• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

1. Model hubungan antara produksi (ton.ha-1) dengan karakteristik lahan yang dihasilkan dari analisis regresi linier berganda metode stepwise menunjukkan bahwa karakteristik lahan yang berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman adalah kedalaman efektif, kejenuhan Al, lereng, bulan kering, kejenuhan basa, elevasi, P-tersedia dan Ca. Berdasarkan analisis diskriminan, karakteristik lahan yang paling berpengaruh dalam pengembangan pembangunan model adalah kedalaman efektif, kejenuhan Al, P-tersedia, bulan basah, bulan kering, lereng dan kejenuhan basa.

2. Kriteria kesesuaian lahan kelapa sawit yang relevan dengan produksi di PTPN-III telah tersusun.

3. Berdasarkan hasil uji validasi, pengembangan kriteria memiliki nilai validasi 74%. Hal ini berarti sebanyak 74% dari seluruh sampel yang diujicobakan berdasarkan kriteria kesesuaian lahannya valid atau sesuai dengan tingkat produksi yang diharapkan. Sebagai perbandingan, penilaian menggunakan kriteria BBSDLP mempunyai nilai validasi 48%.

4. Berdasarkan hasil analisis sebaran spasial di Distrik Labuhan Batu-I dan Distrik Labuhan Batu-II, didapatkan 4 kelas lahan dengan menggunakan pengembangan kriteria yaitu S1 seluas 1.412,50 ha, S2 seluas 23.905,54 ha, S3 seluas 14.538,99 ha dan N seluas 4.607,11 ha. Kelas Lahan dengan menggunakan kriteria BBSDLP yaitu S2 seluas 27.667,91 ha dan S3 seluas 16.796,23 ha.

Saran

Kriteria kesesuaian lahan yang dihasilkan bersifat spesifik lokasi, yaitu untuk wilayan Sumatera Utara. Pengembangan kriteria dapat dilakukan diwilayah lain, dengan menggunakan metode yang sama.

54

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiganda, R. 2005. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.

Amisnaipa, Susila AD, Situmoreng R, Purnomo DW. 2009. Penentuan kebutuhan pupuk kalium untuk budidaya tomat menggunakan irigasi tetes dan mulsa polyethylen. J. Agron. Indonesia. 37(2):115-122.

Anonim. 2013. Laporan Kinerja PT. Perkebunan Nusantara III. Medan Sumatera Utara. Medan.

Breure CJ, Mendez. 1990. The determination of bunch yield components in the development of inflorescens in oil palm (Elaeis guineensis Jacq). Exp. Agric. 26: 99-115.

Booth B, Mitchell A. 2001. Getting Started with ArcGis. Esri.

Chan KW. 2005. Best-developed practices and sustainable development of the oil palm industry. J. Oil Palm Res. 17:124-135.

Corley RHV, Thinker PB. 2003. The Oil Palm. 4th ed. United Kingdom (UK). Blackwell Science Ltd.

Corley RHV. 2009. How much palm oil do we need?. Environ Sci Policy 12: 134-139.

[DITJENBUN] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Kelapa Sawit 2011-2013. Kementerian Pertanian Jakarta.(ID).

[DITJENBUN] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Luas areal dan produksi Indonesia. http://ditjenbun.deptan.go.id [12Agustus 2013].

Djaenudin D, Marwan M, Subagyo H, Mulyani A, Suharta N. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Djaenudin D, Marwan H, Subagjo H, Hidayat A. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah. Puslitbangtanak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Djazuli M, Pitono J. 2009. Pengaruh jenis dan taraf pupuk organik terhadap

produksi dan mutu purwoceng. J. Littri 15:40-45.

Erningpraja L, Wahyono T, Akmal M, Ratnawati dan Kurniawan A. 2006. Strategi mengembalikan kejayaan kelapa sawit Indonesia dengan barometer Malaysia. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 14(1):47-67. Medan. Escano, C.R., C.A. Jones, and G uehara, 1981. Nutrient diagnosis in com grown

on Hydric Dyatrandepts: I. Optimum nutrient tissue concentrations. Soil Sci. Soc.Am. J. 45: 1135-1139.

