• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Heya

Dalam dokumen Sistem Kenaikan Peringkat Dalam Sumo (Halaman 37-43)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SUMO

2.4 Sistem Heya

Sistem heya sumo merupakan sebuah lembaga yang unik serta berpengaruh dalam dunia olahraga sumo. Lembaga ini berfungsi mendidik para

rikishi muda agar dapat menjadi juara sumo. Pada lembaga ini para calon juara juga dididik untuk memahami etiket, disiplin dan nilai-nilai khusus yang menjadi pedoman olahraga sumo, yang tidak sama dengan yang berlaku dalam masyarakat Jepang pada umumnya.

Secara fisik, heya atau istal yang secara harfiah berarti “kamar” adalah sebuah kompleks lengkap dengan segala fasilitas hidup dan latihan. Bagian tingkat atas bangunan merupakan ruang tidur bersama dari para junior dan ruang- ruang tidur semi privat dan ruang-ruang tidur privat dari para rikishi senior. Tingkat bawah adalah ruang latihan tanpa alat pemanas ruang. Ruang latihan ini berlantai tanah keras, dengan galengan yang ditandai batas lingkaran terbuat dari kantung-kantung pasir terpendam seperti yang terdapat di dohyo. Perbedaannya terletak pada lantai ring pertandingan yang tidak ditinggikan seperti panggung. Diameter ring ini 4,55 m. Di bagian samping ring ini ada ruang terbuka, di mana biasanya digelar tikar tatami. Ruang ini tempat para pelatih dan para tamu mengamati latihan gulat (sumo). Ruangan lain yaitu tempat mandi dengan bak- bak untuk berendam (furo). Selain itu juga ada dapur, ruang makan, ruang resepsi. Pada masa kini kira-kira terdapat 49 heya, dan semua rikishi merupakan anggota dari salah satu heya itu. Sepanjang karier hidupnya sebagai rikishi, seorang rikishi akan menjadikan heya sebagai rumah tinggalnya. Bahkan ada juga yang tetap tinggal disana setelah ia pensiun. Pengecualian terjadi hanya bagi sekitori yang telah menikah, yang harus berdiam di tempat lain dengan istrinya, dan pergi ke istalnya hanya untuk berlatih setiap hari. Dalam prakteknya, seorang rikishi baru menikah setelah ia berhasil mencapai peringkat atas.

Jumlah anggota suatu heya tergantung dari kebesaran, ketenaran dan kekayaan heya tersebut. Heya yang besar bisa memiliki anggota sampai puluhan orang. Namun yang kecil hanya memiliki anggota beberapa rikishi saja. Semua heya mempergunakan nama juaranya atau nama juaranya yang telah pensiun (toshiyori) dan menjadi pendiri dari heya yang bersangkutan. Para anggotanya akan berjuang dengan membawa nama heya-nya.

Sepanjang perjalanan karirnya, rikishi sumo profesional terikat dengan serangkaian peraturan yang rumit. Asosiasi sumo mengatur segala segi kehidupan pribadi para rikishi terutama yang berkaitan dengan kehidupan rikishi di dalam suatu komunitas. Pengeluaran suatu heya ditanggung oleh Asosiasi Sumo, ditambah masukan dari sponsor-sponsor klub pecinta heya (koenkai).

Penampilan rikishi sumo dengan gaya rambut klimis dan baju tradisional Jepang membuat rikishi sumo bisa mudah dikenali bila tampil di hadapan publik. Pada saat diangkat menjadi rikishi sumo, rambut rikishi sumo harus dipanjangkan agar bisa ditata seperti model rambut (rambut disanggul pada bagian atas kepala).

Pakaian dan aksesori yang dikenakan juga bergantung pada peringkat sang rikishi. Rikishi kelas Jonidan dan kelas di bawahnya hanya boleh mengenakan harus sandal dari kayu yang disebut boleh mengenakan mantel pendek untuk melapis yukata dan boleh mengenakan

sandal bagus yang disebut

diizinkan untuk mengenakan mantel sutera sesuai dengan selera dan model rambut juga sudah makin bergaya dengan sanggul yang disebut o-ichō.

