allen MF. 1992. Development of mycorrhizal patches in a successional arid ecosystem. Di dalam: Read DJ, Fitter AH, Alexander IJ, editor. Mycorrhizas in Ecosystems. United Kingdom (GB): CAB International.

Brundrett MC, Bougher N, Dells B, Grove T, Malajczuk N. 1996. Working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. Canbera (AU): Australian Centre for International Agriculture Research.

Dariah A, Rachman A, Kurnia U. 2004. Erosi dan Degradasi Lahan Kering di Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Delvian. 2003. Keanekaragaman cendawan mikoriza arbuskula (CMA) di hutan pantai dan potensi pemanfaatannya (studi kasus di hutan cagar alam Leuweung Sancang Kabupaten Garut, Jawa Barat) [disertasi]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Delvian. 2006. Peranan Ekologi dan Agronomi Cendawan Mikoriza Arbuskula. Sumatera Utara (ID): USU Pr.

Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): CV Akademika Pr.

[INVAM] International culture collection of (vesicular) arbuscular mycorrhizal fungi. 2012a. Reference cultures of species (vesicular) arbuscular mycorrhizal fungi [Internet]. [diunduh 2012 Des 15]. Tersedia pada: http://invam.caf.wvu.edu/Myco-info/Taxonomy/classification. htm

[INVAM] International culture collection of (vesicular) arbuscular mycorrhizal fungi. 2012b. Classification of Glomeromycota [Internet]. [diunduh 2012 Des 20]. Tersedia pada: http://invam.caf.wvu.edu/methods/spores/exctraction. htm Karepesina S. 2007. Keanekaragaman fungi mikoriza arbuskula dari bawah

tegakan Jati Ambon (Tectona grandis Linn. F) dan potensi pemanfaatannya [tesis]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kartika E. 2006. Tanggap pertumbuhan, serapan hara dan karakter morfofisiologi terhadap cekaman kekeringan pada bibit kelapa sawit yang bersimbiosis dengan CMA [disertasi]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Mansur I, Tuheteru DF. 2010. Kayu Jabon. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Mier MR, Ian LP, Charles PG. 2000. Enviromental Microbiology. California

(US): Academic Pr.

NusantaraiAD.ii2011.iiPengembangan produksi inokulan fungi mikoriza arbuskula berbasis bahan alami dan pemanfaatannya untuk produksi bibit Jati (Tectona grandis L.f) [disertasi]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Pacioni G. 1992. Wet sieving and decanting techniques for the extraction of spores of VA mycorrhizal fungi. Di dalam : Norris JR, Read DJ, Varma AK, editor. Methods in Microbiology. San Diego (GB): Academic Pr. hlm 317-322 Patriyasari T. 2006. Efektivitas cendawan mikoriza arbuskula (CMA) terhadap

pertumbuhan dan produktivitas Cynodon dactylon (L.) Pers yang diberi level salinitas berbeda [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

14 Phyllip JM, Hayman DS. 1970. Improved procedures for clearing roots and staining parasitic and vesicular-arbuscular mycorrhizae fungi for rapid assessment of infection. Trans Brit Mycol Soc. 55:158-161.

Puspitasari D, Purwani KI, Muhibuddin A. 2012. Eksplorasi vesicular arbuscular mycorrhiza (VAM) indigenous pada lahan jagung di Desa Torjun, Sampang Madura. Jurnal Sains dan Seni 1:19-22.

Rainiyati. 2007. Status dan keanekaragaman cendawan mikoriza arbuskula (CMA) Pisang Raja Nangka dan potensi pemanfaatannya untuk peningkatan produksi pisang asal kultur jaringan di Kabupaten Merangin, Jambi [disertasi]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Pr.

Seo J. 2013. Silvicultural practices and growth of jabon tree (Anthocephalus cadamba Roxb Miq) in community forest, West Java, Indonesia [tesis]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Setiadi Y. 1992. Mikoriza dan Pertumbuhan Tanaman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas IPB. Bogor (ID): Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor. Simanungkalit RDM. 2000. Pemanfaatan jamur mikoriza arbuskular sebagai pupuk hayati untuk memberlanjutkan produksi pertanian. Di dalam: Simanungkalit RDM, editor. Seminar Peranan Mikoriza dalam Pertanian yang Berkelanjutan. [Waktu dan Tempat pertemuan tidak diketahui]. Bandung (ID): Universitas Padjadjaran Pr.

Sirappa MP. 2003. Prospek pengembangan S. bicolor di Indonesia sebagai komoditas alternatif untuk pangan, pakan dan industri. Jurnal Litbang Pertanian 22(4):133-140.

