ﲑِﺼﻤْﻟا َﻚﯿَﻟإو Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya
3. Sinopsis Film Air Mata Surga
Film “Air Mata Surga” menceritakan kisah perjalanan cinta suci seorang wanita.
Berawal dari perjuangan menyelesaikan S-2. Fisha, gadis muda yang berasal dari Jogjakarta bertemu Fikri yang saat itu menjadi dosen pembimbing tesis yang merupakan rekomendasi dari dosennya.
Saat pertemuan pertama dengan Fisha, Fikri telah jatuh hati dengannya. Hingga suatu waktu, mereka berdua bertemu di kampus Fisha. Mereka sering menghabiskan waktu berdua. Fikri mencari inspirasi sedangkan Fisha menemani dan sembari bimbingan tesisnya.
Hamzah, sahabat kecil Fisha mengutarakan isi hatinya lewat selembar kertas, bahwa selama ini dia mencintai Fisha. Adik dan ibu Fishapun memberi dukungan pada Fisha untuk menerima cinta Hamzah. Namun Fisha menganggap Hamzah hanya sebagai sahabatnya saja.
Suatu malam, ketika Fikri mengantar Fisha ke rumahnya, ia memberanikan diri melamar Fisha. Dikatakanlah saat itu oleh ibu Fisha, “kenapa harus buru-buru Fikri memilih Fisha sebagai istrinya?”. Dengan tenang, ia menjawab tentang sebuah cerita tentang seorang ayah dan dua anaknya.
Pada suatu hari, sang ayah menyuruh kedua anaknya masuk ke dalam hutan, untuk mengambil sebuah ranting yang menurut mereka terbaik, dengan syarat, saat menemukan ranting itu, mereka tidak boleh menggantinya dengan ranting yang lain. Anak
pertama masuk ke hutan, ia menemukan sebuah ranting, tapi tidak diambil ranting itu. ia berfikir di depan sana pasti ada ranting yang lebih baik lagi, dia berjalan terus, terus, dan dia menemukan ranting lagi, ranting yang lebih baik dari ranting-ranting sebelumnya. Dia lanjut berjalan, dia telusuri hutan itu dan dia liat banyak sekali ranting. Dan tanpa sadar, ia sudah keluar dari hutan. Tanpa membawa sebatang ranting pun. Dan saat bertemu ayahnya, anak pertama berkata, “harusnya ada sebuah ranting yang dia ambil”. Sang ayah tersenyum. Sang ayah berkata, tentu nak: Andai kita tau kapan hutan itu berakhir.
Tak lama kemudian, anak kedua keluar membawa ranting yang biasa saja, Dan anak pertama pun berkata, dia banyak menemukan ranting yang lebih bagus dari ranting anak ke dua.
Dan ayahnya pun bertanya, nak.. kenapa kamu memilih ranting itu?. Dan anak kedua berkata, dia pilih ranting itu karena dia suka, walaupun di depan sana banyak ranting yang lebih bagus. Karena saya suka, akan timbulah rasa sayang. Dan setelah keluar dari hutan rasa cinta lagi pada ranting itu.
“karena Fisha adalah ranting terindah yang saya temukan”, begitulah jawaban Fikri. Ibu meminta, lamaran resmi lebih baiknya setelah Fisha lulus S-2.
ibu Fikri, Riri mempunyai bibit, bobot, dan bebet yang sudah jelas. Saat itu juga dengan sikap yang tegas, Fikri memberitahu keluarganya dan keluarga Riri, bahwa sebentar lagi ia akan menikahi gadis pilihannya yaitu Fisha.
Ketika Fisha sudah dinyatakan lulus S-2, Fikri dan Fisha menikah. Saat itu, Fikri berasal dari keluarga kaya, dan Fisha dari keluarga sederhana. Tradisi keluarga Fikri, adalah segera mendapat keturunan dari rahim mantunya.
