i
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
2016
Biologi
KesehatanAN
JUDULSMK
KELAS XI
Hak cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang
Penulis : Hermin Pancasakti Kusumaningrum Muhammad Zainuri
Endang Purbajanti Waheni Rizki Aprilia
2017
Disusun dengan huruf Times New Roman 11 pt
Milik Negara
iii
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat
(3)
mengamanatkan
bahwa
Pemerintah
mengusahakan
dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Implementasi dari undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut
yang dijabarkan melalui sejumlah peraturan pemerintan, memberikan arahan
tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,
diantaranya adalah standar sarana dan prasarana. Guna peningkatan kualitas
lulusan SMK maka salah satu sarana yang harus dipenuhi oleh Direktorat
Pembinaan SMK adalah ketersediaan bahan ajar siswa khususnya bahan ajar
Peminatan C1 SMK sebagai sumber belajar yang memuat materi dasar kejuruan
Kurikulum yang digunakan di SMK baik kurikulum 2013 maupun
kurikulum KTSP pada dasarnya adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di
dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan proses pembelajaran
dan penilaian yang diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
diinginkan. Bahan ajar Siswa Peminatan C1 SMK ini dirancang dengan
menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang
telah dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang sesuai.
Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang
lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui proses
pembelajaran berbasis penemuan (
discovery learning
) melalui kegiatan-kegiatan
berbentuk tugas (
project based learning
), dan penyelesaian masalah (
problem
solving based learning
) yang mencakup proses mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk
SMK ditambah dengan kemampuan mencipta . Bahan ajar ini merupakan
penjabaran hal-hal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan kurikulum yang digunakan, peserta
didik diajak berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang
luas di sekitarnya. Bahan ajar ini merupakan edisi ke-1. Oleh sebab itu Bahan Ajar
ini perlu terus menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.
kami mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor
bahasa atas kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang terbaik
bagi kemajuan dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka
mempersiapkan Generasi Emas seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
v
PENDAHULUAN
Cakupan materi pembelajaran pada buku ini disajikan secara sistematis, komunikatif, dan integratif. Di setiap awal bab dilengkapi gambar pembuka pelajaran, bertujuan memberikan gambaran materi pembelajaran yang akan dibahas, dan mengajarkan Kalian konsep berpikir kontekstual dan logis sekaligus merangsang cara berpikir lebih dalam. Selain itu, buku ini juga ditata dengan format yang menarik dan didukung dengan foto dan ilustrasi yang representatif. Bahasa digunakan sesuai dengan tingkat kematangan emosional Kalian sehingga Kalian lebih mudah memahami konsep materinya.
Buku untuk SMK Kesehatan Kelas XI ini terdiri atas enam bab, yaitu Sistem Gerak pada Manusia; Sistem Peredaran Darah pada Manusia; Sistem Pencernaan Makanan; Sistem Pernapasan; dan Sistem Ekskresi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan petunjuk untuk pembaca berikut:
(1) Judul Bab, disesuaikan dengan tema materi dalam bab.
(2) Kata Kunci, panduan Kalian dalam mempelajari konsep materi.
(3) Tujuan Pembelajaran, tujuan umum yang harus Kalian capai pada bab yang dipelajari.
(4) Gambar Pembuka Bab, disajikan untuk memberi gambaran tentang materi yang akan dipelajari.
(5) Peta Konsep, menggambarkan hubungan antarkonsep sehingga memudahkan Kalian mempelajari materi dalam bab.
(6) Materi Pembelajaran, disajikan secara sistematis, komunikatif, integratif, dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi sehingga Kalian dapat
tertantang untuk belajar lebih jauh.
(7) Gambar dan Ilustrasi, sesuai dengan materi dalam bab yang disajikan secara menarik dan mudah dipahami.
(8) Rangkuman, merupakan ringkasan materi pembelajaran bab.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN HAK CIPTA ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PENDAHULUAN ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
BAB 1 SISTEM GERAK PADA MANUSIA ... 1
A.Tulang dan Rangka... 2
B.Otot ... 24
Rangkuman ... 33
Evaluasi ... 34
BAB 2 SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA... 42
A.Darah ... 43
B.Organ-Organ Peredaran Darah ... 52
C.Gangguan dan Penyakit pada Sistem Darah ... 58
Rangkuman ... 58
Evaluasi Kompetensi ... 59
BAB 3 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIA ... 67
A.Organ ... 68
B.Sistem Organ ... 74
Rangkuman ... 96
Evaluasi Kompetensi ... 96
BAB 4 SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA ... 102
A.Zat Makanan ... 103
B.Sistem Pencernaan ... 110
Rangkuman ... 118
Evaluasi Kompetensi ... 119
BAB 5 SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA ... 125
vii
B.Gangguan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan ... 134
C.Contoh Teknologi yang Berhubungan dengan Sistem Pernapasan . 136 Rangkuman ... 137
Evaluasi Kompetensi ... 138
BAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA ... 144
A.Sistem Ekskresi ... 145
B. Gangguan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi ... 157
Rangkuman ... 160
Evaluasi Kompetensi ... 161
DAFTAR PUSTAKA ... 167
GLOSARIUM... 187
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. (a) Tulang rawan hialin, (b) tulang rawan fibrosa, dan (c) tulang
rawan elastis. ... 3
Gambar 1.2. Tulang keras terdiri atas sel-sel hidup yang disebut osteosit. ... 3
Gambar 1.3. Tulang kompak dantulang spons. ... 4
Gambar 1.4. (a)Tulang pendek, (b) tulang pipa, (c) tulang ireguler, dan (d) tulang pipih. ... 4
Gambar 1.5. Tulang pendek pada pangkal telapak tangan. ... 5
Gambar 1.6. Struktur tulang pipa. ... 6
Gambar 1.7. Proses pembentukan tulang ... 7
Gambar 1.8. Proses osifikasi ... 8
Gambar 1.9. Tulang-tulang penyusun tubuh manusia ... 8
Gambar 1.10. Tulang tengkorak (a) bagian kepala, dan (b) bagian muka ... 9
Gambar 1.11. Ruas tulang belakang ... 12
Gambar 1.12. Tulang sakral tampak dari depan (a) dan belakang (b) ... 13
Gambar 1.13. Tulang dada dan tulang rusuk ... 13
Gambar 1.14. Rangka apendikular manusia ... 14
Gambar 1.15. Tulang anggota gerak atas ... 15
Gambar 1.16. Tulang anggota gerak bawah ... 16
Gambar 1.17. Persendian sinartrosis sinfibrosis ... 16
Gambar 1.18. Hubungan antartulang belakang termasuk contoh persendian amfiartrosis. ... 18
Gambar 1.19. Sendi peluru memungkinkan pergerakan ke banyak arah ... 18
Gambar 1.20. Sendi engsel memungkinkan pergerakan satu arah. ... 19
Gambar 1.21. Sendi putar memungkinkan pergerakan berputar. ... 19
Gambar 1.22. Sendi pelana memungkinkan pergerakan mirip pelana dengan penunggang kuda ... 20
Gambar 1.23. Sendi elipsoid memiliki bonggol yang ujung-ujungnya sedikit oval. ... 20
Gambar 1.24. Sendi luncur memungkinkan gerakan menggeser. ... 21
ix Gambar 1.26. Tulang belakang (a) normal, (b) skoliosis, (c) kifosis, (d)
lordosis ... 22
Gambar 1.26. Otot dan tulang, adanya otot, tulang-tulang dapat digerakkan. 24 Gambar 1.27. Struktur otot rangka ... 26
Gambar 1.28. Pembuluh darah arteri mempunyai otot polos yang bekerja di luar kesadaran. ... 27
Gambar 1.29. Otot jantung terletak di jantung ... 27
Gambar 1.30 (a) Otot rangkadari tingkat otot sampai tingkat molekul yang membangunnya. (b) Posisi aktin dan miosin saat relaksasi dan kontraksi. ... 29
Gambar 1.31. Perubahan yang terjadidi zona terang dan gelap, yaitu zona H yang terdapat pita A dan pita I, saat otot berkontraksi. ... 30
