• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini terdapat simpulan dan saran dari hasil penelitian yang terdapat dalam bab IV. Simpulan mengenai bagaimana interferensi penggunaan jenis-jenis WH-Questions yang terjadi pada mahasiswa ketika menulis atau menggunakan kalimat WH-Questions dalam bahasa Inggris yang mengalami interferensi dari bahasa Indonesia. Simpulan yang kedua yakni menjabarkan mengenai faktor apa sebagai penyebab terjadinya interferensi penggunaan WH-Questions oleh mahasiswa dalam pembelajaran struktur bahasa Inggris. Untuk saran berisikan saran untuk guru atau dosen bahasa Inggris, mahasiswa, dan saran untuk peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama.

5.1 Simpulan

Di dalam penelitian ini telah didapatkan hasil mengenai macam-macam interferensi dalam pemakaian WH-Questions serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Interferensi yang terjadi pada mahasiswa jurusan sastra Inggris semester V di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Penggunaan kalimat WH-Questions sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Hal itu sangat tepat untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam berbahasa Inggris dengan baik dan benar sesuai dengan tata bahasa yang berlaku. Dalam penelitian ini ditemukan tidak sedikit dari mahasiswa yang pemakaian bahasa Inggrisnya masih terpengaruh dari struktur kalimat tanya bahasa Indonesia, terdapat

omission atau penghilangan terhadap kata kerja bantu dalam bahasa Inggris yang kata tersebut tidak terdapat dalam bahasa Indonesia, reordering atau penyusunan kembali unsur suatu kata dalam kalimat, serta substitution atau penggantian suatu unsur kata.

Proses pembentukan kalimat oleh pembelajar bahasa akan menghasilkan kesalahan seperti addition, omission, substitution, dan reordering yang berakibat pada interferensi.

(i) Pemakaian leksikon yang tepat secara semantik menjangkau permasalahan bahwa mahasiswa kurang tepat menggunakan makna leksikon pada tataran frasa, klausa maupun kalimat sehingga menimbulkan adanya addition atau penambahan unsur kata.

Pertama, terdapat kesalahan yang berupa addition atau penambahan kata in, to, your sehingga perlu penghilangan konstituen atau unsur kata digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.

(ii) Kedua, terdapat kesalahan yang berupa omission atau penghilangan kata kerja bantu is, are, do, did, will sehingga perlu penambahan konstituen atau unsur kata tersebut digunakan dalam kalimat tanya bahasa Inggris agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.

(iii) Ketiga, adanya kesalahan yang berupa substitution atau pergantian di antara dua unsur kata mempunyai fungsi kata berbeda, do, are,

was, will, what sehingga perlu penggantian unsur kata digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.

(iv) Selanjutnya, terdapat kesalahan yang berupa reordering atau penyusunan kembali di antara dua unsur kata tertentu yang pemakaiannya terbalik atau tidak sesuai dengan struktur bahasa Inggris yang benar karena posisi kata kerja bantu pada kalimat tanya berada setelah WH-Questions hal ini berbeda dengan penggunaan kata kerja bantu pada kalimat positif atau negatif yang posisinya berada setelah subjek kalimat sehingga perlu pembalikan unsur kata can dan we, will dan you, will dan we, where, what digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Contohnya,

a. Siapa yang Anda akan beri itu? b. Who you will give it?*

c. Who will you give it?

Simpulan berikutnya berdasarkan hasil analisis kesalahan terhadap data yang ada, dan hasil wawancara langsung terhadap mahasiswa sebagai penulis karangan menghasilkan bahwa mengenai faktor-faktor penyebab interferensi adalah kekurangpahaman mahasiswa akan item yang mereka tulis. Dari temuan ini, masalah lack of knowledge, bisa dipilah secara lebih detail setelah diadakan wawancara secara lebih mendalam, yaitu (i) Faktor yang pertama adalah faktor motivasi. Motivasi yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa kedua mempunyai

dua fungsi, yaitu fungsi integratif dan fungsi instrumental. Motivasi berfungsi integratif kalau motivasi itu mendorong seseorang untuk mempelajari suatu bahasa karena adanya keinginan untuk berkomunikasi dengan masyarakat penutur bahasa itu atau menjadi anggota masyarakat bahasa tersebut sedangkan motivasi berfungsi instrumental kalau motivasi itu mendorong seseorang untuk memiliki kemauan mempelajari bahasa kedua itu karena tujuan yang bermanfaat atau karena dorongan ingin memperoleh suatu pekerjaan atau mobilitas sosial pada lapisan atas masyarakat tersebut. (ii) Faktor yang kedua adalah mencakup direct translation dan overgeneralization. Direct translation dimaksudkan adalah terjadinya terjemahan langsung dari konsep bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena mahasiswa tidak memperhatikan karakteristik makna leksikon yang digunakan, dan tanpa melihat susunan kalimat yang gramatikal. Pada dasarnya, mereka akhirnya menggunakan bahasa Inggris mengikuti pola, kaidah ataupun konsep bahasa Indonesia. Overgeneralization dimaksudkan bahwa sebagian mahasiswa yang diwawancarai berdasarkan kesalahan data yang mereka tulis, ternyata menerapkan kaidah bahasa Inggris yang mereka kuasai pada semua entitas bahasa Inggris. Perlu ditambahkan bahwa tidak semua entitas dalam bahasa Inggris memiliki ciri yang sama, ada yang berbentuk present tense ada yang past tense. Pemahaman yang terbatas seperti inilah menjadi faktor utama bagi sebagian besar mahasiswa di dalam menerapkan kaidah yang tepat pada bahasa Inggris yang standar, dikarenakan di dalam bahasa Indonesia tidak mengenal kata kerja bantu dan tenses atau penanda waktu pada pemakaian kalimat tanya.

5.2 Saran

Pada bab saran ini peneliti memberikan beberapa saran kepada guru atau dosen bahasa Inggris, murid atau mahasiswa, dan peneliti lainnya yang melakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama untuk menindaklanjuti penemuan yang terdapat dalam penelitian ini.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat interferensi dan tingkat penguasaan struktur bahasa Inggris mahasiswa Jurusan bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Malang. Hal ini memberikan implikasi dalam pengajaran bahasa bahwa dalam seorang pengajar (dosen), khususnya mata kuliah struktur (structure), menulis mengarang (composition), dan menerjemahkan (translation) hendaknya mampu mendeskripsikan perbedaan kedua sistem bahasa (bahasa Indonesia dan Inggris) dengan baik sehingga kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pengaruh (interferensi) struktur bahasa pertama ke dalam bahasa sasaran (target language) atau sebaliknya bisa dikurangi. Lebih jauh lagi, harapan agar mahasiswa mampu mengembangkan rasa cinta dan sikap positif terhadap bahasa Inggris serta mempunyai keterampilan berbahasa bahasa Inggris secara baik dan teratur sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa Inggris di Universitas Islam Negeri Malang dapat tercapai. Selanjutnya, bagi peneliti di masa depan yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama dengan tesis ini, diharapkan akan lebih mengembangkan aspek-aspek penelitian bersifat kebahasaan yang mengalami interferensi dan penyebab terjadinya interferensi secara mendalam.

Dokumen terkait