• Tidak ada hasil yang ditemukan

22 sirkulasi makro

Dalam dokumen Skripsi_program perancangan villa.pdf (Halaman 124-152)

BAB VII KESIMPULAN

bagan 5. 22 sirkulasi makro

110

5.4.1 Kebutuhan Luas Site

Berdasarkan besaran ruang yang telah didapat, maka dapat ditentukan luasan site untuk Perencanaan dan Perancangan Villa resort di Tanah Ampo

Untuk mendapatkan luas site per unit Villa, hasil besaran ruang akan di kalikan dengan KDB bangunan yang besarnya 40%

A. Villa tipe suite

165,15 x100

40 = 412,87 Jadi untuk luasan site tipe suites seluas 400 m2 B. Villan tipe couple

93,15 x100

40 = 232,87

Jadi untuk luasan site tipe suites seluas 250 m2 C. SPA

72,4 x100

40 = 181 Jadi untuk luasan site tipe suites seluas 200 m2

Tabel 5. 70 kebutuhan luas site

Jenis ruangan Besaran

Villa tipe suites 10 unit 4000 m2

Villa tipe couple 20 unit 5000 m2

Restoran 212,8 m2 Bar 124,7 m2 Spa 3 unit 600 m2 R. Pengelola 364,16 m2 Loby 90,7 m2 Cafetaria 161,9 m2 Pos satpam 6,5 m2

111

Laundry 23,5 m2

Padmasana 36 m2

total 10,620.26 m2

10,620.26

Berdasarkan besaran ruang yang telah didapat, maka dapat ditentukan luasan site untuk Perencanaan dan Perancangan Villa resort di Tanah Ampo adalah 10,620.26 m2 Dalam menentukan besaran luasan site yang digunakan sebagai tolak ukur adalah KDB (Koefisien Dasar Bangunan) pada daerah perencanaan, dimana yang diisyaratkan adalah 30%. Dimana 30% adalah 10,620.26 m2 dan 70% sisanya adalah area hijau, maka kebutuhan luasan site adalah :

40% = 10,620.26m2

60% = X

X =100 𝑥 10,620.26 30

112 Setelah lokasi Perencanaan dan Perancangan villa resort ini di tentukan, maka dari itu tapak yang menjadi alternative 1 adalah berada di desa tanah ampo dan alternative 2 adalah di desa tanah ampo akan ditampilkan

Gambar 5. 5 lokasi rencana site Sumber: Google earth

Setelah didapat lokasi kedua alternative tapak tersebut, selanjutnya melakukan penilaian terhadap kriteria pemilihan tapak dari alternative satu dan dua. Berikut akan ditampilkan dalam tabel.

Alternatif 1

113

Tabel 5. 71 Tabel kriteria pemilihan site

No Kriteria

Alternatif site

Alt. 1 Alt. 2

Nilai Nilai

1 Site didukung oleh kawasan pariwisata dan

fasilitas umum 5 5

2 Memiliki jalur penghubung (lineages) antar objek dan daya tarik wisata atau antar kota/pusat terdekat dengan objek wisata dan daya tarik wisata yang ada.

3 5

3 Terletak pada daerah yang tidak terlalu

bising 5 5

4 Terdapat fasilitas jalan yang baik dan lancar

3 3

5 Tersedianya jaringan infrastruktur yang

lengkap (air, listrik, dan telepon) 5 5

6 Bukan kawasan konservasi 5 5

Total 26 28

Sesuai dengan analisa dan penilaian tapak diatas, maka maka tapak yang sesuai dengan kriteria – kriteria Perencanaan dan Perancangan Villa Resort adalah alternative 2, yaitu tapak yang terletak di desa Tanah Ampo tepatnya di bukit indrakila

Keterangan: 5 = Bagus 4 = Sedang 3 = Kurang

114 Tapak yang terpilih memiliki bentuk Jajar genjang, dengan luasan 3 hektar. Lokasi tapak berada di Desa Tanah Ampo, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem dimana tata guna lahan merupakan daerah pengembangan pariwisata. Adapun batas-batas tapak adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : lahan kosong

b. Sebelah selatan : pantai Tanah Ampo c. Sebelah timur : Bukit Amankila d. Sebelah barat : jalan raya dan sawah

