BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Sistem Akuntansi Penjualan Jasa Konstruksi
1. Prosedur – Prosedur Akuntansi Pada Perusahaan Jasa Konstruksi
Prosedur-prosedur yang membentuk sistem penjualan jasa kredit pada perusahaan PT. Lima Tujuh-Tujuh Jasa Konstruksi ialah:
a. Penjualan Jasa Konstruksi
Dalam transaksi penjuatan kredit di perusahaan jasa konstruksi, bagian ini bertanggung jawab untuk mencari atau menerima tender perusahaan yang telah disetujui oleh pemirik dan seranjutnya Dep. Accounting mencatatnya ke dalam arsip perusahaan dan untuk digunakan sebagai bukti perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan tender yang natinya dirakukan oteh sub.kontraktor yang ditunjuk untuk membantu daram pengerjaan proyek.
b. Pembayaran Kontrak Jasa Konstruksi
Dalam perusahaan jasa konstruksi, setiap pemilik mempunyai sistem pembayaran yang berbeda - beda sehingga kontraktor harus
menyesuaikan dengan pemilik, di mana pembayaran yang sering muncul adalah dengan angsuran yaitu yang disebut termin. Tahap tahap, persentase atau jangka waktu pembayarannya merupakan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa, dan dituangkan dalam sebuah kontrak kerja. Termin muncul karena adanya kesepakatan sistem pembayaran antara pemilik dan kontraktor, nilai termin tidak dibatasi berapapun jumlahnya baik di atas maupun di bawah nilai 1 milyar tergantung dari permintaan pemitik itu sendiri, karena pada umumnya, ada pemilik yang meminta sendiri sistem pembayaran secara mengangsur atau yang disebut dengan termin. Dengan sistem pembayaran secara angsuran atau termin dapat menguntungkan ke dua belah pihak, bagi pihak kontraktor berpeluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, sedangkan bagi pihak peililik I masalah dalam pengerjaan kurang bagus dan tiaat,"su.i;;;;;; I perjanjian, maka sisa uang muka yang telah diberikan dapat diambil ;ieh I pemilik sebagai konsekuensi.
c. Persiapan
Pada perusahaan jasa konstruksi tahap ini merupakan persyaratan awal yang harus dipenuhi oleh pemilik apabila hendak mengajukan termin. Sebagai dasar pengajuan termin, pemilik harus membuat SPK (Surat Perintah Kerja), harus mengurus sendiri kelengkapan formutir-formulir penting sebelum mendirikan bangunan yaitu IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) nantinya bangunan yang akan dibangun tidak dianggap bangunan liar oleh pemerintah. Setelah IMB selesai, maka pemilik harus
menyediakan surat kontrak, jaminan uang muka, plus tagihan uang muka. Setelah surat kontrak selesai, pemilik juga harus mengurus surat asuransi untuk bangunan dan tenaga kerja, sehingga ada jaminan jika dalam proses pengerjaan terjadi kecelakaan.
d. Penilaian
Setelah pemilik memenuhi persyaratan tersebut maka pihak PT.Lima Tujuh Tujuh Jasa Konstruksi melakukan survey langsung terhadap bangunan, tokasi bangunan, serta keadaan fisik yang akan dibangun. Setelah melakukan ruryey, jika pemilik telah melengkapi syarat-syarat pengajuan termin maka pihak pemborong atau kontraktor juga mulai mengurus kelengkapan administrasi sebagai berikut:
1) Sebelum memulaisuatu proyek, pemilik harus mempunyaisurat kontrak dan surat perintah kerja (SPK) (Contoh Kontrak-Lembar I hal), Jika pemilik belum mempunyai SPK maka akan dibuatkan oleh pihak kontraktor. Surat perintah kerja yang dimiliki oleh masing-masing berbeda-beda ada pemilik yang memakai order sheet sebagai SPK (surat perintah Kerja).
2) Harus menyediakan kuitansi sebagai bukti pembayaran yang harus diterima oleh pihak pemborong atau kontraktor.
3) Harus menyediakan faktur penagihan untuk melakukan penagihan pembayaran kepada pemilik sesuai dengan pembayaran yang telah disepakati, dan jumlah fisik yang telah diselesaikan.
4) Harus menyediakan berita acara pembayaran sebagai bukti tertutis nominal yang harus dibayar oleh pemilik setelah dikurangi dengan uang muka, PPN dan pph yang dikenakan kepada pemilik setiap kali angsuran.
5) Harus menyediakan berita acara pemeriksaan, pengerjaan, sebagai bukti presentase atau tingkat kemajuan pekerjaan yang telah diselesaikan yang disertai dengan penghitungan pembayaran.
6) Harus menyediakan fatur pajak standar sebagai iuran wajib yang dikenakan kepada pihak pemilik sebagai wajib pajak.
Penagihan Termin sesuai dengan Jenis proyek a. Proyek dengan Uang Muka
1) Harus ada uang muka 20% dari nilai kontrak yang disepakati. 2) Jaminan pelaksanaan 5% dari nilai kontrak.
