• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinergitas Strategi dan Arahan Kebijakan dengan RTRW Kabupaten Sleman

Dalam dokumen PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA (Halaman 183-187)

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

N. Kecamatan Ngampilan

6.3.8. Sinergitas Strategi dan Arahan Kebijakan dengan RTRW Kabupaten Sleman

Sebagaimana RTRW Kabupaten Bantul, RTRW Kabupaten Sleman sebagai kebijakan tata ruang Kabupaten Sleman perlu dikaji terutama yang terkait dengan wilayah Kota Yogyakarta yaitu dari aspek :

• struktur ruang, pola ruang dan penetapan kawasan strategis pada kawasan yang berbatasan;

• struktur ruang dan pola ruang yang terkait dengan sistem perkotaan maupun sistem regional seperti kawasan lindung dan resapan air, Daerah Aliran Sungai (DAS), infrastruktur regional berupa jaringan drainase serta sistem transportasi;

• kebijakan-kebijakan tata ruang lain yang relevan baik sinergis maupun berbeda.

Kabupaten Sleman memiliki wilayah yang secara fungsional merupakan pemekaran Kota Yogyakarta dan disebut dengan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). KPY sebagaimana ditetapkan dalam PP Nomor 26 Tahun 2008 ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang selanjutnya dalam arahan pola ruang ditetapkan sebagai kawasan andalan berupa kawasan budidaya yang memiliki nilai

strategis nasional. Dalam draft RTRW Kabupaten Slemankawasan yang termasuk sebagai PKN secara rinci dijelaskan sebagai berikut :

a. kawasan perkotaan Kecamatan Gamping meliputi:

1) Desa Ambarketawang;

2) Desa Banyuraden;

3) Desa Nogotirto; dan 4) Desa Trihanggo.

b. kawasan perkotaan Kecamatan Godean berada di Desa Sidoarum.

c. kawasan perkotaan Kecamatan Mlati meliputi:

1) Desa Sendangadi; dan 2) Desa Sinduadi.

d. kawasan perkotaan Kecamatan Depok meliputi:

1) Desa Caturtunggal;

2) Desa Maguwoharjo; dan 3) Desa Condongcatur.

e. kawasan perkotaan Kecamatan Ngemplak berada di Desa Wedomartani; dan f. kawasan perkotaan Kecamatan Ngaglik meliputi:

1) Desa Sariharjo;

2) Desa Sinduharjo; dan 3) Desa Minomartani.

Sistem jaringan transportasi di Kabupaten Sleman yang terkait dengan Kota Yogyakarta yaitu jaringan jalan, sistem transportasi darat dan sistem transportasi udara. Jaringan jalan di Kabupaten Sleman terhubung dengan baik dan memiliki arteri primer yang tersambung dengan arteri primer Kota Yogyakarta yaitu jalan lingkar (ring road) utara. Dalam hal pelayanan angkutan penumpang, di Kabupaten Sleman hanya dikembangkan terminal tipe B di KecamatanMlati, terminal tipe C di Kecamatan Minggir, Godean, Gamping, Depok, Prambanan, Tempel dan Pakemserta tidak terdapat terminal tipe A, sehingga posisi terminal tipe A Giwangan cukup strategis karena tidak hanya melayani Kota Yogyakarta, namun juga Kabupaten Sleman selain Kabupaten Bantul. Untuk sistem jaringan kereta api, telah disebutkan bahwa jalur kereta api tidak hanya dikembangkan dalam poros barat – timur namun juga poros utara – selatan yang menghubungkan Borobudur – Yogyakarta - Parangtritis. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa Kota Yogyakarta

juga harus siap untuk mengembangkan kedua poros tersebut, disebabkan jaringan kereta api tidak mungkin terpisah oleh batas administrasi.

Sistem jaringan sumber daya air Kabupaten Sleman terkait dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Yogyakarta yaitu termasuk DAS Opak yang kewenangannya berada di Provinsi dan Balai Besar Wilayah Sungai Progo – Opak – Serang. Namun demikian tetap perlu ada sinergi kebijakan yang terkait dengannya untuk harmonisasi pengelolaan wilayah DAS. Kabupaten Sleman berperan penting dalam penyediaan sumber air baku dan upaya konservasi air tanah di Provinsi DIY terutama untuk Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). Oleh sebab itu, dalam RTRW Kabupaten Sleman telah ditetapkan berbagai kebijakan dalam perlindungan sumber air baku berupa air tanah, mata air dan embung.