Gambar 2.1 Mekanisme penghantaran gas-gas respiratori oleh oksihemoglobin dan karbominohemoglobin ... 46
Gambar 2.2 proses pembekuan darah ... 49
Gambar 2.3. Struktur pembuluh darah ... 55
Gambar 4.1. Berbagai macam makanan ... 103
Gambar 4.2. Berbagai jenis makanan sebagai sumber karbohidrat ... 104
Gambar 4.3. Berbagai jenis makanan sebagai sumber lemak ... 105
Gambar 4.4. Berbagai jenis makanan sebagai sumber protein ... 107
Gambar 4.5. Berbagai jenis makanan sebagai sumber vitamin dan mineral ... 109
Gambar 4.6 Sistem pencernaan manusia ... 111
Gambar 4.7 Struktur rongga mulut manusia ... 111
Gambar 4.8. Struktur kelenjar pada sistem pencernaan manusia ... 112
Gambar 4.9. Anatomi lambung ... 114
Gambar 4.10 Penyerapan nutrien di usus halus ... 116
Gambar 5.1. Tiga macam pernapasan pada manusia ... 126
Gambar 5.2. Saluran pernapasan manusia ... 127
Gambar 5.3. Struktur laring ... 128
Gambar 5.4. (a) Bronkus akan bercabang-cabang menjadi bronkiolus. (b) Ujung-ujung bronkiolus membentuk alveolus. ... 129
Gambar 5.6. Mekanisme inspirasi dan ekspirasi. ... 130
Gambar 5.7. Grafik volume paru-paru ... 131
Gambar 5.8. Otak berperan mengatur pernapasan. ... 132
Gambar 5.9. Mekanisme pertukaranoksigen dan karbondioksida ... 134
Gambar 5.10. Virus SARS ... 135
Gambar 5.11. (a) Paru-paru yang sehat dan (b) paru-paru yang terkena kanker. 136 Gambar 5.12. Penggunaan bronkoskop ... 137
Gambar 6.1 Struktur ginjal dan nefron ... 146
Gambar 6.2 Proses pembentukan urin di nefron ginjal ... 147
Gambar 6.3 Struktur kulit dan lapisan-lapisannya ... 150
Gambar 6.4 Struktur lapisan epidermis ... 151
Gambar 6.5 Struktur lapisan kulit dermis ... 152
Gambar 6.6 Struktur hati ... 157
Gambar 6.7 Pasien gagal ginjal yang sedang menjalani proses cuci darah ... 158
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 .1 Tunang-tulang penyusun rangka aksial... 9
Tabel 1. 2 Tulang-tulang penyusun rangka apendikular ... 16
Tabel 2. 1Kemungkinan transfusi darah antar golongan darah ... 51
Tabel 3 .1Perbedaan sistem peredaran darah dengan sistem peredaran limpa ... 76
Tabel 3. 2 Berbagai sistem organ manusia dan fungsinya ... 84
BAB 1
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
Peta
Konsep
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi yang terdapat dalam bab ini diharapkan Kalian mampu menyelesaikan mekanisme terjadinya gerak pada manusia serta mengetahui berbagai penyakit yang mengganggu sistem gerak pada manusia.
2
A.
Tulang dan Rangka
Manusia selalu melakukan gerak. Gerak adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Gerak dapat berupa gerakan sebagian anggota tubuh maupun seluruh tubuh. Gerak merupakan suatu hasil kerja dua komponen, yaitu tulang dan otot. Tulang merupakan salah satu bagian sistem rangka yang terbuat dari jaringan ikat tulang. Tulang disebut sebagai alat gerak pasif dan otot disebut alat gerak aktif. Tulang merupakan alat gerak pasif karena tulang tidak bisa bergerak sendiri, hanya dapat digerakkan oleh otot. Otot yang berkontraksi menyebabkan tulang bergerak.
Beberapa fungsi tulang antara lain: Sebagai alat gerak bersama dengan otot, tempat melekatnya otot, pelindung organ lunak dan vital, tempat memproduksi sel-sel darah, tempat penyimpanan cadangan mineral, berupa kalsium dan fosfat, serta cadangan lemak.
1.
Jenis-Jenis Tulang
Tulang sangat banyak jenisnya, baik bentuk maupun penyusunnya.Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen, dan matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang rawan, yaitu kondroblas.
Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus dan rapat.
Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang dada.
2) Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring, dan epiglotis.
Sumber : htt p:// cpeng erti an. bl ogspot.co.i d
Gambar 1.1. (a) Tulang rawan hialin, (b) tulang rawan fibrosa, dan (c) tulang rawan elastis.
b. TulangKeras (Osteon)
Tulang keras bersifat keras dan berfungsi sebagai penyusun sistem rangka tubuh. Tulang terbentuk dari tulang rawan yang mengalami penulangan (osifikasi). Ketika tulang rawan (kartilago) terbentuk, rongga-rongga matriksnya terisi oleh sel osteoblas. Osteoblas merupakan lapisan sel tulang muda. Osteoblas akan menyekresikan zat interseluler seperti kolagen yang akan mengikat zat kapur. Osteoblas yang telah dikelilingi zat kapur akan mengeras dan menjadi osteosit (sel tulang keras). Antara sel tulang yang satu dan sel tulang yang lain dihubungkan oleh juluran-juluran sitoplasma yang disebut kanalikuli. Setiap satuan sel osteosit akan mengelilingi suatu sistem saraf dan pembuluh darah sehingga membentuk sistem Havers.
Sumber : htt p://i ndonetedu. bl ogspot.co m/
4 Matriks di sekitar sel-sel tulang memiliki senyawa protein yang dapat mengikat kapur (CaCO3) dan fosfor (CaPO4). Kapur dan fosfor tersebut membuat tulang menjadi
keras. Berdasarkan matriksnya, bagian tulang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu tulang kompak dan tulang spons.
Sumber : htt p://l of al ofi ana.bl o gspot.co.i d/
Gambar 1.3. Tulang kompak dan tulang spons.
Tulang kompak memiliki matriks yang padat dan rapat, sedangkan tulang spons memiliki matriks yang berongga-rongga. Sebenarnya, kedua jenis tulang tersebut terdapat di suatu tempat yang sama. Penamaan diambil hanya dengan melihat bagian mana yang paling dominan.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu tulang pendek, tulang pipa (panjang), tulang pipih, dan tulang ireguler.
Sumber : htt p:// hoet healt h.bl ogspot.co.i d/
Tulang pendek memiliki bentuk seperti kubus. Tulang pendek berukuran pendek. Tulang ini hanya ditemukan di pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang. Tulang pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang ini memiliki inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang kompakta. Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti terdapat pada tulang pergelangan tangan.
Sumber : htt p://www .kutt abku.co m/
Gambar 1.5. Tulang pendek pada pangkal telapak tangan.
Tulang pipa (panjang) memiliki bentuk seperti tabung yang berongga. Selain itu, pada ujung-ujung tulang pipa terdapat perluasan bentuk sebagai fungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Tulang pipa dapat ditemukan di tulang betis, tulang hasta, tulang kering, dan tulang pengumpil. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan adanya pergerakan.
Tulang pipa terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis dan epifisis. Diafisis adalah bagian "badan" tulang, sedangkan epifisis adalah bagian tepi atau bagian "kepala" tulang. Di bagian tengah terdapat rongga besar, disebut kanalis medularis, yang berisi sumsum kuning dan banyak mengandung zat lemak. Di antara epifisis dan diafisis, dibatasi oleh bagian yang disebut cakram epifisis. Cakram epifisis lebih lambat proses penulangannya dibandingkan dengan daerah diafisis.
6 Sumber: http://eriksutrada039.blogspot.co.id/
Gambar 1.6. Struktur tulang pipa.
Adapun tulang ireguler merupakan tulang yang memiliki bentuk tidak beraturan, sehingga disebut pula tulang tidak beraturan. Tulang ireguler dapat ditemukan pada tulang penyusun wajah dan tulang belakang.
Sesuai dengan namanya, tulang pipih memiliki bentuk pipih atau lempengan dan lebar.Tulang pipih memiliki dua lapisan tulang kompakta yang disebut lamina eksterna dan interna osiskrani yang dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa yang disebut diploe.Di dalam tulang pipih berisi sumsum merah, tempat pembuatan sel darah merah dan sel darah putih. Tulang pipih berfungsi sebagai penyusun dinding rongga atau sebagai pelindung. Contoh tulang pipih adalah tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak.