3) Angsuran pembayaran termin bermacam-macam sesuai dengan pemilik. Ada pemilik yang menggunakan angsuran, sesuai dengan prosentase, ada juga pemilik yang menggunakan angsuran sesuai dengan prestase fisik di lapangan.
e. Akuntansi
Dalam sistem akuntansi penjualan jasa, pada perusahaan jasa konstruksi bagian akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembayaran ke dalam register bukti kas masuk dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas masuk) yang
berfungsi sebagai catatan piutang atau menyelenggarakan kartu piutang sebagai buku pembantu piutang.
2. Tahapan Dalam Proyek Konstruksi
a. Tahap Studi Kelayakan
Pada Perusahaan Jasa Konstruksi, tahap ini bertujuan meyakinkan pengguna jasa bahwa proyek konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek biaya, maupun aspek lingkungannya. Hal-hal yang dilaksanakan:
1) Menyusun rancangan proyek dan estimasi biaya. 2) Meramalkan manfaat yang diperoleh.
3) Menyusun analisis rancangan proyek.
4) Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut di laksanakan.
b. Tahap Penjelasan
Pada perusahaan jasa konstruksi, tahap ini bertujuan untuk mendapat penjelasan dari pengguna jasa mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan, sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkart keinginan pemilik proyek dan taksiran biaya yang diperlukan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini:
1) Menyusun rencana kerja dan menuniuk pefencana dan tenaga ahli. 2) Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi, dan
3) Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, taksiran biaya dan implikasinya serta rencana pelaksanaan.
4) Mempersiapkan sketsa. c. Tahap Perancangan
Pada perusahaan jasa konstruksi, tahap ini bertujuan untuk melengkapi penjelasan proyek. Kegiatan yang dilaksanakan: '
1) Mengembangkan ihtisar Proyek. 2) Memeriksa masalah teknis. 3) Meminta persetujuan ahir.
4) Mempersiapkan rancangan skema, rancangan terinci, dan taksiran biaya.
d. Tahap Pelaksanaan
Pada perusahan jasa konstruksi, tahap ini bertujuan mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pengguna jasa, kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mengkoord inasi dan mengendal ikan semua kegiatan operasional di lapangan.
e. Tahap pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan
Pada perusahaan jasa konstruksi, tahap ini bertujuan untuk menjamin uesesuaian bangunan yang telah selesai dengan dokumen kontrak dan kinerja sebagai mana mestinya.
3. Prosedur Pembayaran Jasa Konstruksi
Berdasarkan PSAK No. 34 Tahun 2007 mengenai Akuntansi Kontrak Konstruksi diatur'mengenai syarat pengakuan dan pencatatan pendapatan dan biaya kontrak untuk pekerjaan kontrak konstruksi yaitu:
Paragraf 20 “Bila hasil (Outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca (percentage of completion).”
Paragraf 23 “Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan
dengan biaya kontrak yang teriadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional.” Adapun beberapa cara pembayaran yang dapat dijumpai dalam praktik Kontrak Konstruksi adalah: Pembayaran/Pendapatan Berdasarkan Persentase Kontrak Selesai yaitu setiap pengerjaan proyek mencapai persentase tertentu maka akan dilaksanakan pembayaran. Biasanya pengguna jasa membayar down payment sebesar 20% dari nilai kontrak, dan dicatat dalam bukti kas masuk. Pembyaraan nilai kontrak dilakukan bertahap sesuai dengan perjanjian yang tertera pada surat perjanjian kontrak, dalam hal ini berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan. Pembayaran disetiap tahap akan dicatat pada bukti kas masuk, dan mengurangi nominal pada kartu piutang. Pada setiap tahapan pembayaran pihak penyedia jasa akan menagih
kepada pengguna jasa menggunakan invoice . Setiap pencatatan yang terjadi akan dicatat ke dalam Jurnal Penerimaan Kas. Pada sisi debet dan Jurnal Penjualan Jasa pada sisi kredit oleh Bagian akuntansi.
Pembayaran atau pendapatan yang dilakukan setiap bulan (monthty payment) yaitu pembayaran dilaksanakan setiap bulan selama waktu yang telah disepakati dalam surat perjanjian kontrak. pihak penyedia jasa akan mengirim invoice pada pengguna jasa dan uang yang diterima akan dicatat pada bukti kas masuk dan akan mengurangi nominal pada kartu piutang. setiap transaksi akan dicatat pada Jurnal Penerimaan Kas pada sisi debet dan Jurnal Penjualan Jasa pada sisi kredit oleh Bagian Accounting.
Tahapan dalam pembayaran meliputi: a. Pembayaran Tahap I
Pengguna jasa membayar 25% dari nilai kontrak dikurangi 25% dari nilai uang muka.
b. Pembayaran Tahap II
Pengguna jasa membayar 35% dari nilai kontrak dikurangi 35% dari nilai uang muka.
c. Pembayaran Tahap III
Pengguna jasa membayar 35% dari nilai kontrak dikurangi 4% dari nilai uang muka.
d. Pembayaran Tahap IV
Pengguna jasa membayar 5% dari nilai kontrak. pada tahap ini adalah pelunasan seluruh angsuran, di mana waktu pembayarannya tidak boleh melewati waktu serah terima I.