• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKHMAD RUSYDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKHMAD RUSYDI"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

i

AKHMAD RUSYDI 10573 01807 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

(2)

i

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis pada Jurusan Akuntansi

AKHMAD RUSYDI

105730180710

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(3)

ii

Terhadap Tingkat Keuntungan Usaha Pada Perusahaan Kontraktor (Studi Kasus PT. Lima Tujuh-Tujuh).

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama Mahasiswa : Akhmad Rusydi Nomor Pokok Mahasiswa : 10573 01807 10 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Telah kami periksa, perbaiki dan menyetujui untuk dapat diajukan dalam seminar skripsi.

Makassar, April 2014

Pembimbing I

Amir, SE, M.Si, Ak

Disetujui Oleh :

Pembimbing II

Abd. Salam HB. SE.M.Si, Ak

Diketahui, Dekan

Dr. H. Mahmud Nuhung, MA NBM. 479 794

Ketua Jurusan Akuntansi

Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak NBM. 1073428

(4)

iii

Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 092 Tahun 1434 H/2014 M telah dipertahankan didepan tim penguji pada hari rabu tanggal 21 Mei 2014 / 21 Rajab 1436 H sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 25 Jumadiawal 1436 H 16 Maret 2015 M Panitia Ujian :

Pengawas Umum : Dr. Irwan Akib, M.Pd (……….) ( Rektor Unismuh Makassar )

Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA (……….)

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Sekertaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (……….) ( PD.1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Penguji :

1. Muh Amir, SE. M,Si, Ak (……….) 2. Faidhul Adziem, SE., M.Si (……….) 3. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak (……….) 4. Muttiarni, SE., M,Si (……….)

(5)

iv

Menyadari betapa dekatnya mereka ke titik kesuksesan Surat mereka memutuskan untuk menyerah

Hidup adalah PROSES Hidup adalah BELAJAR Tanpa ada batas umur, Tanpa ada batas tua Jatuh berdiri lagi, Kalah mencoba lagi NEVER GIVE UP Sampai Tuhan Berkata waktunya pulang

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mengurai cinta kasih yang tak bertepi lewat lantunan doa dan tetesan keringat serta membesarkan dan memberikan didikan baik moril dan material.

Sekaligus wujud terima kasihku kepada seluruh keluarga dan sahabat – sahabatku Yang telah memberikan motivasi dalam suka maupun duka, sebagai tanda hormat dan baktikku atas segala doa dan pengorbanan yang telah diberikan selama ini.

(6)

v Salam Hb.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis Deskriftif Komparatif bertujuan untuk mengetahui sistem pembayarankontrak kerja pada PT. Lima Tujuh-Tujuh Tahun 2010 dan 2011 dan 2012, dengan mengambil sampel Daftar proyek pendapatan dan perhitungan nilai kontrak mengenai sistem pembayaran pada perusahaan kontraktor yang dengan menentukan atau menampilkan daftar evaluasi pendpatan proyek yang akan dijelaskan dalam bentuk tabel . Dan dari perlakuan ini bisa diketahui bagaimana prosedur sistem pembayaran kontrak kerja melalui prosedur pembayaran tremin atau bertahap yang dimana awalnya melakukan pembayaran uaaang muka, dan termin pertama, keduaaa, dan ketiga tergantung dari ketentuan manjemen daaan konssumen yang telah disepaakati dari awal.

Berdasarkan hasil analisis tersebut penerapan metode kontrak selesai tidaaak dipakai, tetapi untuk memudahkan daalaam perhitungan proyek pendapatan, maka dapat menampilkan daftara evaluasi pendaaapataan proyek yang digunakan oleh PT. Lima Tujuh-Tujuh.

(7)

vi

Puji dan syukur , penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Skripsi ini tersusun secara sistematis yang terdiri dari Enam bab yaitu, Bab I Pendahuluan, terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Hasil Penelitian. Bab II terdiri atas Tinjuan Pustaka, Kerangka Pikir, dan Hipotesis. Bab III Metode Penelitian, terdiri atas Lokasi dan Waktu Penelitian,Teknik Pengumpulan Data, Metode Analisis, Defenisi Operational, Sistematika Penulisan. Bab IV Gambaran Umum Perusahaan, terdiri atas Sejarah Singkat Perusahaan, Gambaran umum Kantor, Visi dan Misi Perusahaan, Struktur Organisasi, dan Bab V Pembahasan, dan Bab VI simpulan dan Saran terdiri atas simpulan dan Saran-saran.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya dan penghargaan setinggi-tingginnya kepada :

1. Ibu Nurniah, SE, Msi, Ak, sebagai Pembimbing I dan Bapak Abd. Salam, HB, SE, Msi, Ak Pembimbing II yang dengan keihklasan dan kesabaran

(8)

vii

membantu dan memberikan arahan kepada penulis.

3. Para Dosen serta Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membimbing dan Melayani penulis selama dalam proses perkuliahan Sampai pada tahap Penyelesaian Studi.

4. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd.

5. Pemimpin PT. Iswanto Bapak Budi Karyanto Isa, Bapak Andi Amran, SE Manager Keuangan, Ibu Mira sebagai Staff Accounting beserta seluruh stafnya atas bantuan dan arahannya kepada penulis selama melakukan penelitian.

6. Teristimewa untuk keluargaku, Ibunda tercinta Sitti Hajir, Rahmatia, Nenekku Tercinta Biduri Dg. Ngani, dan Omku Aco Nani, Muh. Basri, Kakakku Nurul Rahma, Adikku Hartono, Mubarika, Nur Isra, Ayu Azari,Pipi, Wandah, Windah, yang senantiasa memberikan doa, perhatian, kasih sayang, dukungan, bantuan dan semangat yang sangat berarti dalam hidup ini.

7. Spesial buat sahabat-sahabatku, Faradillah Zaldy Yusuf, Nurtisatul Mukarramah, Ninich Apriani, Misrawati Mahmud, Nurhidayah, irvan Afandy, Akhmad Rusydi, Rahmat Mulyadi, Sabri, Al-Guzairi, Muslimin, Zakiah Eka Putri, dan Tentor- tentorku di adhiputeri yang senantiasa

(9)

viii

dalam dunia akademik yaitu Ruy Andy, dan Ikram, We’vebeen successful as a “Soulmates” because we share together as friends and that’s the most important thing. Thank’s for the laughs, tears, trust, help, supports and great friendship. Keep survive for facing you’r live guys !!

8. Teman-teman di Jurusan Akuntansi : Andi Arie Angriawan, Muh. Iqbal, Rahmat Baharuddin, Aan, dan beserta teman kelasku Ak-4 dll yang tidak muat untuk disebutkan satu per satu. Thank’s for all. Kakak- Kakak KKP “Lolisang Crew” : Ibu Fika, ibu ati, Pak yudi, Pab Abduh, Pak Rusdi, Kak Tiwi, Kak Amel, Kak Allu, dan Kak Zultan terima kasih atas support-nya. And the last for you, sorry if I haven’t mentioned you on this. But you know who you are.

Semoga segala bantuan, dukungan, arahan dan bimbingan yang telah diberikan mendapat pahala dan rahmat dari Allah SWT. Dan akhirnya, penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukannya. Amin.

