Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut ini.
1. Distansi estetis dari segi peristiwa yang menyedihkan, yaitu adanya peristiwa yang dialami tokoh utama yang menyentuh dalam film Uang Panai’.
Distansi Estetis dalam Film Uang Panai’ karya Halim Gani Safia terdapat peristiwa yang menyedihkan yaitu suatu peristiwa yang dialami tokoh dalam film tersebut. Film uang panai’ bisa dipahami karena kisah di film ini adalah kisah yang begitu dekat dengan kesehariannya. Kisah pahit manisnya ketika hendak menikah.
Tokoh dalam film Uang Panai’ menceritakan tentang kisah seorang laki-laki Bugis-Makassar yang menceritakan tentang uang panai’ yang memang sudah populer dikalangan masyarakat Sulawesi-Selatan. Dalam masyarakat Bugis-Makassar untuk bisa menikahi seorang gadis pilihannya, namun seorang laki-laki harus mempersiapkan sejumlah uang panai’. Peristiwa yang menyedihkan dalam film Uang Panai’ membuat tokoh dalam film ini (Ancha) harus memperjuangkan cintanya kepada Risna meski harus terhalang dengan uang panai’ yang sangat mahal. Sebab cinta mereka bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis. Cinta mereka menghidupkan pengharapan, menguatkan hati dalam perjuangan Ancha
untuk berjuang dalam mengumpulkan uang panai’ sesuai permintaan orang tua mempelai wanita.
2. Distansi estetis dari segi peristiwa yang pahit, yaitu peristiwa yang menceritakan tentang kisah perjalanan hidup yang dialami tokoh utama dalam film Uang Panai’ Karya Halim Gani Safia.
Distansi estetis dari segi peristiwa yang pahit yang dialami tokoh yaitu perjuangan Ancha untuk mendapatkan cinta Risna harus bersusah payah untuk mengumpulkan uang panai’ sebesar seratus dua puluh juta rupiah dalam waktu yang singkat. Sebab uang panai’ Ancha belum terkumpul seutuhnya (seratus dua puluh juta) dan tidak gampang dengan mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu yang sangat singkat, tutur Ancha. Risna pun akhirnya membantu Ancha dengan memberi kalung untuk menambah uang panainya. Guncangan tersebut juga hadir ketika Ancha menolak untuk menerima bantuan permodalan dari Risna atas nama harga diri yang telah menjadi nilai individu Ancha.
Upaya Risna justru melukai harga diri Ancha, martabatnya sebagai lelaki Bugis-Makassar dipertaruhkan. Akhirnya Risna memberikan pilihan kepada Ancha bahwa ia memilih mempertahankan harga dirinya sebagai lelaki Bugis-Makassar atau Ancha memilih Risna untuk membawanya pergi (Silariang) agar cinta mereka tetap bersatu.
Bapak Risna pun marah dengan keputusan anaknya untuk pergi Silariang dengan Ancha, karena ia merasa bahwa ia sangat menginjak-injak harga dirinya karena Silariang membuat keluarga pihak laki-laki dan perempuan malu (Nipakasiri’). Silariang dalam Bugis-Makassar
suatu hal yang tidak diperbolehkan sebab melanggar tradisi dan adat istiadat masyarakat Makassar.
Oleh karena itu, Ancha yang harus mengumpulkan sendiri uang pananinya tanpa bantuan orang lain apalagi bantuan mempelai wanita dengan memberikan sebuah kalung untuk dijual untuk tamba-tambah uang pananinya. Akan tetapi, Ancha tak mau menerima bantuan dari kekasihnya ia menganggap bahwa bantuan tersebut membuat ia tersinggung dan mengatakan bahwa ia masih punya harga diri dan bantuan Risna dianggap mengusik harga diri Ancha sebagai lelaki Bugis Makassar.
3. Distansi estetis dari segi peristiwa teguh yang dilakukan tokoh dengan sikap yang mempercayai dan meyakini bahwa apa yang dilakukan itu adalah benar untuk dilakukan tokoh dalam film Uang Panai’ karya Halim Gani Safia.
` Distansi estetis pada peristiwa yang teguh pada dialog dalam film uang panai’ mempunyai beberapa yang telah dianalisis dan menyenangkan untuk direnungkan dalam karya karya sastra. Distansi estetis pada peristiwa teguh yang dilakukan tokoh yaitu menggambarkan tentang keteguhan hati seorang lelaki dengan penuh keyakinan untuk melamar kekasihnya. Ancha begitu yakin dengan keputusannya karena menikah adalah impian setiap orang karena pada dasarnya manusia diciptakan secara berpasang-pasangan.
Perjuangan dan keteguhan hati Ancha sangat begitu antusias dalam mengumpulkan uang panai’ dan ia ke rumah Risna untuk
menemui orang tuanya. Tapi semua berakhir kekecewaan saat ia melihat acara pernikahan di rumah Risna. Ancha mengira bahwa Risna telah menikah dengan Farhan. Risna menemui Ancha dan hendak menjelaskan semua bahwa bukanlah ia yang menikah dengan Farhan, tapi Ancha sudah tak mau lagi mendengar penjelasan Risna. Setelah mendengar keributan mereka pun berlari menghampiri Bapak Risna akan dipukuli oleh penagih hutang dengan terpaksa Ancha pun membayar semua utang Bapak Risna yang sudah lama diincar oleh rentenir.
