PADA KOMPARTEMEN KEBAKARAN YANG BERBEDA
V.2 SISTEM PROTEKSI AKTIF 1 Sistem Pemadam Kebakaran
2. Sistem Deteksi & Alarm Kebakaran
a. Sistem deteksi dan alarm kebakaran otomatis harus dipasang di: i. bangunan klas 1b; dengan
ii. bangunan klas 2 dengan persyaratan khusus;
iii. bangunan klas 3 yang menampung lebih dari 20 penghuni yang digunakan sebagai:
(1) bagian hunian dari bangunan sekolah; atau
(2) akomodasi bagi lanjut usia, anak-anak atau orang cacat; dan iv. bangunan klas 9a.
b. Spesifikasi Sistem Deteksi & Alarm Kebakaran.
i. Perancangan dan pemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran harus memenuhi standar teknis yang berlaku, SNI-3985.
ii. Sistem deteksi kebakaran dan sistem alarm otomatis harus dihubungkan dan mengaktifkan:
(1) sistem peringatan keadaan darurat dan sistem komunikasi internal sebagaimana dipersyaratkan oleh ketentuan Bab VIII; atau
(2) bila sistem peringatan darurat dan sistem komunikasi intemal tidak dipersyaratkan, maka dapat dihubungkan dengan sistem pengeras suara, alarm pengindera asap ataupun peralatan untuk peringatan
lainnya yang dapat didengar dan yang ditempatkan disetiap lantai sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Penempatan Alat Pendeteksi Asap.
i. dipasang dengan permukaan menghadap ke bawah dan di luar saluran unit pengkondisian udara, atau menggunakan sistem point sampling yang mempunyai derajat kepekaan maksimum 0,5 % smoke obscuration/m; ii. ditempatkan pada lokasi berkumpulnya asap panas dengan memper-
timbangkan geometri langit-langit dan efeknya pada lintasan perpindahan asap;
iii. ditempatkan kurang dari 1,50 meter jaraknya dari pintu kebakaran; dan iv. dipilih tipe foto-elektrik, jika dipasang di dalam saluran udara (ducts)
atau udara yang terkontaminasi partikel debu dengan ukuran kurang dari 1 µm, dan bila terdapat partikel jenis lainnya harus menggunakan detektor tipe ionisasi. :
d. Batas Ambang.
i. Sistem sampling harus memenuhi Ketentuan yang berlaku tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, dan Pemeriksaan Alat Deteksi dan Alarm Kebakaran Otomatis.
ii. Penetapan batas ambang alarm bagi sistem detektor harus mengikuti ketentuan yang berlaku, yaitu:
(1) ketentuan yang berlaku tentang Tata Cara Perencanaan Ventilasi Mekanik dan Pengkondisian Udara dalam Bangunan Gedung; dan (2) ketentuan yang berlaku tentang Spesifikasi Alat Pendeteksi dan
Alarm Kebakaran otomatis pada Bangunan Gedung. 3. Pengendalian Asap Kebakaran
a. Ketentuan pengendalian asap ini tidak berlaku untuk: i. bangunan klas 1 atau 10; dan
ii. setiap ruangan yang tidak digunakan oleh penghuni untuk waktu yang cukup lama, seperti gudang dengan luas lantai 30 m2, ruang kompartemen sanitasi, ruang tanaman atau sejenisnya; dan
iii. ruang parkir terbuka atau panggung terbuka. b. Persyaratan umum
i. Pada saat terjadi kebakaran, setiap rute evakuasi harus dijaga dengan ketinggian asap sekurang-kurangnya 2.10 m di atas level lantai, sehingga (1) temperatur ruang tidak membahayakan manusia;
(2) tingkat penglihatan memungkinkan diketahui rute evakuasinya, (3) tingkat racun asap yang timbul tidak membahayakan manusia, untuk
selama tenggang waktu sampai dengan seluruh penghuni dapat terevakuasi dari bangunan.
ii. Perioda tenggang waktu harus memperhitungkan keadaan bangunan dan mobilitas manusia.
iii. Rute evakuasi merupakan jarak lintasan menerus perjalanan evakoasi/ penyelamatan dari suatu tempat (seperti pintu/ jalan keluar, ramp dan jalur sirkulasi yang terisolasi dari kebakaran serta koridor umum) pada setiap bagian bangunan, termasuk didalam satuan numah hunian bangunan klas 2 atau 3 atau sebagian klas 4, sampai ke jalan atau ruang terbuka bebas.
