• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Simpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan.

1. Distribusi dan kelimpahan larva ikan bandeng di ketiga stasiun pengamatan pada seluruh waktu pengamatan, dipengaruhi oleh pola arus serta arah dan kecepatan angin terkait dengan pergantian musim dan karakteristik fisik stasiun pengamatan. Hal ini dikarenakan ukuran panjang tubuh larva yang tertangkap masih berada pada fase akhir larva yang masih bersifat planktonis sehingga migrasi masih dipengaruhi arus. Pada minggu ke- 4 bulan Mei dan minggu ke- 1 bulan Juni, merupakan satu siklus pasang surut yang berada pada awal musim timur. Arah arus dan angin berubah-ubah karena masih dipengaruhi oleh musim sebelumnya tetapi masih didominasi dari arah Timur Laut dengan kekuatan yang telah berkurang. Ditunjang oleh karakteristik stasiun pengamatan, maka arus yang datang terhadang Tanjung Kasu dan pulau karang di depan stasiun II dan III untuk selanjutnya sebagian besar arus yang membawa serta larva ikan bandeng dibelokkan masuk ke kedua stasiun tersebut. Minggu ke- 4 bulan Juni dan minggu ke- 1 bulan Juli, juga merupakan satu siklus pasang surut tetapi sudah berada pada pertengahan musim timur. Arah angin didominasi Timur Laut dengan kecepatan yang lebih lemah. Dalam kondisi ini, maka arus yang datang bersamaan dengan larva ikan bandeng juga terhadang Tanjung Kasu dan pulau karang di depan stasiun II dan III, untuk selanjutnya seluruh arus dibelokkan masuk ke dua stasiun tersebut. Kisaran suhu dan salinitas di ketiga stasiun pengamatan selama pengamatn tidak mempengaruhi distribusi dan kelimpahan larva tersebut karena relatif stabil dan masih sesuai untuk pertumbuhan optimal larva ikan bandeng. Karateristik stasiun II yang terlindung Tanjung Kasu menimbulkan pola arus yang berlawanan menjadi perangkap bagi fitoplankton dan larva ikan bandeng sehingga biomassa dan faktor kondisi larva tersebut cenderung lebih tinggi dari stasiun I dan III.

2. Jumlah tangkapan dan kelimpahan individu larva ikan bandeng di perairan Teluk Youtefa dan Kampung Holtekamp saat ini telah sangat berkurang. Hal ini selain karena permasalahan krusial kedua kawasan pesisir tersebut, diduga ditunjang pula oleh penangkapan yang kontinyu. Kontinyutas penangkapan terjadi karena petambak selalu memanfaatkan larva ini meski stoknya telah berkurang dan ditunjang pula oleh ketergantungan pengumpul secara ekonomi pada keberadaan larva tersebut secara alami.

3. Pola pengelolaan Teluk Youtefa dan pesisir Kampung Holtekamp belum memperhatikan karateristik serta keterkaitan ekosistem dan sumberdaya di dalamnya. Meningkatnya konversi mangrove, sedimentasi, dan penggunaan bom ikan berdampak pada terganngunya kesehatan dan keberlanjutan sistem dalam ekosistem di Teluk Youtefa dan pesisir Kampung Holtekamp. Kondisi ini berdampak pada berkurangnya kelimpahan larva ikan bandeng di kedua kawasan ini dan mengakibatkan ketidakkeberlanjutan usaha pemanfaatan sumberdaya larva tersebut, terutama pengumpul larva dan petambak ikan bandeng. Ini dikarenakan, kedua usaha ini memiliki keterkaitan langsung secara ekonomi pada keberadaan larva tersebut secara alami. Oleh sebab itu penyelesaian permasalahan krusial kedua kawasan tersebut harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh. Ekosistem mangrove di kedua kawasan tersebut harus dilindungi melalui penghentian laju konversi dan peningkatan reboisasi. Ekosistem terumbu karang harus dilindungi melalui penghentian aktivitas bom ikan. Perlindungan kedua ekosistem ini penting dilakukan karena memiliki funsi ekologis untuk menjamin kelangsungan populasi ikan termasuk ikan bandeng di pesisir Kota Jayapura, yaitu sebagai nursery ground, feeding ground, dan spawning ground. Penghentian bom ikan penting dilakukan karena berdampak juga pada kematian larva dan juvenil ikan termasuk ikan bandeng, serta berdampak pula pada terganggunya aktivitas pemijahan. Pengendalian sedimentasi penting dilakukan di Teluk Youtefa, karena kawasan ini merupakan perairan tertutup sehingga material sedimentasi akan menumpuk dan berdampak pada penurunan kualitas air. Penurunan kualitas air ini berdampak pada meningkatnya kematian alami larva ikan termasuk larva

