Simpulan
Tata ruang rumah tinggal tradisional Lampung berbentuk persegi panjang dengan pembagian ruang yang dipengaruhi oleh faktor hubungan kekerabatan atau nilai-nilai yang berlaku antar anggota keluarga atau kerabat. Secara umum rumah dibedakan menajadi tiga bagian yaitu bagian bah lamban, bagian tengah rumah atau khesi, dan bagian atas rumah atau panggakh. Halaman pada rumah tinggal tradisional Lampung dibagi menjadi tiga bagian, yang terdiri dari halaman depan, halaman samping, serta halaman belakang.
Keseluruhan ruang di sekitar rumah tersebut disusun oleh elemen-elemen penting yang memiliki fungsi dan posisi tertentu dalam tata ruang rumah tinggal. Elemen-elemen penting pembentuk taman rumah tinggal tradisional berbasis budaya Lampung adalah gakhang hadap, walai, lokasi dapur terbuka, tempat kayu bakar, dapur luar, kandang ternak, serta tanaman. Peletakan elemen-elemen dalam taman rumah tinggal tradisional Lampung lebih mengutamakan efisiensi fungsi untuk mendukung aktivitas keseharian masyarakat.
Berdasarkan keberadaan dan posisi elemen-elemen dalam taman dihasilkan suatu konsep taman rumah tinggal tradisional berbasis budaya Lampung yang seharusnya ada berdasarkan budaya. Konsep penataan dicapai dengan membagi ruang menjadi empat berdasarkan fungsi, tata letak elemen serta penggunaan yakni ruang publik, ruang privat, ruang semi publik, dan ruang servis. Antar ruang baik ruang dalam maupun luar rumah saling terhubung dan dapat diakses dengan sirkulasi yang linear. Tata hijau yang sesuai dengan budaya Lampung direkomendasikan menggunakan jarak pagar dan pohon maja.
Saran
Beberapa saran yang diusulkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dan mendalam pada penelitian berikutnya, khususnya yang berkaitan dengan pola permukiman tradisional Lampung,
2) rekomendasi konsep desain taman rumah tinggal tradisional berbasis budaya Lampung ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mendesain taman yang memiliki karakter khas Lampung dengan memperhatikan pembagian ruang dan penempatan elemen-elemen berdasarkan fungsi ruang tersebut.
43
DAFTAR PUSTAKA
Agustine Y. 2013. Kajian Desain Taman Rumah Tinggal Tradisional Sunda [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Avryani R. 2012. Konsep Desain Taman Rumah Tradisional Minahasa di Base Camp Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Booth NK. 1988. Basic Elements of Landscape Architechtural Design. New York: Waveland Press Inc.
Crowe S. 1981. Garden Design. Chichester (UK): Packard Publishing Limited. Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. 2002. Rumah Tradisional Lampung. Bandar
Lampung (ID): Proyek Pelestarian dan Pemberdayaan Budaya Lampung pada Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.
[Depdikbud] Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. 1978. Adat Istiadat Daerah Lampung. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
[Depdikbud] Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Lampung. 1982. Upacara Tradisional Daerah Lampung. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
[Depdikbud] Kantor Wilayah Provinsi Lampung Bagian Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. 1987. Arsitektur Tradisional Daerah Lampung. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
[Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
[Depdikbud] Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan. 1992. Dapur dan Alat-Alat Memasak Tradisional Daerah Lampung. Jakarta (ID): Balai Pustaka. [Depdikbud] Pusat Penelitian Arkeologi Bandung, Balai Arkeologi Bandung. 1996. Laporan Penelitian Arkeologi Masa Islam (Kajian Etnoarkeologi Pemukiman) Situs Wana-Melinting Lampung Tengah.
[Depdikbud] Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Daerah Lampung. 1997. Adat Istiadat Daerah Lampung. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
[Depdikbud] Kantor Wilayah Provinsi Lampung, Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Lampung. 1998a. Sejarah Daerah Lampung. Bandar Lampung (ID): Balai Pustaka.
[Depdikbud] Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional, Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Daerah Lampung. 1998b. Peranan Nilai-Nilai Tradisional Daerah Lampung Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup. Bandar Lampung (ID): Balai Pustaka. Erler CT, Fell D. 1991. 550 Home Landscaping Ideas. New York (AS):
Roundtable Press, Inc.
Hadikusuma H, Arifin R, Barusman RM. 1976. Adat Istiadat Daerah Lampung. Kanwil Depdikbud Provinsi Lampung, Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Daerah Lampung .
44
Hadikusuma H. 1989. Masyarakat dan Adat-Budaya Lampung. Bandung(ID). Mandar Maju.