Makassar, Mei 2014

(10)

ix

HALAMAN JUDUL...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

ABSTRAK ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penelitian...4

D. Manfaat Penelitian...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perusahaan Jasa Konstruksi... 7

B. Sistem Akuntansi Utama Perusahaan Jasa Konstruksi... 20

C. Sistem Akuntansi Penjualan Jasa Konstruksi ... 32

D. Kerangka Pikir... 40

(11)

x

C. Jenis dan Sumber Data... 43

D. Metode Analisis... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah singkat perusahaan………44

B. Ketentuan Umum ….………. 45

C. Visi dan Misi Perusahaan……….. 47

D. Struktur Organisasi……… 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN A. Sistem Akuntansi Perusahaan Jasa Konstruksi ………. 56

B. Prosedur Pembayaran Jasa Konstruksi ……….. 58

C. Analisis Tingkat Keuntungan Daftar Evaluasi Proyek PT. Lima Tujuh – Tujuh ..……… 72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 73

(12)

xi

5.2 Daftar Pendapatan Proyek 2011……… 24 5.3 Daftar Pendapatan Proyek 2012 ……… 47

(13)

xii

1.2 Model Kerangka ... 41 1.3 Struktur Organisasi... 48

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan sebuah negara berkembang sehingga pembangunan terjadi hampir pada semua sektor kehidupan masyarakat. Pembangunan terjadi, baik pada sektor ekonomi, pendidikan, pertanian, perhubungan, pariwisata, maupun sektor lainnya. Pembangunan tidak hanya dipusatkan pada wilayah perkotaan, namun juga ke daerah- daerah, bahkan pemerintah lebih mengupayakan pembangunan di pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harapannya adalah adanya pemerataan pembangunan sehingga dampak pembangunan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Dengan semakin meningkat dan kompleksnya pembanguanan, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menunjang kegiatan tersebut.

Bidang konstruksi atau merupakan perusahaan jasa konstruksi meerupakan “perusahaan jasa yang menjadi partner pemerintah dalam menunjang kegiatan pembangunan” (Prianthara, 2010:5).

Dengan semakin meningkatnya pembangunan, maka perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Untuk mencapai laba yang maksimal, perusahaan dituntut secara efisien dan efektif agar dapat beroperasi secara efisien dan efektif, maka perencanaan yang dibuat harus matang dan berdaya guna. Dalam melakukan

(15)

perencanaan diperlukan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan. Salah satu informasi tersebut adalah informasi akuntansi yang sangat berguna bagi operational perusahaan. Informasi diibaratkan sebagai daerah bagi tubuh sseseorang. Sedemikian pengtingnya arti informasi bagi perusahaan . suatu perusahaan yang kekurangan informasi atau menerima informasi yang tidak akurat akan menemukan kegagalan informasi tersebut akan berdampak langsung terhadap keputusan yang diambil oleh kegagalan pengambilan keputusan dan kegagalan pengambilan keputusan disebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima atau informasi.

Informasi akuntansi sangat pengting bagi perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Salah satu dari informasi akuntansi adalah informasi tengtang pendapapatan. Bagi perusahaan konstruksi, masalah mengenai pendapatan proyek yang bervariasi atau bertahap atau kontrak merupakan masalah yang utama selain persediaan. Kerena pendapatan yang diakui oleh perusahaan konstruksi ini tidak bisa ditentukan akan memperoleh selama satu bulan tetapi bertahap yang dikenal kata termin dan berpacu pada laporan keuangan yang mengakibatkan perusahaan konstruksi akan mengalami kerugian atau mengalami keuntungan. Dari penjelasan tersebut arti dari termin yaitu “ termin merupakan syarat penjualan yang bertahap dalam melakukan perdagangan, salah satunya perusahaan konstruksi” (Harahap, 2011:15).

Pendapatan yang diakui oleh perusahaan konstruksi merupakan masalah utama karena sistem yang dilakukan yaitu bertahap yang mengakibatkan

(16)

penerimaan secara utuh sulit didapatkan dan ini mengakibatkan perusahaan akan siap mengalami kerugian dikarenakan langganan yang mungkin akan melarikan diri atau perusahaan langganan mengalami penurunan likuiditas yang mengakibatkan pembayaran menjadi macet dan perusahaan ini mengalami kerugian. Yang akan berdampak pada keuangan perusahaan dan pembagian keuntungan kepada pemilik saham yang ikut menanamkan modalnya. Ada beberapa hal yang mengakibatkan masalah pendapatan proyek menjadi masalah utama, yaitu mengenai kurangnya managemen dalam mengamati langganan, kurangnya karyawan yang paham tengtang akuntansi khususnya perusahaan konstruksi, dari masalah tersebut mengakibatkan pendapatan proyek akan mengalami macet dan kesejahteraan pegawai akan terbengkala akibat masalah tersebut.

PT. Lima Tujuh Tujuh merupakan salah satu perusahaan konstruksi yang merupakan pelaku ekonomi yang tidak terlepas dari kondisi pertumbuhan yang semakin pesat yang menyebabkan terjadinya persaingan antara perusahaan yang semakin kuat. Untuk menghadapi persaingan tersebut perusahaan dituntut agar dapat menerapkan sistem yang tepat mengenai pendapatan proyek yang bertahap sehingga dapat mengalami keuntungan dan mengurangi kerugian salah satunya dari manajemen dan proses pengelolaan vendor atau langganan yang harus dilakukan secermat mungkin membaca pribadi langganan sehingga kerugian bisa dihindari dan laporan yang disajikan bisa berdampak lancar atau mengalami lancar.

(17)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memilih judul “ Pengaruh

Sistem Pembayaran Kontrak Kerja Terhadap Tingkat Keuntungan Usaha Pada Perusahaan kontraktor Pada PT. Lima Tuju- Tuju”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian di atas, maka timbul permasalahan yang tentunya membutuhkan permasalahan lebih lanjut. Permasalahan yang akan diajukan dalam rencana penulisan Proposal ini adalah Bagaimana Pengaruh Sistem Pembayaran Kontrak Kerja Terhadap tingkat Keuntungan Usaha Pada Perusahaan Kontraktor Pada PT. Lima Tuju-Tuju.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Sistem Pembayaran Kontrak Kerja Terhadap tingkat Keuntungan Usaha Pada Perusahaan Kontraktor Pada PT. Lima Tuju-Tuju.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi yang dapat dijadikan bahan acuan baik kepada perusahaan maupun kepada masyarakat yang berminat pada penelitian sistem pembayaran kontrak kerja terhadap keuntungan perusahaan konstruksi.

2. Praktis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat kepada perusahaan PT Lima Tujuh Tujuh dalam menerapkan sistem pembayaran

(18)

kontrak kerja terhadap tingkat keuntungan usaha pada perusahaan kontraktor secara akuntanbilitas.

3. Kebijakan

Sebagai masukan bagi pihak perusahaan agar menerapkan sistem pembayaran yang berkualitas dan sistem management yang perlu di ubah cara pandangnya memandang langganan atau vendor, sehingga kerugian bisa dihindari akibat pendapatan bervariasi atau bertahap.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perusahan Jasa konstruksi

1. Defenisi Perusahaan Jasa Konstruksi

Perusahaan konstruksi adalah perusahaan jasa yang menjadi partner pemerintah dalam menunjang kegiatan pembangunan. Pembangunan yang semakin pesat menyebabkan semakin banyak pula usaha yang bergerak pada bidang konstruksi. Dalam aktivitasnya pelusahaan ini sangat membutuhkan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu. lnformasi yang dibutuhkan tidak hanya untuk pengambilan keputusan, tetapi juga untuk melakukan perencanaan dan pengendalian. Salah satu informasi yang terpenting adalah informasi persediaan. lnformasi persediaan sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan karena kurangnya persediaan ataupun kelebihan persediaan akan berdampak secara langsung terhadap kelangsungan hidup perusahaan.

“Perusahaan konstruksi merupakan sebuah perusahaan jasa. Jasa yang dijual kepada pengguna beruila pengerjaan bahgunan, jalan raya, saluran irigasi, telekomunikasi, dan sebagainya. Jasa yangdiberikan biasanya sesuai dengan keinginan pengguna” (Dihohusodo, 2009:1). Sebelum jasa dikerjakan harus dilakukan komunikasi dengan baik antara perusahaan konstruksi dengan penggunanya karena usaha tersebut sangat rentan terhadap risiko.

