• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.7 Simulasi Impulse Response Function (IRF)

Simulasi ini digunakan untuk melihat respon suatu variabel apabila ada guncangan pada variabel lain serta melihat pengaruh lamanya guncangan suatu peubah endogen yang diakibatkan oleh shock atau guncangan peubah endogen lain. Berikut adalah hasil simulasi IRF untuk masing-masing model:

a. Model I

Gambar 5.1 Respon Kredit UMKM terhadap Guncangan SBIS dan SBI

Guncangan pada suku bunga SBI sebesar satu standar deviasi belum di respon oleh kredit UMKM pada periode pertama. Pada periode kedua, guncangan tersebut direspon positif dengan kenaikan kredit UMKM sebesar 337 juta Rupiah. Akan tetapi kredit terus mengalami fluktuasi sampai dengan periode kelima. Guncangan pada SBI mulai direspon negatif pada periode keenam dan

-5,000 -4,000 -3,000 -2,000 -1,000 0 1,000 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 SBIS SBI Response of CRD to Cholesky One S.D. Innovations

terjadi penurunan terus menerus sampai dengan periode ke enam belas. Penurunan yang terjadi mencapai 1,7 juta miliar dari kondisi awal dan kredit akan stabil kembali pada periode ke 45. Akan tetapi, ketika terjadi guncangan pada bonus SBIS maka kredit UMKM yang disalurkan akan langsung turun pada periode kedua secara drastis dan penurunanya mencapai 4,1 miliar juta Rupiah dan akan stabil pada periode ke 47.

Disisi lain, ketika terjadi guncangan pada SBI maka suku bunga kredit baru akan memberikan respon negatif pada periode kedua dan pada akhirnya memberikan respon positif dimulai dari periode ketiga dan seterusnya. Kenaikan suku bunga kredit tertinggi mencapai angka 0.0579 persen dan akan stabil kembali pada periode ke 47. Tetapi apabila terjadi guncangan pada SBIS respon suku bunga kredit cenderung langsung mengalami penurunan dari periode kedua dan terus menurun hingga mencapai penurunan tertinggi sebesar 0.123 persen dan akan stabil pada periode ke 50.

Gambar 5.2 Respon Suku Bunga Kredit terhadap Guncangan SBIS dan SBI

-.16 -.12 -.08 -.04 .00 .04 .08 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 SBIS SBI Response of IR to Cholesky One S.D. Innovations

b. Model II

Terlihat pada Gambar 5.3. guncangan pada suku bunga SBI sebesar satu standar deviasi belum direspon oleh pembiayaan UMKM pada periode pertama. Guncangan SBI direspon negatif pada periode kedua. Awalnya pembiayaan UMKM mengalami penurunan, tetapi setelah periode ketiga pembiayaan UMKM terus mengalami kenaikan hingga mencapai 86 juta Rupiah dan akan stabil kembali pada periode ke 27. Disisi lain, ketika terjadi guncangan pada SBIS sebesar satu standar deviasi tidak langsung direspon oleh pembiayaan UMKM pada periode pertama. Respon dimulai pada periode kedua dengan adanya penurunan pembiayaan UMKM. Penurunan pembiayaan UMKM terbesar terjadi pada periode kelima dengan penurunan mencapai 165 juta Rupiah dan juga stabil pada periode ke 27.

Gambar 5.3 Respon Pembiyaan UMKM terhadap Guncangan SBIS dan SBI

Dapat dilihat pada gambar 5.4 guncangan pada SBI sebesar satu satuan standar deviasi direspon dengan sangat fluktuatif oleh PLS. Penurunan PLS dapat mencapai 2 persen. Sedangkan guncangan pada SBIS langsung direspon

-200 -150 -100 -50 0 50 100 5 10 15 20 25 30 35 40 SBI SBIS

Response of PYD to Cholesky One S.D. Innovations

oleh bagi hasil pembiayaan pada periode pertama. Guncangan pada SBIS juga direspon cukup fluktuatif oleh PLS, sehingga pada akhirnya PLS mengalami penurunan sekitar 0,01 persen dan akan stabil pada periode ke 30.

Gambar 5.4 Respon Profit dan Loss Sharing terhadap Guncangan SBIS dan SBI

Dapat dilihat pada Gambar 5.5 guncangan pada SBI sebesar satu satuan standar deviasi tidak langsung direspon oleh margin murabahah pada periode pertama, guncangan pada SBI menyebabkan margin murabahah mengalami penurunan hingga mencapai 2,2 persen. Sedangkan guncangan pada SBIS justru direspon positif oleh margin murabahah dengan adanya kenaikan margin sampai dengan lima persen.