2.
Pembentukan Tulang
Manusia memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio. Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawan (kartilago). Kartilago berwarna transparan dan lebih lentur. Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim. Di dalam kartilago akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk tulang keras. Osteoblas akan mengisi jaringan sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel tulang).
senyawa protein pembentuk matriks tulang. Matriks tulang akan mengeras karena adanya garam kapur (CaCO3) dan garam fosfat (Ca3(PO4)2). Makin keras suatu tulang, makin
berkurang pula zat perekatnya. Bahkan, pada tulang pipa yang keras sel-sel tulangnya telah mati sehingga hanya tampak lakuna saja.
Tulang yang menyusun rangka manusia berjumlah kurang lebih 206 buah. Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas. Sel-sel ini berfungsi menyerap kembali sel tulang yang sudah rusak dan dihancurkan. Adanya aktivitassel osteoklas, tulang akan berongga. Rongga ini kelak berisi sumsum tulang. Osteoklas membentuk rongga sedangkan osteoblas terus membentuk osteosit baru ke arah permukaan luar. Tulang akan bertambah besar dan berongga. Jadi, sel osteoblas dan osteoklas dapat diibaratkan bertugas untuk membongkar pasang tulang karena setiap saat sel-sel tulang ada yang mengalami kerusakan.
,:
Sumber : htt p://www .gudang bi ologi. com/2015/
Gambar 1.7. Proses pembentukan tulang
Pada kasus patah tulang, bagian tersebut harus secepatnya dikembalikan pada susunan semula. Apabila kasusnya parah, kadang-kadang ditambahkan pen untuk menyambung. Sel-sel tulang yang rusak akan dimakan oleh osteoklas dan terjadilah proses perbaikan tulang. Lama waktu pemulihan tulang tergantung pada umur seseorang. Proses pemulihan tulang pada anak-anak berlangsung lebih cepat dibandingkan orang tua.
8 menjadi dua, yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi intrakartilagenosa. Osifikasi intramembranosa disebut juga penulangan langsung (osifikasi primer). Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya tulang tengkorak. Penulangan ini terjadi secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk selamanya. Contoh osifikasi intrakartilagenosa adalah pembentukan tulang pipa. Osifikasi ini menyebabkan tulang bertambah panjang.
Sumber : htt p:// arti kel pedian. bl ogspot. co.i d/
Gambar 1.8. Proses osifikasi
3.
Sistem Rangka Manusia
Tulang yang menyusun rangka manusia berjumlah kurang lebih 206 buah. Tulang-tulang tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Berdasarkan letak Tulang- tulang-tulang terhadap sumbu tubuh, rangka dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah rangka aksial yang berada di bagian tengah sumbu tubuh. Kelompok kedua, adalah rangka apendikular yang berada di bagian tepi dari sistem rangka aksial.
Sumber : http://sekolahmandiri.blogspot.co.id/
Rangka aksial terdiri atas tulang kepala (tengkorak), ruas-ruas tulang belakang (vertebrae), tulang dada (sternum), dan tulang rusuk (kosta). Rangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak atas (tungkai atas), gelang panggul, dan anggota gerak bawah (tungkai bawah).
a. Rangka Aksial
Rangka aksial disebut juga rangka poros atau sumbu tubuh. Disebut demikian, karena hampir semua tulang anggota rangka aksial berada di garis sumbu tubuh. Rangka aksial tersusun atas tulang kepala (tengkorak), tulang belakang (vertebrae), tulang dada (sternum), dan tulang rusuk (kosta).
10 1) Tulang kepala (Tengkorak)
Tulang kepala terdiri atas tulang tempurung (kranium) dan tulang rahang. Tulang tengkorak berbentuk pipih, saling berhubungan, dan membentuk rongga.Tulang-tulangini mengelilingi dan melindungi otak yang adadi dalamnya. Tulang kepala tersusun dari 22 tulang yang membentuk satu kesatuan dan berfungsi sebagai pelindung otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan. Tulang tengkorak berhubungan dengan bagian atas tulangbelakang (tulang leher). Di bagian bawah tempurung kepala terdapat rongga khusus yang disebut foramen magnum yang menjadi tempat masuk dan keluarnya pembuluh saraf serta darah yang kemudian menuju ke sumsum tulang belakang.
Tulang-tulang yang menyusun tulang tengkorak dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Tulang-tulang yang membentuk bagian kepala
Kelompok tulang-tulang ini meliputi: (1) tulang baji (sfenoid) 2 tulang (2) tulang tapis (etmoid) 1 tulang (3) tulang pelipis (temporal) 2 tulang (4) tulang dahi (frontal) 1 tulang (5) tulang ubun-ubun (parietal) 2 tulang (6) tulang kepala belakang (oksipital) 1 tulang b) Tulang-tulang yang menyusun wajah
Kelompok tulang-tulang ini meliputi: (1) tulang rahang atas (maksila) 2 tulang (2) tulang rahang bawah (mandibula) 2 tulang (3) tulang pipi (zigomatikus) 2 tulang
(4) tulang langit-langit (palatinum) 2 tulang (5) tulang hidung (nasale) 2 tulang
Sumber : htt p:// cpeng erti an. bl ogspot.co.i d/2013/
Gambar 1.10. Tulang tengkorak (a) bagian kepala, dan (b) bagian muka
2) Tulang Belakang (Vertebrae)
Tulang belakang merupakan penopang tubuh utama, terdiri atas jejeran tulang-tulang belakang (vertebrae). Tulang belakang ini bersifat kuat tetapi lentur. Hal ini disebabkan karena tulang belakang bertugas menopang hampir dua pertiga dari berat badan. Di sisi lain ia harus melakukan banyak pergerakan tubuh, antara lain memutar kepala dan sebagainya. Tulang belakang ini juga berfungsi untuk melindungi saraf-saraf tulang belakang. Ruas tulang belakang manusia berjumlah 33 buah. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu kesatuan memanjang yang membentuk sumbu tubuh dan menopang tengkorak. Di antara tulang-tulang belakang (vertebrae) terdapat discus invertebralis
merupakan tulang rawan yang membentuk sendi yang kuat dan elastis. Discus invertebralis
memungkinkan tulang belakang bergerak ke segala arah.
12 Sumber : http://guratansemangat.blogspot.co.id
Gambar 1.11. Ruas tulang belakang
Tulang belakang tersusun dari beberapa tulang, antara lain seperti berikut. (a) Tulang Leher (Servikal)
Ruas pertama tulang leher disebut atlas, sedangkan ruas kedua disebut tulang pemutar. Tulang leher terdiri atas 7 buah tulang yang bertugas menopang kepala, leher, dan menggerakkan kepala untuk menunduk, serta menengadah ke samping kiri dan kanan.
(b) Tulang Punggung (Dorsalis)
Tulang punggung memiliki 12 buah tulang yang bersifat agak kaku sebab tulang-tulang di bagian ini hampir semuanya dipersatukan oleh tulang-tulang rusuk.
(c) Tulang Pinggang (Lumbal)
Ada 5 buah tulang yang menyusun tulang pinggang pada daerah ini, biasanya sering terjadi gangguan, misalnya nyeri atau pegal linu.
(d) Tulang Sakral (Sakrum)
Sumber : htt p:// dadang -saksono. bl ogspot.co.i d
Gambar 1.12. Tulang sakral tampak dari depan (a) dan belakang (b)
3) Tulang Dada (Sternum)
Tulang dada terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk pipih, antara lain tulang hulu atau tangkai (manubrium sterni), tulang badan (corpus sterni), dan tulang taju pedang (processus xyphoideus). Bersama lekukan thorax pada tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk membentuk rongga dada (thorax) yang melindungi organ-organ penting seperti jantung, paru-paru, dan pembuluh darah.