ikan bandeng. Ini dikarenakan, larva yang telah kehilangan banyak energi saat memasuki kawasan teluk tersebut harus pula mengerluarkan energi tambahan untuk beradaptasi terhadap perubahan kondisi perairan.

6.2 Saran

Dengan mengacu pada hasil pengamatan dan pembahasan sebelumnya serta kesimpulan di atas, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dibutuhkan komitmen Pemerintah Kota Jayapura dan partisipasi aktif masyarakatnya untuk menghentikan konversi dan meningkatkan reboisasi mangrove, mengendalian sedimentasi di bagian dalam Teluk Youtefa agar fungsi ekologis kawasan ini tetap berlangsung, dan penghentian aktivitas bom ikan.

2. Pengawasan dan pembinaan terhadap pelaku bom ikan perlu ditingkatkan. Pembinaan harus dilakukan untuk perbaikan ekonomi dan peningkatan SDM pelaku bom ikan .

3. Institusi BAPPEDA dan BAPEDALDA harus diberi otoritas untuk mengendalikan dan membuat ijin bagi setiap aktivitas pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut di Kota Jayapura, guna mengurangi konflik dan memudahkan dalam koordinasi. Untuk itu diupayakan agar setiap individu dalam dua intitusi ini memiliki pemahaman yang baik tetantang karakteristik ekosistem pesisir Kota Jayapura, keterkaitan antar ekosistem dan antara ekosistem dengan sumberdaya di dalamnya, serta dampak yang ditimbulkan oleh suatu aktivitas terhadap keseimbangan ekosistem dan sosial ekonomi masyarakat di dalamnya.

4. Perlu dilakukan kajian lanjut tentang dinamika distribusi larva ini minimal II periode kelimpahan, agar informasi yang didapat tentang pola distribusi dan kelimpahan larva ini lebih lengkap. Hal ini dimaksudkan agar, apabila penurunan kelimpahan diakibatkan juga oleh tangkap lebih dan perlu dilakukan pembatasan atau penutupan musim tangkap, maka cukup dilakukan di salah satu lokasi sehingga pengumpul tetap mendapatkan penghasilan dan tidak menimbulkan konflik sosial.

5. Apabila akan dilakukan penutupan areal tangkap dan atau pembatasan jumlah tangkapan untuk melindungi populasi larva ikan bandeng dan larva

ikan lainnya, dapat dilakukan di perairan Teluk Youtefa. Hal ini terkait dengan perairan kawasan ini yang relative tenang dan dukungan dari kearifan masyarakat lokal yang sudah ada, seperti; tidak menangkap ikan yang berukuran kecil, penutupan waktu tangkap berdasarkan jenis ikan, dan tidak menggunakan bom ikan di kawasan tersebut. Disamping itu, bila dilakukan di perairan teluk tersebut, tidak menimbulkan dampak sosial karena pengumpulan larva hanya dilakukan di stasiun I dan II. Namun untuk mendukung alternatif ini, konversi mangrove harus dihentikan dan reboisasinya ditingkatkan, aktivitas bom ikan harus dihentikan, dan sedimentasi harus dikendalikan.

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto L., Matshuda Y., Sakuma Y. 2004. Assesing Local Sustainability Of Fisheries System: A Multi-Criteria Participatory Approach with the case of Yoron Island. Japan: Kagoshima Prefecture. Marine Policy, 29 : 9 – 23. Adrianto L., Kusumastanto T. 2004. Penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan

(Fisheries Management Plan) dan Rencana Pengelolaan Kawasan Pesisir (Coastal Management Plan). Working Paper. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Bogor.

