Perkembangan seni film di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat saat ini diperfilman di Negeri Indonesia sudah mampu menunjukkan keberhasilannya untuk menampilkan film yang lebih dekat dengan budaya bangsa Indonesia ( Fajriah 2011:1).
Menurut ( Sobur, 2003:126–127), film merupakan alat komunikasi yang tidak terbatas ruang lingkupnya di mana di dalamnya menjadi ruang ekspresi bebas dalam sebuah proses pembelajaran massa. Film memiliki nilai tersendiri karena film tercipta sebagai sebuah karya dari tenaga-tenaga kreatif yang profesional di bidangnya. Film sebagai benda seni sebaiknya dinilai dengan secara artistik bukan rasional. Film dapat dikelompokkan menjadi dua pembagian besar yaitu kategori cerita dan kategori non cerita ( Fajriah 2011: 2).
Hal ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari realitas di masyarakat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan kemudian memproyeksikanya ke dalam layar.Dunia perfilman saat ini telah mampu merebut perhatian masyarakat. Lebih-lebih setelah berkembangnya teknologi komunikasi massa yang dapat memberikan konstitusi bagi perkembangan dunia perfilman. Meskipun masih bentuk-bentuk media massa lainnya, film memiliki efek ekslusif bagi para penontonnya Farid (dalam Fajriah.2011:1).
Film merupakan transformasi dari kehidupan manusia di mana nilai yang ada di dalam masyarakat sering sekali dijadikan bahan utama pembuatan film.Secara etomilogis, film adalah gambar bergerak. Sedangkan menurut beberapa pendapat, film adalah susunan gambar yang ada dalam seluloid kemudian diputar dengan menggunakan teknologi proyektor yang sebetulnya telah menawarkan nafas demokrasi
dan bisa ditafsirkan dalam berbagai makna Prakoso (dalam Widianto dkk, 2015:2). `
Memahami makna pesan dalam suatu film merupakan suatu hal yang sangat kompleks. Hal ini dapat dilihat terlebih dahulu dari arti kata makna yang merupakan istilah yang sangat membingungkan. Menurut beberapa ahli linguis dan filusuf, makna dapat dijelaskan:(1) menjelaskan makna secara ilmiah, (2) mendeskripsikan kalimat secara ilmiah, (3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Sobur, 2001:23). Sedangkan definisi makna yang dikemukakan Brown adalah sebagai kecenderungan total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa.
Namun realitas yang ada tidaklah berjalan seperti diatas, terkadang penikmat film lebih cenderung menonton tanpa mengerti inti pesan yang coba disampaikan. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh perhatian kita yang teralihkan akan kecanggihan teknologi yang digunakan dalam film, kemegahan sebuah negara yang menjadi latar tempat.adegan dari sebuah film, dll. Padahal dibalik kesemuanya itu, dalam penentuan pemeran, penentuan lokasi syuting, penentuan backsound, penentuan soundtrackdll, tidaklah berangkat dari keputusan yang asal-asalan. Melainkan dari pertimbangan yang sangat matang dan memiliki maksud dan pesan tertentu. Sehingga ini kemudian menjadi tantangan tersendiri lagi bagi penikmat film agar bisa memilah dengan baik film mana yang baik dinonton atau film mana yang boleh dinonton.
Salah satu film yang menurut penulis bisa dijadikan sebagai pilihan untuk ditonton adalah sebuah film karya Sutradara Halim Gani yang berjudul Uang Panai’ adalah berdasarkan kisah nyata. Kompleksitas budaya pernikahan pada masyarakat Sulawesi Selatan merupakan nilai- nilai yang tak lepas untuk dipertimbangkan dalam pernikahan seperti status sosial, ekonomi, dan nilai-nilai budaya dari masing-masing keluarga pria dan wanita. Di Sulawesi- Selatan, satu hal yang menjadi khas dalam pernikahan yang akan diadakan yaitu uang naik atau oleh masyarakat setempat disebut uang panai’.
2. Jenis-Jenis Film
Menurut Fajriah (2011: 17) film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film dokumenter, dan film kartun.
a. Film cerita
Film cerita (story film) adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambar yang artistik.
b. Film berita
Film berita atau newrseel adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita
(newsvalue . Kriteria berita itu adalah penting dan menarik, yang terpenting dalam film berita adalah peristiwanya terekam secara utuh.
c. Film dokumenter
Film dokumenter merupakan film nonfiksi yang menggambarkan situasikehidupan nyata dengan setiap individu menggambarkan perasaannya dan kamera atau pewawancara. d. Film Kartun
Film kartun (kartun film) dibuat untuk dikonsumsi anak-anak. Tujuan utama dari film kartun adalah untuk menghibur. Walaupun tujuan utamanya adalah untuk menghibur, tapi terdapat pula film kartun yang mengandung unsur-unsur pendidikan di dalamnya.
3. Unsur Pembentuk Film
Film, secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratmif dan unsur sinematik, dua unsur trsebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain.
a. Unsur Naratif
Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Dalam hal itu unsur-unsur seperti tokoh, konflik, lokasi, waktu adalah elemen-elemennya. Mereka saling berinteraksi satu sama lain untuk membuat sebuah jalanan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan, serta terikat dengan sebuah aturan yaitu hukum kausalitas ( logika sebab akibat).
b. Unsur Sinematik
Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Terdiri dari (1). Mise en scene yang memiliki empat elemen pokok yaitu: setting atau latar , tata cahaya, kostum, dan make-up,( 2) Sinematografi, (c) editimg, yaitu transisi sebuah gambar (shot) ke gambar lainnya, dan (d) Suara, yaitu segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera pendengaran.
4. Stuktur Film
a. Pembagian cerita
b. Pembagian adegan (squence) c. Jenis pengambilan gambar (shoot) d. Pemilihan adegan pembuka (opening) e. Alur ceritan dan continuity (berkelanjutan)
f. Intriqoue yang meliputi jealousy , penghianatan, rahasia bocor, tipu muslihat, dan lain-lain.
g. Anti klimaks yaitu penyelesaian masalah. Anti klimaks ini terjadi setelah klimaks.
h. Ending atau penutup. Ending dalam film bisa bermacam-macam, apakah happy ending, (cerita diakhiri dengan kebahagiaan), ataupun sad ending (diakhiri dengan penderitaan).