Risna langsung memberitahu Ancha bahwa yang menikah dengan Farhan adalah Mita, Ancha mengatakan jika uang panai’ menjadi syarat untuk menikah dengan kamu maka ia sudah tak punya apa-apa lagi (uang panai’) sebab ia telah membuktikan perjuangannya sebagai lelaki Bugis-Makkassar untuk memenuhi persyaratan sesuai uang panai’yang diminta oleh keluarga Risna. Perjuangan Ancha lelaki Bugis-Makassar telah membuktikan perkataannya kepada orang tua Risna, janji yang dulu ia ucapkan terbayarkan tekad dan semangat yang kuat untuk memperjuangkan perempuan yang dikasihi. Ancha telah membuktikan Taro Ada Taro Gau dengan perjuangan dan perkataannya bahwa ia akan kembali dengan membawa uang panai’ yang diminta orang tua Risna. Ancha berupaya mati-matian untuk mengumpulkan uang panai’ sebesar 120 juta (permintaan orang tua Risna) untuk dapat dapat meminang wanita yang dicintainya, Risna.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka penulis menganggap perlu menyampaikan beberapa saran. Saran tersebut dimaksdukan untuk meningkatkan kemampuan pembaca mengapresiasi novel pada masa yang akan datang. Adapun saran tersebut sebagai berikut: 1. Peneliti mengharapkan kepada peneliti yang lain untuk mengkaji film Uang Panai’ karya Halim Gani Safia ini dengan menggunakan pendekatan lain sehingga mampu menonjolkan keunggulan novel ini dari segi yang lain.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi pendukung jika ingin melakukan penelitian serupa, namun diharapkan peneliti selanjutnya mengangkat kajian serupa tentang mengkaji distansi estetis dengan menggunakan pendekatan untuk menganilisis film Uang Panai’ karya Halim Gani Safia.
DaftarPustaka
Aminuddin. 2005. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: PT Sinar BaruAlgeindo. Anggraini. 2012. Skripsi. Analisis Semiotika di dalam Film Fitna. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univiversitas Pembangunan Nasional.
Ansar. 2013. Skripsi. Aktualisasi Nilai - Nilai Budaya Lokal pada Perkawinan Adat.Makassar; Universitas Negeri Makassar.
Ashari, Imam. 2016. Skripsi. Makna Mahar Adat dan Status Sosial Perempuan dalam Perkwinan Adat Bugis. Bandar Lampung. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.
Depdikbud. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka.
Elvira, Rika. 2014. Skripsi. Ingkar Janji atas Kesepakatan Uang Belanja (Uang Panai) dalam Perkawinan Suku Bugis Makassar. Makassar: Jurusan Hukum Perdata, Universitas Hasanuddin.
Eka, Rheny Lestari. 2015. Skripsi. Mitos dalam Upacara Uang Panai’ Masyarakat Bugis Makassar. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Jember.
Endaswara. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS ( Center for Academic Publishing Service).
Fajriah, Nurlaelatul. 2011. Skripsi. Analisis Semiotik Film Cinta. Jakarta: Jurusan Komunikasi dan Perguruan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Ghaffar, Abdul. Skripsi. Relevansi Ketersediaan Koleksi Perpustakaan dengan Kebutuhan Informasi Pemustaka pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Fakultas Adab dan Humaniora. Universitas Islam Negeri Makassar.
Ilmiah. 2011. Skripsi. Kedudukan Uang Panai dalam Perkawinan Adat Bugis di Kabupaten Gowa Sulawesi-Selatan. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Muhrizal Mukhlis. 2017. Analisis Kritik dan Konflik Sosial pada Film Alangkah Lucunya Negeri Ini. FKIP: Unismuh Makassar.
Prasetyo,Galih. 2016. Skripsi. Relevansi Kompetensi Siswa Smk Bidang Keahlian Teknik Pemesinan dengan Kompetensi yang Dicapai di Dunia Usaha dan Industri (Dudi). Semarang: Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik: Universitas Negeri Semarang.
Sakka, Syafri Bin. 2014. Skripsi. Nilai Distansi Estetis dalam Novel Tenggelamnya Kapal VanDer Wicjk. Makassar: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Unisversitas Muhammadiyah Makassar.
Setiawan, Susilo. 2015. Skripsi. Semiotika dan Makna Kias Cerpen. Makassar: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Rodaskarya.
Sobur, Alex. 2003. SemiotikaKomunikasi. Bandung: PT Rodaskarya. Sobur, Alex 2006. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rodaskarya.
Suriansyah. 2015. Skripsi. Distansi Estetis Dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburahman El-Shirazy.Makassar: Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, FKIP, Unismuh Makassar.
Suwadah, Sitti Rimang. 2011. Kajian Sastra Teori dan Praktik. Yogyakarta:Aura Pustaka.