Sumber : http://mustaqbalzahir.blogspot.co.id/2014/
Gambar 1.13. Tulang dada dan tulang rusuk
4) Tulang Rusuk (Kosta)
14 sedangkan bagian depan tulang rusuk palsu menempel pada tulang rusuk di atasnya dan bagian belakang menempel pada ruas-ruas tulang punggung.
b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular disebut juga sebagai rangka tambahan. Secara umum, rangka apendikular adalah tulang-tulang penyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki. Rangka apendikular dapat dikelompokkan menjadi gelang bahu, tulang anggota gerak atas, gelang panggul, dan tulang anggota gerak bawah.
1) Gelang bahu
Terdapat dua gelang bahu, yaitu kanan dan kiri. Masing-masing gelang bahu terdiri atas tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat (scapula). Tulang selangka berjumlah 2 buah. Tulang selangka berbentuk seperti huruf “S”. Ujung yang satu melekat pada tulang dada sedangkan ujung yang lain berakhir pada ujung bahu. Tulang selangka menjadi penghubung antara gelang bahu dan rangka tubuh.Tulang belikat berjumlah 2 buah yang berbentuk segi bahu dan taju paruh gagak.
Sumber : htt p://www .perpusku. com/
2) Tulang anggota gerak atas
Tulang anggota gerak atas terdiri atas dua tungkai, kanan dan kiri. Masing-masing terdiri atas
(a) tulang lengan atas (humerus) (b) tulang hasta (ulna)
(c) tulang pengumpil (radius)
(d) 8 tulang pergelangan tangan (carpal) (e) 5 tulang telapak tangan (metacarpal) (f) 14 tulang jari tangan (phalanges)
Sumber : htt p://i mandosz. bl ogspot.co.i d/
Gambar 1.15. Tulang anggota gerak atas
3) Gelang panggul (Pelvis)
Gelang panggul terdiri atas 2 tulang pinggul (coxae) di kanan dan kiri. Gelang panggul sangat stabil dan berfungsi menahan berat tubuh. Tulang panggul terdiri atas tiga bagian, yaitu tulang usus (ileum) berjumlah 2 buah, tulang duduk (iskhium) berjumlah 2 buah, dan tulang kemaluan berjumlah 2 buah.
4) Tulang anggota gerak bawah
Tulang anggota gerak bawah terdiri atas dua tungkai kaki, kanan dan kiri. Masing-masing terdiri atas
16 (b) Tulang tempurung (patella)
(c) Tulang kering (tibia) (d) Tulang betis (fibula)
(e) 7 tulang pergelangan kaki (tarsal) (f) 5 tulang telapak kaki (metatarsal) (g) 14 tulang jari kaki (phalanges)
Sumber : htt p:// cpeng erti an. bl ogspot.co.i d/2013/
Gambar 1.16. Tulang anggota gerak ba wah
4.
Hubungan Antartulang
Artikulasi adalah istilah untuk menyatakan hubungan antartulang. Namun, pada umumnya orang lebih sering menggunakan istilah persendian daripada istilah artikulasi. Sebuah artikulasi terdiri atas dua atau lebih tulang yang berhubungan. Hubungan antar tulang disebut juga persendian (sendi). Persendian adalah tempat antara tulang-tulang atau antara tulang dan tulang rawan. Untuk memungkinkan adanya pergerakan, diperlukan adanya sendi. Sendi dibentuk pada kartilago di daerah sendi. Pada persendian terdapat cairan pelumas yang disebut cairan sinovial. Tulang-tulang disatukan dengan jaringan ikat yang lentur dengan adanya sendi, sehingga terbentuklah rangka dan gerakan-gerakan tulang. Secara fungsional, persendian dibagi menjadi tiga, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
a.
Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang rapat sehingga tidak memungkinkan pergerakan sama sekali. Berdasarkan jaringan yang menghubungkannya, sinartrosis dibedakan menjadi sinartrosis sinfibrosis dan sinartrosis sinkondrosis.
Sinartosis sinfibrosis dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Persendian ini terdapat pada tulang tengkorak. Lekukan pada tulang tengkorak disebut sutura. Adapun sinartrosis sinkondrosis dihubungkan oleh tulang rawan, misalnya hubungan tulang rusuk dan tulang dada.
Sumber : htt ps:// meandbiology.w ordpress. co m/
Gambar 1.17. Persendian sinartrosis sinfibrosis b. Amfiartrosis
18 Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis. Simfisis merupakan persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang tipis. Contoh simfisis adalah sendi antartulang belakang dan pada tulang kemaluan. Adapun sindesmosis merupakan persendian yang dihubungkan oleh banyak jaringan ikat. Contoh sindesmosis adalah sendi antara tibia dan fibula.
Gambar 1.18. Hubungan antartulang belakang termasuk contoh persendian amfiartrosis.
c. Diartrosis
Kedua ujung tulang pada persendian diartrosis dihubungkan oleh jaringan ikat longgar sehingga tulang-tulang dalam persendian tersebut dapat bergerak dengan leluasa. Antara jaringan ikat longgar dan tulang-tulang yang membentuk persendian terdapat ruang yang berisi cairan sinovial berfungsi sebagai pelumas. Berdasarkan tulang pembentuk sendi dan gerakannya, diartrosis dikelompokkan menjadi sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, sendi ovoid/ ellipsoid, dan sendi luncur.
1) Sendi peluru
Sendi peluru merupakan sendi yang dapat digerakkan ke atas, ke bawah, dan ke samping. Pergerakan yang bebas ini dikarenakan bentuk ujung tulang berupa bongkol dan mangkuk. Contoh sendi peluru adalah pada gelang bahu.
Gambar 1.19. Sendi peluru memungkinkan pergerakan ke banyak arah
Pergerakan pada sendi engsel hanya satu arah. Contoh sendi engsel adalah siku dan lutut.
Gambar 1.20. Sendi engsel memungkinkan pergerakan satu arah.
3) Sendi putar
Gerakan pada sendi putar berupa gerakan rotasi dengan satu poros. Contoh sendi putar adalah gerakan memutar kepala (tulang leher dan tulang tengkorak) dan antara tulang hasta dan tulang pengumpil.
Gambar 1.21. Sendi putar memungkinkan pergerakan berputar. 4) Sendi pelana
20
Gambar 1.22. Sendi pelana me mungkinkan pergerakan mirip pelana dengan penunggang kuda.
5) Sendi ovoid/ellipsoid
Sendi ovoid/ellipsoid memiliki kedua ujung tulang yang berbentuk oval. Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan ujung-ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yang dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. Contohnya, hubungan antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.
Gambar 1.23. Sendi elipsoid memi liki bonggol yang ujung -ujungnya sedikit oval.
6) Sendi luncur
Gambar 1.24. Sendi luncur memungkinkan gerakan menggeser.
5.
Kelainan dan Gangguan pada Tulang
Tulang dapat mengalami kelainan dan gangguan. Kelainan dan gangguan dapat disebabkan oleh aktivitas, infeksi kuman, kekurangan vitamin, maupun kecelakaan.
a. Fraktura
Fraktura merupakan retak/patahnya tulang akibat mengalami benturan keras, misalnya karena kecelakaan. Fraktura dibedakan menjadi empat, yaitu fraktura tertutup, fraktura terbuka, fisura (retak), dan remuk. Pemulihan untuk kelainan ini, yaitu dengan mengembalikan pada susunan semula secepat mungkin.
Gambar 1.25. Beberapa jenis fraktura, yaitu (a) fraktura terbuka, (b) fraktura tertutup, (c) remuk, dan (d) retak
22 b. Gangguan pada Tulang Belakang
Tulang belakang dapat mengalami berbagai gangguan. Pada umumnya, gangguan tersebut disebabkan oleh sikap tubuh yang salah. Gangguan tersebut adalah skoliosis, kifosis, dan lordosis.
1) Skoliosis, merupakan kelainan berupa melengkungnya tulang belakang ke arah
samping.
2) Kifosis, adalah jika tulang belakang terlalu membungkuk. Kifosis dapat terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu membungkuk.
3) Lordosis, terjadi jika lengkung lumbar melekuk ke dalam.
Gambar 1.26. Tulang belakang (a) normal, (b) skoliosis, (c) kifosis, (d) lordosis
c. Gangguan Persendian
Persendian dapat mengalami gangguan, seperti artritis, dislokasi, dan ankilosis. 1) Artritis
Artritis adalah peradangan sendi dengan ciri-ciri bengkak, dan gangguan fungsi sendi tersebut. Artritis dibedakan menjadi artritis gout, osteoartritis, dan artritis eskudatif. Artritis gout terjadi karena kegagalan metabolisme asam urat. Osteoartritis disebabkan menipisnya tulang rawan pelindung sendi. Adapun artritis eskudatif disebabkan terisinya rongga sendi oleh getah radang.