Ibrahim W, Nandang. 2011. Arsitektur Tradisional Kenali Salah Satu Kearifan Lokal Daerah Lampung. Jurnal Rekayasa. 15(1). 59-66
Ingels JE. 2004. Landscaping Principles and Practices, 6th Edition. New York : Thomson Delmar Learning
Irianto S, Margareta R. 2011. Piil Pesenggiri: Moral Budaya dan Strategi Identitas Ulun Lampung. Makara, Sosial Humaniora. 15 (2). 140-150.
[Kemenbudpar] Direktorat Tradisi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film. 2011. Arsitektur Tradisional Daerah Lampung. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
Koentjaraningrat. 1972. Pengantar Antropologi. Jakarta (ID): Aksara Baru.
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta (ID): Gramedia.
Kottak C. 2002. Anthropology The Exploration of Human Diversity. New York (US). McGraw-Hill.
Maningtyas RT dan Gunawan A. 2011. Kajian Taman Rumah Tinggal Berbasis Budaya Madura [prosiding]. Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup 2011, Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Berbasis Kearifan Lokal. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup LPPM Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto.
Maningtyas RT, Gunawan A, dan Munandar A. 2013. Kajian Desain Lanskap Permukiman Tradisional Madura. Jurnal Lanskap Indonesia. 5(2).
Rostiyati A. 2013. Potensi Wisata di Lampung dan Pengembangannya. Bandung (ID): Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung.
Rostiyati A. 2013. Tipologi Rumah Tradisional Kampung Wana di Lampung Timur. Bandung (ID): Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung.
Rutledge A. 1985. A Visual Approach to Park Design. New York : John Wiley & Sons
Simond JO. 2006. Landscape Architechture. New York : Mc Graw Hillbook Company, Inc.
Soemarwoto O. 1987. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta (ID). Djambatan.
Suharjanto G. 2011. Membandingkan Istilah Arsitektur Tradisional Versus Arsitektur Vernakular: Studi Kasus Bangunan Minangkabau dan Bangunan Bali. Jurnal ComTech. 2(2): 592-602.
Sulasman, Gumilar S. 2013. Teori-Teori Kebudayaan Dari Teori Hingga Aplikasi. Bandung (ID): Pustaka Setia
Sulasman. 2014. Metodologi Penelitian Sejarah. Bandung (ID): Pustaka Setia Vansina J. 2014. Tradisi Lisan Sebagai Sejarah [terjemahan]. Yogyakarta (ID):
45
LAMPIRAN
Lampiran 1 Arsitektur Rumah Tinggal Tradisional Lampung
Lamban Pesagi di Pekon Kenali Rumah di Kampung Wana
Rumah di Sukadana Darat Rumah di Negara Tulang Bawang
Bangunan untuk kepentingan komunal
46
Lampiran 2 Tata Ruang Rumah Tinggal Tradisional Lampung
Tepas Lapang lom
Dapur Kebik
47 Lampiran 3 Elemen Pembentuk Rumah Tinggal Tradisional Lampung
Dapur Gakhang kudan
Bah lamban Kakebik
48
GLOSARIUM
AAdi-adi : Syair tradisional Lampung
Anjak lambung : Berasal dari atas
Anjung /Sapeu umbul : Bangunan sementara untuk keamanan Ari tengah : Tiang tengah rumah yang telah didirikan B
Bah lamban : Bagian bawah rumah
Begawi : Upacara pernikahan adat Pepadun
Bejuluk beadek : Menjaga nama baik
Betegi nuwou : Upacara mendirikan rumah
Buay asal : Asal keturunan
Bucukogh : Upacara bercukur bagi bayi
Busepi ngasah gigi : Upacara mengasah gigi menujukedewasaan
Busunat : Sunat
C
Cangget bakha : Upacara pembersihan sesat agung
Cangget : Pertemuan muda dan mudi
Gajah mekhem : Tempat istirahat penyimbang dalam sesat G
Gakhang : Tempat mencuci peralatan rumah tangga
Gakhang hadap : Tempat membersihkan diri di depan rumah Ganyang besi : Ruang untuk yang belum berkeluarga
Geragal : Penghubung ruang tengah dengan dapur
H
Hamejong : Duduk
I
Ijan/jan : Tangga
Ijung kudan/juyu/buri : Bagian rumah yang membujur ke belakang J
Jembat/Jeramabah : Penghubung ruang tengah dengan dapur
Jurai : Keturunan
K
Kebik changek : Kamar