[FAO] Food and Agricultural Organization. 2012. Major Food And Agricultural Commodities And Producers-Countries by Commodity.

http://www.fao.org.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 1986. Guidelines: Land Evaluation for Rainfed Agriculture. Rome (IT): Soils Bulletin No. 52.

Goh KJ, Hardter R. 2003. General oil palm nutrition dalam: International Planters Conference on management for Enchanced Profitability in Plantations. Kuala Lumpur. Kuala Lumpur. 24-26 October 1994.

Ghozali I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang (ID): BP Universitas Diponegoro.

55 Hasibuan, (2005). Peranan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Perkebunan

Kelapa Sawit Rakyat. Prosiding Seminar Nasional Perkebunan. Jakarta Hidayat A, Mulyani A. 2002. Lahan Kering Untuk Pertanian. Dalam: Buku

Teknologi Pengelolaan Lahan Kering. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. hal: 1-34.

Hermantoro, Purnawan RW. 2009. Prediksi produksi kelapa sawit berdasarkan kualitas lahan menggunakan model artificial neural network (ANN).

Jurnal Agroteknose, vol (IV) no.2.

Herviyanti, Fachri A, Riza S, Darmawan, Gusnidar, Amrizal S. 2012. Pengaruh pemberian bahan humat dan pupuk P pada Ultisol. J. Solum 19(1):15-24. Irianto G, Sosiawan H, Karama S. 1998. Strategi pembangunan pertanian lahan

kering untuk mengantisipasi persaingan global. Dalam: Prosiding Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Makalah Utama. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor. Hlm 77-92.

Ishola TA, Yahya A, Shariff ARM, Abd Aziz S. 2011. A new concept of variable rate technology fertilizer applicator for oil palm.

Int.J.Agron.Plant.Prod.Vol 2 (5): 181-186.

Lubis AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – Bandar Kuala. Pematang Siantar. Sumut. 435 hal.

Muhidin. 2004. Uji cepat toleransi tanaman kedelai terhadap cekaman Alumunium. J. Agroland. 11 (1):18-24.

Mulyani A, Agus F, Abdurachman A. 2003. Kesesuaian lahan untuk kelapa sawit di Indonesia. Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Balai Penelitian Tanah. Bogor.

Ormsby T. 2004. Getting To Know ArcGis Dekstop: Updated for ArcGis 9. Esri Press, Redlands California.

Pahan I. 2008. Panduan Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Pambudi DT, Hernawan B. 2010. Hubungan Beberapa Karakteristik Fisik Lahan dan Produksi Kelapa Sawit. Jurnal Akta Agrosia. Vol.13 no.1 Jan-Jun 2010:35-39.

Purnama H. 2011. Hubungan Karakteristik Lahan dengan produktivitas Duku (Lansium domesticum corr) di Provinsi Jambi [Tesis]. Program Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[PPT] Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kriteria Sifat Kimia Tanah. Bogor (ID): Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Prahasta, E. 2001. Sistem Informasi Geografis. Informatika, Bandung.

Rahmawaty, Villanueva TR, Carandang MG, Lapitan RL, Bantayan NC, Alcantara AJ. 2012. Land suitability for oil palm in Besitang watershed, North Sumatra Indonesia. Science Journal of Agriculture Research and Management. 124.

Rathfon RA, Burger JA. 1991. The Diagnosis and Recommendation Integrated System. Soil Sci. Soc. Am. J. 55: 1026-1031.

Sarief ES. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung (ID): Pustaka Buana.

Sumner ME, Farina MPW. 1986. Phosphorus interactions with other nutrients and lime in field cropping systems. Adv. Soil Sci. 5:201-236.

56

Sugiyono I, Harahap Y, Winarna AD, Koedadiri A, Purba P. 2003. Penilaian Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Sutandi A, Barus B. 2007. Permodelan kesesuaian lahan tanaman kunyit. J. Tanah

Lingk. 9(1): 20-26.

Schmidt FA, Ferguson JHA. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verh. No. 42. Djawatan Meteorologi dan Geofisika. Kementrian Perhubungan. Jakarta.

Sys C, Rants V, Debeveye EJ, Beenmaert. 1993. Land Valuation Part III. Crop Requrement. Brussels-Belgium.

Tisdale SL, Nelson WL. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. New York (US): Macmillan Co.

Thompson LM, Troeh FR. 1973. Soils and Soil Fertility. McGraw-Hill Publ. Company New Delhi. p 1-108.