(20)

Perusahaan konstruksi merupakan suatu perusahaan yang tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba, sedangkan tujuan jangka panjang adalah untuk memelihara kelangsungan hidup perusahaan, mampu berkembang untuk tahun ke depannya, dan mampu bertahan dalam dunia persaingan yang semakin ketat' Tidak ada suatu perusahaan yang didirikan hanya untuk sesaat, semua ingin tetap "ada" dan "diakui" dalam komunitasnya. lni sesuai dengan prinsip going concern.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1983, perusahaan jasa konstruksi adalah perusahaan yang pekerjaannya melaksanakan pembangunan, pembuatan, perbaikan, atau pemuSaran bangqnan atau barang yang tidak bergerak lainnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun atas suruhan pihak lain, dengan atau tanpa perjanjian tertulis. Pekerjaan itu sendiri atas kepentingan sendiri atau suruhan pihak lain dengan melakukan perjanjian tertulis atau disebut dengan kontrak konstruksi.

Sedangkan Menurut Undang-Undang Presiden No;l8 Tahun 1999 tanggal 7 Mei 1999: bahwa jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peran penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruki, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.

(21)

Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan besefta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan / proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi.

2. Jenis-Jenis Perusahaan jasa konstruksi

Jenis usaha jasa konstruksi terdiri dari usaha perencanaan konstruksi, usaha pelaksanaan konstruksi, dan usaha pengawasan konstruksi yang masing – masing dilaksanakan oleh perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi.

a. Perusahaan perencanaan konstruksi memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi.

b. Perusahaan pelaksanaan konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mu lai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi.

(22)

c. Perusahaan pengawasan konstruksi memberikan layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil konstruksi.

Usaha jasa konstruksi dapat berbentuk orang perseorangan atau badan usaha.Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan hanya dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yang berisiko kecil, yang berteknologi sederhana, dan yang berbiaya kecil.

Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan selaku perencana konstruksi atau pengawas konstruksi hanya dapat melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya.

Pekerjaan konstruksi yang berisiko besar dan/atau yang berteknologi tinggi dan/atau yang berbiava besar hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas atau badan usaha asing yang dipersamakan.

3. Kontrak perusahaan jasa Konstruksi a. Definisi kontrak kontruksi

“Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aktiva atau suatu kombinasi aktiva yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok” (Suwardi, 2010:23). Sedangkan kontrak harga tetap adalah nilai kontrak yang telah ditentukan atau tarif tetap yang telah ditentukan perunit

(23)

output yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan – ketentuan kenaikan biaya. Kontrak biaya plus adalah kontrak konstruksi dimana kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah di izinkan atau telah ditentukan ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap.

Klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pemberi kerja atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul, umpamanya dari keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan dalam spesifilcasi atau rancangan dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak.

Suatu kontrak konstruksi mungkin di negosiasikan untuk membangun sebuah aktiva tunggal seperti jembatan, bangunan, dam, pipa, jalan, kapal dan terowongan. Kontrak konstruksi juga berkaitan dengan sejumlah aktiva yang berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok. Kontrak seperti ini misalnya konstruksi kilang-kilang minyak atau bagian-bagian lain yang kompleks dari pabrik atau peralatan. Kontrak konstruksi meliputi:

1) Kontrak pemberian iasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi aktiva

2) Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aktiva dan restorasi lingkungan setelah penghancuran aktiva.

(24)

Beberapa kontrak konstruksi dapat memiliki karakteristik kontrak harga tetap maupun kontrak biaya plus, misalnya kontrak biaya plus dengan nilai maksimum yang disetujui.

b. Penyatuan dan Segmentasi Kontrak Konstruksi

Bila suatu kontrak mencakup sejumlah aktiva, konstruksi dari setiap aktiva diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika: 1) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aktiva

2) Setiap aktiva telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan dengan masing - masing aktiva tersebut.

3) Biaya dan pendapatan masing-masing aktiva dapat diidentifikasikan. Suatu kelompok kontrak dengan satu pemberi kerja atau beberapa pernberi kerja harus diperlakukan sebagai kontrak konstruksi jika: a) Kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket b) Kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya kontrak

tersebut merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan suatu margin laba.

c) Kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara berkesinambungan.

(25)

c. Pendapatan Kontrak

Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan diterima. pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh bermacam-macam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwamasa depan. Estimasinya sering kali harus direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. oteh karena itu, iumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari suatu periode ke periode berikutnya.

Pengukuran jumlah pendapatan yang timbul dari klaim mempunyai tingkat ketidakpastian yang tinggi dan sering kali bergantung pada hasil negosiasi. Oleh karena itu, klaim hanya dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika:

1) Negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga besar kemungkinan pemberi kerja akan menerirna klaim tersebut.

2) Nilai klaim yang besar kemungkinannya akan disetujui oleh pemberi kerja, dapat diukur secara andal.

d. Biaya Kontrak

Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak meliputi, tetapi tidak terbatas pada:

1) Biaya pekerjaan lapangan, termasuk penyedia. 2) Biaya bahan yang digunakan dalam konsruksi.

3) Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut.

(26)

4) Biaya pemindahan sarana, peralatan dan bahan-bahan daridan ke lokasi pelaksanaan kontrak.

5) Biaya penyewaan sarana dan peralatan.

6) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak tersebut.

7) Estimasi biaya pembetulan dan biaya – biaya lain yang mungkin timbul selama masa jaminan

8) Klaim dari Pihak ketiga.

Biaya – biaya ini dapat dikurangi dengan keuntungan yang bersifat insidental yaitu keuntungan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak, misalnya keuntungan daii penlualan kelebihan bahan dan pelepasan sarana dan peralatan pada akhir kontrak.

Biaya kontra kmeliputi biaya – biaya yang dapat didistribusikan kepada suatu kontrak untuk jangka waktu sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan penyelesaian akhir kontrak tersebut. Akan tetapi, biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak dan terjadi untuk memperoleh kontrak juga dimasukkan sebagai bagian dari biaya kontrak apabila biaya – biaya ini dapat diidentifikasi secara terpisah dan dapat diukur secara andal dan besar keungkinan kontrak tersebut dapat diperoleh jika biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya, maka biaya-biaya tersebut tidak dimasukkan dalam biaya kontrak apabil kontrak tersebut dicapai pada periode berikutnya.

(27)

e. Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak

“Pengakuan pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian (percentage of completion)” (Gade, 2011:34). Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tahap tersebut sehingga pendapatan beban dan laba yang dilaporkan dapat didistribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional. Metode ini memberikan informasi yang berguna mengenai luas aktivitas kontrak dan kinerja selama satu periode.

Menurut metode persentase penyelesaian (percentage of completion) pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi dalam periode akuntansi dimana pekerjaan dilakukan. Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dalam periode akuntansi dimana pekerjaan yang berhubungan dilakukan.

4. Perkembangan Perusahaan Jasa Konstruksi Di Indonesia

Pada pembangunan nasional, jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya, baik yang berupa prasarana maupun sarana yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang terutama bidang ekonomi, sosial, dan budaya untuk mewujudkan masyarakat adildan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan undang-Undang Dasar l945, selain berperan

(28)

mendukung berbagai bidang pembangunan, jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barangdan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Jasa konstruksi nasional diharapkan semakin mampu mengembangkan perannya dalam pembangunan nasional melalui peningkatan keandalan yang didukung oleh struktur usaha yang kokoh dan mampu mewujudkan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.

