BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Sejalan dengan perumusan dan pembahasan masalah yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa simpulan. Terdapat dua hal pokok yang perlu disampaikan dalam simpulan ini. Dua simpulan yang dimaksud dapat dilihat pada uraian berikut.
1. Dalam RSJP terdapat 20 jenis tindak tutur ekspresif. Pengelompokan 20 jenis tindak tutur ekspresif tersebut masing-masing sebagai berikut.
(a)Tindak tutur ‘berterima kasih’: 8 tuturan terjadi karena mitra tutur bersedia melakukan apa yang diminta oleh penutur, 1 tuturan terjadi karena tuturan ‘memuji’ yang dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur dan 2 tuturan terjadi karena kebaikan hati penutur yang telah memberikan sesuatu kepada mitra tutur.
(b) Tindak tutur ‘memuji’: 1 tuturan terjadi karena kondisi dari mitra tutur, 1 tuturan terjadi karena penutur ingin melegakan hati mitra tutur, 1 tuturan terjadi karena penutur ingin merayu mitra tutur, 1 tuturan terjadi karena penutur telah bersedia meminta maaf dan berjanji kepada anaknya, 7 tuturan terjadi karena penutur ingin menyenangkan hati mitra tutur dan 1 tuturan terjadi karena perbuatan terpuji yang dilakukan oleh penutur. (c) Tindak tutur ‘menolak’: 2 tuturan terjadi karena mitra tutur tidak mau
melakukan apa yang diminta oleh penutur dan 1 tuturan terjadi karena mitra tutur tidak mau menerima pemberian dari penutur.
(d) Tindak tutur ‘menyalahkan’: 6 tuturan terjadi karena kesalahan yang dilakukan oleh mitra tutur, 2 tuturan terjadi karena mitra tutur tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuatnya dan 1 tuturan terjadi karena mitra tutur ingin melepaskan diri dari suatu kesalahan. (e)Tindak tutur ‘mencurigai’ yang terjadi karena penutur mempunyai anggapan
bahwa mitra tutur telah berbuat sesuatu yang kurang baik.
(f)Tindak tutur ‘menuduh’ yang terjadi karena penutur ingin membuktikan anggapannya bahwa mitra tutur telah melakukan sesuatu yang kurang baik.
cxxxi
(g)Tindak tutur ‘menyindir’: 8 tuturan terjadi karena penutur tidak suka dengan apa yang dilakukaan atau dituturkan mitra tutur, 1 tuturan terjadi karena penutur menyampaikan alasan-alasan yang tidak masuk akal kepada mitra tutur, 1 tuturan terjadi karena penutur tidak mengira akan jawaban yang dituturkan mitra tutur dan 1 tuturan terjadi karena tuturan pertanyaan penutur terhadap mitra tutur.
(h) Tindak tutur ‘mengkritik’: 2 tuturan terjadi karena penutur merasa jijik dengan apa yang dilakukan oleh mitra tutur dan 37 tuturan terjadi karena penutur tidak suka atau tidak sependapat dengan apa yang dilakukan atau dituturkan mitra tutur.
(i)Tindak tutur ‘meminta maaf’: 6 tuturan terjadi karena permintaan mitra tutur, 10 tuturan terjadi karena perasaan tidak enak penutur terhadap mitra tutur karena telah mengganggu waktu mitra tutur.
(j)Tindak tutur ‘mengejek’: 1 tuturan terjadi karena sikap mitra tutur yang tidak bersedia menuruti permintaan penutur dan 9 tuturan terjadi karena penutur tidak suka dengan sikap dan tuturan tidak terpuji yang dilakukan oleh mitra tutur.
(k)Tindak tutur ‘menyayangkan’ yang terjadi karena penutur merasa iba atau kasihan terhadap mitra tutur.
(l)Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa heran’ yang terjadi karena rasa keheranan penutur terhadap sikap atau tuturan mitra tutur.
(m)Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa kaget atau terkejut’ yang diterjadi karena rasa kaget yang dirasakan oleh penutur terhadap sikap atau tuturan mitra tutur.
(n) Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa jengkel atau sebal’ yang terjadi karena penutur merasa kesal terhadap apa yang dilakukan oleh mitra tutur.
(o) Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa marah’: 2 tuturan terjadi karena perasaan sangat tidak senang mitra tutur terhadap sikap penutur, dan 1 tuturan terjadi karena rasa takut yang dirasakan penutur terhadap apa yang sedang dilakukan mitra tutur.
(p) Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa bangga’, ditemukan 1 tuturan yang terjadi karena penutur merasa mempunyai keunggulan dibanding orang lain.
(q) Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa malu’ yang terjadi karena penutur merasa sangat tidak enak hati terhadap mitra tutur.
(r)Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa takut’ yang terjadi karena perasaan takut penutur terhadap sesuatu.
(s)Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa simpati’ yang terjadi karena rasa keikutsertaan penutur merasakan perasaan sedih yang sedang dirasakan oleh mitra tutur.
