• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

3. Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi diatur dalam pasal 45 UU Nomor 25 Tahun 1992. Ayat (1) memberikan batasan SHU, yaitu pendapatan koperasi diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan ayat (2) menjelaskan cara membagi SHU dan pemanfaatannya.38

Pembagian SHU yang diterima anggota atau sisa hasil usaha bagian anggota dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dengan demikian, sisa hasil usaha yang diterima anggota adalah harus sebanding dengan jasa usaha yang disebut SHU bagian anggota atas jasa usaha. Yang dimaksud jasa usaha adalah transaksi usaha dan partisipasi modal.

SHU merupakan laba atau keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi. SHU tersebut merupakan hasil akhir dari komponen-komponen yang menghasilkan dikurangi dengan jumlah komponen-komponen biaya.39

Jadi dapat disimpulkan SHU merupakan laba atau pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan biaya, penyusutan dan biaya lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Istilah sisa hasil usaha atau SHU dalam organisasi badan usaha koperasi dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi pertama, SHU ditentukan dari cara menghitungnya yaitu seperti yang disebut dalam pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang Perkoperasian, dari sisi kedua, sebagai badan usaha yang mempunyai karakteristik dan nilai-nilai tersendiri,

38

Bernhard Limbong, Pengusaha Koperasi, (Jakata: Margaretha Pustaka, 2010), h. 98-99.

39

Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi

maka sebutan sisa hasil usaha merupakan makna yang berbeda dengan keuntungan atau laba dari badan usaha bukan koperasi.40

Sisi ini menunjukan bahwa badan usaha koperasi bukan mengutamakan mencari laba tetapi mengutamakan memberikan pelayanan kepada anggotanya. SHU mempunyai arti yang berbeda dengan pengertian laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan bukan koperasi.

Selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan di dalam koperasi di sebut Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan perimbangan jasanya masing-masing.41

Jasa anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini. Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi anggota dengan koperasi selama periode tertentu. a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha

Menurut faktor-faktor yang menentukan besarnya sisa hasil usaha koperasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek keuangan dan non keuangan. Dilihat dari aspek indikator keuangan faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU) koperasi meliputi: modal sendiri, modal pinjaman, volume usaha.42

Modal sendiri yaitu modal yang menanggung resiko (equity) atau merupakan kumulatif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Modal pinjaman, yaitu modal yang dipinjam koperasi yang berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan, penerbitan obligasi atau surat berharga dan sumber-sumber lainnya. Volume usaha, yaitu total nilai penjualan

40

Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi

Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 127-128. 41

Rudianto, Akuntansi Koperasi, (Jakarta, PT Grasindo, 2006), h. 228.

42

Tati Wahyuning, “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) di KPRI

atau pendapatan barang dan jasa pada tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Pactha dalam Tati Wahyuning, faktor – faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor Dalam dan Faktor Luar.

1) Faktor dari dalam

a) Partisipasi anggota, para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar.

b) Jumlah modal sendiri, SHU anggota yang di peroleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah. c) Kinerja pengurus, kinerja pengurus sangat di perlukan

dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar serta UU Perkoperasian maka hasil yang di capaipun juga akan baik.

d) Jumlah unit usaha yang dimiliki, Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang di jalankan dalam kegiatan usaha tersebut.

e) Kinerja manajer, kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern.

f) Kinerja karyawan, merupakan kemampuan seorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi.

2) Faktor dari luar

b) Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. c) Pemerintah.43

Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah.

b. Pembagian Sisa Hasil Usaha

Pembagian sisa hasil usaha koperasi dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi perlu dirinci menjadi: 1) sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksinya dengan para anggota, dan 2) sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksi dengan bukan anggota koperasi.44

Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari anggota dapat dikembalikan kepada para anggota yang bersangkutan. Bagian yang harus diterima kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang diberikan, hal ini sesuai dengan prinsip keadilan. Sedangkan sisa hasil usaha yang bukan berasal dari anggota tidak boleh dikembalikan kepada anggota.

Oleh karena itu, SHU yang berasal dari anggota dalam kegiatan koperasi dibagikan untuk cadangan koperasi, untuk anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya, untuk dana pengurus, dana pegawai/karyawan, dana pendidikan koperasi, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja.45

SHU yang berasal dari usaha yang diadakan untuk non anggota dibagi-bagikan untuk semua aspek yang disebutkan diatas kecuali untuk para anggotanya, yaitu untuk cadangan koperasi, dana pegawai/karyawan, dana pendidikan koperasi, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja.

43

Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi

Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 42 44

Gervasius Sugiyarso, Akuntansi Koperasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011), h. 63.