Gambar 5. 6 Existing site Sumber: analisis pribadi

115

5.4.4 Analisa Site

A. Analisa Klimatologi

Analisa Klimatologi merupakan analisa terhadap keadaan cuaca setempat. Analisa tersebut berdasarkan atas arah terbit dan terbenam matarahi, serta arah hembusan angin

Gambar 5. 7 Analisisa klimatologi Sumber: analisis pribadi

Matahari terbit dari arah timur menuju barat selama 12 jam dengan sudut kenaikan 15º setiap jam. Pergerakan matahari ini sedikit menyimpang ke arah utara dikarenakan posisi Bali yang terletak di sebelah barat gasir equator. Pada site terpilih angin dan cahaya dapat masuk secara maksimal ke dalam site tanpa terhalang bangunan dari semua sisi. Kondisi tersebut disebabkan karena di sisi samping dan belakang site masih berupa lahan kosong.

Untuk memaksimalkan angin dan pencahayaan pada bangunan, maka buakaan akan dimaksimalkan ke segala arah.

116 Kondisi eksisting site yang di pilih mempunyai beda ketinggian kontur yang bervariasi mulai dari 1m- 2m, dengan kondisi site yang mempunyai kontur yang bervariasi nantinya seminimal mungkin akan dilakukan fill dan cut secara menyeluruh.

Gambar 5. 8 Analisa topografi Sumber: analisis pribadi

hasil setelah di cut and fill

Gambar 5. 9 Hasil cut and Fill Sumber: analisis pribadi

Keterangan : Cut fill

117 C. Analisa Entrance

Pada site yang terpilih belum ada akses kendaraan menuju site hanya terdapat jalan setapak menuju site, maka dari itu di rencanakanlah akses masuk ke site, akses yang direncanakan menggunakan satu jalur masuk yaitu Out dan In dengan lebar jalan 7 meter

Gambar 5. 10 Analisa entrance Sumber: analisis pribadi

D. Analisa Kebisingan

Sumber bising berasal dari jalan yang ada di sebelah site, sumber berasal dari suara kendaraan, akan tetapi jalan ini bukan jalan besar yang intensitas kendaraannya padat, maka dari itu kebisingan yang ada pada jalan raya tanah ampo tidak terlalu bising, di samping itu lokasi site yang di pilih agak jauh dari jalan raya tanah ampo, makadari itu kebesingan yang ada di site terpilih tidak terlalu bising.

118

Gambar 5. 11 Analisa kebisingan Sumber: analisis pribadi

Dari hasil analisa maka didapatkan dua pendaerahan suasana yang terjadi di dalam site, yaitu : semi bising dan tenang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 5. 12 hasil analisa kebisingan Sumber: analisis pribadi

119 E. Analisa Utilitas Pada Site

Kondisi site dengan jaringan utilitas yang sudah ada seperti jaringan air bersih, jaringan listrik tentunya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan utilitas dalam site. Untuk drainase site nantinya akan dihubungkan ke sungsi di dekat site

Gambar 5. 13 Analisa utilitas Sumber: analisis pribadi

Jaringan listrik, air bersih dan telepon yang sudah ada di lingkungan site, dimanfaatkan untuk keperluan dan fasilitas lainnya. Untuk menanggulangi kekurangan listrik karena adanya kemungkinan pemadaman listrrik dari pusat/PLN, maka diperlukannya sebuah ruangan untuk generator pembangkit listrik dan juga sebagai ruang panel listrik. Keadaan penzoningan dalam site digunakan sebagai penentuan aliran drainase di dalam site yang semuanya diarahkan ke sungai di sebelah site

Saluran air bersih

120 Luasan tapak menyeluruh adalah 10.859,28 m2, dimana batas sebelah utara merupakan lahan kosong, sebelah timur lahan kosong yang berbatasan dengan paltai Matahari Terbit, sebelah selatan juga masih berupa lahan kosong, dan bagian depan site terdapat jalan umum dengan perkerasan aspal yang memiliki lebar 4 m. Lokasi tapak berada pada lokasi permukiman campuran, yang termasuk dalam kawasan pengembangan akomodasi pariwisata Kota Denpasar.