Kebuayan : Keturunan
Kegithiang panggung : Tiang panggung rumah
Kepalas/Sapeu : Bangunan untuk menjaga keamanan di ladang
Kuau merak : Sarang burung merak
49 L
Lamban/Lambahan : Rumah
Lamban balak : Tempat tinggal penyimbang
Lapang agung : Ruang utama rumah
Lepau : Teras lumbung padi
Limas giccing : Bentuk atap rumah tradisional
Lom walai : Bagian dalam lumbung padi
Lubang penghawaan : Ventilasi udara M
Manjau : Tradisi bertemu antara muda dan mudi
Manjau salep : Pertemuan diam-diam
Manjau terang : Pertemuan terang-terangan Manjau damau : Pertemuan dalam forum terbuka
Mekhanai : Bujangan
Mengilik : Melepaskan padi dari malainya dengan cara diinjak
Mesigit : Masjid
Muayak : Syair tradisional Lampung
Muli : Gadis
N
Nanok : Menanak
Napa iwa : Mengasapi ikan
Nemui nyimah : Sikap ramah-tamah
Nengah nyappur : Sikap terbua
Ngakuk berkatni : Mengambil hikmah dari setiap kejadian
Ngantau : Syair tradisional Lampung
Nuwuo : Rumah
Nuwou balak : Rumah pemangku adat
Nyebut : Upacara sebelum membangun rumah
P
Pada/bantaian : Ruang lapang di tengah sesat
Paguk : Hiasan tanduk
Pangkalan bakas : Pangkalan mandi lelaki Pangkalan bebai : Pangkalan mandi wanita
Pedom : Tidur
Pekon : Kampung
Penaber : Tirai untuk menghalangi air hujan
Pengidangan ragah : Ruang pertama dalam rumah
Pengidangan sebai : Ruang tempat wanita berbincang-bincang
Penyegok’an : Gudang
Penyembahyangan : Bangunan ibadah
Penyimbang : Pemangku adat
Pepadun : Masyarakat Lampung pedalaman
50
Pepadun suku : Urutan kepenyimbangan ketiga Pepadun tiyuh : Urutan kepenyimbangan kedua
Pesagi/mahanyuk’an : Bangunan berbentuk persegi
Petaruan/Kubuw : Bangunan untuk menjaga keamanan Piil Pesenggiri : Falsafah hidup masyarakat Lampung
Pok ngajei : Tempat mengaji
Punyimbang tiyuh : Penyimbang adat dalam kampung
Pusiban : Ruang di dalam sesat tempat diadakannya pertemuan
R
Ruang agung : Ruang utama dalam rumah
Rumah sekula : Bangunan sekolah
S
Saibatin : Masyarakat Lampung pesisir
Sakai sambaian : Sikap saling tolong menolong Sebambangan : Penikahan dengan larian
Sejeghuk : Jenis padi ladang
Sekala Bekhak : Daerah yang diduga sebagai asal mula Lampung
Sesat : Bangunan komunal
Sesatni kuau : Tempat berkumpulnya merak
Sudung : Tenda untuk tempat memasak di luar rumah
T
Tambak : Kuburan
Tembuni : Kuburan bayi
Tepas : Teras rumah
Teratak : Tenda untuk upacara adat
Thiang kelindang : Tiang rumah
Titian kuya : Jembatan kura
Tiyuh : Kampung
To-lang-po-hwang : Asal kata yang diduga sebagai asal kata Lampung
U
Uba rampe : Sesajian
Ulai laga : Ular berkelahi
Ulai sinduk : Ular sendok
Ulun Lampung : Masyarakat Lampung
Uncal : Hiasan kepala menjangan
W
Walai : Lumbung padi
Walai ramik : Kumpulan lumbung padi di luar kampung
51
RIWAYAT HIDUP
Rian Adetiya Pratiwi dilahirkan di Lhokseumawe pada tanggal 2 September 1992 dari pasangan Agustian, S.Sos dan Sri Nuraini, S.Pd MKes dan merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Yayasan Kesejahteraan Anak Banda Aceh pada tahun 1996, lalu melanjutkan pendidikan dasar di SDN 21 Pocut Baren Banda Aceh pada tahun 1998 dan SDN 1 Tanjung Agung Bandar Lampung pada tahun 2000. Penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMPN 1 Bandar Lampung dan SMAN 9 Bandar Lampung hingga menyelesaikan pendidikan pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam kegiatan yang mendukung dalam peningkatan softskill baik dalam kegiatan akademis maupun non akademis. Penulis pernah mengikuti organisasi KOPMA IPB pada periode 2010-2011 dan pernah menjadi volunteer pada kegiatan IPB Green Living Movement tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis aktif dalam AIESEC IPB dan menjadi Organizing Committee in Speak Up! Project pada bulan Juni hingga Juli 2012.