Keandalan tersebut tercermin dalam daya saing dan kemampuan menyelenggarakan pekerjaan konstruksi secara lebih efisien dan efektif, sedangkan struktur usaha yang kokoh tercermin dengan terwujudnya kemitraan yang sinergis antar penyedia jasa, baik yang berskala besar, menengah, dankecil, maupun yang berkualifikasi umum, spesialis, dan terampil, serta perlu diwujudkan pula ketertiban penyelenggaraan jasa konstruksi untuk menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban.

Dewasa ini, jasa konstruksi merupakan bidang usaha yang banyak diminati oleh anggota masyarakat di berbagai tingkaan sebagaimana terlihat dari makin besarnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi.

5. Model Struktur organisasi Perusahaan Jasa Konstruksi

lndonesia merupakan sebuah negara berkembang sehingga pembangunan terjadi hampir pada semua sektor kehidupan masyarakat. Pembangunan terjadi, baik pada sektor ekonomi, pendidikan, pertanian,

(29)

perhubungan, pariwisata, maupun sektor lainnya. pembangunan tidak hanya dipusatkan pada wilayah perkotaan, namun juga ke daerah - daerah, bahkan pemerintah lebih mengupayakan pembangunan di pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harapannya adalah adanya pemerataan pembangunan sehingga dampak pembangunan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Dengan semakin meningkat dan kompleksnya pembangunan, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menunjang kegiatan tersebut.

Bidang konstruksi merupakan satah satu sektor yang sangat mendukung pembangunan nasional. Hasil dari jasa konstruksi sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, misalnya pembangunan gedung sekolah, perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi, pembangunan rumah sakit dan puskesmas, sarana telekomunikasi, jalan raya, dan sebagainya. Pembangunan pada tiap+iap bidang akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi penggunanya.

Dengan semakin meningkatnya pembangunan, maka perusahaan yang bergerak pada bidang konstruksijuga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perusahban kontruksi merupakan salah satu partner pemerintah dalam menunjang keberhasilan pembangunan. Perusahaan konstruksi memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan manufaktur atau perusahaan dagang.

(30)

6. Sistem Akuntansi Utama Perusahaan Jasa konstruksi

lnformasi dari suatu perusahaan jasa konstruksi, terutama informasi keuangan, dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pifiak-pihak di luar perusahaan jasa konstruksi, seperii kreditur, calon lnvestor, kantor pajak dan lain-lainnya memerlukan informasi ini dalam kaitannya dalam kepentingan mereka. Di samping itu, pihak intern yaitu pihak manajemen juga memerlukan informasi keuangan untuk mengetahui, nnngawasi dan mengambil keputusan-keputusan untuk menjalankan penrsahaan jasa konstruksi.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan jasa konstruksi, disusun suatu sistem akuntansi. Sistem iini direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak hal maupun dalam perusahaan jasa konstruksi. Sistem akuntansi yang disusun untuk suatu perusahaan jasa konstruksi dapat diproses dengan cara manual (tanpa mesin pembantu) atau diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin-mesin pembukuan yang sederhana sampai dengan komputer.

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

Sistem akuntansi adalah formulir formulir, catatan catatan, prosedur -prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan

(31)

balik dalam bentuk laporan – laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintahan untuk menilai hasil operasi.

Sistem akuntansi utama terdiridari beberapa unsur Menurut Wibowo (2006), yaitu:

a. Klasifikasi rekening, riil dan nominal.

Adalah penggolongan rekening-rekening yang digunakan dalam sistem akuntansl. Rekening-rekening initerdiri dari rekening neraca (riil) dan rekening rugi laba (nominal). Daftar dari rekening-rekening yang digunakan besefta nomor kodenya disebut kerangka rekening (chart of account).

b. Buku besar (umum dan pembantu).

Buku besar berisi rekening - rekening neraca dan raba rugi yang digunakan dalarn sistem akuntansi. Buku besar ini merupakan dasar untuk menyusun keuangan seperti neraca, laporan menyusun laba rugi dan laporan lain – lainnya. Buku besar ini disebut juga buku pencatatan terakhir (books of final entry). Buku pembantu berisi rekening - rekening yang merupakan rincian dan suatu rekening buku besar. Misalnya rekening piutang dagang dalam buku besar dibuatkan rincian untuk setiap langganan. Rincian ini dilakukan dengan membuat satu rekening piutang untuk setiap langganan. Kumpulan rekening - rekening piutang ini disebut buku pembantu piutang. Buku besar dan buku pembantu

(32)

merupakan catatan akuntansi akhir, yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir juga karena setelah akuntansi keuangan dicatat dalam buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi.

c. Jurnal.

Jurnal (journal) merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Seperti telah dijelaskan di atas, sumber informasi pencatatan dalam jurnal adalah formulir. Dalam jurnal inidata keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula, terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di posting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan dan jurnal umum.

d. Bukti Transaksi.

Bukti Transaksi merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat transaksi pada saat terjadinya (data recording) sehingga menjadi bukti tertulis dari transaksi yang terjadi seperti faktur penjualan, bukti kas

(33)

keluar dan lain - lain. Bukti transaksi ini dalam sistem akuntansi yang dikerjakan dengan tangan (manual) digunakan sebagai dasar pencatatan dalam jurnal maupun rekening-rekening. Dalam suatu computerized accounting systems, buku transaksi perlu diubah dulu untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan komputer. Proses perubahan ini disebut dengan data transcription.

B. Sistem Akuntansi Utama Perusahaan Jasa Konstruksi

1. Kerangka Penyusunan Laporan Keuangan Standar Perusahaan Jasa

Konstruksi Menurut Priantahara (2010).

Kerangka penyusunan standar raporan keuangan perusahaan jasa konstruksi dibuat untuk mempermudah cara orang-orang dibagian akuntansi dalam menyusun laporan keuangan. Berikut ini merupakan tampilan dari bagan laporan keuangan perusahaan jasa konstruksi.

a. Budget

Budget merupakan satuan proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan tersebut. Adapun manfaat. Penyusunan budget adalah sebagai berikut:

1) Adanya Perancanaan terPadu

2) Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan 3) Sebagai alat koordinasian pekerja

(34)

5) Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan

Laporan keuangan jasa konstruksi yang telah dibuat, dapat digunakan sebagai dasar pembuatan budget pada tahun berikutnya.

Gambar 1.1 Kerangka penyususnan laporan Keuangan

Sumber : Prianthara ( )

b. Sistem Akuntansi Penjualan

Penjualan pada perusahaan jasa konstruksi berupa penjuatan jasa. Misalnya jasa pembuatan gedun& jasa pembuatan bangunan, dan lain-lain.

Pekerjaan yangdiperoleh dimulaidari suatu tender baik dari BUMN maupun BUMS. Setelah melalui tahap tender barulah Sistem Akuntansi Penjualan Jasa Sistem Akuntansi Pembelian Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Sistem Akuntansi Penjualan Jasa Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Sistem Akuntansi Aktiva Lain -lain Sistem Akuntansi Kas Neraca Lana-Rugi Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan Perubahan Equitas Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar Neraca Saldo Budgget

(35)

dibuatkan kontrak kerja antara kedua belah pihak. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan jasa secara persen (%) kontrak selesai. Dalam transaksi penjualan menurut persen (%) kontrak selesai, pelaksanaan proyek akan dilaksaqakan apabila tender disetujui oleh ke dua belah pihak. Prosedur yang digunakan dalam sistem Akuntansi Penjualan dijelaskan lebih lanjut pada bab berikutnya.

a. Sistem Akuntansi Pembelian

Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan untuk memperlancar operasional perusahaan yang berupa alat/material. Sistem akuntasi untuk mencatat terjadinya pembelian terdiri dari:

1) Prosedur permintaan pembelian 2) Prosedur penerimaan barang 3) Prosedur pencatatan utang

d. Sistem Akunfansi Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, sering kali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed asset).