Adrianto L. 2007. Pendekatan dan Metodologi Evaluasi Program Perikanan: Participatory Qualitative Modeling. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Bogor.

Anggoro S. 1984. Pengaruh Salinitas Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Makanan Alami serta Produksi Biomassa Nener Bandeng [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Alongi DM. 1989. The role of soft-bottom benthic communities in tropical mangrove and coral reef ecosystems. CRC Critical Reviews in Aquatic Science 1: 243–280.

[APHA] American Public Health Association 1998. Standard Methods for the Examinition of Water and Wastewater. Ed ke- 20. Washington: Amer. Publ. Health Association Inc. xxxvii + 1112 hal.

Arinardi OH., Trimaningsih SH Riyono, E Asnaryanti 1995. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di Sekitar Pulau Sumatra. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. iii+110 p.

Aziz KA. 1989. Pendugaan Stok Populasi Ikan Tropis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 89 hal.

Bagarinao TU. 1991. Biology of Milkfish (Chanos chanos, Forsskal). Aquaculture Departement Southeast Asian Fisheries Development Center. Tigbauan, Iloilo. Philippines.

Baskoro MS., Wahyu RI., Effendy A. 2004. Migrasi dan Distribusi Ikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 152 hal.

[BAPPEDA] Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Jayapura. Jayapura dalam Angka, 2008. Kota Jayapura: BAPPEDA.

[BAPEDALDA] Badan Pengendalian Dampak Lingkungan daerah Kota Jayapura. Rencana Strategis, 2008. Kota Jayapura: BAPPEDALDA.

Bene C., Tewfik A. 2000. Analysis of Fishing Effort Allocation and Fishermen Behaviour Trough a System Approach. Centre For The Economics and Management of Aquqtic Resources. Human Ecology, 29 (2): 157 – 186.

Bengen DG. 2000. Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. Bogor: PKSPL, IPB.

[BMG] Badan Meteorologi dan Geofisika Provinsi Papua, Kantor Cabang Kota Jayapura. Data Klimatologi Kota Jayapura Bulan Mei, Juni dan Juli 2009. Kota Jayapura: BMG.

Boehlert GW., DM. Gadomski, BC. Mundy 1985. Vertical Distribution of Ichthyoplankton of the Oregon Coast in Spring and Summer Months. Fish Bull., 83 . 4 : 611-621.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Jayapura 2008. Statistik Kependudukan dan Ekonomi Kota Jayapura. Kota Jayapura: BPS.

Brower JE., JH. Zar 1990. Field and laboratory Methods for General Ecologi 3rded. Wm. C. Iowa: Brown Publishers Dubugue. 237 p.

Budiono M., E. Sudarmi, Bambang SR. 1984. Biologi Bandeng (Chanos chanos, Forsskal). Balai Budidaya Air Payau, Jepara. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. 225 hal.

Chen Chun-Nian, Lin Li-Yih, Lee Tsung-Han 2004. Ionocyte Distribusi in Gills of The Euryhaline Milkfish (Chanos chanos, Forsskal, 1775). Zoological Studies, 43 (4): 772 – 777.

Chong VC., Sasekumar A., Leh MUC., D’Cruz R. 1990. The sh and prawn communities of a Malaysian coastal mangrove system, with comparisons to adjacent mud ats and inshore waters. Estuarine Coastal and Shelf Science, 31: 703–722.

Cicin-Sain B., RW. Knecht 1998. Integrated Coastal and Ocean Management: Concepts and Practices. Island Press, Wahintong DC, 517 pp.

Clark J. 1974. Coastal Ecosystems: Ecological considerations for manajement of the coastal zone. The Conservation Foundition, Washington, D.C. 178p. Colin WC. 1985. Bioeconomic Modelling and Fisheries Management.

Departement of Matematies University of British Columbia. New York: John Wiley and Sons.

Dahuri R., Rais J., Ginting SP., Sitepu MJ. 2004. Pengelolaan Sunberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Ed Rev. Jakarta: Pradnya Paramita.

