BAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
A. Sistem Ekskresi
Ekskresi membantu menjaga homeostasis dengan mempertahankan lingkungan dalam tubuh agar tetap stabil dan bebas dari materi-materi yang membahayakan. Dalam sistem eksresi manusia terdapat organ-organ berupa ginjal, kulit, hati, ginjal dan paru-paru. Manusia memiliki organ ekskresi yang kompleks dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Organ-organ ekskresi tersebut sangat penting dalam menjalankan fungsinya, seperti mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, mengatur homeostatis tubuh, dan mengatur kadar pH cairan tubuh.
1.
Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk menyerupai kacang merah. Ginjal pada manusia memiliki ukuran panjang 10-12 cm, lebar 5-6 cm, dan tebal 3-4 cm dengan berat sekitar 140 gram. Organ ini terletak di dekat ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal pada manusia terdiri atas satu pasang (kiri dan kanan). Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dari ginjal kiri. Hal ini disebabkan di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal terdiri atas tiga bagian, yaitu korteks, medula, dan pelvis.
Sebagai salah satu organ ekskresi, peran ginjal sangat penting dan tak dapat digantikan oleh organ lain. Jika seseorang mengalami disfungi ginjal, maka ia harus menggunakan alat pengganti untuk menjalankan fungsinya, yaitu dengan melakukan transplantasi (pencangkokan) ginjal yang baru. Jika tidak, maka orang itu harus menjalani cuci darah seumur hidup. Dengan demikian kita harus berusaha menjaga organ ini agar tidak mengalami kerusakan (gangguan).
Fungsi Ginjal dalam Tubuh Manusia ada 6 yaitu: a. Menyaring/Membersihkan Darah
Bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini adalah nefron. Manusia tanpa ginjal akan meninggal, sebab tubuhnya diracuni oleh kotoran yang dihasilkan tubuhnya sendiri.
146 b. Mengatur Volume Darah
Darah dapat mengatur jumlah cairan yang terlarut dalam darah sehingga volume dipertahankan untuk selalu seimbang di dalam tubuh. Tanpa kontrol dari ginjal ini, maka kemungkinan terburuk tubuh menjadi kering karena kekurangan cairan atau tubuh tenggelam karena kebanyakan cairan yang menumpuk tak terbuang.
Sumber : https:// www. siswapedia.co m/ Gambar 6.1 Struktur ginjal dan nefron
c. Mendaur Ulang Air, Mineral, Glukosa, dan Gizi
Ginjal akan mempertahankan zat-zat penting yang ikut masuk ke dalam nefron bersama cairan darah, lalu mengembalikannya ke peredaran darah. Tapi ginjal tidak menyerap kembali zat-zat ini jika jumlahnya berlebih dalam darah.
d. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia Darah
Salah satu contoh fungsi pengatur adalah mengatur kadar garam dalam darah. Garam cenderung mengikat air sehingga jika kadar dalam gula darah berlebih mengakibatkan penumpukan cairan yang berlebihan dalam darah dan rongga sela antarsel tubuh. Jika demikian, maka anggota tubuh seperti wajah, tangan, dan kaki akan membengkak. Akibat lain adalah memperberat tugas jantung dalam memompa darah karena adanya cairan dalam darah tersebut. Berdasarkan alasan itu maka ginjal akan mengeluarkan kadar garam yang berlebih dalam darah agar seimbang kembali.
Ginjal juga mengatur kadar kalium dalam darah. Apabila kadar kalium dalam darah berkurang, maka ginjal akan menyerap kembali kalium tersebut. Sebaliknya, jika jumlah kalium berlebih ginjal akan membuangnya. Zat lain yang perlu dijaga keseimbangannya adalah urea yang merupakan limbah pencernaan protein, karena urea yang berlebih dapat mengakibatkan keracunan yang disebut penyakit uremia.
e. Menjaga Darah agar tidak Terlalu Asam
f. Penghasil Hormon
Hormon yang dihasilkan adalah hormon eritroprotein yang berfungsi untuk merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang.