(36)

e. Sistem Akuntansi Kas

Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga sering digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Kas meliputi uang tunai dan instrument atau alat-alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada di dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank. Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, cek yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, travelle’s check, cashier's check, bank draft dan money order.

f. Sistem Akuntansi Penggaiian dan Pengupahan

Sistem penggaiian pada perusahaan-perusahaan bervariasi, namun demikian pada umumnya digolongkan ke dalam:

1) Sistem gaji tetap

2) Sistem gaji tetap dan variasi 3) Sistem upah variabel

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah sebagai berikut:

a) Jurnal Umum

Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaki biayaSiaya yang dikeluarkan untuk merekrut tenaga keria baru. Misalnya: Biaya iklan.

(37)

b) Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal ini digunakan untuk mencatat biaya gaji yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk para pekerja atau karyawannya.

g. Sistem Akuntansi Aktiva Lain-lain

Sistem akuntansi ini Klasifikasi aktiva lain'lain digunakan untuk menampung poepos aktiva tidak lancar yang tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas. Misalnya: Pembangunan dalam Proses (PDP) yang akan dicatat ke dalam jurnal umum.

h. Sistem Akuntansi Biaya

Sistem akuntansi biaya merupakan suatu sistem pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi yang lain. Sistem akuntansi biaya meliputi bebenpa prosedur yang dimulai dari pencatatan bahan-bahan yang dibeli sampai pada distribusi % proyek selesai.

Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi biaya adalah sebagai berikut:

1) Jurnal pembelian

Jurnal ini digunakan untuk mencatat pembelian yang dilakukan dalam kegiatan operasionat perusahaan.

(38)

2) Jurnal Umum

Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan proyek tertentu. Misalnya: biaya iklan.

3) Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas atas biaya-biaya yang terjadi pada perusahaan jasa konstruksi.

2. Model Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Posisi keuangan ini meliputi keadadn aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan. Dengan cara menghubungkan pos-pos tertentu dalam neraca, kita ilapat menilai keadaan likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Oleh karena itu, neraca harus disusun secara sistematis dengan menggunakan klasifikasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Klasifikasi dan penyajian pos-pos dalam neraca dilakukan sebagai berikut.

a. Aktiva Lancar. Disajikan sesuai dengan urutan likuiditasnya, artinya pos yang segera dapat dicairkan menjadi uang tunai disajikan di urutan paling atas.

(39)

b. lnvestasi.

Investasi perusahaan pada perusahaan anak atau pada perusahaan afiliasi harus disajikan secara terpisah.

c. Aktiva tetap.

Dapat dibedakan menjadi aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud. Pos-pos aktiva tetap disajikan dalam neraca menurut kekekalannya. Aktiva tetap yang umurnya paling panjang disajikan paling atas, sedangkan aktiva tetap yang umurnya lebih pendek disajikan di bawahnya.

d. Aktiva lain-lain.

Klasifikasiaktiva lain-lain digunakan untuk menampung pos-pos aktiva tidak lancar yang tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas.

e. Kewajiban lancar.

Pos-pos kewajiban lancar disajikan sesuai dengan urutan likuditasnya. Utang lancar yang segera dibayar disajikan dalam urutan teratas.

f. Kewajiban jangka panjang.

Penyajian kewajiban jangka panjang harus mengungkapkan ikatan-ikatan yang ada dalam kontrak utang jangka panjang yang bersangkutan, seperti tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, aktiva yang dijadikan jaminan dan sebagainya.

(40)

g. Ekuitas

Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas disajikan dalam neraca berdasarkan kekekalannya.Jenis modal yang sifatnya paling kekal disajikan paling atas, dan yang kurang kekal disajikan di bawahnya.

Neraca dapat disusun dalam dua bentuk: yaitu bentuk skontro dan bentuk stafel. Bentuk skontro, artinya menyusun harta pada sisi kiri dan utang pada sisi kanan atau sebelah menyebelah. Sedangkan bentuk stafel sering disebut dengan bentuk laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal di bagian bawahnya. Di bawah ini merupakan model neraca perusahaan jasa konstruksi dengan bentuk skontro.

3. Model Laba Rugi

a. Penyajian laporan laba rugi dapat dilakukan dalam 2 bentuk sebagai berikut.

1) Bentuk multiple step (langkah bertahap). 2) Bentuk single step (langkah tunggal).

b. Dalam bentuk Langkah Bertahap laporan laba rugi berisi informasi sebagai berikut.

1) Penjualan.

2) Harga Pokok Penjualan atau Beban Penyediaan Jasa. 3) Laba Kotor.

(41)

4) Beban Usaha. 5) Laba Usaha.

6) Pendapatan dan Beban Lain-lain. 7) Laba Sebelum Pos Luar Biasa. 8) Pos-pos Luar Biasa.

9) Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi. 10) Laba Sebelum Pajak Penghasilan.

11) Pajak Penghasilan. 12) Laba Bersih.

Pada laporan laba rugi bentuk langkah tunggal hanya dikenal satu jenis laba saja, yaitu laba bersih. Untuk menggambarkan perubahan hak milik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan, perlu disusun Laporan Ferubahan Ekuitas. Laporan ini dapat digabungkan dengan Laporan Laba Rugi, apabila informasi perubahan jumlahnya tidak banyak. Dalam perseroan laporan ini sering disebut Laporan Perubahan Laba Ditahan karena umumnya perubahan modal terjadi pada pos Laba Ditahan saja. Namun, apabila perubahan juga terjadi pada pos-pos modal pemilik yang lain maka perlu disusun laporan perubahan ekuitas secara lengkap. Adapun model Laba-Rugi dengan menggunakan bentuk single step (langkah tunggal) adalah berikut.

4. Model Perubahan Ekuitas

Perusahaan harus menyajikan laporan peubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:

(42)

a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.

b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.

c. Pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.

d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta

perubahannya.

f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dan masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan asset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.

(43)

5. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi sumber dan penggunaan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta rekonsiliasi kas di awal periode dengan kas di akhir periode ditambah saldo setara kas. Bentuk umum dari laporan arus kas menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas yang terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: arus kas yang berasal dari aktivitas operasi; arus kas yang berasal aktivitas investasi dan arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi dapat dilaporkan dengan menggunakan di antara dua metode baik langsung maupun tidak langsung. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi berasal dari aktivitas produksi normal perusahaan dan penjualan barang dan jasa. Arus kas dari aktivitas investasi berasal dari aktivitas pembelian atau penjualan aktiva tetap, bangunan, peralatan, piutang wesel dan investasi. Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari kenaikan atau penurunan pendanaan utang

(44)

dan pendanaan ekuitas dan dari pembayaran deviden kepada pemegang saham.

Laporan arus kas merupakan laporan yang relatif masih baru, efektif berlaku di lndonesia sejak tahun 1994. Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung. PSAK No.2 mengimbau agar laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung. Klasifikasi arus kas bervariasi di antara berbagai negara. Tetapi pada umumnya terdapat 3 kategori arus kas, yaitu

a. arus kas dari aktivitas operasional b. arus kas dari aktivitas investasi, dan

c. arus kas dari aktivitas pendanaan (financing).