Utama E. 2005. SIG menggunakan ArcGis 2nd Edition. Comlabs ITB, Bandung. Walworth JL, Letzsch WS, Sumner ME. 1986. Use of boundary lines in

establishing diagnosis norms. Soil. Sci. Am. J. 50:123-128.

Widiatmaka, Sutandi A, Daras U, Hikmat M, Krisnohasi A. 2014. Establishing land suitability criteria for cashew (Anacardium occidentale L.). Apllied and environmental soil science J (July vol. 2014)

Wigena IGP, Sudrajat, Sitorus SRP, Siregar H. 2009. Karakterisasi tanah dan iklim serta kesesuaiannya untuk kebun kelapa sawit plasma di Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Riau. Jurnal Tanah dan Iklim no. 30.

Wijaya T. 2010. Analisis Multivariat: Teknik Olah Data untuk Skripsi, Tesis, dan Disertasi Menggunakan SPSS. Yogyakarta (ID): Universitas Atma Jaya. White RE. 2006 Principles and Practice of Soil Science. Fourth edition. Oxford:

Blackwell Science.

Yahya Z, Husin A, Talib J, Othman J, Ahmed OH, Jalloh MB. 2010. Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) roots response to mechanization in Bernam series soil. American Journal of Applied Science 7 (3): 343-348.

57 Lampiran 1 Kriteria kesesuaian lahan kelapa sawit

Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.)

Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan

Kelas kesesuaian lahan

S1 S2 S3 N

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C) 25 – 28 22 - 25 20 - 22 < 20

28 - 32 32 - 35 > 35

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) 1.700 - 2.500 1.450 - 1.700 1.250 - 1.450 < 1.250

2.500 - 3.500 3.500 - 4.000 > 4.000

Lama bulan kering (bln) < 2 2 - 3 3 - 4 > 4

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

baik. sedang agak terhambat terhambat.

agak cepat sangat terhambat. Cepat

Media perakaran (rc)

Tekstur halus. agak halus.

sedang - agak kasar Kasar

Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55

Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50

Gambut:

Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200

Ketebalan (cm). jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan

< 140 140 - 200 200 - 400 > 400

Kematangan saprik+ saprik. hemik. Fibrik

hemik+ fibrik+ Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16 - - Kejenuhan basa (%) > 20 ≤ 20 pH H2O 5.0 - 6.5 4.2 - 5.0 < 4.2 6.5 - 7.0 > 7.0 C-organik (%) > 0.8 ≤ 0.8 Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) < 2 2 - 3 3 - 4 > 4 Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) - - - - Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) > 125 100 - 125 60 - 100 < 60

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) < 8 8 - 16 16 - 30 > 30

Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat

Bahaya banjir (fh) Genangan F0 F1 F2 > F2 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) < 5 5 - 15 15 - 40 > 40 Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 - 25 Sumber: http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/kriteria/kelapa%20sawit

58

Lampiran 2 Hasil Analisis Regresi Berganda Metode Stepwise dari Hubungan Karakteristik Lahan dengan Produksi Teraan (ton.ha-1)

Model Summaryi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .443a .196 .192 3.93948 .196 49.247 1 202 .000 2 .517b .267 .260 3.77011 .071 19.557 1 201 .000 3 .573c .328 .318 3.61843 .061 18.205 1 200 .000 4 .601d .361 .348 3.53879 .032 10.102 1 199 .002 5 .621e .386 .371 3.47682 .025 8.157 1 198 .005 6 .631f .398 .380 3.45140 .012 3.928 1 197 .049 7 .641g .411 .390 3.42428 .012 4.133 1 196 .043 8 .651h .424 .400 3.39439 .013 4.467 1 195 .036

a. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif

b. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al

c. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng

d. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering e. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering, KB f. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering, KB, Elevasi

g. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering, KB, Elevasi, P-tersedia h. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering, KB, Elevasi, P-tersedia, Ca i. Dependent Variable: Produksi Teraan