Dahuri R. 1996. Penerapan Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan. Di dalam: Seminar Sehari Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PPLH-IPB, Ditjen Bangda dan ADB, Bogor. Bogor: April, 1996. Davis CC. 1955. The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan State Univ.

Press.

Dishidros 2000. Laporan Survei dan Pemetaan Hidro. Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL. Jakarta: Dishidros.

[DISKANLA] Dinas Perikanan dan kelutan Kota Jayapura 2008. Data Perikanan Budidaya Kota Jayapura tahun 2007/2008. Kota Jayapura: DISKANLA. [DKP] Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua 2006. Penyusunan Master

Plan Sentra Perikanan Budidaya Di Kabupaten/Kota Jayapura. Laporan Akhir. Papua: PT. INSAN Group.

Effendy MI. 1997. Biologi Ikan. Yokyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. 163 hal.

Effendy MI. 1978. Biologi Perikanan. Studi Natural History. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 106 hal.

Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 257 hal.

Fleming M., LinG., Sternberg LSL. 1990. Inuence of mangrove detritus in an estuarine ecosystem. Bulletin of Marine Science, 47:663–669.

Garno YS. 2002. Penerapan Metode Pengendapan pada Penentuan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Pesisir dan Laut (Studi Kasus Kualitas Perairan Pesisir Pulau Pulau Harapan-Kepulauan Seribu). Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 4(5):53-60.

GoldmanJC., Carpenter EJ. 1974. A Kinetic Approach to the of Temperature in Algal Growth. Limnol Oceanogr, 19 : 754-766.

Goldman R., AJ. Horne 1983. Limnology. McGraw Hill International Book Company. Auckland, New Zealand. 464p

Gumbriech T. 1986. Application of GIS in Training for Environment Management (46) p 17-30.

Hatcher BG., Johannes RE., Robertson AI. 1989. Review of research relevant to the conservation of shallow tropical marine ecosystems. Oceanography and Marine Biology Annual Review, 27:337–414.

Hayes LM., T. Laevastu 1982. Fisheries Oceanography and Ecology. New Ocean Enviromental Service. London: Fishing News Books Ltd.

Hela I., T. Laevastu 1970. Fisheries Oceanography. New Ocean Enviromental Service. London: Fishing News Books Ltd.

Hutabarat S., SM. Evans 1986. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Djambatan. 158 hal.

[ICES] International Council for Exploration of the Sea 2008. Report of the Working Group on the Assessment of Northern Shelf Demersal Stocks. http//:www.ices.dk [1 Desember 2008]

Kay, R., J. Alder 1999. Coastal Plamming and Management. Academic Press. New York.

Kennish MJ. 1990. Ecology of Estuaries. Vol II: Biology Aspects. CRC Press, Inc. Boca Raton, FL. 391. 391 h.

Kinne O. 1963. The Effect of Temperature and Salinity on Marine and Brackhish Water Animal, p. 281-339. In: Barnes H. (Ed) Oceonography and Marine Biology, Vol. II: An Anual Review. London: George Allen and Unwin Ltd.

Krebs CJ. 1985. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abundance. 3 rd edition. New York: Harper and Raw Publisher. 694 hal. Krismono ASN., Krismono 2005. Dinamika Kualitas Air (Oksigen Terlarut,

Nitrat dan Fosfat) di Waduk Djuanda Jawa Barat. In: NN. Wiadnyana, ES. Kartamihardja, DI. Hartoto, A. Sarnita, dan MTD. Sunarno. Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia ke- 1. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Jakarta: BRKP. 309-314.

Lagler KF., JE. Bardach, RR. Miller, DM. Passino 1977. Ichtyology. John Wileg and Sons, Inc. New York. 505 p.

Lee SY. 1995. Mangrove outwelling: a review. Hydrobiologia, 295: 203–212. Lee Ch-Sh., Gordon MS., Watanabe WO. 1986. Aquaculture of Milkfish

(Chanos Chanos, Forsskal). Los Angels: State Of The Art. Dep. Of Biology Univ. of California. 31 pp.