Selain jaringan sumber daya air, jaringan lain yang terkait dengan dengan Kota Yogyakarta adalah jaringan drainase perkotaan, jaringan air limbah dan sistem persampahan. Jaringan drainase perkotaan Kabupaten Sleman diantaranya mempergunakan Sungai Code, Winongo dan Gajahwong sebagai drainase induk saluran.

Untuk jaringan air limbah, Kabupaten Sleman tidak menyebutkan lokasi untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik terpusat, namun tetap terintegrasi dengan jaringan air limbah domestik terpusat KPY sehingga dapat mengacu kepada lokasi IPAL yang ditentukan untuk KPY. Demikian pula untuk sistem persampahan, tidak disebutkan lokasi TPA regional, namun demikian Kabupaten Sleman telah menyiapkan lokasi TPA Kabupaten di Kecamatan Gamping dan Kecamatan Prambanan.

Pola ruang merupakan gambaran rencana penggunaan lahan yang ditetapkan dalam RTRW dan meliputi kawasan lindung dan kawasan budidya.

Penetapan pola ruang yang terkait dengan Kota Yogyakarta dapat dijabarkan sebagai berikut :

• Tidak terdapat kawasan lindung alam yang langsung berbatasan dengan Kota Yogyakarta;

• Tidak ada kawasan lindung budaya yang berbatasan langsung dengan Kota

• Kawasan permukiman perkotaan Kabupaten Sleman tersebar di seluruh kecamatan hanya pola persebarannya ditentukan melalui lampiran peta kawasan budidaya.

Selain itu, Kabupaten Sleman juga menetapkan kawasan strategis nasional, provinsi dan kabupaten. Terkait dengan wilayah Kota Yogyakarta maka yang termasuk dalam kawasan strategis pertumbuhan ekonomi provinsi yaitu kawasan perkotaan Kabupaten seluas kurang lebih 9.835 (sembilan ribu delapan ratus tiga puluh lima) hektar yang berada di dalam KPY meliputi

a. Kecamatan Godean, Kecamatan Gamping, Kecamatan Mlati, Kecamatan Depok, Kecamatan Ngemplak, danKecamatan Ngaglik.

b. kawasan koridor Yogyakarta - Piyungan - Wonosari - Rongkop - Sadeng; dan c. kawasan koridor Temon - Wates - Yogyakarta – Prambanan.

Visi dan Misi dalam pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2012-2016 perlu diterjemahkan dalam rumusan kebijakan umum dan program program secara konsisten dan spesifik. Kebijakan umum dan program pembangunan merupakan suatu jembatan konseptual untuk menghubungkan antara rumusan tujuan jangka menengah dengan capaian pembangunan jangka menengah dan tahunan. Kebijakan umum merupakan arah kebijakan yang diambil dalam rangka mencapai sasaran yang terukur dari masing-masing sasaran dalam RPJMD

Sedangkan program pembangunan merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau bersama masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah

Program–program pembangunan yang disusun dalam RPJMD untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang terdiri dari 3 jenis program yang dilaksanakan oleh SKPD/Unit kerja yang berwenang sesuai dengan bidang kewenangannya. Program program tersebut adalah :

1. Program SKPD adalah merupakan program yang dirumuskan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD

2. Program lintas SKPD adalah merupakan program yang melibatkan lebih dari satu SKPD untuk mencapai sasaran pembangunan yang ditetapkan

3. Program kewilayahan adalah merupakan program pembangunan daerah untuk terciptanya keterpaduan, keserasian, keseimbangan laju pertumbuhan, dan keberlanjutan pembangunan antarwilayah/ antarkawasan dalam kecamatan di wilayah kota Yogyakarta

Adapun arah kebijakan dan program pembangunan dalam rangka mencapai sasaran yang ditetapkan adalah sebagai mana tersebut dalam tabel berikut.

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN

Dalam dokumen PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA (Halaman 183-187)