Beberapa hal penyebab penyakit ini adalah:
(a) Metabolisme asam urat yang terganggu, sehingga asam urat tertimbun pada sendi. Keadaan ini akan menimbulkan sakit, terutama pada jari- jari tangan maupun kaki. (b) Penumpukan bahan kapur di antara dua tulang sehingga mengakibatkan sendi sulit
digerakkan dan kaku. Biasanya sendi akan membengkak dan terasa sakit.
2) Dislokasi
3) Ankilosis
Gangguan ini menyebabkan sendi tidak dapat digerakkan, disebabkan karena tulang rahang melebur dengan tulang tengkorak.
d. Rheumatism (Rheumatic)
Rheumatism merupakan gangguan rasa sakit pada semua alat gerak, sepeti tulang, otot, ligamen, dan sendi.
e. Osteoporosis
Orang yang menderita kelainan ini, keadaan tulangnya akan rapuh dan keropos. Hal ini disebabkan karena berkurangnya kadar kalsium dalam tulang. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka kadar kalsium akan berkurang sedikit demi sedikit.
Wanita lebih rentan terkena osteoporosis. Ketika seorang wanita mengalami menopause, ia akan kehilangan kalsium dengan cepat. Hal ini akan mengakibatkan tulang keropos. Untuk menghindari hal ini, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium. Susu kalsium dosis tinggi sangat dianjurkan untuk ibu-ibu yang berumur di atas 50 tahun. Selain minum susu, sebaiknya diimbangi pula dengan olahraga yang teratur.
f. Rakhitis
Penyakit rakhitis menyebabkan tulang seseorang menjadi lunak karena tubuh kekurangan vitamin D. Vitamin D berfungsi untuk mengabsorpsi fosfor dan berperan dalam metabolisme kalsium. Penderita ini disarankan banyak mengkonsumsi telur, susu, dan minyak hati ikan. Selain itu, pada pagi hari, penderita disarankan berjemur di bawah sinar matahari karena sinar matahari pagi dapat membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh.
g. Mikrosefalus
24
B.
Otot
Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Otot merupakan alat gerak aktif karena kontraksinya dapat menggerakkan tulang sehingga muncul gerak. Otot akan memendek apabila berkontraksi dan akan memanjang apabila berelaksasi.
Cara melekatnya di tulang, terdapat dua bagian otot, yaitu origo dan insersio. Origo merupakan ujung otot yang menempel di tulang yang kedudukannya tetap (tumpuan) ketika otot berkontraksi. Adapun insersio merupakan bagian otot yang menempel pada tulang yang akan digerakkan ketika otot berkontraksi.
Dalam keseharian, otot lebih dikenal sebagai daging. Berdasarkan letaknya, dalam tubuh manusia terdapat ± 600 jenis otot yang berbeda. Otot tidak hanya menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu dalam tubuh, misalnya, jantung, usus, dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan membesar dan mengecilnya rongga dada, tempat paru-paru berada.
1. Sebagai alat gerak aktif, otot mempunyai tiga karakteristik, yaitu sebagai berikut. 2. Kontraktibilitas, dengan kemampuan ini otot bisa memendek dari ukuran semula. 3. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk berelaksasi atau memanjang.
4. Elastisitas, dengan sifat elastisitas ini otot memiliki kemampuan untuk kembali lagi pada posisi semula setelah berkontraksi atau berelaksasi.
Gambar 1.26. Otot dan tulang, adanya otot, tulang -tulang dapat digerakkan.
1.
Jenis-Jenis Otot
a. Otot Lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot ini melekat pada rangka dan menjadi alat gerak utama. Otot lurik memiliki sel yang berbentuk silindris dan memiliki banyak inti. Otot ini disebut otot lurik, karena pada serabut-serabut panjang otot terdapat garis terang
(isotropi) dan garis gelap (anisotropi) secara bergantian. Irisan melintang otot lurik memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabut-serabut itu tersusun dalam berkas-berkas yang sejajar, dan terikat sesamanya oleh jaringan penyambung yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Ukuran diameter otot ini 50 mikron dengan panjang 2,5 cm.
Berdasarkan mioglobin, otot rangka dibedakan menjadi otot merah dan otot putih. Otot merah mempunyai lebih banyak mioglobin dibandingkan otot putih. Mioglobin adalah pigmen otot yang berfungsi mengikat oksigen. Oksigen yang diikat oleh mioglobin berfungsi untuk respirasi sel-sel otot rangka yang akan menghasilkan energi untuk melakukan aktivitas.
Kerja otot lurik dikendalikan oleh sistem saraf pusat dan disadari. Otot ini akan bergerak jika ada perintah dari otak. Gerak tersebut disebut gerak volunter. Otot ini berperan dalam banyak gerak tubuh yang dikehendaki.
Sekumpulan otot, misalnya otot bisep, ujung-ujungnya berupa tendon untuk melekat pada tulang. Keseluruhan kumpulan otot dibungkus oleh seludang jaringan ikat yang disebut fasia superfasialis. Kumpulan otot ini terdiri atas kumpulan yang lebih kecil lagi yang diseludangi oleh fasia propia.
Kumpulan kecil terdiri atas serabut-serabut otot. Serabut otot secara fungsional merupakan satu sel otot. Jadi, satu serabut otot sama dengan satu sel otot saja.
Satu sel otot dibungkus oleh membran sel (sarkolema). Sel otot terdiri atas miofibril-miofibril. Setiap miofibril terdiri atas dua macam miofilamen, yaitu filamen tipis dan filamen tebal. Filamen tipis terdiri atas 3 macam molekul protein, yaitu aktin, troponin, dan tropomiosin. Adapun filamen tebal terdiri dari satu macam filamen protein, yaitu
miosin.
26 Sarkomer yang satu bergabung dengan sarkomer sebelahnya pada bagian filamen tipis. Daerah ini disebut garis Z. Garis Z dengan filamen tipis yang memberi kesan terang disebut pita I.
Gambar 1.27. Struktur otot rangka
Sarkomer bagian tengah disebut garis M. Sebelah kiri dan kanan garis M, tepatnya yang terdiri atas filamen tebal yang tidak tumpang- tindih olehfilamen tipis pada saat otot kontraksi, disebut zona H. Pita A, daerah gelap, adalah sarkomer yang mengandung filamen tebal dan ditumpang tindih oleh sebagian filamen tipis.
b. Otot Polos
Otot polos sering juga disebut otot organ dalam atau otot viseral. Otot polos terdapat di organ-organ dalam, misalnya di saluran-saluran dalam sistem pernapasan, sistem pencernaan, pembuluh darah, dan saluran ekskresi. Bentuk sel-sel otot polos menyerupai gelendong dengan satu inti di tengah. Jika kita lihat di bawah mikroskop cahaya, otot polos tidak memperlihatkan pola lurik melintang. Permukaannya polos. Sel-selnya mengandung filamen tipis maupun tebal aktin dan miosin, dan filamen tersebut tersusun menjadi fibril kontraktil. Otot polos tidak dikendalikan oleh sistem saraf pusat sehingga otot-otot polos bekerja di luar kesadaran.
Gambar 1.28. Pembuluh darah arteri mempunyai ototpolos yang bekerja di luar kesadaran.
c. Otot Jantung
Otot jantung memiliki struktur mirip dengan struktur otot lurik. Hal yang membedakannya adalah serabut otot jantung memiliki percabangan di serabut-serabut ototnya. Setiap percabangan pada otot jantung terdapat jaringan pengikat yang disebut
discus interkalaris. Otot jantung bekerja di bawah pengaruh saraf tidak sadar, cepat bereaksi terhadap rangsangan, dan tahan terhadap kelelahan. Otot jantung menggerakkan jantung dan jenis sarafnya adalah saraf otonom. Oleh karena itu, otot jantung bekerja di luar kesadaran.
