A. Simpulan
Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah secara sendiri-sendiri dan atau secara bersama-sama antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa memiliki hubungan positif yang berarti dengan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Untuk menjawab pertanyaan ini, diadakan penelitian di SD Negeri-SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Mei. Penelitian ini dilakukan terhadap 125 siswa SD Negeri yang sedang duduk di kelas V semester 2. Data penilaian yang berupa nilai akhir untuk variabel kemampuan membaca pemahaman, skor angket sikap bahasa, dan nilai tes keterampilan menulis ringkasan, dianalisis dengan menggunakan teknik statistik regresi dan korelasi.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis telah dikemukakan di muka, dapat ditarik beberapa kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut.
Pertama, hasil analisis regresi dan korelasi sederhana menunjukan bahwa hipotesis yang menyatakan “ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung” teruji kebenaranya. Keduanya berjalan seiring,
artinya makin baik kemampuan membaca pemahaman siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung maka makin baik pula keterampilan menulis ringkasan mereka. Kekuatan (kadar) hubungan di antara dua variabel ini di tunjukkan oleh koefisien korelasinya (ry1) sebesar 0,678 dibulatkan 0,68. Dari nilai
ry1 (koefisien korelasi) ini dapat dicari koefisien determinannya sebesar 48,24 dibulatkan 48,24 (diperoleh dari nilai ry1 dikuadratkan). Hal ini berarti 48,24 persen variasi yang terjadi dalam kecenderungan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dapat dijelaskan oleh kemampuan membaca pemahaman mereka melalui regresi Ý= 31,34+1,54 X1. Dengan kata lain, kemampuan membaca pemahaman siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung memberikan sumbangan (kontribusi) sebesar 48,24 persen kepada keterampilan menulis ringkasan mereka. Sementara itu, dari persamaan regresi tersebut dapat dikatakan bahwa peningkatan satu unit nilai kemampuan membaca pemahaman siswa tersebut akan diikuti oleh peningkatan nilai keterampilan menulis ringkasan yang dimiliki mereka sebesar 1,54 unit pada konstanta 31,34. Demikian pula sebaliknya, penurunan satu unit nilai kemampuan membaca pemahaman siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung akan diikuti oleh penurunan nilai keterampilan menulis ringkasan mereka sebesar 1,54 unit pada konstanta 31,34.
Kedua, dari hasil analisis regresi dan korelasi sederhana juga menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan “ada hubungan positif antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.” teruji kebenaranya. Kedua variabel ini berjalan seiring (hubungan positif), artinya makin baik sikap bahasa yang dimiliki siswa, maka makin baik pula keterampilan menulis ringkasan mereka. Kekuatan (kadar) hubungan diantara kedua variabel ini ditunjukkan oleh koefisien korelasinya (ry2) sebesar 0,688 dibulatkan 0,69. Dari nilai ry2 ini dapat ditentukan koefisien determinasinya sebesar 0,47,61 dibulatkan 0,47,61 (didapat dari nilai ry2 dikuadratkan). Hal itu berarti 47,61 persen variasi yang terjadi dalam kecenderungan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dapat dijelaskan oleh sikap bahasa mereka melalui regresi Ý=3,88+0,28 X2. Dengan kata lain, sikap bahasa yang dimiliki oleh siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung memberikan sumbangan (kontribusi) sebesar 47,61 persen kepada keterampilan menulis mereka. Sementara itu, berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dikemukakan bahwa peningkatan satu unit nilai sikap bahasa tersebut akan diikuti oleh peningkatan nilai keterampilan menulis ringkasan mereka sebesar 0,28 unit pada konntanta 3,88. Demikian pula sebaliknya, penurunan satu unit nilai sikap bahas siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung akan diikuti oleh penurunan nilai keterampilan menulis ringkasan mereka sebesar 0,28 unit pada konstanta 3,88.