59

ANOVAi

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 764.284 1 764.284 49.247 .000a Residual 3134.935 202 15.519 Total 3899.219 203 2 Regression 1042.262 2 521.131 36.664 .000b Residual 2856.957 201 14.214 Total 3899.219 203 3 Regression 1280.615 3 426.872 32.603 .000c Residual 2618.604 200 13.093 Total 3899.219 203 4 Regression 1407.129 4 351.782 28.091 .000d Residual 2492.090 199 12.523 Total 3899.219 203 5 Regression 1505.737 5 301.147 24.912 .000e Residual 2393.482 198 12.088 Total 3899.219 203 6 Regression 1552.525 6 258.754 21.722 .000f Residual 2346.694 197 11.912 Total 3899.219 203 7 Regression 1600.982 7 228.712 19.505 .000g Residual 2298.237 196 11.726 Total 3899.219 203 8 Regression 1652.446 8 206.556 17.927 .000h Residual 2246.773 195 11.522 Total 3899.219 203

a. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif

b. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al

c. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng

d. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering e. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering, KB f. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering, KB, Elevasi

g. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering, KB, Elevasi, P-tersedia h. Predictors: (Constant), Kedalaman Efektif, Kejenuhan Al, % Lereng, Bulan Kering, KB, Elevasi, P-tersedia, Ca i. Dependent Variable: Produksi Teraan

60

60

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) 8.142 1.942 4.192 .000 4.312 11.972 Kedalaman Efektif .142 .020 .443 7.018 .000 .102 .182 .443 .443 .443 1.000 1.000 2 (Constant) 7.597 1.863 4.078 .000 3.923 11.270 Kedalaman Efektif .137 .019 .428 7.084 .000 .099 .175 .443 .447 .428 .997 1.003 Kejenuhan Al .054 .012 .267 4.422 .000 .030 .078 .290 .298 .267 .997 1.003 3 (Constant) 9.214 1.828 5.041 .000 5.610 12.818 Kedalaman Efektif .133 .019 .414 7.118 .000 .096 .169 .443 .450 .412 .994 1.006 Kejenuhan Al .062 .012 .308 5.240 .000 .039 .085 .290 .347 .304 .971 1.030 % Lereng -.384 .090 -.251 -4.267 .000 -.561 -.206 -.222 -.289 -.247 .971 1.030 4 (Constant) 10.382 1.825 5.689 .000 6.784 13.981 Kedalaman Efektif .134 .018 .417 7.332 .000 .098 .170 .443 .461 .416 .993 1.007 Kejenuhan Al .047 .012 .235 3.802 .000 .023 .072 .290 .260 .215 .838 1.193 % Lereng -.432 .089 -.282 -4.839 .000 -.608 -.256 -.222 -.324 -.274 .943 1.060 Bulan Kering -1.007 .317 -.199 -3.178 .002 -1.632 -.382 -.228 -.220 -.180 .822 1.216 5 (Constant) 7.768 2.013 3.859 .000 3.799 11.738 Kedalaman Efektif .133 .018 .415 7.428 .000 .098 .168 .443 .467 .414 .993 1.007 Kejenuhan Al .085 .018 .425 4.720 .000 .050 .121 .290 .318 .263 .383 2.614 % Lereng -.463 .088 -.303 -5.240 .000 -.637 -.289 -.222 -.349 -.292 .929 1.077 Bulan Kering -1.020 .311 -.201 -3.277 .001 -1.634 -.406 -.228 -.227 -.182 .822 1.216 KB .045 .016 .246 2.856 .005 .014 .076 -.138 .199 .159 .416 2.401 6 (Constant) 7.081 2.028 3.492 .001 3.082 11.081 Kedalaman Efektif .122 .019 .381 6.554 .000 .085 .159 .443 .423 .362 .905 1.105 Kejenuhan Al .095 .019 .475 5.114 .000 .059 .132 .290 .342 .283 .355 2.821 % Lereng -.463 .088 -.303 -5.275 .000 -.636 -.290 -.222 -.352 -.292 .929 1.077 Bulan Kering -.827 .324 -.163 -2.551 .011 -1.466 -.188 -.228 -.179 -.141 .748 1.338 KB .054 .016 .295 3.311 .001 .022 .086 -.138 .230 .183 .385 2.597 Elevasi .013 .006 .124 1.982 .049 .000 .026 .227 .140 .110 .783 1.277