Sel-sel otot jantung memiliki cabang. Sel satu dengan sel lain yang bersebelahan pada sisi pendeknya memiliki sarkolema yang cukup tebal. Sarkolema yang tebal tersebut dinamakan keping interkalar atau sinsitium. Keping ini berfungsi sebagai penguat otot jantung dan membantu menghantarkan rangsang/impuls.
Keistimewaan otot jantung adalah mempunyai struktur seperti otot lurik tetapi bekerja seperti otot polos. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan serambi dan bilik jantung melebar dan menyempit sehingga menimbulkan denyut jantung. Adanya kontraksi dan relaksasi, darah dapat dipompa ke dalam pembuluh-pembuluh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh.
28
2.
Gerak pada Otot
Otot melekat pada tulang dengan jaringan ikat kuat yang disebut tendon. Tendon yang melekat pada tulang yang relatif diam pada saat otot berkontraksi disebut origo. Adapun tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi. Pada persendian terdapat jaringan ikat yang membungkus sendi agar sendi itu tidak terurai. Jaringan tersebut adalah ligamen.
Otot, sendi, dan tulang bekerja sama membentuk suatu gerak. Dalam lengan terdapat beberapa jenis otot, tulang, dan sendi. Ketika kita mengangkat lengan bawah, misalnya, akan terjadi kerja sama antara otot, tulang dan sendi.
Gerak yang dihasilkan dari kerja sama otot, tulang, dan sendi dapat dikelompokkan menjadi gerakberlawanan (antagonis) dan gerak bersamaan (sinergid).
a. Gerak Antagonis
Gerakan ini terjadi jika sebagian atau sebuah otot yang melekat pada tulang yang sama berkontraksi, sementara sebagian atau sebuah otot pasangannya berelaksasi. Contoh gerak antagonis adalah lutut dan siku. Lengan terdapat otot bisep dan trisep, yang menyebabkan gerakan pada siku. Oleh karena kerja otot berlawanan, terdapat beberapa jenis gerakan tulang yang berlawanan, yaitu:
1) otot fleksor (menekukkan) dan ekstensor (meluruskan) 2) otot abduktor (menjauhkan) dan adduktor (mendekatkan) 3) otot depresor (menurunkan) dan elevator (menaikkan)
4) otot supinator (menengadahkan) dan pronator (menelungkupkan) b. Gerak Sinergid
Gerakan Sinergid terjadi jika sekelompok atau pasangan otot berkontraksi atau berelaksasi dalam waktu yang bersamaan dan mengakibatkan satu gerak bagian tubuh. Contoh gerak sinergid, yaitu pada otot-otot punggung dan otot-otot leher.
3.
Kontraksi Otot
Otot memiliki mekanisme khusus untuk berkontraksi. Kontraksi pada otot akan memunculkan gerakan.
a.
Mekanisme Kontraksi Otot
Pada tahun 1955, Hansen dan Huxly, mengemukakan teori sliding filaments
Huxly menemukan dua set filamen, yaitu aktin dan miosin. Aktin dan miosin tersebut bergeser sehingga otot dapat memendek dan memanjang saat otot berkontraksi dan berelaksasi.
Filamen tersebut terdapat di dalam sarkomer. Sarkomer terdapat dalam sel otot. Jumlah filamen dalam satu sarkomer dapat mencapai ratusan hingga ribuan filamen, bergantung jenis ototnya. Filamen-filamen tersebut membangun 80% massa sarkomer.
Gambar 1.30 (a) Otot rangkadari tingkat otot sampai tingkat molekul yangmembangunnya.(b) P osisi aktin dan miosin saat relaksasi dankontraksi.
Pada saat berkontraksi, filamen aktin berikatan dan meluncur sepanjang filamen miosin. Zona H adalah bagian terang, yang berada di antara bagian A yang berupa pita gelap. Pita yang terang disebut pita I. Pada saat berkontraksi, di zona-zona tersebut terjadi perubahan. Pita I dan zona H akan berubah jadi semakin sempit, atau bahkan hilang sama sekali.
Kontraksi otot dipacu oleh potensial aksi dari sinaps sel saraf yang menyebabkan pelepasan ion kalsium (Ca2+) oleh retikulum sarkoplasma (retikulum endoplasma yang
terspesialisasi) di otot. Pelepasan Ca2+ menyebabkan protein regulator tropomiosin dan
30
Gambar 1.31. Perubahan yang terjadidi zona terang dan gelap, yaitu zona H yang terdapat pita A dan pita I, saat oto t berkontraksi.
Segera setelah terbentuk, jembatan penyeberangan tersebut membebaskan sejumlah energi dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis. Proses ini menyebabkan filamen tipis mengerut. Secara keseluruhan sarkomer ikut mengerut yang mengakibatkan otot pun berkerut. Kepala miosin akan lepas dari filamen tipis. Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Akibat dari peristiwa ini, filamen tipis akan lepas dari filamen tebal, dan secara keseluruhan otot akan relaksasi kembali.
Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik. Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan, maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat memanjang berelaksasi.
b.
Energi untuk Kontraksi Otot
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Namun, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP.
glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fosfat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP.
Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terus-menerus, glukosa dapat dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila
kontraksi otot cukup intensif dan terus-menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tidak cepat dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi bagi kontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak memerlukan oksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot dengan segera, walaupun jumlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses aerob.
Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi. Energi digunakan untuk membentuk kembali kreatin fosfat, yang nantinya dapat menghasilkan energi untuk membentuk ATP dari ADP.
Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran darah. Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue).
4.
Gangguan dan Kelainan pada Otot
Seperti halnya tulang, otot dapat mengalami gangguan dan penyakit. Gangguan pada otot dan tulang dapat mengganggu pergerakan manusia. Gangguan dan penyakit pada otot disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi virus, infeksi bakteri, maupun aktivitas.
a. Atropi, keadaan otot yang lisut atau kumpulan otot menjadi kecil. Hal ini terjadi antara lain karena serangan penyakit yang disebabkan oleh virus (virus polio). Selain itu, otot yang jarang digunakan pun kemungkinan akan terserang atropi. b. Tetanus, adalah gangguan otot yang terus-menerus berkontraksi. Sehari-hari
dikenal dengan kejang otot atau kram. Hal ini dapat disebabkan oleh aktivitas otot yang terlalu tinggi. Tetanus yang lain disebabkan oleh kuman penyakit (bakteri
32 c. Hernia, suatu tonjolan dari organ-organ dalam, misalnya usus, melalui
tempat-tempat yang lemah pada dinding perut. Hernia dapat disebabkan oleh faktor usia maupun tekanan yang tinggi di daerah perut.
d. Myesthenia gravis, melemahnya otot-otot muka akibat serangan autoimunitas. Autoimunitas adalah tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan-jaringan tubuh sendiri. Penyakit ini memiliki gejala turunnya kelopak mata, sulit menelan, dan gangguan pernapasan.
Latihan :
Amatilah berbagai jenis olahraga.
a. Permainan olahraga apakah yang memerlukan gerakan yang paling banyak? b. Permainan olahraga apakah yang memerlukan gerakan yang paling sedikit? c. Diskusikan dengan temanmu dan buatlah laporan tertulis dari hasil diskusimu.
JENDELA ILMU
Bersin, batuk, menguap, menggaruk bila gatal, kaget merupakan suatu aksi yang disebut
refleks. Kita melakukan kegiatan tersebut tanpa melalui proses pada otot terlebih dahulu. Refleks
merupakan cara tubuh kita untuk menjaga dan melindungi diri dengan cepat dan aman. Gerak ini
terjadi pada bagian tubuh yang terlibat, sehingga bagian tubuh tersebut bergerak secara
otomatis. Perhatikan Gambar dibawah ini.
Refleks sentakan lutut misalnya, merupakan respons sederhana. Satu ketukan pada lutut akan menyebabkan tarikan pada tendon yang berkaitan dengan otot paha (otot kuadrisep). Akibatnya, kaki bagian bawah ikut tertarik. Reseptor regangan yang merupakan reseptor sensorik menerima tarikan itu. Kemudian, reseptor sensorik mengirimkan informasi ke sinapsis dengan neuron motorik pada sumsum tulang belakang. Selanjutnya, neuron motorik mengirimkan impuls / sinyal menuju otot kuadrisep untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan kaki bagian bawah tersentak ke arah depan. Cobalah mencari salah satu gerak refleks yang dapat kamu cari sendiri penjelasan mengenai mekanisme kerja gerak refleks tersebut.