Perjalanan rumah tangga Fikri dan Fisha dipenuhi rasa cinta, kasih sayang dan kebahagiaan. Sebuah keluarga yang harmonis meski mereka belum mempunyai keturunan.
Fisha hamil pertama, saat akan acara tujuh bulanan ia mengalami pendarahan dan akhirnya keguguran. Karena keguguran tersebut, ibu Fikri menganggap Fisha merah, dan kembali berniat mempertemukan Fikri dengan Riri, calon yang dulu pernah dijodohkan dengan Fikri.
Ibu Fikri, menyalahkan Fisha, karena menurutnya ia bisa keguguran karena mengajar TK yang membuat fisiknya lemah. Waktu demi waktu Fisha sadar akan tanggungjawabnya untuk bisa membahagiakan Fikri, salahsatunya dengan memberinya keturunan. Dan memutuskan berhenti dari pekerjaannya menjadi guru TK, dan berfokus untuk kembali hamil.
Fisha hamil kedua, ia mengalami keguguran lagi. Sebuah pukulan yang besar bagi Fisha dan keluarganya, karena sebuah tuntutan keluarga Fikri yang segera menginginkan keturunan dari Fikri.
Ketika ditinggal Fikri bekerja di luar kota, Fisha merasakan sakit di sekitar perutnya, dan dilarikan ke rumah sakit. Setelah diketahui, penyebab Fisha keguguran selama ini adalah kanker rahim. Sementara itu, ia memutuuskan untuk menyembunyikan sakitnya dari Fikri.
Sebuah pukulan berat bagi Fisha, disaat kangker rahim semakin mengerogoti tubuhnya, keluarga Fikri semakin memberikan cambuk besar bagi dirinya. Keputusan yang berat Fisha ambil, ia menjodohkan suaminya, Fikri dengan Weni, sahabatnya. Diceritakan dalam film ini, Fikri sangat tidak setuju dengan keputusan Fisha. Fisha terus membujuk Fikri, hingga beberapa waktu akhirnya Fikri setuju untuk meminang Weni untuk menjadi istri ke dua. Pernikahan Fikri dan Weni pun berlangsung. Hari berganti hari, tubuh Fisha semakin kurus, wajahnya pucat.
Fisha menyelimuti Fikri. Tanpa tersadar Fikri memegang tangan Fisha. Rasa cinta antara keduanyapun semakin tinggi. Saat terjadi percakapan, Fikri pun mendapati rambut Fisha yang rontok. “apa yang kamu sembunyiin dari aku?, aku masih suami kamu Fisha”. Fisha hanya terus mengelak, berkata tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Di balik pintu ruang keluarga tempat Fikri tidur ternyata ada Weni. Sahabat Fisha ini dengan tangisnya ia berkata,: “Fisha kemoterapi, kangker rahim”. Pukulan
yang sangat besar kala Fikri mendengar istri yang paling ia cintai menderita kanker. Tangis Fisha pun terpecah.
Esok harinya ketika Weni dan Fikri berada di meja makan, Fikri mengajak Weni untuk ke rumah sakit dan memintanya untuk memanggil Fisha. “Fisha ga ada di kamar mas”, ucap Weni sembari memberikan surat yang ia temukan di dalam kamar Fisha. Tersentak Fikri langsung berlari mencari Fisha. Ia baca sepucuk surat dari Fisha:
“mulai hari ini,
dengarlah cintaku menggema di mana-mana, karena ia sudah menyatu dengan ruang dan waktu..
di tempat pertama kita bertemu”
Fikri lajukan mobilnya secepat mungkin menuju kantor tempat kerjanya. Sesampainya di sana ia bertemu istri tercintanya, ia mengutarakan segala isi hatinya bahwa ia sangat mencintainya, begitu pula Fisha, ia juga mencintai Fikri.
Pertemuan itu adalah awal perpisahan keduanya. Fisha menghembuskan nafas terakhir setelah mengucapkan syahadat.