• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN NOVEL REALITA

2.3 Tokoh Tritagonis

2.3.2 Sinta

Tokoh Sinta merupakan tokoh utama tritagonis selanjutnya. Ia adalah ibu dari tokoh Nugie. Ia janda yang bekerja sebagai ahli supranatural dan meditasi. Profesinya membuat ia lebih dalam mengenal dan mengerti cinta dibanding orang lain. Pemahaman inilah yang membuatnya kuat menghadapi kenyataan hidupnya.

(34) Cinta memang menjadi pusat meditasi dan terapi yang dilakukannya. Ia mencoba mengajarkan pada pasien-pasiennya agar memahami cinta dengan baik dan benar, karena hanya dengan pemahaman yang baik dan benarlah orang kemudian bisa mencintai dengan baik dan benar. Mencintai dengan pemahaman yang salah terhadap cinta hanya akan menimbulkan luka dan penderitaan bagi siapapun (Gunawan, 2006: 51). (35) Realita yang menyakitkan hanya bisa diterima oleh cinta yang tulus dan

sejati. Hidup berdamai dengan realita yang menyakitkan hanya mungkin dilakukan jika memiliki ketenangan atau kebesaran jiwa. Meditasi mengajarkannya untuk memiliki ketenangan. Jadi kalaupun ia tidak memiliki jiwa yang cukup besar, Sinta tetap bisa hidup dalam realita yang menyakitakn itu dengan damai (Gunawan, 2006: 57).

(36) Sebagai janda yang membesarkan anaknya sendirian, ia harus sangat berhati-hati mendidik Nugie. Ia harus memahami dengan baik apa yang bergejolak dalam jiwa anaknya. Cinta seorang ibu memang tak perlu diraguakan ketulusannya. Tapi meskipun tulus, tanpa pemahaman yang mendalam terhadap dunia anak muda sekarang yang sudah sangat berbeda dengan dunia masa mudanya puluhan tahun lalu, yang banyak

terjadi adalah keretakan dan kahancuran hubungan antara ibu dan anak (Gunawan, 2006: 51-52).

Penokohan Sinta dalam novel ini secara fisik digambarkan sebagai janda yang cantik dan menarik, ini dapat kita lihat dari penuturan Nugie dan Ipang tentang Sinta.

(37) Bukannya mau sok atau sombong, tapi nyokap gue masih sangat cantik, menarik dan seksi di umur hampir 43 tahun (Gunawan, 2006: 22).

(38) “Eh, tapi benar lho, nyokap lo emang masih cakep banget!” (Gunawan, 2006: 30).

Sinta tinggal berdua dengan anaknya, Nugie. Ia berjuang untuk

membesarkan anaknya seorang diri. Perpisahannya dengan Pak Margo (mantan suaminya) diterimanya dengan lapang dada. Ia tak hanya pengertian

tetapi juga sangat menghormati pilihan hidup suaminya yang beralih menjadi seorang waria. Namun tidaklah mudah untuk menyampaikannya kepada Nugie. Ia hanya bisa menjelaskan bahwa ada hal yang sangat prinsip yang menyebabkan perceraian orang tuanya (Gunawan, 2006: 53).

Faktor lingkungan memaksa Sinta untuk belajar meditasi hingga akhirnya ilmu yang dipelajarinya untuk kepentingan pribadi itu justru menjadi sumber mata pencahariannya di kemudian hari. Pengenalannya terhadap meditasi berawal dari sikap cemas yang berlebihan pada saat ia mengandung anak pertama dan satu-satunya, Nugie. Sementara kecemasan yang berlebihan sangat tidak baik bagi janin yang dikandungnya. Oleh karena itulah menurut anjuran psikolognya, ia mengikuti pelatihan yoga atau meditasi yang kemudian berkembang ke supranatural ini.

(39) “ Keinginan…? Emm…, bagaimana caranya memiliki kemauan atau keinginan yang kuat? ”

“ Cobalah yoga atau latihan meditasi apa saja.” “ Yoga? Meditasi? “

“ Ya, yoga. Kamu tahu kan? “

“ Bukankah itu ilmu bela diri orang India? “

“ Yoga adalah jalan atau cara untuk menghayati, menjalani, dan menguasai diri dan hidup kita.”

“ Oo….”

Itulah awal persinggungannya dengan dunia meditasi (Gunawan, 2006:56).

Tokoh Sinta dalam novel ini digambarkan oleh pengarang dengan cukup jelas. Mulai dari penampilan fisiknya yang menarik, sifatnya yang sabar, pengertian dan kemampuannya penguasaan diri saat menghadapi masalah. Pemahaman yang dalam tentang cinta membuat tokoh Sinta menjadi tokoh wanita yang tegar dan kuat.

Demikianlah analisis tokoh dan penokohan tokoh-tokoh dalam novel RCRR karya Gunawan tersebut. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui karakter tokoh sehingga dapat membedakan antara tokoh satu dengan tokoh lainnya untuk mempermudah menganalisis gaya hidup masing-masing tokoh.

REALITA CINTA DAN ROCK ‘N ROLL

Pada Bab I dijelaskan bahwa gaya hidup atau life style berhubungan erat dengan penjelasan sosiologis yang menunjukkan pada bentuk masyarakat modern. Gaya hidup mencerminkan status sosial, sikap, dan nilai-nilai atau cita rasa seseorang. Gaya hidup juga merupakan ciri dari masyarakat modern, siapa pun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup sebagai cerminan dari tindakannya sendiri maupun orang lain.

Pada Bab I juga dipaparkan bahwa gaya hidup metropolitan mencakup fashion, gaya hidup alternatif, dan gaya hidup menyimpang (perkelahian dan pembuat onar, narkoba, minum-minuman keras, dan transeksual). Ini sesuai dengan gaya hidup tokoh-tokoh dalam novel RCRR yang menganut gaya hidup modern di kota metropolitan. Eratnya hubungan antara gaya hidup dan sosiologi menjadi dasar dari analisis penulis tentang gaya hidup tokoh utama dalam novel RCRR yang menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

Sementara dari hasil analisis tokoh dan penokohan pada Bab II, ditemukan bahwa gaya hidup tiap tokoh RCRR tersebut mencerminkan gaya hidup masyarakat modern khususnya kota metropolitan. Ini menjadi dasar untuk menganalisis gaya hidup tiap tokoh utama dalam novel RCRR yang menjadikan gaya hidup sebagai budaya mereka untuk merealisasikan status sosial, sikap, dan selera mereka yang akan dibahas pada Bab III ini.

Maraknya kasus perkelahian, narkoba, minum-minuman keras dan transeksual merupakan dampak dari gaya hidup modern. Selain industri mode atau fashion dan gadget, muncul juga berbagai macam industri kecantikan, industri kelangkaaan waktu luang, industri nasihat dan gaya hidup alternatif.

Dalam novel RCRR, tiap tokoh utama merupakan penganut gaya hidup modern. Ipang, Nugie, Ayah Ipang, Pak Margo, Sandra dan Sinta diciptakan sebagai orang-orang yang menjadikan gaya hidup sebagai cara mereka untuk merealisasikan status soial, sikap dan selera mereka. Gaya hidup modern yang dilukiskan dalam novel ini, berupa fashion, gaya hidup alternatif, dan gaya hidup menyimpang (perkelahian dan pembuat onar, narkoba, minum-minuman keras dan transeksual).

Berikut akan dianalisis gaya hidup masing-masing tokoh yang secara tidak langsung mencerminkan status sosial, sikap dan selera mereka.

Dokumen terkait