Standar akuntansi lnggris membuat klasifikasi arus kas yang paling lengkap. Di lnggris arus kas dikelompokkan menjadi delapan kategori. Ada delapan pola arus kas. Arus kas operasional yang positif menunjukkan kondisi keuangan lebih baik dari pada arus kas operasional yang negatif. Arus kas investasi yang negatif menunjukkan perusahaan sedang melakukan perluasan usaha, sedangkan apabila arus kas investasi negatif menggambarkan perusahaan berusaha mencari dana untuk menutup defisit arus kas operasional. Arus kas pendanaan yang positif menunjukkan perusahaan mencari sumber pendanaan dari luar untuk menutup defisit arus operasional atau ultyk nielakukan ekspansi. Sedangkan arus kas pendanaan yang negatif mentihjukkan perusahaan sedang melunasi pinjaman kepada para kreditor atau mengembalikan modalnya kepada para pemegang saham.

(45)

6. Catatan Atas Laporan Keuangan

Selain pos-pos yang terdapat dalam buku besar perusahaan, dalam neraca juga perlu disajikan informasi tambahan yang dapat berupa peristiwa bersyarat, kebijaksanaan penilaian dan kebijaksanaan akuntansi yang digunakan, kontrak-kontrak jangka panjang dan peristiwa kemudian. Teknik penyajian informasi tambahan dapat dilakukan dalam bentuk tanda kurung, catatan kaki, skedul pendukung, referensi silang dan rekening kontrak.

C. Sistem Akuntansi Penjualan Jasa Konstruksi

1. Prosedur – Prosedur Akuntansi Pada Perusahaan Jasa Konstruksi

Prosedur-prosedur yang membentuk sistem penjualan jasa kredit pada perusahaan PT. Lima Tujuh-Tujuh Jasa Konstruksi ialah:

a. Penjualan Jasa Konstruksi

Dalam transaksi penjuatan kredit di perusahaan jasa konstruksi, bagian ini bertanggung jawab untuk mencari atau menerima tender perusahaan yang telah disetujui oleh pemirik dan seranjutnya Dep. Accounting mencatatnya ke dalam arsip perusahaan dan untuk digunakan sebagai bukti perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan tender yang natinya dirakukan oteh sub.kontraktor yang ditunjuk untuk membantu daram pengerjaan proyek.

b. Pembayaran Kontrak Jasa Konstruksi

Dalam perusahaan jasa konstruksi, setiap pemilik mempunyai sistem pembayaran yang berbeda - beda sehingga kontraktor harus

(46)

menyesuaikan dengan pemilik, di mana pembayaran yang sering muncul adalah dengan angsuran yaitu yang disebut termin. Tahap tahap, persentase atau jangka waktu pembayarannya merupakan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa, dan dituangkan dalam sebuah kontrak kerja. Termin muncul karena adanya kesepakatan sistem pembayaran antara pemilik dan kontraktor, nilai termin tidak dibatasi berapapun jumlahnya baik di atas maupun di bawah nilai 1 milyar tergantung dari permintaan pemitik itu sendiri, karena pada umumnya, ada pemilik yang meminta sendiri sistem pembayaran secara mengangsur atau yang disebut dengan termin. Dengan sistem pembayaran secara angsuran atau termin dapat menguntungkan ke dua belah pihak, bagi pihak kontraktor berpeluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, sedangkan bagi pihak peililik I masalah dalam pengerjaan kurang bagus dan tiaat,"su.i;;;;;; I perjanjian, maka sisa uang muka yang telah diberikan dapat diambil ;ieh I pemilik sebagai konsekuensi.

c. Persiapan

Pada perusahaan jasa konstruksi tahap ini merupakan persyaratan awal yang harus dipenuhi oleh pemilik apabila hendak mengajukan termin. Sebagai dasar pengajuan termin, pemilik harus membuat SPK (Surat Perintah Kerja), harus mengurus sendiri kelengkapan formutir-formulir penting sebelum mendirikan bangunan yaitu IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) nantinya bangunan yang akan dibangun tidak dianggap bangunan liar oleh pemerintah. Setelah IMB selesai, maka pemilik harus

(47)

menyediakan surat kontrak, jaminan uang muka, plus tagihan uang muka. Setelah surat kontrak selesai, pemilik juga harus mengurus surat asuransi untuk bangunan dan tenaga kerja, sehingga ada jaminan jika dalam proses pengerjaan terjadi kecelakaan.

d. Penilaian

Setelah pemilik memenuhi persyaratan tersebut maka pihak PT.Lima Tujuh Tujuh Jasa Konstruksi melakukan survey langsung terhadap bangunan, tokasi bangunan, serta keadaan fisik yang akan dibangun. Setelah melakukan ruryey, jika pemilik telah melengkapi syarat-syarat pengajuan termin maka pihak pemborong atau kontraktor juga mulai mengurus kelengkapan administrasi sebagai berikut:

1) Sebelum memulaisuatu proyek, pemilik harus mempunyaisurat kontrak dan surat perintah kerja (SPK) (Contoh Kontrak-Lembar I hal), Jika pemilik belum mempunyai SPK maka akan dibuatkan oleh pihak kontraktor. Surat perintah kerja yang dimiliki oleh masing-masing berbeda-beda ada pemilik yang memakai order sheet sebagai SPK (surat perintah Kerja).

2) Harus menyediakan kuitansi sebagai bukti pembayaran yang harus diterima oleh pihak pemborong atau kontraktor.

3) Harus menyediakan faktur penagihan untuk melakukan penagihan pembayaran kepada pemilik sesuai dengan pembayaran yang telah disepakati, dan jumlah fisik yang telah diselesaikan.

(48)

4) Harus menyediakan berita acara pembayaran sebagai bukti tertutis nominal yang harus dibayar oleh pemilik setelah dikurangi dengan uang muka, PPN dan pph yang dikenakan kepada pemilik setiap kali angsuran.

5) Harus menyediakan berita acara pemeriksaan, pengerjaan, sebagai bukti presentase atau tingkat kemajuan pekerjaan yang telah diselesaikan yang disertai dengan penghitungan pembayaran.

6) Harus menyediakan fatur pajak standar sebagai iuran wajib yang dikenakan kepada pihak pemilik sebagai wajib pajak.

Penagihan Termin sesuai dengan Jenis proyek a. Proyek dengan Uang Muka

1) Harus ada uang muka 20% dari nilai kontrak yang disepakati. 2) Jaminan pelaksanaan 5% dari nilai kontrak.

3) Angsuran pembayaran termin bermacam-macam sesuai dengan pemilik. Ada pemilik yang menggunakan angsuran, sesuai dengan prosentase, ada juga pemilik yang menggunakan angsuran sesuai dengan prestase fisik di lapangan.

e. Akuntansi

Dalam sistem akuntansi penjualan jasa, pada perusahaan jasa konstruksi bagian akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembayaran ke dalam register bukti kas masuk dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas masuk) yang

(49)

berfungsi sebagai catatan piutang atau menyelenggarakan kartu piutang sebagai buku pembantu piutang.

2. Tahapan Dalam Proyek Konstruksi

a. Tahap Studi Kelayakan

Pada Perusahaan Jasa Konstruksi, tahap ini bertujuan meyakinkan pengguna jasa bahwa proyek konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek biaya, maupun aspek lingkungannya. Hal-hal yang dilaksanakan:

1) Menyusun rancangan proyek dan estimasi biaya. 2) Meramalkan manfaat yang diperoleh.

3) Menyusun analisis rancangan proyek.

4) Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut di laksanakan.

b. Tahap Penjelasan

Pada perusahaan jasa konstruksi, tahap ini bertujuan untuk mendapat penjelasan dari pengguna jasa mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan, sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkart keinginan pemilik proyek dan taksiran biaya yang diperlukan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini:

1) Menyusun rencana kerja dan menuniuk pefencana dan tenaga ahli. 2) Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi, dan

(50)

3) Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, taksiran biaya dan implikasinya serta rencana pelaksanaan.