61 Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF 7 (Constant) 6.948 2.013 3.451 .001 2.977 10.918 Kedalaman Efektif .119 .019 .370 6.403 .000 .082 .155 .443 .416 .351 .898 1.113 Kejenuhan Al .097 .019 .482 5.229 .000 .060 .133 .290 .350 .287 .354 2.825 % Lereng -.457 .087 -.299 -5.248 .000 -.629 -.285 -.222 -.351 -.288 .928 1.078 Bulan Kering -.677 .330 -.133 -2.051 .042 -1.328 -.026 -.228 -.145 -.112 .710 1.408 KB .045 .017 .246 2.688 .008 .012 .078 -.138 .189 .147 .359 2.788 Elevasi .015 .007 .143 2.277 .024 .002 .028 .227 .161 .125 .766 1.306 P-tersedia .011 .005 .125 2.033 .043 .000 .022 .091 .144 .111 .796 1.257 8 (Constant) 6.928 1.996 3.471 .001 2.992 10.864 Kedalaman Efektif .115 .018 .358 6.214 .000 .078 .151 .443 .407 .338 .889 1.124 Kejenuhan Al .098 .018 .488 5.339 .000 .062 .134 .290 .357 .290 .354 2.828 % Lereng -.455 .086 -.298 -5.273 .000 -.626 -.285 -.222 -.353 -.287 .928 1.078 Bulan Kering -.597 .329 -.118 -1.812 .072 -1.246 .053 -.228 -.129 -.099 .701 1.427 KB .068 .020 .371 3.425 .001 .029 .107 -.138 .238 .186 .252 3.961 Elevasi .017 .007 .162 2.579 .011 .004 .030 .227 .182 .140 .750 1.334 P-tersedia .012 .005 .132 2.162 .032 .001 .022 .091 .153 .118 .793 1.260 Ca -.424 .201 -.170 -2.113 .036 -.819 -.028 -.193 -.150 -.115 .455 2.196 a. Dependent Variable: Produksi Teraan

62

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Kedalaman Efektif Kejenuhan Al % Lereng Bulan Kering KB Elevasi P-tersedia Ca

1 1 1.990 1.000 .01 .01 2 .010 14.013 .99 .99 2 1 2.531 1.000 .00 .00 .06 2 .459 2.349 .01 .01 .94 3 .010 15.804 .99 .99 .00 3 1 3.208 1.000 .00 .00 .03 .03 2 .476 2.596 .00 .00 .96 .06 3 .306 3.235 .01 .01 .00 .89 4 .010 17.961 .99 .98 .00 .02 4 1 3.628 1.000 .00 .00 .02 .02 .02 2 .797 2.133 .00 .00 .26 .02 .28 3 .380 3.089 .00 .00 .41 .61 .09 4 .185 4.430 .02 .03 .31 .32 .60 5 .010 19.196 .98 .97 .00 .02 .01 5 1 4.375 1.000 .00 .00 .00 .01 .01 .00 2 .907 2.196 .00 .00 .13 .03 .14 .01 3 .413 3.254 .00 .00 .12 .37 .30 .02 4 .248 4.203 .00 .01 .00 .58 .51 .06 5 .047 9.606 .03 .13 .68 .00 .03 .81 6 .009 21.971 .96 .86 .06 .01 .01 .10 6 1 5.130 1.000 .00 .00 .00 .01 .01 .00 .01 2 .916 2.366 .00 .00 .11 .02 .14 .01 .00 3 .416 3.510 .00 .00 .13 .27 .31 .01 .01 4 .331 3.938 .00 .00 .01 .51 .14 .00 .21 5 .164 5.592 .00 .00 .05 .18 .27 .16 .42 6 .033 12.386 .07 .20 .64 .00 .12 .72 .36 7 .009 23.794 .93 .80 .06 .01 .01 .09 .00