Peraturan yang ada pada site adalah dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum adalah sebesar 40%, mengenai Tata Ruang Wilayah tahun 2012 mengenai Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah sebagai berikut :

a. Dari bagian samping kiri dan kanan minimal adalah sebesar 4 m b. Dari bagian belakang minimal adalah sebesar 3 m

Sesuai dengan peraturan yang berlaku tentang garis sempadan bangunan, maka tata bangunan yang ada pada tapak adalah sebagai berikut :

a. KDB yang digunakan adalah 40% dengan luas total area yang boleh dibangun adalah :

= 40% x 28,320.7 m2.= 11,328.28 m2 Luas lahan yang boleh dibangun adalah : = 28,320.7 m2 – 11,328.28 m2

= 16,992.42m2

b. Dari bagian samping kiri dan kanan adalah 4 m c. Dari bagian belakang adalah adalah 3 m

d. Dari bagian depan adalah 100 m

121

Gambar 5. 14 Analisa BUA Sumber: analisis pribadi

122

Gambar 5. 15 Karakteristik site Sumber: analisis pribadi

Berdasarkan analisa site diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Site berlokasi di jalan raya Tanah Ampo, yang berada di desa Tanah Ampoyang lebih tepatnya terletak di bukit indra kila

2. Memiliki lebar jalan 6 meter dan jalan untuk saluran drainase.

3. Merupakan daerah pengembangan untuk pelayanan rekreasi sebagai daerah akomodasi pariwisata sehingga memiliki perkembangan yang bagus untuk mendirikan villa resort.

4. Luas total site terpilih adalah 28,320.7 m2 dan KDB 40 %. Total luas yang dapat dibangun adalah 16,992.42m2

123

BAB VI

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Dalam konsep perencanaan dan perancangan akan dibahas konsep zoning, konsep entrance, konsep sirkulasi tapak, konsep pencapaian, konsep orientasi massa, konsep penataan ruang luar, dan konsep utilitas sit

6.1 KONSEP PERENCANAAN SITE

Konsep perencanaan merupakan konsep yang mendasari terciptanya rencana-rencana yang bersifat macro planning atau kawasan. Adapun rincian dari konsep perencanaan meliputi :

6.1.1 Zoning

Pada konsep zoning merupakan sebuah konsep yang diterapkan dengan tujuan untuk memposisikan masing-masing ruang sesuai dengan fungsinya. Sebuah site umumnya dibagi zona berdasarkan tingkat kebisingannya, yaitu bising semi bising dan tenang Beriku gambar zoning yang dimaksud :

1. Program ruang yang mencakup sifat dan persyaratan ruang, hubungan dan pengelompokan ruang, sirkulasi serta organisasai ruang.

2. Program pengelola tapak seperti, sirkulasi, BUA, view dan noise.

3. Konsep dasar yaitu konsep yang melandasi perencanaan dan perancangan. Dari urian dasar pertimbangan diatas maka dapat dijabarkan sebagai berikut: A. Tujuan

Perencanaan Tapak (Zooning) bertujuan untuk menentukan pendaerahan atau penataan ruang dalam tapak yang sesuai dengan fungsi ruang yang direncanakan.

B. Dasar Pertimbangan

Dasar pertimbangan yang dipergunakan adalah sebagai berikut. a. Konsep dasar yaitu rekreatif berwawasan budaya.

b. program ruang yang mencakup sifat ruang, persyaratan ruang, hubungan ruang, pengelompokkan ruang dan organisasi ruang,

124 Konsep Pendaerahan Tapak (Zonning) adalah pembagian pendaerahan sesuai dengan penggabumgan organisasi ruang dengan karakteristik site, sirkulasi dan bentuk massa yang dapat mendukung kegiatan Villa Resort. Agar aktifitas yang ada di dalamnya dapat berlangsung dengan baik maka zonning pada Villa hendaknya terletak pada daerah yang tenang dan nyaman. Penjabaran dari uraian diatas sebagai berikut :

1. Memberi batasan yang jelas terhadap aliran pergerakan yang sifatnya Publik, Semi Publik, dan Tenang.

2. Memperhatikan spesifikasi dan karekteristik ruang yang disesuaikan dengan tapak yang ada.

3. Memberi arah yang jelas bagi pelaku kegiatan.

4. Segala potensi yang ada pada tapak yang ada seperti view, transis. Mencerminkan Konsep Dasar yang tertuang dalam penzoningan zona-zona yang ada.