Rangkuman
1. Gerak pada manusia merupakan perpaduan antara tulang dan otot. Tulang saja tidak akan bergerak, diperlukan otot untuk dapat bergerak, sehingga tulang dapat dikatakan sebagai alat gerak pasif.
2. Berdasarkan penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen, dan matriks.
3. Tulang keras berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak beraturan.
4. Tulang rangka manusia jumlahnya lebih dari 206 tulang. Tulang tesebut dapat dikelompokkan menjadi rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial terdiri atas tulang kepala, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Adapun tulang apendikular terdiri atas tulang gelang bahu, tulang anggota gerak atas, tulang gelang panggul, dan tulang anggota gerak bawah.
5. Hubungan antartulang (artikulasi) dapat dibedakan menjadi sinartrosis amfiartrosis, dan aliran diartrosis. Persendian diartrosis memungkinkan pergerakan leluasa dan dapat dibedakan atas sendi peluru, sendi putar, sendi engsel, sendi elipsoid, sendi pelana, dan sendi luncur.
34 7. Tulang dan otot dapat mengalami gangguan. Gangguan pada tulang, diantaranya
osteoporosis dan mikrosefalus. Adapun gangguan pada otot, di antaranya atrofi dan hernia.
Evaluasi
I. Pilih salah satu jawaban yang benar!
1.
Proses pembentukan tulang disebut ....a. kalsifikasi
b. osteoklas
c. osifikasi
d. osteoblast
e. osteosit
2.
Hubungan antartulang belakang termasuk ke dalam ....a. diartrosis
b. sinartrosis
c. amfiartrosis
d. kifosis
e. lordosis
3.
Hubungan tulang yang sangat rapat pada tengkorak disebut ....a. sutura
b. sendi
c. osifikasi
d. apendikular
4.
Gelang bahu merupakan salah satu contoh dari sendi ....a. engsel
b. putar
c. pelana
d. mati
e. peluru
5.
Perhatikan gambar berikut.Gerakan tersebut merupakan kerja dari otot ....
a. fleksor dan ektensor
b. abduktor dan adductor
c. depresor dan pronator
d. supinator dan pronator
e. entensor dan elevator
6.
Fungsi rangka tubuh sebagai berikut, kecuali ....a. tempat melekatnya otot-otot
b. tempat pembentukan sel-sel darah
c. penyokong dan penopang tubuh
d. tempat penimbunan mineral
36 Untuk menjawab pertanyaan nomor 7 hingga 11, perhatikan gambar berikut.
7.
Anggota tulang aksial ditunjukkan oleh nomor ....a. 1, 3, 4, dan 9
b. 1, 3, 4, 5, dan 9
c. 3, 5, 6 , dan 10
d. 2, 5, 6, dan 10
e. 3, 8, 9, dan 10
8.
Hubungan antartulang pada gambar, antara tulang nomor 5 dan 6 merupakanhubungan ....
a. sendi engsel
b. sendi peluru
c. sendi putar
d. sendi pelana
9.
Tulang pipih terdapat pada gambar dan ditunjukkan oleh nomor ....a. 1
b. 2
c. 5
d. 7
e. 8
10.
Bagian tulang yang berfungsi melindungi organ dalam ditunjukkan pada gambaroleh nomor ....
a. 1 dan 2
b. 5 dan 6
c. 4 dan 8
d. 1 dan 7
e. 3 dan 8
11.
Tulang yang termasuk tulang anggota gerak bawah ditunjukkan oleh nomor ....a. 2 dan 10
b. 8 dan 9
c. 4 dan 5
d. 3 dan 9
e. 6 dan 7
12.
Otot yang melekat pada tulang yang tidak bergerak ketika otot berkontraksiadalah ....
38 b. insersi
c. tendon
d. otot polos
e. ligament
13.
Berikut adalah ciri-ciri otot.1. Letak inti sel di tengah
2. Penampakan lurik di bawah mikroskop
3. Gerakannya di luar perintah otak
Pernyataan tersebut merupakan ciri-ciri dari otot ....
a. lurik
b. polos
c. jantung
d. polos dan otot jantung
e. terdon
14.
Kelelahan otot disebabkan karena banyaknya ....a. asam piruvat
b. asam laktat
c. ATP
d. ADP
e. Glukosa
Aksi yang terjadi pada otot 1 dan 2 adalah ....
a. 1 kontraksi dan 2 kontraksi
b. 1 kontraksi dan 2 relaksasi
c. 1 relaksasi dan 2 kontraksi
d. 1 relaksasi dan 2 relaksasi
e. tidak terjadi aksi
16.
Terjadinya kontraksi otot memerlukan rangsangan dari luar atau dalam, rangsangtersebut diterima oleh ....
a. aktomiosin
b. miofibril
c. sarkolema
d. asetilkolin
e. sarkomer
17.
Jenis kelainan pada tulang belakang antara lain ....a. lordosis
b. miastenia grafis
c. hernia abdominal
d. artritis sika
40
18.
Mekanisme yang terjadi dalam kontraksi otot adalah ....a. memanjangnya ukuran otot akibat geseran molekul aktin dan miosin yang
memerlukan energi dari pemecahan ATP
b. memanjangnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan
energi dari metabolisme aerobik glukosa
c. mengendurnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan ion
kalsium dan fosfat anorganik
d. bergesernya filamen-filamen yang lebih tebal ke filamen yang lebih tipis dan
diperlukan energi dari pemecahan asam piruvat
e. memendeknya ukuran otot akibat zona Z menjadi lebih panjang dan zona H
menjadi lebih pendek yang prosesnya memerlukan energi dari pemecahan
ATP
19.
Dalam sel-sel otot, di samping ATP terdapat molekul khas yang dapatmemanfaatkan energi yang dibebaskan oleh ATP untuk kontraksi otot, yaitu ....
a. asetil kolin
b. adenosin trifosfat
c. aktomiosin
d. adenosin difosfat
e. asam nukleat
20.
Osteoporosis merupakan penyakit pada tulang yaitu …a. infeksi sendi
b. memar
c. keropos tulang
e. retak tulang
II. Jawablah dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan secara singkat mengenai proses pembentukan tulang!
2. Sebutkan fungsi rangka!
3. Sebut dan jelaskan macam dari persendian diartrosis!
4. Apakah perbedaan antara otot polos, otot lurik, dan otot jantung?
5. Ibu Ari menengok tetangganya, seorang bapak, yang mengalami kecelakaan sepeda
motor saat pulang kerja. Bersama Bapak tersebut, anaknya yang berumur 6 tahun ikut
menjadi korban. Keduanya mengalami patah tulang paha. Dokter memberitahukan
bahwa bekas luka si Bapak terkadang akan terasa nyeri, meskipun lukanya sudah
sembuh. Sementara itu, si anak akan sembuh total. Dapatkah Anda jelaskan mengapa
42
BAB 2
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Peta Konsep
Tujuan Pembelajaran
Sistem peredaran darah disebut juga sistem sirkulasi. Sistem peredaran darah adalah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh seperti nutrisi dan oksigen, serta pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Sistem ini juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda-benda asing yang dapat menyebabkan penyakit. Fungsi-fungsi tersebut terkadang digolongkan secara terpisah, yaitu sebagai sistem kardiovaskuler dan limfatik. Organ yang berperan dalam kardiovaskular adalah jantung dan pembuluh darah. Sedangkan sistem limfatik melibatkan kelenjar limfa dan timus, yang menghasilkan atau memodifikasi sel yang disebut limfosit. Limfosit inilah yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan menghancurkan benda-benda asing yang berbahaya bagi tubuh. Namun fungsi-fungsi tersebut melibatkan jaringan yang sama yaitu darah.
A.
