• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi 1 : Penggunaan Sistem Safety Stock dalam Pengendalian Persediaan Persediaan

OPTIMALISASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU SKIM

7.4. Simulasi 1 : Penggunaan Sistem Safety Stock dalam Pengendalian Persediaan Persediaan

Penggunaan sistem safety stock dalam perusahaan akan berimplikasi besar terhadap komponen biaya terutama biaya yang terkait dengan persediaan. Untuk itu diperlukan perhitungan yang cermat tentang jumlah safety stock yang optimal dan waktu pemesanan serta jumlah bahan baku yang dipesan sehingga biaya dapat dikeluarkan seefisien mungkin. Pada simulasi ini langkah yang dilakukan adalah penentuan safety stock, penentuan reorder point, dan jumlah yang dipesan.

7.4.1. Penentuan Safety Stock

Leadtime merupakan salah satu penghambat arus produk sehingga

menghambat produktivitas. Fokus terpenting manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan terhadap konsumen sekalipun terkendala oleh datangnya bahan baku yang tidak pasti. Waktu tunggu datangnya pesanan bahan baku akan meningkatkan kemungkinan kosongnya persediaan. Hal ini yang kemudian akan menurunkan tingkat pelayanan terhadap konsumen karena ada permintaan konsumen yang tidak terpenuhi. Kondisi ini dapat ditanggulangi dengan menyediakan safety stock. Safety stock adalah sejumlah barang yang disimpan perusahaan untuk dikeluarkan sewaktu-waktu dalam mengatasi permasalahan kekurangan pasokan barang.

Safety stock ini dapat dihitung berdasarkan pada data peramalan perusahaan

tahun 2008, yaitu dari data bahan baku yang dibutuhkan untuk memenuhi produksi tahun 2008. Besarnya safety stock ini tergantung pada ketidakpastian pasokan (leadtime) maupun permintaan yang selama ini dialami perusahaan. Pada situasi normal, ketidakpastian pasokan bisa diwakili dengan standar deviasi

leadtime dari pemasok yaitu waktu antara perusahaan memesan sampai material

atau barang diterima. Sedangkan ketidakpastian permintaan diwakili dengan standar deviasi besarnya permintaan per periode. Untuk itu pada perhitungan ini perusahaan juga membutuhkan data-data pemakaian bahan baku tahun sebelumnya untuk menentukan standar deviasi leadtime dan standar deviasi pemakaian bahan baku.

Besarnya safety stock dihitung dengan mengalikan standar deviasi permintaan selama leadtime dengan nilai korelasi dari probabilitas tertentu. Probabilitas yang diambil adalah 95 persen yang berarti hanya 5 persen dari 100 persen kemungkinan perusahaan mengalami stock out yang dapat ditoleransi oleh perusahaan. Standar deviasi permintaan diturunkan berdasarkan pada data kebutuhan skim tahun 2007 (Lampiran 9). Dengan menggunakan Microsoft Excel, diperoleh hasil standar deviasi kebutuhan skim aktual adalah sebesar 770,23 dengan rata-rata permintaan hasil forecast tahun 2008 sebesar 1.700,50 Kg per hari.

Standar deviasi leadtime diturunkan dari data leadtime kedatangan bahan baku tahun 2007 (Lampiran 9). Dari hasil perhitungan diperoleh standar deviasi

leadtime sebesar 13 dengan rata-rata leadtime sebesar 65 hari. Namun leadtime

yang digunakan dalam perhitungan safety stock adalah 52 hari (batas bawah

leadtime) dengan pertimbangan bahwa angka ini cukup aman dalam

menanggulangi tingkat ketidakpastian leadtime suplier yang tinggi. Berdasarkan data diatas diperoleh safety stock sebesar 37.495,48 Kg. Data dapat dilihat pada Tabel 12.