Lignot JH., S. Spanings-Pierot, G. Charmantier 2000. Osmoregulatory Capacity as a Tool in Monitoring The Physiological Condition and The Effect of Stressin crustaceans. Aquaculture, 191: 209-245.

Lin YM., Chen CN., Lee TH. 2003. The Expression of Gill Na, K-ATPase in Milkfish (Chanos chanos). Acclimated to Seawater, Brackish and Fresh Water. Elseivier, A. 135 : 489 – 497.

[LKL] Lembaga Konservasi Laut Papua. Penyusunan Profil Serta Rencana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kota Jayapura, 2008. Kota Jayapura: BAPPEDA.

Luckstadt Ch., Reiti T. 2002. Investigations of The Behavior of Juvenile Milkfish (Chanos chanos Forsskal) in Brackishwater Lagoons on South Tarawa, Kiribati. Verhandlungen der Gesellschalt fur Ichthyologie, Band 3 : 37 – 43.

Manubun U. 2008. Produktivitas Primer Fitoplankton Dan Kaitannya Dengan Unsur Hara Dan Cahaya Di Perairan Muara Jaya Teluk Jakarta [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Marion Glaser, Karen Diele 2004. Asymmetric Outcomes : assesing central aspects of the biological, economic and social sustainability of a mangrove crab fishery, Ucides cordatus (Ocypodidae), in North Brasil. Elseivier, Ecological Economics 49: 361 – 373.

Marguillier S., van der Velde G., Dehairs F., Hemminga MA., Rajagopal S. 1997. Trophic relationships in an interlinked mangrove-seagrass ecosystem as traced by δ13C and δ15N. Marine Ecology Progress Series, 151: 115–121.

Mardjono M., Budiono M., N. Hamid 1985. Tecnic of Catch and Handling of Fish Fry. Aqued to Pond Culture Jepara. Jepara: Brackish Aquaculture Development Center. P 33-62.

MarshallN. 1994. Mangrove Conservation in Relation to Overall Environmental Considerations. Hydrobiologia 285:303–309.

MasaluDCP. 2000. Coastal and Marine Resource use Conflicts and Sustainable Development in Zanzibar Tanzania. Elseivier, Ocean and Coastal Management, 43 : 475-494.

Mantiri ROSE. 1995. Ichthyoplanktonologi. Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado. Materi Kuliah. Manado: UNSRAT.

Melena DM. 2000. Mongrove management handbook. Coastal Resource Management project of the Departement of Environment and Natural Resources supported by the United States Agency for lnternational Development. Manila. Philippines.

Metarase AC., AW. Kedall Jr., DM. Vinter. 1989. Laboaratory Guide to early life history stages of Northeas pacific Fishes. NOAA Technical Report NMFS 80. U.S. Dept commerce. 652 hal.

Munasinghe M. 2001. Interaction Between Climate Change and Sustainable Development- an Introduktion. Int. J. Global Environmental Issues, Vol.1, Bo. 2.

Mudjiman 1987. Budidaya Ikan Bandeng. Jakarta: Penebar Swadaya.

Mwangamilo JJ., Jiddawi NS. 2003. Nutitional Studies and Development of a Practical Feed for Milkfish (Chanos chanos) Culture in Zanzibar, Tanzania. Western Indian Ocean J. Mar. Sci. 2: 137 – 146.

Nazir M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nikijuluw V. 2002. Rezim Pengelolaan Sunberdaya Perikanan. Jakarta: Pustaka Cidesindo. 254 hal.

Nontji A. 1986. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. 367 hal.

Nybakken JW. 1986. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan: Biology and Ecological Approach. Jakarta: Gramedia.

Odum EP. 1993. Dasar- dasar ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada Univ Press. 679 hal.

Oymak ASK., Solak, E. Unlu 2001. Some Biological Heckel, Characteristich of Silurus triotegus, 1843, from Atatuk Dan Lake (Turkey). Truck Journal, 25 : 139-148.

[PERDA] Peraturan Daerah Kota Jayapura Nomor 16, 1995. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura. Kota Jayapura: Bag. Hukum.