Sumber : http:// www.so ftil mu. co m/2015/
Gambar 6.2 Proses pe mbentukan urin di nefron ginjal
Ginjal mengandung jutaan unit fungsional terkecil yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas saluran (tubulus) nefron yang berhubungan dengan pembuluh darah. Nefron merupakan miniatur (bentuk kecil) dari fungsi ginjal. Nefron berbentuk seperti cacing berkepala besar dengan tubuh bagaikan elang yang berkelok-kelok. Pada bagian kepala terdapat saringan halus yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu saja. Sel darah dan protein darah tidak dapat melewati saringan ini karena ukurannya lebih besar.
Nefron bekerja dengan cara mengolah sejumlah darah menjadi urin. Setiap nefron memiliki ujung dan pangkal pada bagian korteks. Pada nefron terdapat pula Kapsula Bowman, suatu bagian berbentuk seperti mangkuk. Di dalam Kapsula Bowman terdapat suatu kumpulan pembuluh darah kapiler yang disebut glomerulus. Glomerulus berfungsi dalam filtrasi darah untuk pembentukan urin. Nefron memiliki tiga bagian saluran (tubulus) yaitu tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal. Pada ujung lainnya dari nefron terdapat tubulus kolektivus (saluran pengumpul).
Dalam sistem ekskresi manusia, nefron berperan dalam pembentukan urin sebagai hasil dari pengolahan zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan tubuh lagi. Pembentukan urin terjadi melalui tiga proses, yaitu:
148 Darah yang masuk ke glomerulus akan mengalami proses filtrasi. Air dan molekul- molekul kecil lainnya masuk dari kapiler menuju saluran-saluran pada nefron melalui glomerulus. Penyaringan terjadi tepatnya di kapsul Bowman yang berada di badan malpighi. Setelah penyaringan, terbentuklah filtrat glomerulus yang disebut urin primer. Di dalam urin primer ini masih terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh seperti air, glukosa, garam-garam, asam amino dan ion-ion lainnya. Sebanyak 99% filtrat glomerulus ini nantinya masih akan diserap kembali.
2) Reabsorbsi
Urin primer dari glomerulus tersebut akan masuk ke tubulus kontortus proksimal. Pada tubulus kontortus proksimal, glukosa dan asam amino dari filtrat akan direabsorpsi menuju kapiler. Selanjutnya proses reabsorbsi terjadi di lengkung Henle. Lengkung Henle akan membawa filtrat ke bagian medula dan kembali ke bagian korteks. Air akan meninggalkan tubulus dengan cara berosmosis ke dalam darah melewati pembuluh kapiler di sekitar tubulus. Hal ini disebabkan cairan interstitial (darah) pada bagian medula memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan pada filtrat. Pada bagian lengkung Henle ascenden (naik), reabsorpsi air akan berhenti karena tubulus tersebut impermeabel (tidak dapat ditembus) terhadap air. Pada bagian ini, terjadi reabsorpsi NaCl dari filtrat menuju darah. Sisanya akan membentuk urin sekunder, di mana tidak terdapat lagi zat yang berguna melainkan kadar urea yang terkandung tinggi.Urin sekunder kemudian dialirkan ke dalam tubulus distal dan menuju tubulus kolektivus.
Reabsorpsi NaCl kembali terjadi di tubulus kolektivus, di mana proses ini akan menentukan kadar garam di dalam urin. Pada bagian medula, tubulus kolektivus menjadi permeabel (dapat ditembus) terhadap urea. Akibatnya, urea akan direabsorpsi menuju darah. Beberapa tubulus kolektivus akan bermuara di bagian pelvis yang kemudian akan menuju ureter sebelum akhirnya sampai di kantung kemih. Urin akan ditampung pada kantung kemih sebelum akhirnya dikeluarkan melalui uretra.