iv. Pada sistem pengkondisian udara terpusat yang memutar udara untuk lebih dari satu ruangan kompartemen kebakaran:
(1) pada bangunan yang termasuk dalam butir v, harus: (a) beroparasi seperti sistem pengendali asap; atau
(b) diatur sehingga pada kondisi kebakaran, setiap bagian yang menyebabkan penyebaran asap yang serius antar kompartemen; (2) pada bangunan yang termasuk dalam butir vi, harus:
(a) beroperasi seperti sistem pengendali asap sesuai ketentuan, bersama-sama dengan kelengkapan pengendalian asap lainnya yang dipasang untuk memenuhi ketentuan pada Tabel V.2.3., atau ketentuan pada butir b; atau
(b) diatur sehingga pada kondisi kebakaran, sistem tidak mengganggu beroperasinya peralatan pengendalian asap yang dipasang untuk memenuhi ketentuan pada Tabel V.2.3., atau ketentuan pada butir b, dan tidak mensirkulasikan asap diantara kompartemen kebakaran.
Untuk keperluan ketentuan ini, setiap hunian tunggal pada bangunan klas 2 atau 3 harus diberlakukan sebagai kompartemen terpisah. v. Untuk sistem pengatur udara lainnya, dan tidak membentuk bagian
sistem pengendali asap harus memenuhi ketentuan standar yang berlaku. vi. Berkaitan dengan butir c berikut tentang Persyaratan Untuk Bahaya
Khusus, bila suatu bangunan tidak termasuk dalam Tabel V.2.3 pada lampiran persyaratan teknis ini maka harus memenuhi ketentuan i, dan persyaratan lain dari pedoman teknis ini.
c. Persyaratan untuk bahaya khusus
Upaya tambahan dalam pengendalian bahaya asap mungkin dipersyaratkan bilamana berkaitan dengan:
i. tata letak bangunan;
ii sifat penggunaan bangunan;
iii. sifat dan jumlah bahan yang disimpan, ditaruh atau dipakai di dalam bangunan. d. Ketentuan lebih teknis dalam pengendalian asap kebakaran untuk setiap klas
bangunan mengikuti petunjuk dan standar teknis yang berlaku. 4. Pusat Pengendali Kebakaran
a. Kegunaan dan sarana yang ada di Pusat Pengendali Kebakaran adalah:
i. sebuah ruang untuk pengendalian dan pengarahan selama berlangsungnya operasi penanggulangan kebakaran atau penanganan kondisi darurat lainnya; ii. dilengkapi sarana alat pengendali, panel kontrol, telepon, meubel, peralatan
dan sarana lainnya yang diperlukan dalam penanganan kondisi kebakaran; iii. tidak digunakan bagi keperluan lain, selain:
(1) kegiatan pengendalian kebakaran; dan
(2) kegiatan lain yang berkaitan dengan unsur keselamatan atau keamanan bagi penghuni bangunan.
b. Konstruksi.
Ruang Pusat Pengendaii Kebakaran pada bangunan gedung yang tinggi efektifnya lebih dari 50 meter harus merupakan ruang terpisah, dimana:
i. konstruksi penutupnya dari beton, dinding atau sejenisnya mempunyai kekokohan yang cukup terhadap keruntuhan akibat kebakaran dan dengan nilai TKA tidak kurang dari 120/120/120;
ii. bahan lapis penutup, pembungkus atau sejenisnya harus memenuhi persyaratan terhadap kebakaran;
iii. peralatan utilitas, pipa, saluran udara dan sejenisnya, yang tidak diperlukan untuk berfungsinya nuang pengendali, tidak boleh lewat ruang tersebut;
iv. bukaan pada dinding, lantai atau langit-langit yang memisahkan ruang pengendali dengan ruang dalam bangunan dibatasi hanya untuk pintu, ventilasi dan lubang perawatan lainnya, yang khusus untuk melayani fungsi ruang pengendali tersebut.
c. Proteksi pada bukaan.