4) Mempersiapkan sketsa. c. Tahap Perancangan

Pada perusahaan jasa konstruksi, tahap ini bertujuan untuk melengkapi penjelasan proyek. Kegiatan yang dilaksanakan: '

1) Mengembangkan ihtisar Proyek. 2) Memeriksa masalah teknis. 3) Meminta persetujuan ahir.

4) Mempersiapkan rancangan skema, rancangan terinci, dan taksiran biaya.

d. Tahap Pelaksanaan

Pada perusahan jasa konstruksi, tahap ini bertujuan mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pengguna jasa, kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mengkoord inasi dan mengendal ikan semua kegiatan operasional di lapangan.

e. Tahap pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan

Pada perusahaan jasa konstruksi, tahap ini bertujuan untuk menjamin uesesuaian bangunan yang telah selesai dengan dokumen kontrak dan kinerja sebagai mana mestinya.

(51)

3. Prosedur Pembayaran Jasa Konstruksi

Berdasarkan PSAK No. 34 Tahun 2007 mengenai Akuntansi Kontrak Konstruksi diatur'mengenai syarat pengakuan dan pencatatan pendapatan dan biaya kontrak untuk pekerjaan kontrak konstruksi yaitu:

Paragraf 20 “Bila hasil (Outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi

secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca (percentage of completion).”

Paragraf 23 “Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan

dengan biaya kontrak yang teriadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional.” Adapun beberapa cara pembayaran yang dapat dijumpai dalam praktik Kontrak Konstruksi adalah: Pembayaran/Pendapatan Berdasarkan Persentase Kontrak Selesai yaitu setiap pengerjaan proyek mencapai persentase tertentu maka akan dilaksanakan pembayaran. Biasanya pengguna jasa membayar down payment sebesar 20% dari nilai kontrak, dan dicatat dalam bukti kas masuk. Pembyaraan nilai kontrak dilakukan bertahap sesuai dengan perjanjian yang tertera pada surat perjanjian kontrak, dalam hal ini berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan. Pembayaran disetiap tahap akan dicatat pada bukti kas masuk, dan mengurangi nominal pada kartu piutang. Pada setiap tahapan pembayaran pihak penyedia jasa akan menagih

(52)

kepada pengguna jasa menggunakan invoice . Setiap pencatatan yang terjadi akan dicatat ke dalam Jurnal Penerimaan Kas. Pada sisi debet dan Jurnal Penjualan Jasa pada sisi kredit oleh Bagian akuntansi.

Pembayaran atau pendapatan yang dilakukan setiap bulan (monthty payment) yaitu pembayaran dilaksanakan setiap bulan selama waktu yang telah disepakati dalam surat perjanjian kontrak. pihak penyedia jasa akan mengirim invoice pada pengguna jasa dan uang yang diterima akan dicatat pada bukti kas masuk dan akan mengurangi nominal pada kartu piutang. setiap transaksi akan dicatat pada Jurnal Penerimaan Kas pada sisi debet dan Jurnal Penjualan Jasa pada sisi kredit oleh Bagian Accounting.

Tahapan dalam pembayaran meliputi: a. Pembayaran Tahap I

Pengguna jasa membayar 25% dari nilai kontrak dikurangi 25% dari nilai uang muka.

b. Pembayaran Tahap II

Pengguna jasa membayar 35% dari nilai kontrak dikurangi 35% dari nilai uang muka.

c. Pembayaran Tahap III

Pengguna jasa membayar 35% dari nilai kontrak dikurangi 4% dari nilai uang muka.

(53)

d. Pembayaran Tahap IV

Pengguna jasa membayar 5% dari nilai kontrak. pada tahap ini adalah pelunasan seluruh angsuran, di mana waktu pembayarannya tidak boleh melewati waktu serah terima I.

D. Kerangka Pikir

Secara singkat pelaku ekonomi yang menjalankan bisnisnya di negara indonesia yang bergerak dalam bidang konstruksi yang kegiatannya mencari langganan yang ingin membutuhkan yang namanya tempat tinggal sehingga mencari semacam developer untuk memenuhi keinginannya. Dari aktivitas ini perusahaan bisa mendapatkan yang namanya penghasilan atau pendapatan tetapi yang menjadi masalah utama yaitu pendapatan tidak diterima utuh langsung sebesar harga sebenarnya tetapi dilakukan secara bertahap.

Akibat dari hal tersebut mengakibatkan kemungkinan perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi akan mengalami kerugian jika perusahaan tersebut mengalami penagihan yang macet yang akan berdampak pada laporan keuangan yang disajikan untuk pemilik perusahaan, investor, kreditor, maupun karyawan.

Sehingga selain akan berdampak pada perusahaannya juga akan berdampak pada negara yang tidak akan memberikan kewajibannya sebagai Wajib Pajak yang memperoleh penghasilan dalam bentuk kekayaan yaitu pembayaran pajak dikarenakan mengalami kerugian akibat pendpaatan proyek yang bervariasi atau bertahap.

(54)

KERANGKA PIKIR

Gambar 1.2 Model Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Diduga bahwa sistem pembayaran kontrak kerja berpengaruh terhadap tingkat keuntungan usaha kontraktor Pada PT. Lima Tujuh Tujuh.

PERUSAHAAN (PT. Lima Tuju-Tuju)

PROSEDUR PEMBAYARAN JASA KONSTRUKSI

KEUNTUNGAN

SISTEM AKUNTANSI UTAMA PERUSAHAAN KONSTRUKSI

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Lima Tujuh TujuhRuko AA, JL Metro Tanjung Bunga No. 26

Makassar , dan waktu penelitian yang digunakan adalah 2 bulan lamanya, terhitung dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2014.

B. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang berhubungan dengan penulisan digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi (Observasion) yaitu merupakan pengamatan langsung yang dilakukan penelitian terhadap objek yang akan diteliti dengan melakukan penelitian langsung terhadap objek yang diteliti yakni perlakuan dan prosedur akuntansi Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan PT. Lima Tujuh-Tujuh Makassar.

2. Dokumentasi yaitu dokumen yang menyangkut sejarah perusahaan, struktur organisasi, pembagian tugas dan proses produksi PT. Lima Tujuh Tujuh Makassar .

3. Interview (wawancara) yaitu melakukan Tanya jawab langsung dengan pimpinan perusahan dan para karyawan serta PT. Lima Tujuh Tujuh Makassar.

(56)

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian adalah Data Kuantitaf, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang berasal dari insatansi terkait. Sedangkan Sumber data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh dari laporan hasil penelitian atau data dari instansi terkait.

D. Metode Analisis

Metode yang dipakai dalam peneltian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu penjelasan dengan menggunakan Angka, dimana masalah yang terkumpul pada data akan diklasifikasikan kemudian dijelaskan secara objektif, Analisis yang digunakan untuk menyelesaikan kasus dalam perusahaan konstruksi dikenal dengan termin atau pembayaran yang bervariasi yaitu hanya 20 % setiap pembayaran awal dari harga sebenarnya.

(57)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Lima Tujuh – Tujuh sebagai perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor bertekad untuk dapat memberikan jaminan pelayanan yang terbaik, kepercayaan serta kualitas pekerjaan sehingga tercapai kepuasan pelanggan. Untuk mencapai hal tersebut PT. Lima Tujuh – Tujuh berpeegang pada kebijakan :

a. Menghasilkan produk & jasa yang sesuai dengan harapan pelanggan. b. Meningkatkan dan menjalankan sistem manajemen di dalam perusahaan. c. Meningkatkan kualitas sumber daya.

d. Melakukan perbaikan secara berkelanjutan baik terhadap mutu produk, mutu layanan maupun aspek – aspek yang terkait dengan K3.