(t)Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa kecewa’ yang terjadi karena rasa kecil hati penutur terhadap apa yang dilakukan oleh mitra tutur.
cxxxiii
2. Dalam RSJP terdapat 23 tuturan yang mengandung efek perlokusi. Dari 23 tuturan tersebut terbagi menjadi 9 efek perlokusi. Efek perlokusi tersebut yakni:
(a) Efek perlokusi ‘menyenangkan mitra tutur’. (b) Efek perlokusi ‘melegakan’.
(c)Efek perlokusi ‘membujuk’.
(d) Efek perlokusi ‘menjengkelkan mitra tutur’. (e)Efek perlokusi ‘mendorong’.
(f)Efek perlokusi ‘membuat mitra tutur tahu bahwa…’. (g)Efek perlokusi ‘membuat mitra tutur berpikir tentang…’. (h) Efek perlokusi ‘membuat mitra tutur melakukan sesuatu’. (i)Efek perlokusi ‘mempermalukan mitra tutur’.
B.
Saran
Dalam penelitian ini, penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan, waktu, serta dana. Untuk itu, penulis sangat berharap kepada peneliti lain agar mengkaji lebih dalam hal yang berkaitan dengan bahasa yang ada di dalam acara
reality show. Berdasarkan hasil analisis serta simpulan, penulis menyarankan kepada para peneliti lanjutan sebagai berikut.
1. Menggali lebih dalam tentang berbagai macam tindak tutur ekspresif, karena jumlah tindak tutur sangat banyak. Bagi peminat pragmatik dapat meneliti jenis tindak tutur ekspresif pada acara reality show yang lain, mengingat acara reality
show juga banyak terdapat fenomena kebahasaan yang menarik untuk dijadikan bahan penelitian.
2. Penelitian ini masih dimungkinkan untuk dikembangkan ke dalam karakteristik tindak tutur ekspresif dalam reality show, sehingga akan didapatkan sebuah kajian yang mendalam tentang tindak tutur ekspresif dalam reality show.
3. Untuk dapat mewujudkan kedua saran tersebut, maka para peneliti lanjutan diharapkan dapat mencari data yang lebih banyak, agar menemukan berbagai jenis tindak tutur ekspresif dan penyebab terjadinya tindak tutur ekspresif, serta efek perlokusi dari tindak tutur ekspresif tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adventina Putranti. 2007. “Kajian Terjemahan Tindak Ilokusif Ekspresif dalam Teks Terjemahan Film American Beauty”. Surakarta: Program Studi Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Agus Rinto Basuki. 2002. “Tindak Tutur Ilokusif dalam Seni Pertunjukkan Ketoprak”. Surakarta: Program Studi Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Anton M. Moeliono. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Austin, J. L. 1962. How to Do Things with Words. New York: Oxfod University
Press.
Cruse, D. Alan. 2000. Meaning in Language An Introduction to Semantics and Pragmatics. New York: Oxford University Press.
Edi Subroto, D. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Hadari Nawawi dan Martini Mimi. 2005. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
cxxxv
Iswandi Syahputra. 2006. Jurnalistik Infotainment: Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi. Yogyakarta: Pilar Media.
Kunjana Rahardi, R. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik (edisi terjemahan oleh M. D. D. Oka). Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Lexy J. Moleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad Rohmadi. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media.
Nadar, F. X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: CV. IKIP Semarang Press. Samsuri. 1982. Analisis Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta:
Erlangga.
Searle, J. R. 1974. Speech Acts An Essay in The Philosophy of Language. Cambrigde: Cambrigde University Press.
Siti Munawaroh. 2008. “Dialog Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata: Sebuah Tinjauan Pragmatik”. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
________. 1992. Metode Linguistik ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
________. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wacana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Thomas, Jenny. 1995. Meaning in Interaction: an Introduction to Pragmatics. London/New York: Longman.
Yule, George. 2006. Pragmatik (edisi terjemahan oleh Indah Fajar Wahyuni dan Rombe Mustajab ). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gumgum Gumilar. Reality Show. http://www.gumilarcenter.com. (diakses tanggal 29 Mei 2009).
http://www.kebebasan.wordpress.com/2007/12/25. (diakses tanggal 10 Februari 2009)
http://www.lautanindonesia.com. (diakses tanggal 10 Februari 2009)
http://www.reportase.multiply.com. (diakses tanggal 8 Februari 2010)
http://www.republika. co.id. (diakses tanggal 8 Februari 2010)
Wimy Winatama. Pengungkapan Cinta dalam Reality Show Katakan Cinta: Kajian Sosiopragmatik. http://www.adln.lib.unair.ac.id. (diakses tanggal 6 Juni 2009).
Yunus B. S. Snapshot Dari Mata Kamera Milik John Pantau. www.wikimu.com. (diakses tanggal 8 Februari 2010)