3) Augmentasi
Proses augmentasi, yaitu penyerapan air dan penambahan zat-zat seperti ion H+,
K+, kreatinin dan urea dalam urin sehingga urin hanya berisi zat-zat yang benar-benar sudah
tidak berguna lagi. Kelebihan H+ di dalam darah akan disekresikan kembali ke dalam filtrat.
Hal ini bertujuan untuk menjaga darah agar tidak menjadi asam. Selain itu bahan-bahan dari racun di dalam darah akan dihilangkan. Melalui proses augmentasi, akan terbentuk urin yang sesungguhnya. Urin ini dikumpulkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal kemudian dialirkan ke kandung kemih atau vesika urinaria, melalui saluran ureter.
Urin yang telah diekskresikan ginjal mengandung zat-zat seperti berikut.
(a) Ureum. Ureum merupakan hasil akhir dari metabolisme protein. Ureum berasal asam amino yang tidak mengandung asam amoniak lagi, karena amoniaknya sudah dipindahkan ke hati. Ureum disekresikan rata-rata 30 gram per hari.
(b) Kreatin. Kreatin merupakan zat hasil buangan dari otot.
(c) Asam urat. Asam urat memiliki kadar normal dalam darah kurang lebih 2–3 mg setiap 100 cc. Dari jumlah asam urat di atas sekitar 1,5–2 mg akan dikeluarkan melalui urin setiap hari.
(d) Natrium klorida (garam dapur). Garam seperti natrium dan kalium klorida masuk ke dalam tubuh melalui makanan, untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut maka zat ini akan dikeluarkan melalui urin.
Pembentukan urin sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik bagian eksternal maupun internal, antara lain:
(a) Jumlah air yang diminum, semakin banyak air yang diminum jumlah urin semakin banyak. penyerapan air ke dalam darah sedikit, sehingga pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan air kencing akan terlihat bening dan encer. Sebaliknya apabila sedikit air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebih kuning. (b) Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah supaya tekanan osmotik tetap, semakin
banyak konsumsi garam maka pengeluaran urin semakin banyak.
(c) Konsentrasi hormon insulin, jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin. Kasus ini terjadi pada orang yang menderita kencing manis. (d) Hormon antidiuretik (ADH), hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian
belakang. Jika darah sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak.
(e) Suhu lingkungan. Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
150 (f) Gejolak emosi dan stress. Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, timbul hasrat ingin buang air kecil.
(g) Minuman alkohol dan kafein. Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika. Seseorang yang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akan meningkat.
2.
Kulit
Kulit pada manusia memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai pelindung tubuh, pengatur suhu tubuh, peraba, tempat sintesis vitamin D, serta pelindung jaringan di bawahnya. Dalam kajian ekskresi, kulit berfungsi mengeluarkan sisa metabolisme berupa garam dan senyawa lainnya dalam bentuk keringat.
Sumber : https://brainl y. co.id/
Gambar 6.3 Struktur kulit dan lapisan -lapisannya
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis tersusun atas lapisan sel-sel epitel. Apabila lapisan sel epitel paling atas rusak atau mati, akan digantikan oleh sel-sel epitel yang baru.
a. Epidermis (Kutilkula)
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidum, stratum granulosum, dan stratum germinativum.
Sumber : http://hadijah - arsyad.blogspot.co.id/ Gambar 6.4 Struktur Lapisan Epidermis
1) Stratum Korneum
Stratum korneum (lapisan zat tanduk) adalah lapisan sel-sel epidermis (sel epitel selapis pipih) yang mati dan menumpuk menjadi berlapis-lapis. Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel- sel mati, dan akan mengalami pengelupasan secara perlahan-lahan, digantikan dengan sel yang baru.
2) Stratum Lusidum
Stratum lusidum merupakan lapisan bening di bawah stratum korneum kulit tebal seperti pada telapak tangan dan telapak kaki. Sel-sel dari stratum lusidum rata dan mengandung zat berminyak yang merupakan hasil dari disintegrasi lisosom. Zat ini memberikan sifat bahan air stratum lusidum sehingga disebut lapisan penghalang kulit.