Primavera JH. 2000. Philippines Mangroves - Status, Threats and Sustainable Development. Paper Presented to International Workshop Asia-Pacific

Cooperation on Research for Conservation of Mangroves. Okinawa Japan: March, 2000. UNU, 26–30.

RobertsonAI., Duke NC. 1987. Mangroves as nursery sites: comparisons of the abundance and species composition of sh and crustaceans in mangroves and other nearshore habitats in tropical Australia. Marine Biology, 96: 193– 206.

RodelliMR., Gearing JN, Gearing PJ, Marshall N., Sasekumar A. 1984. Stable isotope ratio as a tracer of mangrove carbon in Malaysian ecosystems. Oecologia, 61:326–333.

Rohmimotarto K., Juwana S. 2001. Biologi Laut, Ilmu pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseonografi-LIPI. Jakarta. Xii + 540 hal.

Rosyidi S. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 147-154.

Russel FS. 1976. The Eggs Planktonic Stage Of British Marine Fishes. London: Avad Press. hal 446 – 451.

Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1 dan 2. Jakarta: Bina Cipta.

Sachlan M. 1980. Planktologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro Semarang. 130 halaman.

Sanders JG., Cibik SJ., D’Elia CF., Boyton WR. 1987. Nutrient Enrichment Studies in a Coastal Plain Estuary: change in phytoplanton species composition. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciensces, 44: 83-90.

Santiago CB., M. Banes-Alba, ET. Songalia 1983. Effect of Artificial Diets on Growth and Survival of Milkfish Fry in Freshwater. Aquaculture, 34: 247- 252.

Sevilla CG., Twila PG., Belle RP., Gabriel UG. 1993. Pengantar Metode Penelitian (terjemahan). Jakarta: Universitas Indonesia.

Sparre P., Venema SC. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis Buku-1 Manual (Edisi Terjemahan). Kerjasama Organisasi Pangan, Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jakarta.

Singarimbun M. 1995. Tipe Metode dan Proses Penelitian dalam Metode Penelitian Survei (Editor: Singarimbum, Masri, dan Sofian Effendi) LP3ES, Jakarta.

Subandar A. 2002. Multi Criteria Making Techniques. Materi Kuliah Program Studi Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Tidak diterbitkan, 22 Hal.

Supriharyono 1987. Inovasi Penerapan Jaring Apung Tarik Pada Pemenuhan Penyediaan Nener Budidaya Tambak. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro. Semarang: UNDIP.

Suseno S. 1984. Budidaya Ikan dan Udang Dalam Tambak. Jakarta: Gramedia. Suresh VR., BK. Biawas, GK. Vinci, K. Mitra, A. Mukherjee 2006. Biology and

Fishery of Barred Spiny Eel, Macrognathus pancalus, Hamilton. Journal of Acta Ichthyological et Piscatoria, 36 (1): 31-37.

Sverdrup HV., MW. Johson, RH. Fleming 1972. The Ocean. Their Physich, Chemistry and General Biology. Englewood Cliffs. Prectice Hall Inc. [UNIPA] Universitas Negeri Papua 2006. Survei Potensi Sumberdaya Teluk

Youtefa Berbasis Masyarakat Di Kota Jayapura. Manokwari: UNIPA. Tang YA., TL. Hwang 1972. Stock Manipulation of Coastal Fish Farms, p: 438-

453. In T.V.R. Pillay, ed. Coastal Aquaculture in the Indo-Pasific Region. Fishing News (Books) Ltd., London.

Tzeng WN., SY. Yu 1992. Effects of Starvation on the Formation of Daily Growth Incraments in the Otoliths of Milkfish Larvae (Chanos chanos, Forsskal). J. Fish Biol., 40: 39-40.

Wahbah MI., Mohammad BZ. 2001. Temporal Distribution Of Chlorophyll, a Suspended Matter, and The Veritical Flux Of Particles In Aqaba (Jordan). Hydrobiologia, 459 : 147-156.

Watanabe WO. 1986. Larvae and Larva Culture. Oceanic Institute. Hawaii. In; C. Sheng Lee and M.S. Gordon and W.O., 1986. Aguaculture of milkfish (Chanos chanos F). State of the art ; 117- 143.