63

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance

Proportions Model Dimension Eigenvalue Condition Index

Variance

Proportions Model Dimension Eigenvalue

7 1 5.653 1.000 .00 .00 .00 .01 .01 .00 .00 .01 2 .956 2.431 .00 .00 .11 .02 .08 .01 .00 .03 3 .544 3.223 .00 .00 .01 .02 .31 .00 .00 .35 4 .359 3.970 .00 .00 .09 .69 .01 .00 .00 .17 5 .319 4.210 .00 .00 .07 .12 .14 .00 .31 .11 6 .127 6.679 .01 .01 .02 .13 .33 .24 .33 .32 7 .033 13.006 .07 .20 .64 .00 .12 .66 .35 .00 8 .009 24.985 .92 .80 .06 .01 .01 .08 .00 .00 8 1 6.338 1.000 .00 .00 .00 .01 .00 .00 .00 .01 .00 2 1.087 2.415 .00 .00 .10 .02 .04 .00 .01 .02 .02 3 .548 3.401 .00 .00 .01 .02 .34 .00 .00 .30 .00 4 .368 4.152 .00 .00 .07 .51 .04 .00 .00 .30 .02 5 .326 4.412 .00 .00 .02 .28 .15 .00 .25 .10 .01 6 .200 5.630 .00 .00 .18 .09 .09 .01 .17 .12 .40 7 .096 8.124 .02 .02 .03 .06 .22 .18 .24 .16 .36 8 .029 14.823 .06 .18 .55 .00 .11 .76 .33 .00 .17 9 .009 26.462 .92 .79 .05 .01 .01 .05 .00 .00 .00

64

Lampiran 3Perbandingan Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit

Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit Karakteristik lahan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N

Pengemb. Kriteria BBSDLP Pengemb. Kriteria BBSDLP Pengemb. Kriteria BBSDLP Pengemb. Kriteria BBSDLP Tempratur - Elevasi (m dpl) < 149 > 149 - - Ketersediaan Air - Curah Hujan (mm) 1.371 - 1.971 1.700 - 2.500 1.031 - 1.371 1.450 - 1.700 < 1.031 1.250 - 1.450 - < 1.250 1.971 - 2.836 2.500 - 3.500 > 2.836 3.500 - 4.000 - > 4.000 - Bulan Kering 1 < 2 2 - 4 2 - 3 >4 3 - 4 - > 4 Media Perakaran

- Tekstur agak kasar halus, sedang - halus agak kasar sedang Kasar

sedang agak halus, agak halus agak halus kasar

sedang agak halus halus - Kedalaman Efektif (cm) 82,3 - 110,9 > 100 71,9 - 82,3 75 - 100 < 71,9 50 - 75 - < 50 Retensi Hara - KTK (cmol(+).kg-1) > 3,8 > 16 < 3,8 ≤ 16 - - - pH 4,9 - 6,5 5,0 - 6,5 4,3 - 4,9 4,2 - 5,0 < 4,3 < 4,2 - 6,5 - 6,9 6,5 - 7,0 > 6,9 > 7,0 - - C-organik (%) > 1,1 > 0,8 0,6 - 1,1 ≤ 0,8 < 0,6 - - Kejenuhan Basa (%) > 16,3 > 20 9,3 - 16,3 ≤ 20 < 9,3 - Kondisi Lereng - Kemiringan Lereng (%) < 11,6 < 8 > 11,6 8 - 16 - 16 - 30 - > 30

65

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada 28 April 1981 di Surabaya, Jawa Timur sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Oerip Sihono dan Ibu Siti Suhartatik. Tahun 1999 penulis lulus dari SMU Negeri-1 Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Pada tahun 2000 penulis diterima menjadi mahasiswa Program Sarjana (Strata 1) di Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jember Jawa Timur dan lulus Sarjana pada 2004.

Pada 24 Juni 2006 penulis menikah dengan Fifin Chahyani Rochmatin

Nurdiyana. S.Sos. M.Si putri dari Bapak H. M. Mashuri dan Ibu Hj. Chumriyiniswatin. Penulis mempunyai tiga orang anak bernama Keisha

Najasyi Rasyifa Mimboro, Pasha Mahaizis Al-Makki Mimboro dan Muhammad Mahesha Al-Ghaniy Mimboro.

Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Pascasarjana untuk program Magister Sains (S-2) pada program studi Ilmu Tanah. Selama mengikuti pendidikan dan penelitian pada program pascasarjana IPB, penulis mendapat beasiswa dari PT. Perkebunan Nusantara-III, Medan.

Dari tahun 2005 sampai dengan saat ini penulis bekerja di PT. Perkebunan Nusantara-III, Medan dengan jabatan terakhir sebagai Staf Bagian Tanaman (3.01). Selain itu penulis juga adalah anggota Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan perkebunan kelapa sawit.

Dokumen terkait