Gambar 6. 1 Zoning Sumber: analisis pribadi

6.1.2 Pintu Masuk (entrance)

Keterangan : Service Penunjang utama

125 Konsep entrance ini dilakukan dengan tujuan menentukan tata letak entrance yang sesuai pada tapak. Diperlukan adanya pemilihan konsep yang tepat untuk tapak, sehingga entrance yang terpilih dapat mendukung aktifitas dalam tapak yang lancar, aman, dan nyaman bagi pengguna, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan didalam menggunakan jenis entrance, yaitu sebagai berikut :

a. Bentuk entrance yang mampu mengundang pengunjung dan hendaknya mencerminkan fungsi dari Villa resort

b. Mudah dilihat dari luar tapak

c. Keamanan dan kelancaran sirkulasi kedalam atau keluar tapak.

Dengan pertimbangan demikian, maka ada 4 jenis entrance yang digunakan dalam Gedung Konser Musik Modern ini yaitu

1. Pintu satu jalur (single gate entrance). 2. Pintu dua jalur (Double gate entrance). 3. Pintu tiga jalur (Third gate entrance). 4. Pintu empat jalur (Fourth gate entrance).

Dengan memperhatikan dasar pertimbangan dan kriteria dari setiap jenis entrance, maka kesimpulannya adalah jenis entrance yang akan digunakan didalam site dengan fungsi bangunan Villa resort adalah single gate enterance. Konsep entrance ini dipilih karena aktifitas transportasi menuju Villa tidak terlalu ramai untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar

126

Gambar 6. 2 Rencana entrance Sumber: analisis pribadi

Untuk konsep enterance mengambil bentuk candi yang ada di daerah karangasem yaitu candi bentar, alasan memakai candi bentar pada enterance karena agar terjadi keseimbangan terhadap budaya yang berkembang di desa tanah ampo yaitu arsitektur tradisional

127

6.1.3 Pola Sirkulasi tapak

Konsep sirkulasi site adalah konsep yang digunakan didalam mengatur sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki yang ada didalam site. Dengan tujuan untuk mendapatkan sirkulasi yang efektif dan optimal dalam menunjang segala aktifitas dalam tapak dan juga untuk mendapatkan pola pergerakan di dalam tapak yang mampu memberikan pengarahan yang tepat bagi aktifitas yang diwadahi. Ada beberapa pertimbangan yang digunakan untuk menentapkan konsep sirkulasi yang diterapkan pada disain Villa resort ini, adapun pertimbangan tersebut antara lain:

1. Memberikan kelancaran dan kesan yang tidak membosankan.

2. Secara tegas dapat memberi arah yang jelas kepada pelaku kegiatan.

3. Dapat mendukung proses kegiatan dan memberikan kesan kemudahan dalam pencapaian, terutama dalam memberikan pelayanan

Untuk menentukan pola sierkulasi dapat diuraikan beberapa alternatif pola sirkulasi dalam site

A. Pola Massa Linier

Merupakan sederetan bentuk sepanjang garis yang dapat dimanipulasikan untuk membentuk ruang dengan kesamaan dalam ukuran, dinamis dalam penataan bentuk yang disesuaikan pada keadaan setempat, mempunyai kelemahan dalam orientasi dan bentuk visual antar ruang yang ada. (D.K. Ching, 1991)

Gambar 6. 3 sirkulasi linier Sumber: Ir. Iwayan Diksa

B. Pola Massa Cluster

Mempunyai kedinamisan dalam bentuk dan ukuran sesuai fungsi, mempunyai orientasi ke dalam yang jelas antar bentuk, jarak antar ruang yang bertalian dan mempunyai kesamaan visual, dinamis dan keluwesan dalam pengembangan tanpa mempengaruhi karakternya bentuk dan kesan ruangnya. (D.K. Ching, 1991)

128

Gambar 6. 4 Pola massa cluster Sumber: Ir. Iwayan Diksa

C. Pola Massa Radial

Mempunyai unsur pengembangan keluar berupa bentuk linier dan unsur inti sebagai pusat, letak pusatnya yang tegas dan mempunyai bentuk visual yang dominan dengan pengembangannya keluar melalui lengan-lengan radial dan bentuk linier. (D.K. Ching, 1991)

Gambar 6. 5 Pola massa radial Sumber: Ir. Iwayan Diksa

129

Gambar 6. 6 Penerapan pola massa Cluster pada site Sumber: Analisis pribadi

Dengan memperhatikan dasar pertimbangan dan kriteria dari setiap jenis konsep sikulasi tapak maka kesimpulannya, jenis konsep sirkulasi yang akan digunakan didalam tapak dengan sebuah bangunan utama berupa Villa resort adalah Konsep pola massa cluster. Konsep ini digunakan dengan alasan agar memberikan sebuah jalur sirkulasi yang efisien, mudah, memberi kesan tidak membosankan dan aman sehingga disain ruang secara tidak langsung melindungi penggunanya.