Setiap bukaan pada ruang pengendali kebakaran, seperti pada lantai, langit-langit dan dinding dalam, untuk jendela, pintu, ventilasi, saluran, dan sejenisnya harus mengikuti syarat teknis proteksi bukaan pada Bab V.1.5
d. Pintu Keluar.
i. Pintu yang menuju ruang pengendali harus membuka ke arah dalam ruang tersebut, dapat dikunci dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga orang yang menggunakan rute evakuasi dari dalam bangunan tidak menghalangi atau menutupi jalan masuk ke ruang pengendali tersebut.
ii. Ruang pengendali haruslah dapat dimasuki dari (2) dua arah (1) arah pintu masuk di depan bangunan; dan
(2) arah langsung dari tempat umum atau melalui jalan terusan yang dilindungi terhadap api, yang menuju ke tempat umum dan mempunyai nilai TKA tidak kurang dari -/120/30.
e. Ukuran dan sarana.
i. Ruang pengendali kebakaran harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya: (1). Panel indikator kebakaran, sakelar kontrol dan indikator visual yang
diperlukan untuk semua pompa kebakaran, kipas pengendali asap, dan peralatan pengamanan kebakaran lainnya yang dipasang di dalam bangunan;
(2) telepon sambungan langsung,
(3) sebuah papan tulis dan sebush papan tempel (pin-up board) berukuran cukup; dan
(4) sebuah meja berukuran cukup untuk menggelar gambar dan rencana taktis yang disebutkan dalam (5); dan
(5) rencana taktis penanggulangan kebakaran.
ii. Sebagai tambahan, di ruang pengendali dapat disediakan:
(1) Panel pengendali utama, panel indikator lif, sakelar pengendali jarak jauh untuk gas atau catu daya listrik, genset darurat; dan
(2) sistem keamanan bangunan, sistem pengamatan, dan sistem manajemen, jika dikehendaki terpisah total dari sistem lainnya.
iii. Ruang pengendali harus:
(1) mempunyai luas lantai tidak kurang dari 10 m2, dan salah satu panjangnya dari sisi bagian dalam tidak kurang dari 2,50 m;
(2) jika hanya menampung peralatan minimum, luas lantai bersih tidak kurang dari 8 m dan luas ruang bebas di depan panel indikator tidak kurang dari 1,50 m2, (3) jika dipasang peralatan tambahan, luas lantai bersih daerah tambahan adalah 2
m2 untuk setiap penambahan alat, ruang bebas di depan panel indikator tidak kurang dari 1,50 m2 dan ruang untuk tiap rute evakuasi penyelamatan dari ruang pengendali ke ruang lainnya harus disediakan sebagai tambahan persyaratan (2) dan (3) diatas.
f. Ventilasi dan pemasok daya.
Ruang pengendali harus diberi ventilasi dengan cara:
i. ventilasi alami dari jendela atau pintu pada dinding luar bangunan yang membuka langsung ke ruang pengendali; atau
ii. Sistem udara bertekanan yang hanya melayani ruang pengendali, dan
(1) dipasang sesuai ketentuan yang berlaku seperti untuk tangga kebakaran yang dilindungi;
(2) beroperasi otomatis melalui aktivitas sistem alarm atau sistem sprinkler yang dipasang pada bangunan;
(3) mengalirkan udara segar ke ruangan tidak kurang dari 30 kali pertukaran udara perjamnya pada waktu sistem beroperasi dengan dan salah satu pintu ruangan terbuka;
(4) mempunyai kipas, motor dan pipa-pipa saluran udara yang membentuk bagian dari sistem, tetapi tidak berada di dalam ruang pengendali dan diproteksi oleh dinding yang mempunyai TKA tidak lebih kecil dari 120/120/120;
(5) mempunyai catu daya listrik ke ruang pengendali atau peralatan penting bagi beroperasinya ruang pengendali.
g. Pencahayaan darurat sesuai ketentuan yang berlaku harus dipasang dalam ruang pusat pengendali, dan tingkat iluminasi diatas meja kerja tak kurang dari 400 Lux.
h. Beberapa peralatan seperti Motor bakar, pompa pengendali sprinkler, pemipaan dan sambungan-sambungan pipa tidak boleh dipasang dalam ruang pengendali, tetapi boleh dipasang di ruangan-ruangan yang dapat di capai dari ruang pengendali tersebut.
i. Tingkat suara (ambient) dalam ruang pengendali kebakaran yang diukur pada saat semua peralatan penanggulangan kebakaran beroperasi ketika kondisi darurat berlangsung tidak melebihi 65 dbA bila ditentukan berdasarkan ketentuan tingkat kebisingan didalam bangunan.