Widodo J., Naamin N., Aziz KA. 1998. Metode Pengkajian Stok (Stock Assessment). Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Laut. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia.

Wilhm JF. 1975. Biological Indicators of Pollution. In BA. Whitton (Ed.), River Ecology. Oxford: Blackwell Scientific Publication.

Lampirann 1 Alat yang Sese Plankt g digunakan er (alat pengu R tonnet n umpul larva Refraktometer Termomete ikan bande r er Timbanga (ketelitian eng) an Digital 0.0001 gr)

24-Mei 179,953 0,84 151,16 250 2 187,245 0,84 157,29 477 3 96,578 0,84 81,13 300 4 25-Mei 179,953 0,84 151,16 571 4 187,245 0,84 157,29 976 6 96,578 0,84 81,13 388 5 26-Mei 179,953 0,84 151,16 651 4 187,245 0,84 157,29 1155 7 96,578 0,84 81,13 389 5 27-Mei 179,953 0,84 151,16 193 1 187,245 0,84 157,29 1260 8 96,578 0,84 81,13 441 5 28-Mei 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 840 5 96,578 0,84 81,13 320 4 29-Mei 179,953 0,84 151,16 342 2 187,245 0,84 157,29 857 5 96,578 0,84 81,13 324 4 30-Mei 179,953 0,84 151,16 513 3 187,245 0,84 157,29 1513 10 96,578 0,84 81,13 441 5 2520 17 7078 45 2603 32

Rata-rata 420 3 Rata-rata 1011 6 Rata-rata 372 5

01-Jun 179,953 0,84 151,16 522 3 187,245 0,84 157,29 750 5 96,578 0,84 81,13 262 3 02-Jun 179,953 0,84 151,16 200 1 187,245 0,84 157,29 900 6 96,578 0,84 81,13 360 4 03-Jun 179,953 0,84 151,16 519 3 187,245 0,84 157,29 1516 10 96,578 0,84 81,13 440 5 04-Jun 179,953 0,84 151,16 495 3 187,245 0,84 157,29 809 5 96,578 0,84 81,13 396 5 05-Jun 179,953 0,84 151,16 524 3 187,245 0,84 157,29 872 6 96,578 0,84 81,13 363 4 ∑ 2260 15 ∑ 4847 31 ∑ 1821 22

Rata-rata 452 3 Rata-rata 969 6 Rata-rata 364 4 25-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 793 5 96,578 0,84 81,13 198 2 26-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 976 6 96,578 0,84 81,13 192 2 27-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 1007 6 96,578 0,84 81,13 216 3 29-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 1242 8 96,578 0,84 81,13 219 3 30-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 593 4 96,578 0,84 81,13 172 2 ∑ 0 0 ∑ 4611 29997 12

Rata-rata 0 0 Rata-rata 922 6 Rata-rata 199 2

01-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 435 3 96,578 0,84 81,13 176 2 03-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 415 3 96,578 0,84 81,13 211 3 04-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 1125 7 96,578 0,84 81,13 310 4 05-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 782 5 96,578 0,84 81,13 288 4 06-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 502 3 96,578 0,84 81,13 163 2 07-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0 187,245 0,84 157,29 710 5 96,578 0,84 81,13 304 4 ∑ 0 0 3969 251452 18