130 Konsep orientasi massa dimaksudkan untuk mendapatkan orientasi yang baik pada massa bangunan, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

1. Konsep dasar 2. Pola massa 3. Kondisi site 4. View pada site

Berasarkan dasar pertimbangan diatas makan orientasi massa bangunan akan di arahkan ke luar site sebagai orientasi utama, dan view beberapa bangunan lagi akan diarahkan ke view pantai.

Gambar 6. 7 Konsep orientasi massa Sumber: Analisis pribadi

131

6.1.5 Penataan ruang luar

Konsep penataan ruang luar bertujuan untuk meningkatkan kualitas visual atau pandangan dalam lingkungan site, dengan mengolah lingungan site di sekitar perencanaan villa resort.

Penataan ruang luar sendiri memiliki dasar pertimbangan dalam perencanaannya, kenyamanan aktifitas di dalamnya, konsep dasar rekreatif berwawasan budaya dan potensi dalam site.

A. Fungsi peneduh

Tanaman dengan fungsi ini akan digunakan pada tempat-tempat yang memiliki fungsi penunjang dengan area yang cukup luas dan bisa digunakan oleh pengunjung sebagai tempat istirahat sejenak. Salah satu tempat dengan kriteria tersebut adalah tempat parker. Tanaman yang akan digunakan adalah pohon ketapang

Gambar 6. 8 pemilihan fegetasi pada parkir Sumber: Analisis pribadi

132 Tanaman dengan fungsi ini akan digunakan pada tempat yang digunakan sebagai jalur sirkulasi utama didalam site oleh pengunjung, misalnya jalur masuk dan keluar dari bangunan. Tanaman yang akan digunakan sebagai pengarah adalah pohon palem raja

Gambar 6. 9 Pemilihan pohon untuk pengarah Sumber: Analisis pribadi

133 C. Funsi pembatas

Tanaman dengan fungsi ini akan digunakan untuk membatasi pandangan pengunjung terhadap suatu hal, misalnya sebagai penghalang view jalan atau pembatas antara tempat parkir mobil dan motor. Jenis tanaman yang akan digunakan sebagai pembatas adalah bambu

Gambar 6. 10 Pohon bambu Sumber: Anonim 2015

D. Pedestrian

Pedestrian merupakan sarana servis yang di berikan kepada pengunjung untuk mengakses unit villa memakai mobil cady. Pedestrian yang direncanakan akan dibuat memutar mengelilingi unit-unit villa dan resort, untuk tanaman yang akan digunakan adalah palem dan jepun bali

134

Gambar 6. 11 Pedestrian Sumber: Analisis pribadi

Saluran drainasedengan lebar 50cm dan tingginya 30 cm Pedesrtian dengal lebar 3,5m

135 F. Parkir

Parkir merupakan sarana servis yang di berikan kepada pengunjung dan pengelola untuk memarkir kendaraan bermotor. Parkir pengunjung dipisahkan dengan parkir pengelola

Parkir yang direncanakan merupakan parkir tanpa atap sehingga di gunakan pohon sebagai peneduh.

Gambar 6. 12 Perencanaan parkir Sumber: Analisis pribadi

Parkir pengelola

136

Gambar 6. 13 Parkir mobil Sumber: Analisis pribadi

Gambar 6. 14 Parkir sepeda motor Sumber: Analisis pribadi

Konsep parkir baik mobil maupun motor dibuat dengan kemiringan 300 dimana dimaksudkan untuk mempermudah memasukkan dan mengeluarkan kendaraan. Vegetasi menggunakan pohon ketapang. karena pohonnya rindang , dan cocok hidup di daerah pantai, dimana letak site di pesisir pantai.

137

6.1.6 Utilitas site

A. Pembuangan air hujan

Pembungan airhujan di rencanakan dengan dasar pertimbangan

1. Pembuangan air hujan perlu direncanakan untuk mengurangi genangan air pada site sehingga lingkungan sanggar tidak menjadi becek.

2. Sistem pembuangan air hujan di buat gar tidak menggangu aktivitas pengunjung yang ada di dalamnya.

Bagan 6. 1 Utilitas site

Dalam dokumen Skripsi_program perancangan villa.pdf (Halaman 124-152)

Dokumen terkait