Ketiga, hasil analisis regresi dan korelasi ganda menunjukan bahwa hipotesis yang menyatakan “ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan siswa
SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.” Telah teruji kebenaranya. Kedua variabel bebas (prediktor) yaitu kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa tersebut berjalan seiring dengan variabel terikat (respon) nya yaitu keterampilan menulis ringkasan. Berjalan seiring di sini berarti memiliki hubungan positif yang ditunjukkan dengan makin baik kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa siswa, maka makin baik pula keterampilan menulis ringkasan yang dimiliki mereka. Kekuatan (kadar) hubungan itu ditunjukkan
oleh koefisien korelasinya atau nilai Ry.12 nya sebesar 0,906116043 dibulatkan 0,906. Dari koefisien korelasi ini dapat dicari koefisien determinasinya
sebesar 0,81 dibulatkan 81 (diperoleh dari nilai Ry12 dikuadratkan). Hal ini berarti 81 persen variasi yang terjadi dalam kecenderungan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dapat dijelaskan oleh kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa yang dimiliki mereka melalui persamaan regresi Ý= 10,91 + 0,17X1+ 0,50X2. Dengan kata lain, kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa siswa SD Negeri di Kecamatan
Sukarame Kota Bandar Lampung memberikan sumbangan (konstribusi) sebesar 81 persen kepada keterampilan menulis ringkasan mereka. Dan berdasarkan
persamaan regresi tersebut dapat dikemukakan bahwa peningkatan satu unit nilai kemampuan membaca pemahaman siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung akan diikuti oleh peningkatan keterampilan menulis ringkasan mereka sebesar 0,17 unit dengan catatan variabel sikap bahasa yang dimiliki mereka dalam keadaan konstan. Demikia juga peningkatan stau unit nilai sikap bahasa siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung akan diikuti oleh peningkatan nilai keterampilan menulis ringkasan mereka sebesar 0,50 unit dengan catatan apabila variabel kemampuan membaca pemahaman mereka dalam keadaan konstan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki hubungan positif dengan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Akan tetapi, jika dilihat besar nilai sumbangan variabel bebas (prediktor) kepada variabel terikat (respon), tampak bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung memberikan sumbangan atau kontribusi yang sama dengan sikap bahasa yang mereka miliki.
B. Implikasi
Implikasi penelitian ini bahwa untuk meningkatkan keterampilan menulis ringkasan siswa dan upaya mengefektifkan pengajaran bahasa Indonesia, khususnya pengajaran menulis ringkasan. Terlaksananya pengajaran menulis ringkasan yang efektif dapat menjadikan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung mahir dalam menulis ringkasan. Hal itu penting karena sebagai pondasi bagi para siswa SD tersebut yang pada giliranya akan disiapkan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi sehingga pengetahuan mengenai keterampilan menulis ringkasan perlu diperdalam dan memperluas pengetahuan untuk dikuasainya.
Kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini keterampilan menulis siswa SD masih memprihatinkan. Mereka banyak mengalami kesulitan bila diminta untuk meringkas wacana yang sudah dibacanya secara cermat dan teratur. Kondisi yang demikian merupakan tantangan bagi guru bahasa Indonesia bagaimana memilih metode dan strategi pengajaran yang benar-benar mampu mengarahkan siswa SD tersebut agar dapat meringkas dengan baik. Tentunya hal ini tidak terlepas dari variabel kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa siswa SD yang bersangkutan, yang jelas-jelas dalam penelitian ini terbukti memiliki peranan cukup penting dalam meningkatkan kualitas keterampilan menulis ringkasan siswa.
Adapun implikasi-implikasi hasil penelitian ini secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, dari analisis deskripsi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, yaitu kemampuan membaca pemahaman, sikap bahasa, dan keterampilan menulis ringkasan, diketahui bahwa rata-rata nilai variabel bebas (prediktor) tergolong kategori kurang dan rata-rata nilai variabel terikat (respon) termasuk sedang (cukup). Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketiga variabel itu sangat diperlukan. Khusus untuk menulis ringkasan, pengajarannya bukanlah semata-mata sebagai upaya memberi tugas pada siswa untuk meringkas, melainkan perlu disadari menulis ringkasan merupakan suatu yang paling berguna untuk mengembangkan ekspresi serta ketepatan dan penempatan kata. Latihan-latihan yang intensif akan mengembangkan daya kreasi dan konsentrasi, serta mempertajam kemungkinan pemahaman karya asli secara baik, sehingga karya ringkasan itu tampaknya seolah-olah hasil pematangan dalam diri penulis ringkasan itu. Melalui pelatihan menulis ringkasan yang terprogram dan intensif, keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung akan lebih mudah digiring ke arah tingkat kualifikasi yang lebih baik. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah umpan balik bagi guru. Pelatihan menulis tanpa umpan balik hanya akan menjadikan siswa kurang termotivasi untuk berupaya secara maksimal, karena sampai saat ini motivasi utama bagi siswa adalah nilai.