Darah
Darah adalah jaringan khusus yang terdiri atas berbagai macam sel yang bersatu dalam cairan yang disebut plasma. Dalam kehidupan sehari-hari, bila kita menyebut darah, hal itu diidentikkan dengan darah yang berwarna merah. Padahal warna merah pada darah tidak selalu tetap, artinya warna itu bisa berubah-ubah. Darah cenderung berwarna merah tua, tetapi terkadang berwarna merah muda. Apakah yang menyebabkan warna darah menjadi demikian? Hal ini bisa terjadi dikarenakan di dalam darah yang berwarna merah muda mengandung kadar oksigen (O2) yang tinggi, sedangkan bila kadar karbondioksida
(CO2) yang tinggi maka darah akan berwarna merah tua.
Darah merupakan cairan tubuh yang meliputi 8% dari berat tubuh seseorang, kira-kira mempunyai volume 4-5 liter. Darah sangat penting bagi tubuh manusia, karena mempunyai peran yang sangat banyak, terutama dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu pula.
Dalam tubuh manusia, darah khususnya berperan sebagai berikut.
1. Alat pengangkut zat-zat yang diperlukan tubuh, misalnya vitamin, gula, lemak, dan air yang diberikan untuk sel dalam jumlah tepat ke seluruh jaringan tubuh. 2. Transportasi oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh, dan transportasi
karbondioksida dari sel-sel seluruh tubuh ke paru-paru.
44 6. Membantu dalam mengatur suhu tubuh.
Begitu banyak fungsi darah sehingga darah merupakan cairan tubuh yang sangat penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain.
1.
Komposisi Darah
Darah manusia memiliki beberapa komposisi penyusunnya. Komposisi darah dapat diperoleh dengan cara memutar darah dalam suatu tabung dengan kecepatan tinggi (sentrifugasi). Dari hasil sentrifugasi, darah sebanyak 4,5 – 6.0 liter akan terpisah menjadi dua bagian, yaitu bagian bawah yang padat dan bagian atas berupa cairan. Cairan pada bagian atas adalah plasma darah (55%), sedangkan bagian bawah terdapat sel-sel darah
(45%).
a.
Plasma Darah
Plasma merupakan cairan yang menyertai sel-sel darah. Plasma ini berwarna
kekuning-kuningan. Plasma darah mengisi sekitar 55% dari total volume darah. Salah satu fungsi plasma darah yaitu mengatur keseimbangan osmosis darah di dalam tubuh. Pada manusia, plasma darah tersusun atas air (90%) dan bahan-bahan terlarut (10%) seperti protein, ion, glukosa, enzim, hormon, kreatin dan urea..
b.
Sel - Sel Darah
Terdapat sekitar 45% sel - sel darah di dalam darah. Sel – sel darah tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
1) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah merupakan penyusun sel-sel darah yang jumlahnya paling banyak. Sel darah merah pada wanita jumlahnya ± 4,5 juta/mm3 darah, sedangkan pada laki-laki ±
5 juta/mm3 darah. Namun, jumlah tersebut bisa naik atau turun, tergantung dari kondisi
seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit adalah (a) Jenis Kelamin
Laki-laki normal jumlah konsentrasi eritrosit mencapai 5,1-5,8 juta/mm3 darah,
sedangkan pada wanita normal 4,3-5,2 juta/mm3 darah.
(b) Usia
Orang dewasa memiliki jumlah eritrosit lebih banyak dibanding anak-anak. (c) Tempat Ketinggian
(d) Kondisi Tubuh Seseorang
Sakit dan luka yang mengeluarkan banyak darah dapat mengurangi jumlah eritrosit dalam darah.
Sel-sel darah merah berbentuk bulat pipih dengan cekungan di kedua permukaannya (bikonkaf). Eritrosit memiliki diameter 75 nm, ketebalan di tepi 2 nm dan ketebalan di tengah 1 nm. Warna sel-sel darah merah disebabkan karena pigmen merah yang disebut hemoglobin (Hb).
Hemoglobin adalah suatu protein yang terdiri atas heme dan globin. Heme adalah suatu pigmen yang mengandung zat besi (Fe). Heme inilah yang menyebabkan darah berwarna merah. Adapun globin adalah sejenis protein yang tersusun atas dua pasang rantai (alfa dan beta). Rantai tersebut berikatan dengan heme yang mengandung zat besi. Dalam peredarannya ke seluruh tubuh, darah diikat oleh Hb yang kemudian diberi nama oksihemoglobin. Selain mengikat O2, Hb juga dapat mengikat CO2 sisa metabolisme tubuh
untuk dibuang melalui organ ekskresi. Hb yang mengangkut CO2 ini disebut
karbominohemoglobin (HbCO2).
Eritrosit dibentuk oleh hemositoblas yaitu sel batang mieloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel-sel pembentuk sel darah merah ini disebut eritroblast. Eritoblast akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari.
46 Sumber : Krieger, 2009
Gambar 2.1. Mekanisme penghantaran gas -gas respiratori oleh oksihemo globin dan karbominohe moglobin
Sisa heme dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.
Pada embrio (bayi), sel-sel darah merah dibentuk di dalam hati dan limfa. Eritrosit dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning saat usia embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.
Pada kasus donor darah, kehilangan darah pada tubuh seseorang akan bisa cepat diatasi karena sumsum tulang akan menghasilkan dan mengembalikan sel darah merah menjadi normal kembali. Namun, pada kasus pendarahan yang hebat misalnya kecelakaan, apabila sel darah merah hilang melebihi laju pembentukannya, akan mengakibatkan seseorang kekurangan sel darah merah, sehingga dapat mengakibatkan anemia. Selain pendarahan, anemia juga disebabkan karena gizi buruk dan infeksi kuman penyakit.
2) Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih ibarat serdadu penjaga tubuh dari serangan musuh. Jika
kita terluka, maka sel darah putih ini akan berkumpul di bagian tubuh yang terkena
luka, agar tidak ada kuman penyakit yang masuk melalui luka itu. Jika ada kuman
yang masuk, maka dia akan segera melawannya. Dapat digambarkan, bahwa akan
terjadi pertarungan antara kuman dengan sel darah putih. Timbulnya nanah pada
luka itu merupakan gabungan dari sel darah putih yang mati, kuman, sel-sel tubuh, dan cairan tubuh.
Sel darah putih mempunyai nukleus dengan bentuk yang bervariasi.
Ukurannya berkisar antara 10 nm–25 nm. Fungsi sel darah putih adalah untuk
melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi di dalam tubuh.
Jumlah sel darah putih lebih sedikit daripada sel darah merah dengan
ribu–9 ribu butir/mm3, namun jumlah ini bisa naik atau turun. Faktor penyebab
turunnya sel darah putih, antara lain karena infeksi kuman penyakit. Pada tubuh
seseorang yang menderita penyakit tifus, sel darah putihnya hanya berjumlah 3 ribu
butir/mm3.
Kondisi sel darah putih yang turun di bawah normal disebut leukopeni. Pada kondisi ini seseorang harus diberikan obat antibiotik untuk meningkatkan daya tahan
dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut dapat meninggal dunia.Pada
orang yang terkena kanker darah atau leukemia, sel darah putih bisa mencapai 20
ribu butir/mm3 atau lebih. Kondisi di mana jumlah sel darah putih naik di atas
jumlah normal disebut leukositosis.
Sel darah putih dibuat didalam sumsum tulang, limfa, dan kelenjar limfa. Jumlah
sel darah putih pada manusia sekitar 5.000–10.000 dalam setiap milimeter kubik darah.
Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan jumlah eritrosit. Sel darah putih hanya berumur
beberapa hari saja, bahkan beberapa jam. Sel darah putih terdiri atas agranulosit dan
granulosit. Agranulosit bila plasmanya tidak bergranuler, sedangkan granulosit bila plasmanya bergranuler.
a) Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada sitoplasma.
Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit. Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk
antibodi. Limfosit berukuran antara 8–14 Pm. Monosit berukuran lebih besar daripada
limfosit, yaitu14–19 Pm. Monosit memiliki inti menyerupai ginjal.
b) Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada sitoplasma.
Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit dibedakan menjadi tiga, yaitu
neutrofil, basofil, eosinofil. Neutrofil memiliki granul-granul yang dapat menyerap zat warna netral. Basofil memiliki granul-granul yang dapat menyerap zat warna bersifat
basa. Adapun granul-granul pada eosinofil dapat menyerap zat warna yang bersifat asam.