Rikishi sumo menjalani kehidupan sehari-hari di pusat latihan dengan latihan yang keras. Rikishi junior harus bangun paling awal sekitar jam 05:00 pagi untuk berlatih, sedangkan rikishi kelas sekitori boleh bangun sekitar jam 07:00 pagi. Pada saat rikishi kelas sekitori sedang berlatih, rikishi junior harus melakukan banyak pekerjaan seperti membersihkan rumah, memasak makan siang, menyiapkan air mandi, sampai menyediakan yang mau mandi. Kesempatan mandi juga dibuat bergilir dengan kesempatan pertama mandi berendam diberikan untuk rikishi yang paling senior, diikuti rikishi kelas lebih rendah sampai rikishi paling junior yang mendapat giliran mandi berendam paling akhir. Begitu pula halnya dalam soal makan, rikishi senior selalu mendapat giliran makan lebih dulu.

Rikishi sumo biasanya tidak dibolehkan unt diharapkan unt disiapkan untuk rikishi sumo berupa "sup tradisional sumo berbagai macam ikan, daging, dan sayur-sayuran yang dimasak di dalam panci besar (nabe) agar rikishi sumo bisa cepat menjadi gemuk.

Di petang hari, rikishi junior masih harus melakukan pekerjaan bersih- bersih dan pekerjaan lainnya sementara rikishi kelas sekitori sudah boleh bersantai, termasuk menghadiri acara-acara seperti acara temu penggemar. Rikishi yang masih muda seringkali masih harus pergi ke sekolah, walaupun kurikulum yang diikuti biasanya berbeda dengan anak sekolah biasa. Di malam hari, rikishi kelas sekitori boleh berjalan-jalan dengan para sponsor sementara rikishi junior harus tinggal di pusat latihan. Rikishi junior yang sudah ditunjuk sebagai pelayan

(tsukebito) oleh rikishi senior sering mendapat kesempatan menemani rikishi senior untuk berjalan-jalan. Rikishi senior boleh mengangkat pelayan sebanyak mungkin dan rikishi junior menganggap pekerjaan sebagai pelayan sebagai suatu kehormatan. Rikishi kelas sekitori hanya boleh membawa pelayannya yang paling senior ketika berjalan-jalan di luar.

Kehidupan rikishi Sumo dibagi dalam dua golongan besar yaitu rikishi junior yang melayani dan rikishi senior yang dilayani. Rikishi kelas sekitori diberi kamar sendiri di pusat latihan dan jika sudah menikah boleh tinggal d sendiri sedangkan rikishi junior hanya dibolehkan tidur di asrama. Perlakuan rikishi senior terhadap rikishi sumo yang baru direkrut kabarnya sangat kejam sehingga banyak rikishi junior tidak tahan dan memutuskan untuk mengundurkan diri.

Suatu heya diurus oleh seorang pengurus (oyokata) melalui pengendalian mutlak. Semua oyokata adalah mantan rikishi senior dan merupakan anggota Asosiasi Sumo Jepang. Mereka ini umumnya merupakan anggota heya itu sendiri. Seorang pengurus heya biasanya telah menikah dan berdiam di bagian tersendiri di dalam kompleks istal dengan istrinya. Istri pengurus heya disebut dengan istilah okamisan. Peran di belakang layar dari seorang okamisan sangat penting, karena dialah yang melancarkan pengoperasian sebuah heya. Namun tugasnya tidak termasuk memasak dan mencuci pakaian para rikishi. Adakalanya pada masa silam dan juga terjadi pada masa kini, seorang juara yang telah pensiun meninggalkan heya-nya yang lama untuk mendirikan yang baru. Apabila perpecahan itu berlangsung dengan baik, ia diperkenankan untuk menjadi anggota klan (ichimon) dari heya-nya yang lama, sehingga menciptakan hubungan seperti

antara anak dan orang tuanya. Akibatnya ada heya yang berkuasa dan mapan yang memiliki satu sampai tiga heya anak di dalam ichimon-nya. Pada masa silam hubungan ini melemahkan gairah persaingan dalam pertarungan, sebab anggota sebuah ichimon tidak diwajibkan untuk saling bertarung. Namun pada masa kini peraturan itu hanya berlaku di antara anggota dari suatu heya saja. Secara tradisional heya-heya terkonsentrasi di kawasan Ryogoku di kota Tokyo, di tepi sungai Sumidagawa, dan juga di kawasan di dekat wilayah Edogawa dan Koto.

Dalam dokumen Sistem Kenaikan Peringkat Dalam Sumo (Halaman 37-43)

Dokumen terkait