Kedua, dari analisis deskriptif juga diketahui bahwa simpangan baku masing-masing variabel cukup bervariatif, yaitu 1,87 untuk kemampuan membaca
pemahaman yang merupakan rentangan nilai 23 hingga 31; selanjutnya 13,80 untuk sikap bahasa yang mempunyai rentangan nilai 89 hingga 148; dan 5,65 untuk keterampilan menulis ringkasan yang mempunyai rentangan nilai 60 hingga 85. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas siswa pada ketiga variabel tersebut cukup beragam; ada yang tinggi dan ada yang rendah. Kenyataan ini mengisyaratkan guru bahasa Indonesia untuk lebih cermat memilih teknik dan pendekatan pengajaran yang digunakan sehingga perbedaan antara siswa yang pandai dan yang kurang dapat diminimalkan. Salah satu teknik yang barangkali dapat dilakukan adalah pemberian tugas kelompok. Pemberian tugas kelompok dengan memperhatikan perimbangan jumlah siswa yang pandai dan kurang pandai, kiranya perlu dilakukan agar siswa termotivasi untuk saling belajar dengan teman sebaya.
Ketiga, kuatnya hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan yang tercermin dari besarnya koefisien korelasi (0,90) dan besarnya angka sumbangan atau kontribusi (81%) menunjukkan bahwa secara bersama-sama kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa dapat menjadi prediktor yang baik bagi keterampilan menulis ringkasan. Dengan temuan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa pengembangan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dapat dilaksanakan melalui pengembangan dan peningkatan kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa mereka. Dengan
demikian pengembangan kedua bidang terakhir menjadi bagian penting dalam pengajaran menulis ringkasan. Terlebih kemampuan membaca pemahaman, seperti telah dikemukakan pada kesimpulan terbukti memberikan kontribusi yang lebih besar kepada keterampilan menulis ringkasan. Hal tersebut berbeda dengan praktek pengajaran menulis ringkasan di sekolah-sekolah yang sering kurang memberikan perhatian dan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa siswa.
Keempat, persentase 81% yang menunjukkan besarnya sumbangan atau kontribusi kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama kepada keterampilan menulis ringkasan, sekaligus mengimplikasikan bahwa masih terdapat 20% aspek pendukung keterampilan menulis ringkasan yang belum terjelaskan dalam penelitian ini. Artinya, upaya pengembangan keterampilan menulis ringkasan siswa ke arah yang optimal tidak dapat dilakukan hanya melalui pengembangan kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa, tetapi juga melalui pengembangan sejumlah komponen atau variabel lain yang turut membentuk atau mendukung keterampilan menulis ringkasan. Komponen-komponen atau variabel-variabel lain itu mungkin bertalian dengan faktor penalaran berbahasa siswa, penguasaan tata bahasa, kekayaan perbendaharaan kata, faktor perbedaan jenis kelamin, faktor sosial-ekonomi, atau faktor seperti tidak tepatnya metode dan strategi pengajaran yang dipilih, system penilaian yang kurang tepat dan lain-lain.
Kelima, secara sendiri-sendiri, Kadar (kekuatan) hubungan masing-masing variabel bebas (prediktor) dengan variabel terikat (respon) tidak seimbang. Hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan keterampilan menulis ringkasan jauh lebih kuat dibandingkan dengan sikap bahasa dengan keterampilan menulis ringkasan. Daya penjelas kemampuan membaca pemahaman terhadap keterampilan menulis ringkasan sebesar 0,68; sedangkan daya penjelas sikap bahasa terhadap
keterampilan menulis ringkasan sebesar 0,69. Kenyataan tersebut
mengidentifikasikan bahwa dalam upaya mengembangkan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung, guru bahasa Indonesia perlu lebih meningkatkan kedua aspek kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa.
C. Saran
Berdasakan hasil penelitian dan implikasi yang telah diuraikan tersebut perlu diajukan saran-saran sebagai berikut:
Pertama, guru bahasa Indonesia di SD perlu memotivasi siswa agar mereka banyak berlatih membaca khususnya membaca pemahaman karena hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan membaca pemahaman banyak sumbangannya terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa.
Kedua, Sikap bahasa juga memberikan sumbangan yang berarti terhadap keterampilan menulis ringkasan para siswa. Untuk itu, guru bahasa Indonesia harus berusaha mengembangkan sikap bahasa para siswa agar mereka mempunyai sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia.
Ketiga, para guru bahasa Indonesia di SD khususnya, harus menyadari bahwa kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa dengan keterampialan menulis ringkasan masih perlu ditingkatkan. Dengan demikian perlu direncanakan secara baik bagaimana upaya meningkatkan ketiga variabel tersebut. Khususnya di dalam peningkatan keterampilan menulis ringkasan, guru harus memberi bimbingan yang teratur kepada siswa yang dirasa kurang mampu dalam mengapresiasi.
Keempat, keterampilan menulis ringkasan para siswa kelas V SD Negeri Bandar Lampung ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa , maka diharapkan kepada para peneliti lain untuk meneliti sumbangan variabel lain tersebut kepada keterampilan menulis ringkasan.