3) Stratum Granulosum
Stratum granulosum adalah lapisan sel yang mengandung pigmen melanin yang berpengaruh terhadap warna kulit. Stratum granulosum yang menghasilkan pigmen warna kulit, disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis.
Stratum granulosum berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Selain memberikan warna pada kulit, melanin juga berfungsi melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah
152 lemak tertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit.
Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet. Hal ini disebabkan karena sinar ultraviolet dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten.
4) Stratum germinativum
Stratum germinativum sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.
b.
Dermis (Kulit Jangat)
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput.Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis.Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut.
Sumber : http:// www.so ftil mu. co m/ Gambar 6.5 Struktur lapisan kulit d ermis
1) Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), folikel rambut yang menghasilkan rambut dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.
2) Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
3) Kelenjar Minyak (Glandula Sebasea)
Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Minyak yang dihasilkan oleh kelenjar di sekitar folikel rambut berfungsi menjaga permukaan kulit agar tetap lembap dan menjaga agar rambut tidak kering.
4) Kelenjar Keringat (Glandula Sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
Kelenjar keringat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pangkal berbentuk gulungan anyaman yang terletak di dermis, dan bagian saluran yang berujung di permukaan kulit (epidermis). Bagian pangkal yang bergulung tersebut dikelilingi oleh kapiler darah. Melalui kapiler darah tersebut kelenjar keringat menyerap cairan di jaringan. Cairan tersebut kemudian dikeluarkan sebagai keringat.
5) Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Jaringan dermis dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenis.
Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat. Keringat terdiri atas air dan garam-garam mineral (terutama NaCl, itu sebabnya keringat terasa asin), serta sedikit sampah buangan, seperti urea, asam urat, dan amonia. Keringat dikeluarkan tubuh dalam jumlah besar ketika melakukan kegiatan berat dan berada di lingkungan yang panas. Pengeluaran keringat juga dipengaruhi oleh makanan, keadaan kesehatan, dan emosi.
154 Ekskresi keringat berkaitan juga dengan upaya tubuh dalam menjaga kestabilan suhu tubuh. Ketika suhu tubuh naik, suhu darah akan meningkat dan merangsang kelenjar hipotalamus di otak. Hormon yang disekresikan kelenjar ini masuk ke darah dan merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga kecepatan aliran darah menurun dan kelenjar keringat memproduksi keringat. Dengan demikian, suhu tubuh akan menurun.
Kulit dapat mengalami gangguan, di antaranya, jerawat, bisul, flek (noda hitam) dan kanker kulit. Timbulnya jerawat dan bisul disebabkan karena produksi kelenjar minyak yang berlebihan sehingga menyumbat salurannya. Karena saluran keluarnya tersumbat maka banyak minyak yang tertinggal di dalam kulit dan menjadi makanan bagi bakteri tertentu, maka muncullah jerawat atau bisul. Flek atau noda hitam di wajah, dapat terjadi karena daerah-daerah tertentu yang bersifat peka terhadap sinar ultraviolet matahari, sehingga merangsang pigmentasi dan membentuk bercak hitam. Kecenderungan ini terjadi pada orang yang berkulit putih. Adapun kanker kulit dapat juga disebabkan oleh sinar ultraviolet yang berlebihan.
Jaringan kulit dapat mengalami kelainan misalnya luka bakar. Akibat luka bakar ini protein jaringan terdenaturasi. Gejalanya adalah bengkak, merah, melepuh, dan menyebabkan rasa sakit di kulit. Luka bakar jika dibiarkan akan menyebabkan infeksi pada jaringan kulit dan gangguan pernapasan. Hal-hal yang perlu diketahui untuk memberikan pertolongan pada luka bakar yang ringan antara lain adalah:.
a. Mencelupkan luka bakar ke dalam air dingin untuk mengurangi rasa sakit.
b. Kulit melepuh yang telah pecah dibersihkan dengan sabun dan air kemudian diberi obat jenis perak sulfadiasin.
c. Lepuh yang pecah tidak perlu dipecahkan karena dapat mengakibatkan infeksi kuman.
d. Minum obat antibiotika.