45

Sudarsono dan Edilius, Koperasi: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

Langkah untuk mendapatkan angka transaksi yang dilakukan oleh setiap anggota, maka koperasi harus selalu mencatatya dalam suatu buku belanja anggota. Dapat pula sebaiknya anggota mengumpulkan kwetansi belanjanya untuk setelah Rapat Anggota Tahunan (RAT) nanti ditunjukan kepada pengurus untuk menentukan jumlah pengambilan SHU yang diterima. Jumlah SHU untuk dibagikan kepada anggota ini ummnya dalam Anggaran Dasar ditetapkan sebesar 10% dari seluruh SHU.46 Dalam koperasi, anggota tidak hanya menerima bagian keuntungan tetapi juga ikut menanggung kerugian.

c. Indikator Sisa hasil usaha

Sisa Hasil Usaha yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri. Dengan SHU yang dihasilkan, koperasi harus mampu membiayai operasi usahanya. Peningkatan SHU dari suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankannya.

Beberapa Indikator peningkatan SHU yaitu: aspek keuangan dan aspek non keuangan. Aspek keuangan, pendapatan dalam koperasi akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal sendiri yang mencukupi yang dimana berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan dan hibah. Selain itu juga tambahan modal yang diperoleh dari luar (hutang), serta volume usaha yang berasal dari penjualan barang atau jasa pada koperasi tersebut. Aspek Non Keuangan, peningkatan Sisa Hasil Usaha (SHU) bisa diperoleh dari peran aktif anggota koperasi baik itu moril maupun materi. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan dapat meningkatkan

46

Nunik Widiyanti dan Y.W. Sunindhia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, (Jakarta:

volume usaha kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan Sisa Hasil Usaha.47

“Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dana pendiri atau anggota koperasi yang disetorkan pertama kali, dalam bahasa teknis organisasi perusahaan biasanya disebut sebagai modal dasar pendirian koperasi”.48

Jadi, modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (misal cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta, dan lain-lain). Secara umum, modal sendiri merupakan modal yang berasal dari para anggota koperasi itu sendiri yang terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan dana hibah. Modal sendiri bagi koperasi merupakan modal kerja untuk dapat menghasilkan laba dalam hal ini Sisa Hasil Usaha.

Modal pinjaman, yaitu modal yang dipinjam koperasi yang berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan, penerbitan obligasi atau surat berharga dan sumber-sumber lainnya.

“Volume usaha merupakan totalitas kegiatan yang tercermin dalam bentuk nilai uang dan merupakan titik sentral dari interaksi dari berbagai peubah dalam koperasi sehingga volume usaha merupakan ukuran jumlah seluruh kegiatan yang diukur dalam satuan uang sekaligus dapat memberikan apa saja yang dilakukan koperasi selama kurun waktu tertentu”.49

Aktivitas ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume

47

Rama Kurni Irawansyah, “Analisis Tingkat Profesionalisme Pengurus dan Karyawan

dalam Meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Tunggal Karya Tahun 2013” Skripsi pada Universitas Samawa (UNSA), Sumbawa Besar, 2014, h. 30, tidak dipublikasikan.

48

Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi

Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 117 49

usaha yang nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi.50

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 41 dijelaskan bahwa Peningkatan sisa hasil usaha dari suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankannya, dari segi aspek keuangan pendapatan (SHU) akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal sendiri yang mencukupi dimana yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan dan hibah. Disamping itu juga tambahan modal yang diperoleh dari luar (hutang) yang dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya atau anggotanya, Bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang lainnya, sumber lain yang sah serta volume usaha yang berasal dari penjualan barang atau jasa pada koperasi tersebut.51

Sedangkan menurut Sugiharsono dalam Rama Kurni Irawansyah, menyatakan bahwa ada beberapa indikator peningkatan Sisa Hasil Usaha yaitu kepuasan anggota, kesejahteraann anggota, perkembangan jumlah anggota, permodalan, dan perkembangan usahanya (volume usaha, pangsa pasar, harga saham dan laba/keuntungan).52

Sementara itu, pada Pasal 43 (2) UU No 25/1992 menjelaskan pelayanan usaha, jasa usaha, partisipasi anggota terhadap modal dapat meningkatkan pendapatan koperasi.53

Berdasarkan beberapa pendapat indikator peningkatan SHU di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan SHU dari suatu koperasi dapat di tentukan dari dua indikator yaitu aspek keuangan dan non keuangan. Aspek keuangan merupakan modal awal untuk perkembagan suatu

50

Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga, 201l),

h. 142 51

Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen Koperasi, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,

2010), h. 163 52

Rama Kurni Irawansyah, “Analisis Tingkat Profesionalisme Pengurus dan Karyawan

dalam Meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Tunggal Karya Tahun 2013” Skripsi pada Universitas Samawa (UNSA), Sumbawa Besar, 2014, h. 30, tidak dipublikasikan.

53

Titik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soedjoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah

koperasi sedangkan non keuangan bagaimana cara koperasi untuk menarik minat masyarakat menjadi anggota koperasi tersebut, karna semakin banyaknya anggota dalam koperasi tersebut dapat menambah pendapatan SHU dalam koperasi tersebut.

Dokumen terkait