66 Tabel 12 Tingkat Safety Stock Untuk Perencanaan Pengadaan Bahan Baku Skim

PT X Periode Tahun 2008

Data Satuan Nilai

Demand per hari Kg 1,700.50

Standar deviasi Leadtime Hari 13.00

Standar Deviasi Demand Kg 770.23

Leadtime Hari 52.00

Z-Score 95 % - 1.645

Safety stock Kg 37,495.48

7.4.2. Penentuan Kebutuhan Selama Leadtime

Penentuan kebutuhan selama leadtime dilakukan dengan mengalikan kebutuhan perhari dengan leadtime yang telah ditetapkan. Leadtime yang digunakan dalam perhitungan ini adalah batas atas dari perhitungan standar deviasi variasi leadtime aktual kedatangan bahan baku selama tahun 2007 yaitu 78 hari. Hal ini dikarenakan rentang leadtime pemasok yang cukup panjang antara 46 – 104 hari sedangkan kesepakatan yang dibuat oleh perusahaan dengan pemasok adalah 60 hari. Jika waktu kedatangan bahan baku mundur dari jadwal yang sudah ditetapkan, jumlah yang dipesan dapat sedikit menutupi kebutuhan selama kemunduran leadtime. Sedangkan jika kedatangan bahan baku lebih cepat dari yang sudah dijadwalkan maka jumlah yang dipesan masih mampu ditampung oleh kapasitas gudang.

Tabel 13 Kebutuhan Selama Leadtime Untuk Perencanaan Pengadaan Bahan Baku Skim PT X Periode Tahun 2008

Data Satuan Nilai

Demand per hari Kg 1,700.50

Leadtime Hari 78.00

Berdasarkan perhitungan, kebutuhan perusahaan selama leadtime akan bahan baku skim selama 78 hari adalah sebesar 132.639,29 Kg (Tabel 13). Dengan jumlah ini perusahaan masih mampu mengatasi kemunduran leadtime selama 18 hari dari leadtime yang disepakati yaitu 60 hari. Jika bahan baku datang lebih cepat dari yang direncanakan maka perusahaan akan memiliki stok bahan baku lebih banyak sehingga waktu pemesanan kembali yang dihitung kemudian bisa lebih lama dibandingkan perencanaan sebelumnya.

7.4.3. Penentuan Reorder Point

Reorder point merupakan titik dimana perusahaan harus melakukan

pemesanan bahan baku lagi sehingga bahan baku yang dipesan tersebut datang tepat pada saat safety stock sama dengan nol. Penentuan reorder point ini diperoleh dengan menjumlahkan kebutuhan selama leadtime dengan safety stock perusahaan. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil reorder point berada pada saat stok di gudang sejumlah 170.134,77 Kg yang berarti pemesanan dilakukan setiap kali stok bahan baku berada pada titik 170 Ton (Tabel 14).

Tabel 14 Reorder Point Untuk Perencanaan Pengadaan Bahan Baku Skim PT X Periode Ta hun 2008

Data Satuan Nilai

Leadtime Hari 78.00

Kebutuhan selama leadtime Kg 132,639.29

Safety stock Kg 37,495.48

Reorder Point Kg 170,134.77

Kapasitas gudang saat ini dengan luasan 1.104 m2 mampu menampung bahan baku sebanyak 1.149 ton dengan asumsi semua luasan digunakan untuk menampung skim. Dengan mengacu pada data tersebut maka diasumsikan gudang

68 mampu menampung bahan baku di atas jumlah reorder point yaitu 170 ton. Dengan kata lain tidak ada permasalahan dengan kapasitas gudang saat ini. Sistem pengadaan bahan baku yang dilakukan pada simulasi 1 dapat dilihat pada Gambar 7.

Sistem Persediaan Bahan Baku Menggunakan Safety Stock

0.00 50,000.00 100,000.00 150,000.00 200,000.00 250,000.00 0 60 120 180 240 300 360

Waktu (Hari Ke-)

Jumlah (Kg)

Persediaan Bahan Baku Safety Stock ROP

Gambar 7 Simulasi Sistem Persediaan Bahan Baku Menggunakan Safety Stock (Simulasi 1)

Keterangan : EOQ = Economic Order Quantity a = reorder point

b = jumlah persediaan minimum c = saat kedatangan bahan baku L = leadtime

Dokumen terkait