Widianto, Ricky. dkk. 2015. Analisis Semiotika pada Film Senyap Karya Joshua Oppenheimer. (e-journal) “Acta Diurna. Volume. IV. No. 4. Tahun 2015. Diakses pada tanggal 12-1-2018.
.
LAMPIRAN
N
Sinopsis Film Uang Panai’
Uang Panai berkisah pemuda bernama Ancha yang baru datang dari Rantauannya selama 4 tahun. Cerita berawal ketika anca telah tiba di pelabuhan dan kemudian menangkap seorang penjambret tas milik seorang wanita bernama Risna yang tidak lain merupakan kekasihnya yang telah lama ia tinggalkan. Dan merekapun bertemu kembali setelah mengembalikan tas Risna yang telah dijambret tadinya.
Ancha sendiri punya dua teman yang sangat kocak yang sebenarnya membuat film makassar ini menjadi lebih hidup, siapa lagi kalau bukan Abu dan Tumming yang keduanya nempel kaya perangko saja dan keduanya juga bekerja sebagai office boy di sebuah perusahaan.
Ancha yang baru pulang di rantauannya berusaha mencari pekerjaan dan dibantu oleh kedua sahabatnya Tumming dan Abu, namun belum juga menemukan pekerjaan tetap. Tapi setelah beberapa hari menjalin komunikasi kembali dengan Risna, akhirnya Anca mendapatkan pekerjaan tetap yang tidak lain merupakan rekomendasi dari Risna tanpa sepengetahuan Anca.
Namun, sebelum mendapatkan pekerjaan, Risna memiliki permintaan kepada Ancha jika nantinya Ancha menerima gaji pertamanya dari tempat Ancha bekerja. Permintaan dari Risna baru diungkapkan oleh Risna setelah Ancha benar-benar menerima gaji pertamanya. Tapi kaget tingkat satu deh, Anca bersama teman dan keluarganya, karena ternyata Risna memiliki permintaan supaya Anca segera melamarnya.
Ringkas jalan cerita uang panai, Anca pergi mammanu-manu (istilah adat makassar) ke rumah Risna dan bertemu dengan kedua orang tua Risna. Dan setelah itu perwakilan dari keluarga Ancha pun pergi melamarkan Risna untuk Anca. Dan setelah beberapa waktu kedua pihak keluarga menyepakati uang panai sebagai mahar untuk Risna dari Anca sebesar 120 juta. Ancha yang awalnya memiliki kepercayaan diri yang tinggi, kini mulai panik tentang kemampuannya untuk mengumpulkan uang panai sebesar 120 juta itu dalam waktu singkat. Namun sementara Anca dalam situasi berusaha mengumpulkan uang panai 120 juta, teman dari ayah Risna tiba-tiba datang untuk melamar Risna untuk anaknya. Mendengar kabar itu Risna akhirnya memutuskan untuk mengajak Anca silariang (istilah dalam bahasa bugis makassar) pergi bersama tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Tapi usahanyapun digagalkan oleh orang tua Risna.
Selepas dari peristiwa itu, akhirnya Anca mendapatkan kesempatan kedua dari orang tua Risna dan memberinya waktu untuk mengumpulkan uang panai 120 juta yang telah disepakati. Usaha Anca pun membuahkan hasil. Anca mendapatkan bonus dari penjualan mobil di perusahaan tempat ia bekerja dan akhirnya uang yang terkumpulkan melebihi uang panai yang dijanjikan.
Ancapun dengan semangatnya dan ditemani temannya Tumming dan Abu bergegas mencairkan uang di bank dan membawanya ke rumah Risna. Namun kesalahpahamanpun timbul, Anca mendapati acar apernikahan di rumah Risna dan mengira yang menikah adalah Risna, tapi
yang menikah sebenarnya adalah adik dari Risna dengan anak dari teman Ayah Risna yang sebelumnya dilamarkan untuk Risna.
Akhir cerita, Risnapun menemui Anca dan menceritakan apa sebenarnya yang terjadi. Anca pun diterima di keluarga Risna bukan karena Anca menyerahkan uang panai kepada kedua orang tua Risna, akan tetapi lamaran Anca diterima karena Anca berani mengambil resiko dengan menyerahkan seluruh uang panai yang disiapkan oleh Anca kepada para kolektor yang menagih hutang kepada Ayah Risna.
Riwayat Hidup
Sahriana S. Lahir di Bulo-bulo pada tanggal 28 Februari 1996. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan ayahnda Saharuddin, dan ibunda Syamsiah. Penulis memasuki pendidikan dasar dibangku SD INP. Kalumpang Lompoa pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Batang pada tahun 2008 dan tamat tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Batang pada tahun 2011 dan tamat pada tahun 2014, kemudian di tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan perguruan tinggi swasta di Universitas Muhammadiyah Makassar melalui jalur One Day Service dan diterima sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S-1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, penulis aktif pada organisasi intrakampus yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan pada tahun 2015-2016.
Berkat perlindungan dan pertolongan Allah Swt. Serta iringan doa dari orang tua sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dengan menulis skripsi yang berjudul “Relevansi Nilai-Nilai Distansi Estetis pada Film Uang Panai’ Karya Halim Gani Safia”