24-Mei 179,953 0,84 151,16 250 0,002 0,50 0,003 187,245 0,84 157,29 477 0,002 0,95 0,006 25-Mei 179,953 0,84 151,16 571 0,002 1,14 0,008 187,245 0,84 157,29 976 0,004 3,90 0,025 26-Mei 179,953 0,84 151,16 651 0,004 2,60 0,017 187,245 0,84 157,29 1155 0,005 5,78 0,037 27-Mei 179,953 0,84 151,16 193 0,004 0,77 0,005 187,245 0,84 157,29 1260 0,004 5,04 0,032 28-Mei 179,953 0,84 151,16 0 0 0 0 187,245 0,84 157,29 840 0,005 4,20 0,027 29-Mei 179,953 0,84 151,16 342 0,004 1,37 0,009 187,245 0,84 157,29 857 0,005 4,29 0,027 30-Mei 179,953 0,84 151,16 513 0,004 2,05 0,004 187,245 0,84 157,29 1513 0,005 7,57 0,048 2270 0,020 8,44 0,046 7078 0,03 31,72 0,202 Rata-rata 378 0,003 1,41 0,009 Rata-rata 1011 0,004 4,53 0,029 01-Jun 179,953 0,84 151,16 522 0,002 1,04 0,007 187,245 0,84 157,29 750 0,003 2,25 0,014 02-Jun 179,953 0,84 151,16 200 0,003 0,60 0,004 187,245 0,84 157,29 900 0,004 3,60 0,023 03-Jun 179,953 0,84 151,16 519 0,004 2,08 0,014 187,245 0,84 157,29 1576 0,005 7,88 0,050 04-Jun 179,953 0,84 151,16 495 0,003 1,49 0,010 187,245 0,84 157,29 809 0,005 4,05 0,026 05-Jun 179,953 0,84 151,16 524 0,004 2,10 0,014 187,245 0,84 157,29 872 0,005 4,36 0,028 2260 0,016 7,30 0,048 4907 0,022 22,14 0,141 Rata-rata 452 0,003 1,46 0,010 Rata-rata 981 0,004 4,43 0,028 25-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 793 0,005 3,97 0,025 26-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 976 0,006 5,86 0,037 27-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 1007 0,006 6,04 0,038 29-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 1242 0,006 7,45 0,047 30-Jun 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 593 0,006 3,56 0,023 0 0,000 0,000 0,000 4611 0,029 26,87 0,171 Rata-rata 0 0,000 0,000 0,000 Rata-rata 922 0,006 5,37 0,034 01-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 435 0,004 1,74 0,011 03-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 415 0,005 2,08 0,013 04-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 1125 0,006 6,75 0,043 05-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 782 0,006 4,69 0,030 06-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 502 0,005 2,51 0,016 07-Jul 179,953 0,84 151,16 0 0,000 0,000 0,000 187,245 0,84 157,29 710 0,006 4,26 0,027 0 0,000 0,000 0,000 3969 0,032 22,03 0,140 Rata-rata 0 0,000 0,000 0,000 Rata-rata 662 0,005 3,67 0,023

24-Mei 96,578 0,84 81,13 300 0,002 0,60 0,007 25-Jun 198 0,003 0,59 0,007 25-Mei 96,578 0,84 81,13 388 0,003 1,16 0,014 26-Jun 192 0,004 0,77 0,009 26-Mei 96,578 0,84 81,13 389 0,004 1,56 0,019 27-Jun 219 0,004 0,88 0,011 27-Mei 96,578 0,84 81,13 441 0,004 1,76 0,022 29-Jun 219 0,004 0,88 0,011 28-Mei 96,578 0,84 81,13 320 0,003 0,96 0,012 30-Jun 172 0,003 0,52 0,006 29-Mei 96,578 0,84 81,13 324 0,004 1,30 0,016 1000 0,018 3,63 0,045 30-Mei 96,578 0,84 81,13 441 0,004 1,76 0,022 Rata-rata 200 0,004 0,73 0,009 2603 0,024 9,10 0,112 01-Jul 176 0,003 0,53 0,007 Rata-rata 372 0,003 1,30 0,016 03-Jul 211 0,004 0,84 0,010 01-Jun 96,578 0,84 81,13 262 0,003 0,79 0,010 04-Jul 310 0,004 1,24 0,015 02-Jun 96,578 0,84 81,13 360 0,004 1,44 0,018 05-Jul 288 0,005 1,44 0,018 03-Jun 96,578 0,84 81,13 440 0,005 2,20 0,027 06-Jul 163 0,005 0,82 0,010 04-Jun 96,578 0,84 81,13 396 0,005 1,98 0,024 07-Jul 304 0,005 1,52 0,019 05-Jun 96,578 0,84 81,13 363 0,005 1,82 0,022 1452 0,026 6,39 0,079 1821 0,022 8,22 0,101 Rata-rata 242 0,004 1,06 0,013 Rata-rata 364 0,004 1,64 0,020

Dokumen terkait