Smith SE, Read DJ. 2008. Mycorrhizal Symbiosis. Third edition. Elsevier Ltd. London (GB): Academic Pr.

Swasono DH. 2006. Peranan mikoriza arbuskular dalam mekanisme adaptasi beberapa varietas bawang merah terhadap cekaman kekeringan di tanah pasir pantai [disertasi]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Tuheteru FD. 2003. Aplikasi asam humat terhadap sporulasi CMA dari bawah

tegakan alami sengon [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Umam MD. 2008. Studi aplikasi fungi mikoriza arbuskula pada stek pucuk Jati Muna (Tectona grandis Linn. F) di persemaian akar telanjang [tesis]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

15 Lampiran 1 Kepadatan spora per 50 gram tanah pada tanaman inang S. bicolor

No Lokasi Kepadatan spora/50 gram tanah

S. bicolor

November Desember Januari

1 Plot 1 Gunung Bunder 50 150 5

2 Plot 2 Gunung Bunder 495 385 7

3 Plot 3 Gunung Bunder 35 350 7

4 Plot 1 Mega Mendung 105 130 8

5 Plot 2 Mega Mendung 70 110 7

6 Plot 3 Mega Mendung 270 20 12

Lampiran 2 Kepadatan spora per 50 gram tanah pada tanaman inang P. javanica

No Lokasi Kepadatan spora/50 gram tanah

P. javanica

November Desember Januari

1 Plot 1 Gunung Bunder 160 450 26

2 Plot 2 Gunung Bunder 165 255 32

3 Plot 3 Gunung Bunder 60 55 21

4 Plot 1 Mega Mendung 105 50 10

5 Plot 2 Mega Mendung 30 35 18

6 Plot 3 Mega Mendung 80 80 9

Lampiran 3 Kriteria penilaian karakteristik tanah

Sifat tanah Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat

rendah tinggi C (%) <1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 >5.00 N (%) <0.10 0.10-2.00 0.21-0.50 0.51-0.75 >0.75 C/N <5.00 5.00-10.00 11.00-15.00 16.00-25.00 >25.00 P2O5 Bray I (ppm) <10.00 10.00-15.00 16.00-25.00 26.00-35.00 >35.00 P2O5 Olsen (ppm) <10.00 10.00-25.00 26.00-45.00 46.00-60.00 >60.00 K (Me/100g) <0.10 0.10-0.20 0.30-0.50 0.60-1.00 >1.00

Sifat tanah Sangat Masam Agak Netral Agak

masam masam alkali

pH H2O <4.5 4.5-5.50 5.50-6.50 6.60-7.50 7.60-8.50 Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno (2010).

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 13 Agustus 1992. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Burhanudin dan Ibu Zubaedah. Penulis menyelesaikan sekolah menengah di SMA Negeri 9 Bogor pada tahun 2009 dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Penulis mulai aktif pada berbagai organisasi mahasiswa dan kegiatan yang berlangsung di fakultas maupun departemen. Penulis bergabung dalam Himpunan Profesi Departemen Silvikultur, Tree Grower Community masa kepengurusan 2010-2011 sebagai anggota Divisi Informasi dan Komunikasi. Pada masa kepengurusan 2011-2012 sebagai anggota Project Division.

Selain organisasi di atas, penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan di tingkat fakultas maupun departemen, diantaranya sebagai anggota divisi publikasi dan dokumentasi kegiatan Save Mangrove for Our Earth 2010, anggota divisi dana dan usaha kegiatan Forester Cup 2011, anggota divisi Sponsorship kegiatan Tree Grower Community In Action 2011, anggota divisi publikasi dan dokumentasi kegiatan Seminar Nasional Jabon 2011, ketua pelaksana kegiatan Tree Grower Community Anniversarry 2011, ketua divisi logistik dan transportasi kegiatan Belantara 2011, anggota divisi logistik dan transportasi kegiatan Tree Grower Community In Action 2012. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum silvikultur tahun 2012.

Penulis telah melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan di wilayah Cikiong-Tangkuban Perahu, Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat dan Praktek Kerja Profesi di PT. Adaro Indonesia Kalimantan Selatan. Penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul Dinamika Sporulasi Genus Fungi Mikoriza Arbuskula Hasil Penangkaran Dari Bawah Tegakan Hutan Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) sebagai upaya untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dan penyusunan skripsi ini dilakukan dengan bimbingan dari Dr Ir Irdika Mansur, MForSc dan Dr Ir Sri Wilarso Budi R, MS.

Dokumen terkait