Apabila luka bakar tersebut parah yang harus dilakukan: a. Luka – luka dibersihkan agar tidak terinfeksi kuman; b. Diberi antibiotic;
c. Jika shock diberi infuse;
d. Apabila mengenai saluran pernapasan, lakukan pernapasan buatan agar tidak sesak napas;
Hati merupakan organ yang terletak di sebelah komponen kanan atas rongga perut di bawah diafragma. Hati pada manusia berukuran sebesar kepalan tangan dengan berat ± 2 kg. Hati terdiri atas lobus kiri dan kanan. Hati terletak di dalam rongga perut dan merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh kita. Hati dilindungi oleh selaput tipis pada bagian luar yang disebut kapsula hepatis. Di dalam hati terdapat kelenjar empedu dan pembuluh darah yang dipersatukan oleh selaput tipis yang disebut Kapsula Gilson. Sel-sel hati bersatu membentuk lobula terdapat kuranglebih 100 ribu lobula. Masing-masing lobula ini mempunyai panjang diameter antara 0,8-2 mm. Antara lobula satu dengan yang lain dipisahkan oleh ruangan-ruangan yang disebut lakuna. Di dalam hati juga terdapat sel-sel histiosit yang berfungsi untuk merombak sel darah merah yang telah tua.
Hati adalah kelenjar tubuh yang juga berfungsi sebagai organ ekskresi, yaitu untuk mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urin. Selain itu, hati juga berfungsi sebagai berikut.
a.
Menawarkan Racun
Tanpa hati, manusia akan mati terbunuh oleh racun yang masuk ke dalam tubuh. Racun-racun tersebut dapat berasal dari obat-obatan, alkohol, asam laktat, dan zat amonia. Salah satu proses metabolisme di dalam tubuh akan memberikan hasil samping berupa asam laktat yang dapat merugikan tubuh. Penumpukan asam laktat ditandai dengan rasa pegal pada otot. Hati akan mengubah asam laktat ini menjadi glikogen yaitu sejenis karbohidrat yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang disimpan di dalam otot.
Pada proses metabolisme protein akan dihasilkan produk sampingan berupa zat amonia. Zat ini bersifat racun dan membahayakan tubuh. Tetapi kemudian hati mengubahnya menjadi urea dan dikeluarkannya bersama dengan air kencing.
b.
Tempat Pembentukan dan Pembongkaran Sel Darah Merah
Hati akan dilewati darah kurang lebih 1,4 liter setiap menit. Pada saat darah melewati hati tersebut maka akan mengalami “pencucian”, sekitar 3 juta sel darah merah mati setiap detik dan ini akan dilebur dan hasil peleburannya akan disimpan untuk didaur ulang sebagai bahan baku dalam membuat sel darah merah baru serta sebagai bahan baku zat empedu.
c.
Tempat Pembentukan dan Pembongkaran Protein
Protein larut dalam plasma darah, sekitar 50 gram protein per hari dihasilkan oleh hati.
156 Fungsi hati adalah mengatur kadar gula dalam darah, karena kadar gula darah yang tidak tepat akan berakibat fatal bagi tubuh. Pada saat gula darah dalam tubuh naik maka hati mengubahnya ke bentuk glikogen, dan sebaliknya pada saat gula darah turun, glikogen diubah menjadi glukosa.
e.
Menghasilkan Zat yang Melarutkan Lemak
Hati menghasilkan sekitar 0,5-1 liter zat empedu setiap hari. Zat inilah yang dapat melarutkan lemak. Telah dijelaskan di depan bahwa sel darah yang mati akan didaur ulang sebagai bahan baku untuk membuat sel darah merah dan zat empedu. Zat empedu ini