Dasar penerapan sistem manajemen mutu dan K3 di PT. Lima Tujuh – Tujuh adalah untuk mewujudkan manajemen perusahaan yang taat asas sehingga memenuhi harapan pelanggan.

Perusahaan dibentuk pada tahun 2006. PT. Lima Tujuh – Tujuhyang kini berkator pusat di Jl. Metro Tanjung Bunga Blok AA No. 26 di Makassar. Pada awal terbentuknya PT. Lima Tujuh – Tujuh mempunyai jumlah karyawan 9 orang dan mempunyai pelanggan utama Dinas Pekerjaan Umum.

Dengan demikian tidak semua ketentuan atau persyaratan berlaku dalam ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007 dapat diterapkan sepenuhnya. Penerapan

(58)

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dan OHSAS 18001 : 2007 di PT. Lima Tujuh – Tujuh meliputi:

a) Organisasi

Mencakup semua mencakup semua proses manajemen yang berlangsung di lingkup PT. Lima Tujuh – Tujuh.

b) Persyaratan ISO 9001 : 2008 dan OHSAS 18001 : 2007

Meliputi semua persyaratan standar internasional ISO 9001 : 2008 dan OHSAS 18001 : 2007, kecuali:

1) Persyaratan 7.3 tentang rancangan dan pengembangan, sebab kegiatan tersebut sudah termasuk ke dalam proses perencanaan. 2) Persyaratan 7.5.2 tentang validasi proses produksi dan penyediaan

jasa, sebabkegiatan yang berkaitan dengan proses penyediaan jasa secara umum dapat diukur dan dipantau.

3) Persyaratan 7.5.4 tentang perawatan Barang Milik Pelanggan. 4) Persyaratan 7.6 tentang pengendalian alat pemantau dan

pengukuran, sebab alat ukur proses / penyediaan jasa bersifat relatif.

B. Ketentuan Umum

PT. Lima Tujuh Tujuh menetapkan, mendokurnentasikan, menerapkan, dan memelihara Sistem Manajemen Mutu dan K3 yang sesuai dengan persyaratan ISO 9001 : 2008 Dan OHSAS 18001 : 2007 yang dirumuskan dalam Pedoman Mutu Dan K3 ini, dan terus menerus memperbaiki efektifitasnya.

(59)

a. Perusahaan menetapkan dan menerapkan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu dan K3 yang meliputi proses : a) kegiatan tanggung jawab manajemen ( PMK3-LTT-05 )

b) penyediaan sumber daya ( PMK3-LTT-06 ) c) realisasi produk/jasa ( PMK3-LTT-07 ) dan

d) pengukuran, analisis, dan perbaikan ( PMK3-LTT-O8 )

b. Perusahaan menetapkan Diagram Proses Kegiatan Perusahaan, yaitu urutan dan interaksi proses-proses tersebut diatas.

c. Perusahaan menetapkan kiteria dan prosedur-prosedur, Yang diperlukan agar pelaksanaan dan pengendalian proses-proses tersebut diatas efektif. d. Perusahaan memerintahkan penyusunan daftar sumber daya dan informasi

yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan dan pemantauan proses-proses tersebut diatas kepada unit kerja terkait dan mengesahkannya. e. Perusahaan melaksanakan pemantauan, pengukuran dan analisis

proses-proses tersebut diatas dan mengelola rekaman hasil pemantauan, pengukuran dan analisis proses-proses tersebut diatas.

f. Perusahaan menetapkan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan berlanjut dari proses-proses tersebut diatas, mengelola rekaman pelaksanaan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan perikerja proses-proses tersebut diatas.

(60)

g. Pelaksanaan proses apapun yang mempergaruhi mutu produk/jasa dan K3 oleh pihak luar Perusahaan harus dikendalikan sesuai Prosedur Pengendalian Dokumen ( SP-LTT-MR-OI ).

C. Visi Dan Misi Perusahaan

a. Visi

Menjadi Pelaksana Konstruksi Terkemuka di Makassar. b. Misi

Melaksanakan Pekerjaan sesuai spesifikasi dan tepat waktu serta senantiasa meningkatkan kepuasan.

D. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan kegiatan perusahaan, maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah struktur organisasi yang baik dan tersusun secara rapi demi kelancaran tugas dalam perusahaan.

Struktur organisasi merupakan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing – masing. Cara pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab diperlihatkan dalam suatu bentuk tertentu berupa bagan atau skema struktur organisasi yang bersangkutan.

(61)

Adapun struktur organisasi PT. Lima Tujuh Tujuh adalah sebagai berikut:

Berdasarkan struktur organisasi diatas, tentang tugas dan tanggung jawab dan wewenang tiap bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Komisaris

Komisaris atau pemilik perusahaan merupakan pimpinan tertinggi dari perusahaan. Komisaris memiliki wewenang dalam merencanakan, mengambil keputusan, menetapkan target dan program pengembangan perusahaan.

KOMISARIS

Direktur Utama

General Manager

Manager HRD & Umum Manager Keuangan Manager Teknik

Staf Staf General

Superitenden Site Manager

Pekerja OHSQMR ISO & OHSAS 18001

(62)

b. Direktur Utama

Direktur utama merupakan perpanjangan tangan dari dewan komisaris. Direktur utama bertanggung jawab kepada dewan komisaris atas segala yang terjadi di perusahaaan. Tugas, tanggung jawab, serta wewenang yang dimiliki oleh direktur utama antara lain :

a) Memimpin, mengarahkan, menugaskan, mengawasi seluruh jajaran yang berada dibawah tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

b) Memastikan seluruh karyawan yang berada dibawah tanggung jawabnya menjalankan tugas dengan baik, efektif, dan efisien.

c) Berhak mempromosikan, merotasi, memberhentikan karyawan berdasarkan hasil evaluasi dan pengamatan yang dilakukan.

d) Memberikan laporan atau masukan kepada dewan komisaris atas perkembangan, hasil serta rencana perusahaan agar dewan komisaris dan pemilik perusahaan dapat menetapkan target serta program pengembangan perusahaan.

e) Memberikan usulan kepada dewan komisaris atau pemilik perusahaan demi kemajuan perusahaan.

f) Menjalin dan menjaga hubungan baik perusahaan dengan instansi pemerintah serta masyarakat sekitar perusahaan.

3. General Manajer

General Manajer bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan direktur pelaksana. General manajer mengepalai manajer-manajer yang

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka penyususnan laporan Keuangan Sumber : Prianthara (   )
Gambar 1.2 Model Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Quick ratio = aktiva lancar – persediaan Hutang lancar.. Analisis terhadap likuditas menjadi sangat penting mengingat pencapaian likuiditas yang sehat tersebut berhubungan

Khusus untuk Tender Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi, dalam hal pengalaman pada subbidang usaha yang sesuai tidak dapat dibuktikan dari satu Kontrak, maka pembuktian pengalaman

Secara umum masih banyak yang harus dilakukan terlebih terkait kontrak Konstruksi, namun kajian dan penelitian yang dilakukan secara khusus menyoroti aspek yuridis

Pola penyelesaian sengketa amandemen/addendum kontrak pemborongan tidak diatur secara khusus dalam undang-undang nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi maupun

Khusus untuk Tender Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi, dalam hal pengalaman pada subbidang usaha yang sesuai tidak dapat dibuktikan dari satu Kontrak, maka pembuktian pengalaman

Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri atas biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu, biaya yang dapat didistribusikan pada aktivitas kontrak yang

Sehingga diperlukan suatu metode untuk mengevaluasi pengakuan pendapatan dan beban jasa konstruksi yang berhubungan dengan kontrak konstruksi agar dapat menentukan

salah satu solusi baik untuk meminimalkan resiko kontrak tahunan (kontrak (kontrak tahun tunggal) dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan untu. tahun tunggal) dalam