Gambar 5.5. Respon Margin Keuntungan terhadap Guncangan SBIS dan SBI

-.20 -.16 -.12 -.08 -.04 .00 .04 .08 5 10 15 20 25 30 35 40 SBI SBIS Response of PLS to Cholesky One S.D. Innovations -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 5 10 15 20 25 30 35 40 SBI SBIS Response of MARGIN to Cholesky

Dari hasil simulasi Impulse Response Function pada Model I dan Model II maka dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:

1. Terlihat dari hasil simulasi pada Model I dan Model II guncangan moneter akan berpengaruh dengan cepat pada pembiayaan UMKM dari perbankan syariah dan kredit UMKM dari perbankan konvensional. Akan tetapi, saat terjadi guncangan moneter pembiayaan UMKM dari perbankan syariah akan lebih cepat stabil dibandingkan dengan kredit UMKM dari perbankan konvensional. Pembiayaan UMKM dari perbankan syariah stabil pada peeriode ke 27 dan kredit UMKM stabil pada periode ke 45. Hal ini mengindikasikan daya tahan perbankan syariah yang baik ketika adanya guncangan moneter karena seluruh pembiayaan dan produk perbankan syariah berbasiskan sektor riil.

2. Terlihat dari hasil simulasi pada Model I dan Model II guncangan moneter akan berpengaruh juga kepada return penyaluran dana perbankan, yaitu suku bunga kredit pada perbankan konvensional, profit

loss sharing serta margin murabahah pada perbankan syariah. Saat terjadi

guncangan moneter maka return dari perbankan syariah (PLS dan Margin) lebih cepat stabil dibandingkan dengan suku bunga kredit. Hal ini terjadi karena jumlah pembiayaan UMKM dari perbankan syariah dari masih jauh lebih kecil dari perbankan konvensional sehingga apabila terjadi guncangan moneter maka perbankan syariah akan lebih cepat mengalami penyesuaian.

3. Dari hasil simulasi pada Model II, terdapat perbedaan respon ketika terjadi guncangan moneter pada variabel PLS dan Margin. Guncangan

moneter direspon cukup fluktuatif oleh PLS dibandingkan dengan respon Margin yang relatif stabil. Hal ini terjadi karena penentuan besaran margin

murabahah adalah tetap, sedangkan penentuan besaran PLS tergantung

dari kondisi ekonomi. Maka dari itu ketika ada guncangan ekonomi yang dicerminkan oleh guncangan moneter maka pengaruhnya terhadap variabel PLS akan lebih besar dibandingkan dengan variabel Margin.

5.8 Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

a. Pembiayaan UMKM Bank Syariah

Dari hasil pengujian FEDV pada Model I, Pembiayaan UMKM dari perbankan syariah sebagian besar dipengaruhi oleh pembiayaan itu sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi pembiayaan adalah margin murabahah dengan porsi sekitar 4,5 persen, bagi hasil pembiayaan dengan porsi sekitar 1,5 persen dan bonus SBIS dengan porsi 3 persen. Pengaruh SBI dalam mempengaruhi besarnya pembiayaan UMKM dapat dikatakan kecil karena porsinya hanya satu persen. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka panjang pengaruh SBI terhadap pembiayaan UMKM akan semakin kecil dan pengaruh SBIS terhadap pembiayaan akan semakin besar. Hal ini dikarenakan pembiayaan UMKM dari perbankan syariah mendapatkan pengaruh langsung dari SBIS sebagai salah satu instrumen moneter syariah pada saat transmisi moneter.

Gambar 5.6 Hasil FEDV pada Pembiayaan UMKM Bank Syariah

b. Kredit UMKM Bank Konvensional

Dari hasil pengujian FEDV pada Model II kredit UMKM dari perbankan konvensional dipengaruhi oleh kredit itu sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi kredit UMKM adalah suku bunga kredit dengan porsi 12,5 persen, SBIS dengan porsi 13 persen dan SBI dengan porsi 0.35 persen. Dalam jangka panjang pengaruh SBIS semakin signifikan tetapi lain halnya dengan SBI. Hal ini mengindikasikan bahwa peran SBI semakin lama semakin tidak efektif dalam transmisi moneter melalui jalur kredit.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amaluddin (2005) yang menyatakan bahwa kebijakan moneter di Indonesia dengan menggunakan SBI semakin lama semakin kurang efektif. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa pengaruh perubahan pada SBI terhadap suku bunga kredit sangat kecil sehingga tidak efektif dalam proses transmisi moneter.

Dokumen terkait